Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Waiak

Oleh

image-gnews
Iklan

Di tengah hutan, dalam perjalanannya berburu, Raja Dusyanta melihat Sakuntala untuk pertama kalinya. Gadis dari pertapaan ini begitu mempesonanya hinggaseperti digambarkan dalam lakon Sakuntala karya Kalidasa pada abad ke-5baginda pun gagap:

Seperti panji sutra Cina yang terkena angin

Tubuhku bergetar, antara ragu dan ingin

Kata "sutra Cina" dalam kiasan Kalidasa itu menunjukkan bagaimana pada abad ke-5 barang-barang dari negeri tetangga yang menyebut diri "Kerajaan Langit" itu punya daya pikatnya sendiri. Dalam kesusastraan Sanskerta memang banyak ditemukan kata "Cina" dalam hubungannya dengan segala yang elok: cinaka, berarti "kamper", cinamsuka, berarti "sutra", cinarajaputra, "buah pir yang lezat".

Saya peroleh contoh itu dari sebuah esai Amartya Sen dalam The New York Review of Books 2 Desember 2004. Bagi saya itu berarti peradaban bergerak dengan benda-benda kecil, hal-hal yang tak selamanya sakral dalam hidup sehari-hari. Orang yang melihat peradaban hanya sebagai ekspresi satuan-satuan besar dengan merek "Barat", "Islam", atau "India" mengabaikan yang sebenarnya terjadi. Amartya Sen benar ketika ia menyalahkan kecenderungan seperti yang tampak pada Samuel Huntington: "kecenderungan untuk memahami bangsa-bangsa terutama melalui agama mereka".

Jika kita simak sejarah, memang tak tepat untuk menganggap peradaban yang berkembang di India selama berabad-abad sebagai "peradaban Hindu" sebagaimana hendak ditegaskan kaum nasionalis kanan di Gujarat. Bagaimana mungkin orang menganggap Taj Mahal sebuah benda cantik bukan-India?

Demikian pula mengatakan bahwa dasar peradaban "Eropa" adalah "Kristen" sama artinya dengan mengabaikan kenyataan bahwa Yunani, yang sering dikatakan sebagai sendi peradaban "Barat", adalah sebuah dunia "pagan", yang juga menerima pelbagai anasir yang pernah tumbuh nun di "Timur," di khazanah Sumeria, di tebing Tigris dan Eufrat, atau di sekitar Teluk Persia.

Peradaban memang bukan Taman Mini Internasional. Peradaban "Barat" tak mandek di satu anjungan. Ia menjalar ke seluruh dunia karena ia siap menerima campuran dari mana pun, bukan karena kemenangan politik semata-mata.

Sama halnya dengan yang disebut "peradaban Islam". Apa yang berkembang di dunia orang muslimmisalnya pada abad ke-9 sampai ke-13 di Irak dan Spanyol, dalam bentuk ilmu pengetahuan, filsafat, dan kesusastraansebenarnya bukanlah eksklusif "Islam". Hampir semuanya hasil susunan baru dari anasir yang datang dari jauh dan dekat. Itu juga sebabnya ia mudah diterima di lingkungan lain. Karya Ibnu Rushd, sang penafsir Aristoteles, punya jejak dalam pemikiran Thomas Aquinas yang Katolik. Bahkan karya Al-Ghazali, orang yang dijuluki hujjat al-Islam ("bukti Islam"), meninggalkan gema pada pemikiran Descartes. Predikat "Islam" dalam peradaban pada akhirnya justru menandai sesuatu yang tak tertutup di sebuah ajaran.

Contoh terbaik adalah sumbangan Al-Khwarizmi, pustakawan Istana Khalif al-Ma"mun di Bagdad abad ke-9, orang pertama yang memperkenalkan kata al jabr. Risalah orang muslim asal Uzbekistan ini ditulis berdasarkan sebuah karya Hindi. Penemuannya, kini dikenal sebagai logaritma, bergaung di seluruh Eropa.

Dan itulah peradaban: bukan "Hindu", "Islam", atau "Kristen", melainkan logaritma, juga sutra, sastra, juga senjatahal-hal yang menyebar bukan karena di dasarnya berdiam "kebenaran", tapi karena kebutuhan melintasi batas.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pelintas batas yang terutama adalah perdagangan. Sebab perdagangan dan ruang ternyata saling menumbuhkan. Itu sebabnya ada penjelajahan, pemetaan, dan kolonialisme. Perdagangan pula, seperti disimpulkan Amartya Sen, yang mulai menghubungkan Cina dan India. Buddhisme tak merintisnya.

