Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Belantara

Oleh

image-gnews
Iklan
Ada yang membeli, ada yang memberi. Manusia saling bertemu dalam cara-cara yang berbeda. Barangkali itulah yang membuat sejarah tak sepenuhnya sejarah kemerdekaan, tapi juga tak sepenuhnya represi. Meskipun seandainya hidup kita adalah terus-menerus satu arena pertarungan, sebuah rimba yang tak pernah habis.

Tapi benarkah "seandainya"? Jika ada yang bisa disimpulkan dari zaman ini—ketika pasar jadi sebuah kekuatan yang merasuk ke seantero planet, dan perdagangan menjamah tanpa batas—ialah bahwa kita hidup seperti dalam sebuah lakon Brecht.

Bertolt Brecht menulis Di Belantara Kota-Kota dengan sebuah fantasi tentang Chicago antara tahun 1912 dan 1915 dan seorang pemuda yang disebut Garga. Pada suatu hari di perpustakaan tempat ia bekerja, datang orang-orang yang aneh. Yang terdepan memperkenalkan diri sebagai "Shlink, pedagang kayu gelondongan". Ia seorang Malaya.

Shlink datang untuk meminjam sebuah buku, katanya. Tapi ternyata tidak. Ia tak mau memilih buku yang hendak disewanya. Ia meminta Garga, sang penjaga perpustakaan, untuk memilihkannya. Ketika Garga kembali dengan sebuah pendapat tentang buku yang ditawarkannya, Shlink tiba-tiba berkata, "Saya akan beli opini Tuan. Sepuluh dolar cukup?"

"Ambil saja sebagai hadiah," jawab Garga.

Tapi Shlink mendesak. Ia akan membayar opini dengan harga 40 dolar meskipun Garga tetap menampik. Ya, ia memang miskin. "Keluargaku hidup dari ikan yang busuk," katanya. Tapi ia bukan pelacur. Ia tak peduli betapa kasihannya para tetangganya melihat nasibnya. Ia bahkan tak peduli kekasihnya, Jane Larry, kelaparan dengan upah yang kurus kering sebagai penjahit. Garga teguh. Dan tiba-tiba Shlink mengatakan, dengan gembira, dengan kagum, "Kau seorang pengkelahi."

Shlink memang datang untuk melawannya. Mentakjubkan memang, bahwa ia sudah mengetahui seluk-beluk hidup Garga sebelum mereka bertemu. Brecht memang menulis sebuah lakon yang hampir surealistis, dengan adegan, perubahan posisi, latar dan peristiwa yang bergantian seperti mimpi buruk. Tapi metafornya utuh: pergulatan Garga yang muda dan Shlink yang berusia 51 tahun berlangsung seperti tinju atau gulat, di atas sebuah medan laga, di sepetak Ringkampf.

Pergulatan itu lebih dari sekadar cerita kemurnian jiwa yang melawan uang (sebuah tema yang klise). Memang, perdagangan semula soal sentral di sini. Kata pedagang kayu gelondongan dari Malaya itu: Perhatikan bagaimana hal-ihwal terjadi di planet ini, dan berjualanlah. Jual beli adalah perilaku universal, sebab itu kita mau tak mau harus mengikutinya. Coba saja. Garga mengusir tawaran agar ia memperdagangkan opininya, dan ia mengira ia merdeka. Tapi ternyata tubuhnya sudah terbeli sebagai pelayan perpustakaan milik C. Maynes.

Ketika ia dipecat, ia berseru, "Inilah kemerdekaan!" Tapi ia tahu ia hanya bebas di satu posisi. Tanpa kerja, ia pun bergabung dengan Shlink dan kroninya. Ia sadar: "Mereka telah memasang harpun ke diriku dan menarikku masuk. Aku bisa rasakan talinya".

