Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pungguk

Oleh

image-gnews
Iklan


Ada bau bangkai,
ada bekas kegagalan, ada jejak mereka yang tersesat. Kemerdekaan adalah sebuah jembatan yang dibelah tujuh.

Ada sesuatu dalam diri kita yang seperti si burung pungguk. Sebuah pepatah Melayu menggambarkan seekor burung buruk yang pada malam hari hinggap di dahan yang tenang dan memandang ke langit. Ia memandang ke bulan. Orang-orang tua kita memakai adegan itu untuk melukiskan sebuah hasrat yang sia-sia, sebuah cinta yang tak sampai, ''Bagai pungguk merindukan bulan." Dan kita seakan-akan mendengar suara unggas yang serak, suram, sedih, seperti suara cinta murung Billie Holiday: I am a fool to want you….

Ada selalu dalam diri kita yang seperti seekor burung pungguk, dengan atau tanpa kisah cinta yang tak terbalas. Kita terbang untuk mendapatkan, tapi tak mampu menjangkau apa yang diniatkan. Di bawah kita: gaya berat bumi. Kita harus hinggap di dunia yang kontingen, di pohon yang tumbuh dari tanah dan menjulang dalam waktu yang berubah.

Kesadaran itu kini tiba-tiba penting. Ia bukan keasyikan seorang pemikir yang berbaring sendirian. Ia menyangkut orang banyak—terutama jika kita masih belum ingin menelan pil tidur seraya membaca berita Indonesia dari hari ke hari sejak 1999: penganggur yang berjumlah 38 juta, utang swasta yang mencapai sekitar $ 100 miliar, korupsi yang kian meruyak, pembunuhan dan hukum rimba yang belum berakhir….

Pernah, pada suatu hari, suara paling penuh harap adalah suara mereka yang menyerukan ''reformasi". Hari itu ada kemarahan, tapi juga amat kuat harapan. Sebuah kekuasaan yang bertumpu pada intimidasi dan korupsi harus ditumbangkan. Indonesia mesti dilahirkan kembali, dan bisa. Dan ternyata di tahun 1998 kekuasaan itu runtuh, tapi dua tahun kemudian tak ada lagi yang menyuarakan harapan. Yang terdengar: cemas, cemas, cemas. Dan kepemimpinan yang hilang.

Kritik kini memang bebas diteriakkan, tapi pemerintah hanya menggemari leluconnya sendiri. Parlemen cuma segudang brisik. Semua orang seakan terjebak di gang buntu di sebuah kampung orang gila. Yang dulu pernah berharap, yang dulu pernah punya agenda, yang dulu melihat bahwa nun di sana ada titik yang gilang-gemilang seperti bulan kini telah tiba pada sebuah kesimpulan: ''Kami hanya burung-burung punduk."

Berputus asa? Atau bertambah bijaksana? Hanya ini yang kita ketahui: masa depan yang dijanjikan itu tak memberi isyarat akan datang. Mungkin tak akan pernah datang. Dalam arti itu, reformasi atau revolusi tak pernah berakhir. Dulu Sukarno sering mengutip kata-kata Nehru, ''For a fighting nation there is no journey's end." Indonesia kemudian mengalaminya sendiri.

Di tahun 1945, Indonesia berdiri dengan harapan. Kemerdekaan (dalam kiasan Bung Karno) adalah sebuah ''jembatan emas" ke arah ''masyarakat yang adil dan makmur". Tapi dengan segera kita tahu ada yang salah dalam metafor itu. Ternyata jembatan itu adalah sebuah konstruksi yang dibangun terus-menerus dan sebab itu menumpuk-unggunkan runtuhan, menggerogoti bumi dan membuat lubang-lubang yang menganga seperti liang lahat yang acak. Ada bau bangkai, ada bekas kegagalan, ada jejak mereka yang tersesat. Kemerdekaan adalah sebuah jembatan yang dibelah tujuh.

Apa akhirnya? Tahun 1945: setelah kemerdekaan, kekecewaan. Tahun 1958: Bung Karno ingin mengobati kekecewaan itu dan ia menyerukan ''penemuan kembali revolusi kita". Hasilnya: keambrukan ekonomi, kemacetan politik dan konflik yang meledak menjadi pembantaian. Tahun 1966: ''Orde Baru" ingin mengoreksi apa yang dicoba di tahun 1958 dengan pembangunan ekonomi. Hasilnya penindasan. Tahun 1998: Reformasi (juga sebuah koreksi) dikibarkan. Hasilnya….

