Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Besi

Oleh

image-gnews
Iklan
Tuhan, dalam bayangan mereka, adalah Tuhan yang menaklukkan. Ia adalah Tuhan dengan tangan besi.

Di Amerika mereka menyebut diri kelompok Rekonstruksionis. Ada juga yang lebih jauh, dan menyebut diri Christian Identity. Di Israel mereka adalah Gush Emunim dan bersama itu kaum "Kookis". Di pelbagai negeri mereka adalah Jihad Islam. Di Indonesia mungkin punya nama lain. Mereka tidak satu. Bahkan bisa bertentangan dengan sengit. Tapi sebenarnya mereka berdekatan. Mereka sama-sama menganut satu hal yang dengan pesat berkembang di- dalam tiga agama monoteis itu sampai dengan awal abad ke-21: teologi dengan militansi, iman dengan kebencian. Dengan itu mereka saling memperkuat, seakan-akan dalam pakta yang tak sadar.

Kaum Rekonstruksionis adalah contoh yang bagus. Bagi mereka, hidup terancam oleh kaum "humanis sekuler". Sebuah peradaban Kristen, kata mereka, harus didirikan untuk mengalahkan Setan. Juga untuk mempercepat Kerajaan yang dijanjikan. Jika nanti Kerajaan Allah itu datang, agama dan negara tidak lagi dipisahkan. Demokrasi, sebuah paham yang murtad, akan dihapuskan. Masyarakat akan diatur menurut yang digariskan Injil. Tiap hukum yang ada di sana harus dijalankan secara persis, dan sebab itu harfiah. Perbudakan akan dihidupkan lagi. Keluarga berencana akan ditumpas. Para pezinah, kaum homoseksual, dan ahli astrologi (juga nenek sihir) harus dihukum mati. Anak yang tak mau patuh akan dirajam.

Kaum pendukung Christian Identity di Amerika Serikat punya perspektif yang lebih seram. Negara Amerika bagi mereka telah dikuasai ZOG (Pemerintahan Pendudukan Zionis), dengan kendali Setan dan Yahudi. Sebab itu layak dihancurkan. Perang di Hari Penghabisan akan terjadi, dan orang kulit putih akan habis. Para penganut Christian Identity sebab itu mempersiapkan diri dengan menghimpun senjata dan mesiu. Mereka siap membunuh para pejabat dan petugas negara. Pada suatu hari di bulan April 1995, gedung pemerintah federal di Oklahoma City diledakkan, dan sejumlah orang dan anak-anak mati.

Hidup yang tegang di bawah bayang-bayang Tuhan yang serba curiga, hidup yang harus dibebaskan dengan kekerasan—dari mana gerangan persepsi ini datang? Aneh atau tak aneh, dua abad setelah Pencerahan, agama tak serapuh yang diduga semula. Dua abad setelah Pencerahan, kebudayaan modern menuntut sesuatu yang sangat berat. Ia memang menyumbang banyak hal bagi kelanjutan hidup. Tetapi Karin Armstrong, dalam bukunya yang baru, The Battle for God, menunjukkan juga segi lain dari modernitas: harga-diri yang terganggu. Mungkin juga kebingungan yang laten.

Di satu pihak Pencerahan dan humanisme menegaskan bahwa manusia adalah pengukur segala hal. Tapi di lain pihak ilmu pengetahuan menunjukkan bagaimana ia hanya penghuni sebuah pojok. Kopernikus memulai pemikiran bahwa bumi, tempat tinggal manusia, ternyata cuma satu noktah kecil dalam alam semesta. Kant berkata tentang keterbatasan yang lain: kita sebenarnya tak pernah bisa pasti benarkah pikiran kita cocok dengan realitas di luar kepala kita. Dan kita tahu apa kata Darwin dan Freud. Manusia tidak diciptakan menurut Wajah Tuhan, melainkan buah dari sebuah evolusi yang bermula dari bentuk yang lebih sederhana—dan sampai akhir ia tetap saja bukan makhluk yang rasional dan rapi. Di balik perilaku manusia yang tampak mulia, dalam sorotan Freud, ada bergerak segudang libido.

Tapi penjelasan seperti itu tetap saja tidak menjawab mengapa orang Gush Emunim di kalangan Yahudi bukan saja hendak menghalau orang Palestina, tapi juga kaum Zionis sekuler. Kebingungan modernitas tak menerangkan kenapa para pengikut Shukri Mustofa menganjurkan mufsalah kamilah (perpisahan total) dari negeri Mesir yang didirikan Nasser, dan akhirnya membunuh Presiden Sadat—sebagaimana Rabbi Meir Kahane menyerukan agar orang Yahudi mengisolir diri hingga sesedikit mungkin punya kontak dengan "apa yang asing", dan akhirnya ada yang membunuh Perdana Menteri Rabin.

Barangkali pada akhirnya memang bukan modernitas itu sendiri yang jadi perkara. Karin Armstrong sendiri dengan tepat menunjukkan bahwa fundamentalisme bukanlah sebuah gerakan kuno. Justru sesuatu yang modern. Kaum fundamentalis Protestan membaca Injil secara harfiah dan rasional, sangat berbeda dengan spiritualitas pra-modern yang membacanya dengan semangat mistis dan alegoris. Kaum fundamentalis Islam juga lebih melihat iman sebagai bagian ilmu pasti. Dengan itu dunia di luar diri—yang "bukan-aku"—dipisahkan, ditaklukkan. Dunia bukan sesuatu yang indah. Ia sesuatu yang harus kalah.

