Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kerangka Kurikulum Mendatang

image-profil

image-gnews
Iklan

Iwan Pranoto, Atase Pendidikan dan Kebudayaan Kedutaan Besar Republik Indonesia di New Delhi

Kurikulum 2013 sudah dimasukkan ke "bengkel" di Pusat Kurikulum dan Perbukuan Balitbang Kemdikbud untuk diperbaiki. Hasil perbaikannya diharapkan bermanfaat sekaligus memudahkan guru dalam merancang pengalaman belajar, sehingga tiap pelajar mampu mengembangkan diri dalam kehidupannya secara optimum.

Sebuah rancang-bangun kurikulum perlu memuat tiga komponen utama: daftar sasaran yang harus dikembangkan murid, cara mengevaluasi pencapaian sasaran tersebut, dan cara membelajarkannya di kelas. Komponen pertama menjawab pertanyaan, "Murid kita mau ke mana?" Sedangkan yang kedua menjawab pertanyaan, "Bagaimana kita tahu bahwa murid kita telah mencapai sasaran?" Dan yang ketiga menjawab pertanyaan, "Bagaimana cara kita mengelola komunitas pelajar agar tiap murid mengembangkan kecakapannya untuk mencapai sasaran secara optimum?"

Seperti mengarang lagu, mencipta kurikulum merupakan sebuah seni. Pengetahuan teori kurikulum bertumpuk bukan jaminan untuk mampu mencipta kurikulum baik. Seorang guru besar musik belum tentu sukses mengarang musik indah.

Komponen sasaran (termasuk kompetensi) ditulis dalam bentuk frasa. Sebagai contoh, berikut ini sasaran tersebut diambil dari pendidikan jasmani (bulu tangkis) pada kurikulum Rochester Academy Charter School, AS: "Menggunakan hasil belajar secara mandiri untuk berpartisipasi dan membuat skor dalam pertandingan bulu tangkis ganda." Kemudian, murid memerlukan pengetahuan seperti apa arti serve, smash, drop shot, dan lain sebagainya. Ini unsur pengetahuan. Lalu, murid perlu mengembangkan keterampilan dalam melakukan tindakan tertentu, seperti praktek melakukan serve, smash, dan lain sebagainya.

Selain unsur pengetahuan dan keterampilan itu, ada pemahaman yang perlu dikembangkan murid. Pemahaman ini mirip pesan moral. Unsur sikap yang mungkin diangankan pencetus Kurikulum 2013 sebenarnya masuk di unsur pemahaman ini. Sementara pengetahuan berasal dari luar dan masuk ke dalam diri, pemahaman justru dari dalam diri diekspresikan ke luar. Kegagalan membedakan pengetahuan dengan pemahaman ini sesungguhnya salah satu sumber penyebab absurditas rumusan kompetensi inti/kompetensi dasar (KI/KD) di Kurikulum 2013.

Dalam ilustrasi pelajaran "bulu tangkis ganda" di atas, unsur pemahaman atau moralnya antara lain "keterampilan dan strategi kerja sama merupakan unsur esensial dalam olahraga berpemain ganda/tim". Pesan moral atau kebijaksanaan ini bertumbuh dalam diri pelajar melalui refleksi dan renungan bersama. Kebijaksanaan, seperti juga moral, merupakan hasil pengolahan akal dan rasa. Harus diingat bahwa kebijaksanaan tak akan efektif jika dipaksakan, dijejalkan, didongengkan secara naif kepada murid. Ketidaktepatan inilah yang jadi sumber lain penyebab absurditas KI/KD Kurikulum 2013.

Penulis kurikulum pelajaran bulu tangkis di atas memang harus gemar bulu tangkis sekaligus piawai menulis, sehingga frasa yang ditulis mengungkapkan apa yang diangankan dan sekaligus mudah dipahami guru (dan orang tua murid.) Khususnya, kata kerja yang dipilih dalam frasa tersebut harus masuk akal, spesifik, dan terukur.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Karena melalui kurikulum, negara mempercayakan kepada pendidik guna mereka ciptakan masa depan, tentu pencipta kurikulum mendalami perkiraan kehidupan, lapangan kerja, dan tantangan dunia esok. Dari situ, dia memperkirakan serta mendata pengetahuan, keterampilan, dan sikap apa yang akan dibutuhkan di kehidupan mendatang.