Agenda politik silih berganti. Tampaknya tiap hasil hanyalah sebuah kerja yang ''belum selesai, belum apa-apa", seperti kata Chairil Anwar dalam sebuah sajak tentang mereka yang gugur untuk Indonesia yang merdeka. ''Kerja belum selesai", dan itu berarti sebuah hamparan reruntukan. Kian lama puing itu kian menjulang, dan kita, yang melihatnya—seraya terbang maju bagaikan sang Malaikat Sejarah—akhirnya akan cuma menyerah: sekali punduk tetap punduk.

Dengan kata lain, kita akan kecut hati, dan dunia tampak tetap bandel, dan bulan begitu jauh. Tapi apa yang terjadi seandainya sejarah tak bergerak karena dunia tak dicoba diubah?

Kita ragu adakah kita punya banyak pilihan. Kita bisa untuk tak percaya bahwa hal-ihwal yang merundung kita (korupsi & kekerasan & Gus Dur & kekacauan) saling berkait sebagai satu totalitas. Kita bisa memilih untuk tak mengubah dunia secara lengkap. Kita bisa memecahkan soal hanya tatkala satu soal memergoki kita. Kita sadar kita tak punya lagi ''narasi agung". Kita tak percaya lagi ada sebuah Sebab Besar yang hadir. Tapi tidakkah, seperti kata Slavoj Zizek, langkah setapak-setapak itu hanya sebuah politik ''reformis" yang menolak utopia, yang sebenarnya sebuah ''jalan pintas yang tak sah"?

Barangkali kita akhirnya memang tak bisa menyalahkan si pungguk. Ia memang merindukan bulan. Tapi bulan itu, sesuatu yang riil, menyediakan sebuah arah, yang bersih terangnya dan kuat pukaunya. Sebuah arah yang menggairahkan adalah sebuah sumber enersi. Lalu kita pun menempuh perjalanan, dan kita akan mencapai satu titik untuk kemudian berangkat ke titik lain: sebuah progresi, bukan gerak mabuk yang sebenarnya berhenti.

Tentu, bulan tetap bulan dan si pungguk tak mungkin sampai. Tapi sejarah tampaknya bergerak karena kita punya harapan, yang mustahil, dan perlu.

Goenawan Mohamad

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengapa Netanyahu Menolak Gencatan Senjata dengan Hamas?

7 menit lalu

Militer Israel beroperasi di Penyeberangan Rafah sisi Gaza, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di Jalur Gaza selatan, 7 Mei 2024. Israel Defense Forces/Handout via REUTERS
Mengapa Netanyahu Menolak Gencatan Senjata dengan Hamas?

Israel menolak gencatan senjata dan melancarkan operasi di Rafah, sehingga menimbulkan kekhawatiran bahwa perang di Gaza akan berlarut-larut.


4 Pejabat Kementan Mengaku Terpaksa Penuhi Permintaan Syahrul Yasin Limpo karena Takut Dipecat

8 menit lalu

Terdakwa kasus pemerasan dan gratifikasi di Kementerian Pertanian Syahrul Yasin Limpo (kiri) mengikuti sidang lanjutan di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Senin, 29 April 2024. SYL disangkakan dengan Pasal 12 huruf e dan 12B UU No. 20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo Pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHP. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
4 Pejabat Kementan Mengaku Terpaksa Penuhi Permintaan Syahrul Yasin Limpo karena Takut Dipecat

Empat pejabat di Kementerian Pertanian kompak menjawab terpaksa memenuhi permintaan Syahrul Yasin Limpo karena takut dipecat atau dimutasi.


Ikuti 4 Turnamen Tur Asia, Sabar / Reza Targetkan Bisa Masuk 20 Besar Ranking BWF

13 menit lalu

Ganda putra Indonesia Sabar Karyaman Gutama / Moh Reza Pahlevi Isfahani di Thailand Open 2023. Dok. Tim Media PBSI
Ikuti 4 Turnamen Tur Asia, Sabar / Reza Targetkan Bisa Masuk 20 Besar Ranking BWF

Sabar / Reza mengincar kenaikan ranking BWF hingga 20 besar lewat tur Asia. Mereka akan mengikuti kejuaraan di Thailand, Malaysia, dan Singapura.


Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pakar Sebut Perlunya Kajian Kejadian TTS Akibat Vaksinasi

15 menit lalu

Petugas menyuntikkan vaksin Covid-19 dosis ketiga (booster) di halaman Masjid Istiqlal, Jakarta, Selasa, 5 April 2022. Ditreskrimum Polda Metro Jaya menyelenggarakan vaksinasi booster jenis Pfizer dan Astrazeneca sebanyak 1.000 dosis. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pakar Sebut Perlunya Kajian Kejadian TTS Akibat Vaksinasi

Pakar menyarankan agar vaksinasi tetap dijalankan namun dengan menggunakan jenis lain jika masyarakat ragu pada vaksin AstraZeneca.


Proliga 2024: Palembang Bank SumselBabel Incar 2 Kemenangan Kandang Demi Jaga Peluang ke Final Four

23 menit lalu

Palembang Bank SumselBabel. (PBVSI/Proliga)
Proliga 2024: Palembang Bank SumselBabel Incar 2 Kemenangan Kandang Demi Jaga Peluang ke Final Four

Tim tuan rumah Palembang Bank SumselBabel akan menjalani dua laga kandang pada seri ketiga putaran pertama Proliga 2024.


BIN Ungkap Kemungkinan Sistem Keamanan IKN Pakai Kecerdasan Buatan

30 menit lalu

Potret pembangunan infrastruktur inti di Ibu Kota Nusantara (IKN), Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, pada Senin, 6 Mei 2024. TEMPO/Riri Rahayu
BIN Ungkap Kemungkinan Sistem Keamanan IKN Pakai Kecerdasan Buatan

BIN menyatakan siap membantu Otorita IKN untuk memperkuat sistem pertahanan dan keamanan di IKN Nusantara.


Bahama Secara Resmi Akui Palestina Sebagai Negara

35 menit lalu

Pengunjuk rasa pro-Palestina berfoto di depan Mahkamah Internasional (ICJ) ketika hakim memutuskan tindakan darurat terhadap Israel menyusul tuduhan Afrika Selatan bahwa operasi militer Israel di Gaza adalah genosida yang dipimpin negara, di Den Haag, Belanda, 26 Januari 2024. REUTERS/Piroschka van de Wouw
Bahama Secara Resmi Akui Palestina Sebagai Negara

Bahama secara resmi mengakui negara Palestina. Sebelumnya sejumlah negara melakukan hal serupa.


Berkas Perkara Anak Penyuplai Senjata untuk TPNPB Diserahkan ke Kejaksaan

35 menit lalu

Petugas kembali menangkap seorang anggota KKB bernama Epson Nirigi di salah hotel di Kabupaten Mimika, Papua Tengah.
Berkas Perkara Anak Penyuplai Senjata untuk TPNPB Diserahkan ke Kejaksaan

Polres Nduga, Papua, melimpahkan berkas perkara Epson Nirigi, anggota TPNPB pimpinan Egianus Kogeya yang bertugas menyuplai senjata


Jadwal dan Link Live Streaming Real Madrid vs Bayern Munchen di Liga Champions

43 menit lalu

Pemain Real Madrid Vinicius Junior mencetak gol penalti ke gawang Bayern Munchen di leg pertama semifinal Liga Champions, 30 April 2024. REUTERS/Kai Pfaffenbach
Jadwal dan Link Live Streaming Real Madrid vs Bayern Munchen di Liga Champions

Real Madrid akan menghadapi Bayern Munchen pada leg kedua semifinal Liga Champions di Estadio Santiago Bernabeu pada Kamis dinihari, 8 Mei 2024.


Kecam Pembubaran Mahasiswa Katolik Universitas Pamulang Saat Doa Rosario, TPKB Desak Pemerintah Jamin Kebebasan Beragama dan Beribadah

44 menit lalu

Rumah kontrakan yang menjadi tempat tinggal mahasiswi Universitas Pamulang yang juga sekaligus menjadi TKP dugaan pengeroyokan. TEMPO/Muhammad Iqbal
Kecam Pembubaran Mahasiswa Katolik Universitas Pamulang Saat Doa Rosario, TPKB Desak Pemerintah Jamin Kebebasan Beragama dan Beribadah

TPKB sebut pembubaran mahasiswa Katolik Universitas Pamulang itu menunjukkan minimnya penghormatan keberagaman, kebhinnekaan dan pluralisme.