Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ulama

Oleh

image-gnews
Iklan

Tuhan tak berhenti di pintu gerbang, juga di kota yang sekuler. Ia Maha Tak Terhentikan. Tapi hari-hari ini kita dengar suara sebagian ulama yang tak percaya keajaiban itu.

Mereka risau bahwa 'pluralisme', 'sekularisme' dan 'liberalisme' akan mengalahkan-Nya, karena sejarah yang senantiasa mengelak dari kemutlakan, karena manusia yang tak henti-hentinya jatuh bangun, karena selalu cacat rumusan kita tentang kebatilan dan kebajikan. Di depan semua itu, para ulama -- yang lemah keyakinan itu -- nyaris putus asa.

Tapi mereka tak sendirian. Di negeri-negeri lain tempat 'pluralisme', 'sekularisme', dan 'liberalisme' tumbuh, selalu ada orang yang memandang semua itu sebagai pertanda lanjut riwayat kejatuhan. Bagi mereka dunia bukan saja ditandai hilangnya yang magis. Dunia juga menderita hilangnya pedoman.

Paus Benediktus salah satu di antara suara risau itu. Ia telah lama prihatin akan pengaruh skeptisisme ala Kant di dunia Kristen: sejak abad ke-18, sejak modernitas berderap, orang jadi ragu bisakah manusia menangkap kebenaran obyektif. Sistem ethis yang terbentuk tak memakai kehendak Tuhan sebagai kriterium tentang baik dan buruk. Yang jadi ukuran adalah berkembang atau tidaknya pengertian manusia tentang keadilan dan perdamaian.

Bagi Paus, setidaknya ketika ia masih bernama Ratzinger, pandangan seperti itu membuka pintu bagi aneka ragam pendirian yang semuanya tak disalahkan: sebuah pluralisme yang kacau-balau. Ia pun berbicara tentang 'kediktaturan relativisme'. Tuhan memberikan tata ke dunia, katanya, namun relativisme (didatangkan oleh modernitas) menggusurnya.

Tapi begitu kosongkah hidup di hari ini, hingga kita dengar keluh itu, 'Nur noch ein Gott kann uns retten'? Jika benar keluh Heidegger yang termashur dalam wawancara dengan Der Spiegel di tahun 1966 itu, jika 'hanya sesosok Dewa yang dapat menyelamatkan kita', maka tak ada artinya kebangkitan manusia yang tiap hari mengatasi kejatuhannya.

Mungkin Heidegger lupa bahwa Tuhan ada dalam kebangkitan sehari-hari yang tak kekal itu. Tuhan tak berhenti di pintu gerbang, Ia hadir di antara kita, hanya Heidegger alpa. Modernitas begitu memasgulkannya. Modernitas baginya berarti 'menggelapnya dunia, hengkangnya dewa-dewa', sebagaimana pernah dikatakannya ketika ia mengulas puisi Hlderlin.

Tapi sebenarnya ia tahu, dalam kegelapan itu manusia sebaiknya siap menunggu, 'menantikan sang anugerah'. Ia pernah mengutarakan di tahun 1941, bahwa bahaya terbesar dalam sejarah ialah sikap keras yang tak sabar, yang lekas-lekas ingin menghantam gelap dan menuju ke penyelamatan Sebenarnya Heidegger telah mengoreksi pandangannya sendiri: bukan cuma kegelapan yang mengepung hidup hari ini, dan orang tak perlu putus-asa dengan 'hengkangnya dewa-dewa', sebab ada momen ketika manusia mengungkapkan 'rasa bersyukur', das Danken.

Momen itu ada dalam puisi. Dari sajak-sajak Hlderlin Heidegger menemukan, bahwa dalam puisi-lah terbit ketakjuban menemui yang-ada, ketakjuban yang telah hilang dari bahasa dan perilaku sehari-hari. Dalam puisi-lah terbit Eregnis, 'peristiwa mengalami' jejak yang-kudus.

Tuhan memang tak berhenti di pintu gerbang. Selalu bisa hadir bayangan-Na yang mempesona dalam puisi, yang rahman di tiap salam, yang rahim di tiap sentuhan penyembuh, yang agung di tiap penolakan kepada yang keji dan yang mulia di sikap adil kepada yang dituduh. Di saat itu, manusia terangkat, bangun, dari kejatuhan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tapi memang tak selamanya gampang mengingat hal itu, terutama ketika kita menemukan bahwa bukan puisi saja yang beredar di dunia. Heidegger sendiri pernah tergoda untuk tak sabar. Di bulan Agutus 1933, ia mendesak seorang filosof kenalannya untuk bergabung mendukung cita-cita Nazi. 'Berhimpuannya kekuatan-kekuatan spiritual, yang akan menjadikan nyata apa yang akan datang, kian mendesak tiap hari', katanya.