Penulisan sasaran yang masuk akal, terukur, dan spesifik akan memudahkan guru mengevaluasi dan menilai kemajuan muridnya dengan akurat. Jadi, jika akhir semester lalu banyak guru yang kesulitan menilai murid dengan Kurikulum 2013, belum tentu karena guru tak cakap menilai. Besar kemungkinan justru karena sasaran belajar di dokumen kurikulum--sampai akibatnya di buku ajar--tidak terumuskan dengan baik.

Lebih dari itu, seharusnya kurikulum modern harus sudah memuat cara mengevaluasi proses pembelajaran. Beberapa contoh soal atau tugas yang memungkinkan murid menunjukkan pencapaian belajarnya biasanya disertakan. Hasil pencapaian ini terutama berguna sebagai umpan balik ke murid dan guru, sehingga proses belajar-mengajar dapat ditingkatkan. Artinya, sebelum kurikulum diterapkan, cara mengevaluasi sudah harus tertulis dengan lengkap. Ilustrasi tugas, PR, kuis, sampai ulangan sudah harus direncanakan sebelum awal tahun ajaran. Bahkan cara penilaiannya sudah harus dibuat sebelum kurikulum diterapkan.

Kurikulum juga perlu memuat pilihan strategi pembelajaran. Kurikulum memuat daftar buku pustaka dan sumber ajar (klip video, rekaman suara, gambar, permainan interaktif maya) yang dapat dipilih guru untuk mengajar. Juga pilihan strategi pembelajaran, seperti individu, kolaboratif, di luar kelas, penemuan terbimbing, atau yang lain.

Kurikulum modern perlu dilengkapi dengan pilihan strategi, karena paradigma keunikan tiap murid telah diterima. Ke depan, regulasi dan kebijakan pendidikan nasional harus mendorong inovasi penciptaan kurikulum di tingkat satuan pendidikan atau daerah. *


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Jawab Permendikbud yang Baru, Kepala Pusdiklat Kwarnas: Pembinaan Pramuka Tetap Kuat

16 hari lalu

Petugas pemadam kebakaran berusaha memadamkan api di Gedung Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka di Jalan Medan Merdeka Timur, Gambir, Jakarta, 15 Juni 2016. Sebanyak 11 unit pemadam kebakaran dikerahkan untuk memadamkan api. TEMPO/Dian Triyuli Handoko
Jawab Permendikbud yang Baru, Kepala Pusdiklat Kwarnas: Pembinaan Pramuka Tetap Kuat

Penilaian ini berbeda dari pernyataan sikap Sekretaris Jenderal Kwarnas Gerakan Pramuka periode 2018-2023, Mayjen TNI (Purn) Bachtiar Utomo.


Ketua Kwarda Ini Setuju Pramuka Tidak Wajib di Sekolah, Kenapa?

18 hari lalu

Ilustrasi Pramuka. Getty Images
Ketua Kwarda Ini Setuju Pramuka Tidak Wajib di Sekolah, Kenapa?

Ekstrakurikuler Wajib Pendidikan Kepramukaan pun dianggapnya rancu dengan Pendidikan Karakter Profil Pelajar Pancasila.


Peraturan Baru Menteri Nadiem Soal Pramuka, Kemendikbudristek Tegaskan Ini

18 hari lalu

Mendikbud Nadiem Makarim dalam rapat kerja Gerakan Pramuka di Cibubur, Kamis, 31 Maret 2022. Istimewa
Peraturan Baru Menteri Nadiem Soal Pramuka, Kemendikbudristek Tegaskan Ini

Penjelasan menyusul hangatnya perbincangan mengenai Pramuka beberapa hari belakangan menyusul terbitnya Peraturan Mendikbudristek Nomor 12 Tahun 2024.