Maka dalam hal peradaban, pada mulanya bukanlah Kata. Jika ada yang jadi "bapak segala hal ihwal", itu bukanlah perang, sebagaimana dikatakan Herodotus hampir 500 tahun sebelum Masehi. Tenaga itu bernama perdagangan.

Perdagangan bahkan membuat mesiu yang ditemukan di Cina pada abad ke-10 jadi unsur penting persenjataan di Eropa pada abad ke-14. Bedil tak diciptakan di Cina sendiri, sebab di sini komersialisasi kekerasan tak terjadi, karena tentara sepenuhnya di bawah kekuasaan Maharaja Langit. Sebaliknya di Eropa berkembang bengkel-bengkel senjata. Di Italia, pelbagai kelompok condottieri, tentara sewaan, bersaing dalam meningkatkan mutu "pelayanan", dan senjata yang ampuh pun dikembangkan. Komersialisasi kekerasan pun melahirkan inovasi pembunuhan.

Tapi tak semuanya berdarah: kalkulasi laba rugi, ukuran berat dan jarak, penelaahan flora dan fauna, semua itu tak akan tumbuh pesat seandainya tak ada kebutuhan untuk menggunakan sesuatu dan memperjualbelikan sesuatu.

Tak berarti peradaban sepenuhnya dibentuk oleh dorongan komersial. Mudah ditunjukkan bahwa dorongan komersial itu sendiri akibat kebutuhan lain. Tapi jelas, begitu banyak dan begitu deras hal-hal di luar iman, ide, dan ideologi, yang membentuk hidup.

Contoh dalam sejarah hubungan India dan Cina, sebagaimana diperlihatkan Amartya Sen, layak diingat. Setelah dibuka para saudagar, hubungan kedua wilayah itu memang diperkuat para rohaniwan. Buddhisme berada di pusat lalu lintas manusia dan gagasan pada zaman itu.

Tapi iman dan ajaran tak pernah hidup sendirian. Kesimpulan Sen, "pengaruh yang lebih luas dari Buddhisme tak hanya terbatas pada agama". Dampaknya yang "sekuler" menyentuh ilmu, matematika, sastra, linguistik, arsitektur, pengobatan. Sebaliknya yang "sekuler" hadir dalam tafsirsesuatu yang juga terjadi dalam agama lain. Itulah sebabnya kesucian Waiak yang satu tak membuat Buddhisme jadi satu.

Tapi tak ada yang harus disesali. Dampak dan pengaruh adalah tema utama peradabangerak hidup dengan benda-benda kecil, hal-hal yang tak selamanya suci.

Goenawan Mohamad

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Seberapa Siap PDIP Jadi Oposisi? Berikut Pernyataan Beberapa Tokoh PDI Perjuangan

13 menit lalu

Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah (tengah) bersama Sekjen Hasto Kristiyanto (kiri) dan  politisi PDIP Adian Napitupulu (kanan)  menyampaikan keterangan kepada wartawan di Kantor DPP PDIP, Cikini, Jakarta, Kamis, 27 April 2023. DPP PDIP menunjuk Ahmad Basarah sebagai koordinator tim relawan pemenangan Ganjar Pranowo di Pilpres 2024 dan Adian Napitupulu sebagai wakil koordinatornya, Deddy Yevri Hanteru Sitorus sebagai sekretaris, serta Riezky Aprilia sebagai Wakil Sekretaris tim relawan. ANTARA/Aditya Pradana Putra
Seberapa Siap PDIP Jadi Oposisi? Berikut Pernyataan Beberapa Tokoh PDI Perjuangan

Hasto Kristiyanto dan Ahmad Basarah menyatakan bahwa PDIP siap menjadi oposisi sesuai arahan ketua partai. Bagaimana sikap PDIP ke depannya?


Istri Bintang Emon Disebut Positif Narkoba Setelah Konsumsi Obat Flu, Kok Bisa?

19 menit lalu

Bintang Emon dan istrinya, Alca Octaviani. Foto: Instagram/@bintangemon
Istri Bintang Emon Disebut Positif Narkoba Setelah Konsumsi Obat Flu, Kok Bisa?

Bagaimana mungkin konsumsi obat flu bisa berdampak pada positif narkoba seperti yang dialami istri komika Bintang Emon?


Ada Aurora Borealis di Gardens by the Bay Singapura, Mirip di Kutub Utara

29 menit lalu

Selain Marina Bay Sands dan Gardens By The Bay, ada lagi 5 destinasi wisata Singapura murah yang bisa Anda kunjungi. Berikut ini daftarnya. Foto: Canva
Ada Aurora Borealis di Gardens by the Bay Singapura, Mirip di Kutub Utara

Tapi pada 5 Mei, lampu-lampu indah auroa borealis akan tampil perdana di Gardens by the Bay.