Goenawan Mohamad

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pameran K-Pop D'Festa Siap Hadir Selama 45 Hari di Jakarta, Catat Tanggalnya

1 jam lalu

Konferensi Pers Pameran K-Pop D'Festa 2024 di Jakarta/Tempo-Mitra Tarigan
Pameran K-Pop D'Festa Siap Hadir Selama 45 Hari di Jakarta, Catat Tanggalnya

Para penggemar K-Pop akan segera dimanjakan dengan pameran K-Pop D'Festa, di Jakarta.


Perjalanan Politik Nikson Nababan Menuju Gubernur Sumatera Utara

2 jam lalu

Perjalanan Politik Nikson Nababan Menuju Gubernur Sumatera Utara

April yang lalu, suasana kediaman Tuan Guru Batak (TGB) Syekh Dr. H. Ahmad Sabban El-Ramaniy Rajagukguk, M.A di Simalungun menjadi saksi pertemuan penting antara Nikson Nababan, Ketua DPC PDI Perjuangan Tapanuli Utara, dengan tokoh agama yang berpengaruh.


MK Gelar Sidang Sengketa Pileg Mulai Pekan Depan, KPU Siapkan Ini

2 jam lalu

Sidang putusan perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2024 dihadiri 8 hakim, gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta, Senin, 22 April 2024.  TEMPO/ Febri Angga Palguna
MK Gelar Sidang Sengketa Pileg Mulai Pekan Depan, KPU Siapkan Ini

Terdapat 16 partai politik yang mendaftarkan diri dalam sengketa Pileg 2024.


FFI Pertimbangkan Penambahan Kategori Baru di Festival Tahun Depan

2 jam lalu

Ketua Bidang Penjurian FFI 2024-2026 Budi Irawanto. Foto: Instagram.
FFI Pertimbangkan Penambahan Kategori Baru di Festival Tahun Depan

FFI masih harus mendiskusikan hal tersebut sebagai kategori baru sehingga belum bisa ditambahkan pada FFI 2024.


Terobos Lampu Merah, Menteri Ekstremis Israel Ben-Gvir Kecelakaan

2 jam lalu

Kendaraan Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir terlibat dalam kecelakaan di Ramle pada 26 April 2024. (Screencapture/X)
Terobos Lampu Merah, Menteri Ekstremis Israel Ben-Gvir Kecelakaan

Mobil Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir terbalik dalam kecelakaan mobil karena menerobos lampu merah


Hasil Piala Asia U-23, Uzbekistan Taklukkan Juara Bertahan Arab Saudi

2 jam lalu

Timnas Uzbekistan saat melawan Timnas Arab Saudi, di perempat final Piala Asia U-23 2024. Foto/Video/rcti
Hasil Piala Asia U-23, Uzbekistan Taklukkan Juara Bertahan Arab Saudi

Uzbekistan akan menjadi lawan Indonesia di semifinal Piala Asia U-23 pada Senin, 29 April 2024.


Youtuber Jang Hansol dan Food Vlogger Om Kim Senang Indonesia Kalahkan Korea Selatan

3 jam lalu

Youtuber, Jang Hansol. Foto: Instagram.
Youtuber Jang Hansol dan Food Vlogger Om Kim Senang Indonesia Kalahkan Korea Selatan

Jang Hansol menyebut kekalahan Korea Selatan dari Timnas U-23 bisa menjadi pembelajaran berharga bagi sepak bola di negaranya.


'Serius' Bebaskan Sandera Israel, Hamas: Bebaskan Juga Tahanan Palestina

3 jam lalu

Tslil Ben Baruch, 36, memegang plakat ketika para demonstran menghadiri protes 24 jam, menyerukan pembebasan sandera Israel di Gaza dan menandai 100 hari sejak serangan 7 Oktober oleh kelompok Islam Palestina Hamas, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas.  di Tel Aviv, Israel, 14 Januari 2024. REUTERS/Alexandre Meneghini
'Serius' Bebaskan Sandera Israel, Hamas: Bebaskan Juga Tahanan Palestina

Hamas menekankan empat syaratnya bahkan ketika 18 negara mencoba meningkatkan tekanan pada kelompok tersebut untuk mencapai kesepakatan.


Usai Temukan 3 Korban Tewas Tanah Longsor, Basarnas Imbau Sebagian Warga Garut Mengungsi

3 jam lalu

Proses evakuasi korban tewas tertimbun tanah longsor di Kampung Sirnagalih, Desa Talagajaya, Kecamatan Banjarwangi, Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada Jumat 26 April 2024. (ANTARA/HO-Basarnas Garut)
Usai Temukan 3 Korban Tewas Tanah Longsor, Basarnas Imbau Sebagian Warga Garut Mengungsi

Warga yang tinggal di perbukitan dan lereng diminta mengungsi untuk meminimalisir korban bencana tanah longsor sepanjang musim pancaroba saat ini.


Persoalan yang Bisa Muncul Akibat Menikah karena Dijodohkan

3 jam lalu

Ilustrasi suami istri konsultasi ke dokter. redrockfertility.com
Persoalan yang Bisa Muncul Akibat Menikah karena Dijodohkan

Perjodohan memang tak selalu berjalan mulus apalagi bila tanpa cinta. Berikut beberapa persoalan yang bisa muncul bila menikah karena dijodohkan.