Apa Arti P5 dalam Kurikulum Merdeka? Ini Tujuan, Prinsip, dan Manfaatnya

22 Agustus 2023

Suasana ruang kelas di Jakarta pada Selasa (21 Maret 2023). Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi telah membuka pendaftaran bagi satuan pendidikan yang ingin menerapkan Kurikulum Merdeka pada tahun pelajaran 2023-2024. (ANTARA/HO-Kemendikbudristek)
Apa Arti P5 dalam Kurikulum Merdeka? Ini Tujuan, Prinsip, dan Manfaatnya

Apa itu P5 dalam Kurikulum Merdeka?


Membedah Struktur Kurikulum Merdeka Tingkat SMA Sederajat

6 Agustus 2023

Suasana ruang kelas di Jakarta pada Selasa (21 Maret 2023). Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi telah membuka pendaftaran bagi satuan pendidikan yang ingin menerapkan Kurikulum Merdeka pada tahun pelajaran 2023-2024. (ANTARA/HO-Kemendikbudristek)
Membedah Struktur Kurikulum Merdeka Tingkat SMA Sederajat

Kurikulum Merdeka dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknoligi pada tahun 2022 sebagai pengganti kurikulum 2013.


Menengok Implementasi Kurikulum Merdeka di Madrasah dan Kendalanya

20 Juli 2023

Suasana ruang kelas di Jakarta pada Selasa (21 Maret 2023). Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi telah membuka pendaftaran bagi satuan pendidikan yang ingin menerapkan Kurikulum Merdeka pada tahun pelajaran 2023-2024. (ANTARA/HO-Kemendikbudristek)
Menengok Implementasi Kurikulum Merdeka di Madrasah dan Kendalanya

Implementasi Kurikulum Merdeka di madrasah memiliki sejumlah kendala di lapangan. Di antaranya adalah tidak semua guru mau move on.


Rincian Kurikulum Merdeka dan Tujuan Penerapannya

13 Juli 2023

Suasana ruang kelas di Jakarta pada Selasa (21 Maret 2023). Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi telah membuka pendaftaran bagi satuan pendidikan yang ingin menerapkan Kurikulum Merdeka pada tahun pelajaran 2023-2024. (ANTARA/HO-Kemendikbudristek)
Rincian Kurikulum Merdeka dan Tujuan Penerapannya

Kurikulum Merdeka merupakan konsep pembelajaran bertujuan mendalami dan mengembangkan minat serta bakat masing-masing siswa.


Menilik Perbedaan Kurikulum Merdeka dengan Kurikulum 2013

12 Juli 2023

Suasana ruang kelas di Jakarta pada Selasa (21 Maret 2023). Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi telah membuka pendaftaran bagi satuan pendidikan yang ingin menerapkan Kurikulum Merdeka pada tahun pelajaran 2023-2024. (ANTARA/HO-Kemendikbudristek)
Menilik Perbedaan Kurikulum Merdeka dengan Kurikulum 2013

Terdapat beberapa perbedaan dari Kurikulum Merdeka dengan Kurikulum 2013


Jeroan RUU Sisdiknas: Perbedaan Sisdiknas dan Kurikulum di RUU Sisdiknas

30 Agustus 2022

Konferensi pers PB PGRI terkait hilangnya ayat TPG dalam RUU Sisdiknas secara daring, di Jakarta, Ahad 28 Agustus 2022. ANTARA/Indriani
Jeroan RUU Sisdiknas: Perbedaan Sisdiknas dan Kurikulum di RUU Sisdiknas

RUU Sisdiknas yang diajukan oleh Kemendikbudristek memuat beberapa perbedaan tentang Kurikulum dan Sisdiknas. Simak penjelasannya


PTM 100 Persen, Guru Diimbau Lakukan Asesmen Diagnostik Siswa

17 Juli 2022

Mendikbud Nadiem Makarim ketika bermalam di rumah salah satu guru di Kalimantan Utara. Dok. Kemdikbud
PTM 100 Persen, Guru Diimbau Lakukan Asesmen Diagnostik Siswa

Hal itu perlu dilakukan guru karena selama masa pandemi peserta didik belajar berbeda-beda sehingga level kemampuannya beragam.