Minum Air Dingin dan Fibrilasi Atrium atau AFib: Mitos dan Fakta yang Perlu Diketahui

34 menit lalu

ilustrasi air dingin (pixabay.com)
Minum Air Dingin dan Fibrilasi Atrium atau AFib: Mitos dan Fakta yang Perlu Diketahui

Setelah minum air dingin memunculkan fibrilasi atrium (AFib). Apa bahayanya bagi kesehatan?


MKMK Putuskan Hakim Guntur Hamzah Tak Langgar Etik

40 menit lalu

Ketua MKMK I Dewa Gede Palguna saat memimpin sidang putusan mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Anwar Usman yang dilaporkan oleh Zico Simanjuntak di Gedung 2 MK, Jakarta, Kamis 28 Maret 2024. Mantan ketua MK Anwar Usman dinyatakan melanggar kode etik dan diberikan teguran tertulis atas kasus pernyataannya mantan ketua dalam konferensi pers pada November 2023 lalu. TEMPO/Subekti.
MKMK Putuskan Hakim Guntur Hamzah Tak Langgar Etik

MKMK menyatakan hakim konstitusi Guntur Hamzah tidak melanggar etik.


Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

44 menit lalu

Sebuah truk melintas di antara peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat 18 Agustus 2023. Pemerintah merencanakan pendapatan negara sebesar Rp2.781,3 triliun, yang terdiri dari penerimaan perpajakan Rp2.307,9 triliun dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp473,0 triliun, serta hibah sebesar Rp0,4 triliun. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.


Cak Imin Bocorkan Acara Pembubaran Timnas Amin Hari Ini, Agenda Mundur Pekan Depan

44 menit lalu

Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dan Presiden PKS Ahmad Syaikhu saat bertemu di DPP PKB, Senen, Jakarta Pusat, Kamis, 25 April 2024. Pertemuan petinggi PKB dan PKS dalam rank silahturahmi perubahan yang telah dijalin kedua partai dalam pemilu 2024. PKB, PKS dan Nasdem diketahui pernah berkoalisi untuk mengusung pasangan Anies-Imin di Pilpres 2024. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Cak Imin Bocorkan Acara Pembubaran Timnas Amin Hari Ini, Agenda Mundur Pekan Depan

Cak Imin mengatakan agenda pembubaran Timnas Amin digelar hari ini namun agenda itu mundur.


Hunian Modular Berkelanjutan Dibangun di Kawasan Inti IKN, Apa Keunggulannya?

45 menit lalu

Foto aerial hunian pekerja konstruksi IKN di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Kamis, 16 Maret 2023. PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk. (WEGE) telah menyelesaikan proyek pembangunan Hunian Pekerja Konstruksi Ibu Kota Negara (HPKIKN) Nusantara, dari 22 tower yang terbangun, 12 tower karya WEGE mulai dihuni oleh pekerja lengkap dengan fasilitas penunjang. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Hunian Modular Berkelanjutan Dibangun di Kawasan Inti IKN, Apa Keunggulannya?

Otoritas Ibu Kota Nusantara (OIKN) menyatakan akan menggunakan sistem modular untuk membangun hunian di IKN. Apa itu sistem hunian modular?


Keunikan Stadion Siliwangi, Lokasi Konser Sheila on 7 di Bandung, Pernah jadi Markas Tim Sepak Bola Militer Belanda

45 menit lalu

Sheila on 7 saat tampil di Swara Prambanan di kawasan Candi Prambanan, 31 Desember 2023. Foto: Istimewa.
Keunikan Stadion Siliwangi, Lokasi Konser Sheila on 7 di Bandung, Pernah jadi Markas Tim Sepak Bola Militer Belanda

Di Bandung, Sheila on 7 akan mangung di Stadion Siliwangi. Awalnya stadion itu bernama lapangan SPARTA, markas tim sepak bola militer Hindia Belanda.


Profil Pevoli Arsela Nuari Purnama yang Dijuluki Arselatron

47 menit lalu

Pemain Jakarta Popsivo Polwan, Arsela Nuari Purnama yang dijuluki Arselatron. ANTARA/Donny Aditra
Profil Pevoli Arsela Nuari Purnama yang Dijuluki Arselatron

Pevoli Jakarta Popsivo Polwan Arsela Nuari Purnama dijuluki Arselatron oleh asisten manajer klub ini