Kenalannya itu, Carl Schmitt setuju. Orang ini juga melihat bahwa liberalisme hanya melahirkan 'nihilisme': bila semua tafsir dan keyakinan dianggap sama-sama sahih, tak akan ada dorongan buat meyakini apapun secara teguh dan habis-habisan. Tak akan ada orang yang bersedia mati untuk pendiriannya..

Dalam keadaan itu, menurut pemikiran ini, ada yang terasa hampa di dalam perilaku politik manusia. Yang beredar hanya kecek ringan. Eropa telah jadi boyak. Dalam usahanya jadi 'tanah yang netral secara mutlak dan pasti', Eropa lebih menyukai berdagang dan rasa aman ketimbang tindakan heroik. Nyawa manusia memang terawat, tapi maknanya jatuh.

Di masa itulah Heidegger memandang sekitar dengan muka masam: baginya dunia menderita defisit kesucian, Tuhan hanya kharisma yang rutin, dan hubungan manusia dengan alam berlangsung tanpa takjub, seperti hubungan tukang dengan mesin. 'Hanya sesosok Dewa yang bisa menyelamatkan kita' -- ketika ia mengatakan itu, Heidegger menyatakan rasa kecewanya kepada manusia di zaman yang ia anggap dangkal.

Schmitt juga rindu kepada sesuatu yang di luar manusia; ia rindu kepada yang dahsyat dan yang mutlak - ia rindu 'theologi'. Semua gagasan politik modern baginya sebenarnya konsep theologis yang dibuat sekuler. Maka ia lihat pluralisme sebagai pengingkaran atas akar sebenarnya dari politik, yakni konflik, dengan tekad penuh, dengan gairah, sebab yang benar jelas benar, yang putih putih semua, yang hitam hitam semua.

Tapi kita tahu, salah satu gairah itu, bernama Nazi, akhirnya memabukkan. Fanatisme terbit dan perang pecah - sesuatu yang juga terjadi hari ini. Jika yang berlaku dalam politik sepenuhnya adalah 'ethos keyakinan' yang dikatakan Weber, maka pluralisme, liberalisme, dan sekularisme memang dosa.

Dosa - jika kita percaya bahwa hidup seperti dibayangkan para ulama yang risau itu. Tapi Tuhan bukan mereka: Ia tidak hendak menyatukan manusia jadi serdadu timah yang seragam untuk perang kosmis yang panjang.

Goenawan Mohamad.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


BIN Ungkap Kemungkinan Sistem Keamanan IKN Pakai Kecerdasan Buatan

6 menit lalu

Potret pembangunan infrastruktur inti di Ibu Kota Nusantara (IKN), Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, pada Senin, 6 Mei 2024. TEMPO/Riri Rahayu
BIN Ungkap Kemungkinan Sistem Keamanan IKN Pakai Kecerdasan Buatan

BIN menyatakan siap membantu Otorita IKN untuk memperkuat sistem pertahanan dan keamanan di IKN Nusantara.


Bahama Secara Resmi Akui Palestina Sebagai Negara

10 menit lalu

Pengunjuk rasa pro-Palestina berfoto di depan Mahkamah Internasional (ICJ) ketika hakim memutuskan tindakan darurat terhadap Israel menyusul tuduhan Afrika Selatan bahwa operasi militer Israel di Gaza adalah genosida yang dipimpin negara, di Den Haag, Belanda, 26 Januari 2024. REUTERS/Piroschka van de Wouw
Bahama Secara Resmi Akui Palestina Sebagai Negara

Bahama secara resmi mengakui negara Palestina. Sebelumnya sejumlah negara melakukan hal serupa.