Tetapi yang menarik ialah bahwa akhirnya Shlink sendiri menyerahkan semua miliknya kepada Garga. Ada semacam masokhisme pada diri Shlink: ia menikmati penindasan. "Mulai hari ini, Tuan Garga," katanya kepada Garga, "aku letakkan nasibku di tangan Tuan…. Mulai hari ini, akulah budak Tuan... dan Tuan akan jadi Majikanku yang jahat."

Memberi, dan bukan membeli, di sini tak dengan sendirinya menghasilkan pembebasan. Tak ada uang yang dipergunakan dalam transfer itu, tak ada komodifikasi, tetapi tetap saja sesuatu yang dikukuhkan oleh kapitalisme dewasa ini berlaku: milik adalah kekuasaan, bukan beban.

Mungkin karena itu ketika Garga menghibahkan seluruh milik Shlink kepada seorang anggota Bala Keselamatan—yang berkhotbah tentang Tuhan—ia melakukannya dengan sebuah upacara: Shlink meludahi muka pengkhotbah itu. Dan sang pengkhotbah, dengan tangan gemetar dan berair mata, menerima penghinaan itu. Dalam lakon ini ia akan dirundung malu terus-menerus dan mencoba membunuh diri, meskipun gagal.

Yang lebih gelap, dalam lakon Brecht ini, bukanlah lantaran semua hal-ihwal akhirnya dirantai oleh milik dan kekuasaan, tapi sesuatu yang ada bersama itu: manusia pada akhirnya saling memandang dengan dingin. Masing-masing dalam isolasi. "Isolasi yang tak putus-putusnya itu bahkan membuat kita mustahil mencapai permusuhan," ujar Garga dengan pahit. Ia tak hendak menghancurkan Shlink dengan tangannya sendiri—sesuatu yang dikehendaki orang Malaya yang dibesarkan dalam siksaan di jung di Sungai Yangtze itu. Ia menyerahkan orang berkulit kuning itu untuk dikeroyok dan digantung di Chicago. Shlink memilih sesuatu yang lebih sunyi: harakiri.

Tapi benarkah sejarah, yang tak sepenuhnya sebuah cerita kemerdekaan, terdiri dari kisah-kisah manusia yang saling tak bertaut? Juga melalui membeli dan memberi? Lakon Brecht terlampau muram bicara. Sebab, dalam kehidupan setiap hari toh masih ada yang disebut oleh Garga sebagai "satu-satunya berkah dalam gelap", yaitu "cinta, kehangatan tubuh yang berdekatan". Dengan itu kita bisa bernapas, setidaknya bertahan dari soal jual beli kehidupan dan dari suasana ketika benda-benda memasang jaring kekuasaannya.

Goenawan Mohamad

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profi Lloyd Austin

3 menit lalu

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (kiri) menyambut kedatangan Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Lloyd J. Austin III sebelum melakukan pertemuan tingkat menteri pertahanan ASEAN dan AS di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu 15 November 2023. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/foc.ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profi Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut profil Lloyd Austin.


KPPU: Penegakan Hukum Pinjol Pendidikan Masih Tahap Penyelidikan Awal

3 menit lalu

Ilustrasi pinjaman online. Freepik
KPPU: Penegakan Hukum Pinjol Pendidikan Masih Tahap Penyelidikan Awal

Pada Februari 2024, KPPU menyatakan memanggil empat perusahaan pinjol yang berikan pinjaman pendidikan kepada mahasiswa.


Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

4 menit lalu

Jet tempur Sukhoi Su-35 melaju di sepanjang lapangan terbang selama forum teknis militer internasional
Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

Sukhoi Su-35 merupakan pesawat tempur generasi 4++ yang dilengkapi dengan teknologi canggih


Ini 7 Manfaat Utama Mulai Investasi dengan Segera

4 menit lalu

Ini 7 Manfaat Utama Mulai Investasi dengan Segera

Investasi menjadi salah satu langkah keuangan yang wajib dilakukan oleh semua orang.