Berkas Perkara Anak Penyuplai Senjata untuk TPNPB Diserahkan ke Kejaksaan

10 menit lalu

Petugas kembali menangkap seorang anggota KKB bernama Epson Nirigi di salah hotel di Kabupaten Mimika, Papua Tengah.
Berkas Perkara Anak Penyuplai Senjata untuk TPNPB Diserahkan ke Kejaksaan

Polres Nduga, Papua, melimpahkan berkas perkara Epson Nirigi, anggota TPNPB pimpinan Egianus Kogeya yang bertugas menyuplai senjata


Jadwal dan Link Live Streaming Real Madrid vs Bayern Munchen di Liga Champions

18 menit lalu

Pemain Real Madrid Vinicius Junior mencetak gol penalti ke gawang Bayern Munchen di leg pertama semifinal Liga Champions, 30 April 2024. REUTERS/Kai Pfaffenbach
Jadwal dan Link Live Streaming Real Madrid vs Bayern Munchen di Liga Champions

Real Madrid akan menghadapi Bayern Munchen pada leg kedua semifinal Liga Champions di Estadio Santiago Bernabeu pada Kamis dinihari, 8 Mei 2024.


Kecam Pembubaran Mahasiswa Katolik Universitas Pamulang Saat Doa Rosario, TPKB Desak Pemerintah Jamin Kebebasan Beragama dan Beribadah

20 menit lalu

Rumah kontrakan yang menjadi tempat tinggal mahasiswi Universitas Pamulang yang juga sekaligus menjadi TKP dugaan pengeroyokan. TEMPO/Muhammad Iqbal
Kecam Pembubaran Mahasiswa Katolik Universitas Pamulang Saat Doa Rosario, TPKB Desak Pemerintah Jamin Kebebasan Beragama dan Beribadah

TPKB sebut pembubaran mahasiswa Katolik Universitas Pamulang itu menunjukkan minimnya penghormatan keberagaman, kebhinnekaan dan pluralisme.


Pentingnya Kesiapan Jasmani sebelum Menunaikan Ibadah Haji dan Umrah

20 menit lalu

Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi membantu jemaah haji dalam gladi posko pelaksanaan haji 1445H/ 2023 M di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Selasa 26 Maret 2024. Gladi posko yang diikuti 1.120 petugas PPIH Arab Saudi tersebut untuk mengecek dan memantapkan kesiapan saat puncak pelaksanaan haji 2024 di Arab Saudi. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Pentingnya Kesiapan Jasmani sebelum Menunaikan Ibadah Haji dan Umrah

Jemaah diingatkan pentingnya penyiapan kondisi fisik sebelum berangkat ke Arab Saudi untuk menunaikan ibadah haji atau umrah.


Ini 3 Alasan Australia Tingkatkan Jumlah Minimum Tabungan untuk Visa Pelajar

24 menit lalu

ilustrasi visa (pixabay.com)
Ini 3 Alasan Australia Tingkatkan Jumlah Minimum Tabungan untuk Visa Pelajar

Australia meningkatkan jumlah minimum tabungan untuk visa pelajar sebagai upaya menekan angka migrasi yang tinggi.


Kapan Nilai UTBK SNBT 2024 Keluar? Simak Cara Cek Hasilnya

26 menit lalu

Pemantauan UTBK SNBT 2024 di UGM Yogyakarta Jumat 3 Mei 2024. Dok.istimewa
Kapan Nilai UTBK SNBT 2024 Keluar? Simak Cara Cek Hasilnya

Hasil UTBK SNBT akan diumumkan pada pertengahan Juni 2024.


Bea Cukai dan Polri Bongkar Sindikat Narkoba Jerman-Belgia, Gagalkan Penyelundupan Ekstasi

29 menit lalu

Konferensi pers Pengungkapan Jaringan Narkotika Internasional oleh Bea Cukai dan Polri, di Gedung KPPBC TMP C Lantai 3, pada Rabu, 8 Mei 2024. TEMPO/Advist Khoirunikmah.
Bea Cukai dan Polri Bongkar Sindikat Narkoba Jerman-Belgia, Gagalkan Penyelundupan Ekstasi

Dua penyelundupan narkoba oleh jaringan internasional Jerman-Belgia digagalkan Bea Cukai dan Bareskrim


Proses Syuting Serial Wednesday Season 2 Sudah Dimulai, Minus Tiga Aktor

38 menit lalu

Jenna Ortega. Instagram.com/@jennaortega
Proses Syuting Serial Wednesday Season 2 Sudah Dimulai, Minus Tiga Aktor

Melalui akun Instagramnya, Jenna Ortega umumkan syuting Wednesday Season 2 sudah dimulai