MK Siapkan Dokter hingga Tukang Pijat untuk Hakim Konstitusi

6 menit lalu

Juru Bicara Mahkamah Konstitusi (MK) Fajar Laksono saat ditemui di Gedung MK, Jakarta Pusat pada Ahad, 21 April 2024. TEMPO/Yohanes Maharso Joharsoyo
MK Siapkan Dokter hingga Tukang Pijat untuk Hakim Konstitusi

MK akan menangani ratusan perkara sengketa Pileg 2024.


Laporan Dugaan Korupsi Impor Emas oleh Eko Darmanto Masih Ditindaklanjuti Dumas KPK

9 menit lalu

Juru bicara KPK, Ali Fikri, memberikan keterangan kepada awak media, di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Rabu, 24 April 2024. KPK mengirimkan kembali surat pemanggilan kepada Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali (Gus Muhdlor), yang telah ditetapkan sebagai tersangka, untuk kooperatif hadir memenuhi panggilan penyidik menjalani pemeriksaan pada hari Jumat, 3 Mei 2024 mendatang, dalam perkara dugaan tindak pidana korupsi berupa pemotongan dan penerimaan uang kepada pegawai negeri di Lingkungan Badan Pelayanan Pajak Daerah Kabupaten Sidoarjo. TEMPO/Imam Sukamto
Laporan Dugaan Korupsi Impor Emas oleh Eko Darmanto Masih Ditindaklanjuti Dumas KPK

Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri, mengatakan laporan yang disampaikan bekas Kepala Bea Cukai Yogyakarta, Eko Darmanto, masih ditindaklanjuti.


Ketua Umum PSSI Erick Thohir Anggap Target Lolos ke Final Piala Asia U-23 2024 Logis

12 menit lalu

Pelatih timnas Indonesia, Shin Tae-yong (kanan) bertemu dengan Ketua Umum PSSI Erick Thohir di Jakarta, Rabu, 13 Maret 2024. Kredit: Tim Media PSSI.
Ketua Umum PSSI Erick Thohir Anggap Target Lolos ke Final Piala Asia U-23 2024 Logis

Timnas Indonesia U-23 terus mencetak sejarah di Piala Asia U-23 2024. Di babak semifinal, Indonesia menunggu pemenang Uzbekistan vs Arab Saudi.


PNM Ikuti 57th APEC SMEWG

14 menit lalu

PNM Ikuti 57th APEC SMEWG

Sebagai tulang punggung pengembangan Usaha Ultra Mikro Indonesia, PNM aktif dalam mengatasi persoalan serius yang dihadapi antara lain permasalahan akses pembiayaan, akses pemasaran, entrepreneurship, hingga penciptaan ekosistem digital di sektor usaha ultra mikro.


Albertina Ho Tanggapi Pernyataan Nurul Ghufron soal Surat Edaran Dianggap Tak Berstatus Hukum

14 menit lalu

Anggota Dewas KPK Albertina Ho memberikan keterangan soal keributan dirinya dengan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron, di Gedung C1 KPK pada Jumat, 26 April 2024. Tempo/Bagus Pribadi
Albertina Ho Tanggapi Pernyataan Nurul Ghufron soal Surat Edaran Dianggap Tak Berstatus Hukum

"Ah biar sajalah. Kan Ketua PPATK sudah bilang, ada aturannya kan," kata Albertina Ho.


Kaesang Berharap PSI Dapat Satu Kursi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

15 menit lalu

Ketua Umum DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Kaesang Pangarep, resmi membuka pendaftaran bakal calon kepada daerah untuk Pilkada 2024 pada 26 April hingga 1 Agustus 2024. Acara berlangsung dalam penutupan pembekalan anggota legislatif terpilih PSI di Hotel Aryaduta, Menteng, Jumat 26 April 2024. TEMPO/Intan Setiawanty
Kaesang Berharap PSI Dapat Satu Kursi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Tak sedikit kader PSI yang minta dua jatah kursi. "Satu-satu dulu, lobby-nya susah," ujar Kaesang menimpali.