Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Banjir

image-profil

image-gnews
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Toto Subandriyo, penulis

Dalam perspektif ekologi, dalam kondisi alam dan lingkungan yang normal, siklus air akan berjalan secara alami. Air yang berlebih pada musim hujan akan disimpan dalam tanah, akifer, waduk, danau, rawa, sungai, bendung, sumur-sumur resapan, dan situ. Adapun sisanya akan terbuang ke laut dalam jumlah yang tidak terlalu banyak. Pada musim kemarau, air yang tersimpan tersebut akan keluar menuju sungai, sehingga tetap tersedia dalam kondisi cukup.

Jika kondisi alam dan lingkungan telah rusak, siklus alami air tersebut akan mengalami gangguan. Daya tampung sungai, akifer, rawa, danau, dan bendung menjadi sangat terbatas. Fenomena banjir Jakarta kali ini merupakan "panen buah" dari apa yang telah ditanam sebelumnya. Ribuan hektare hutan belukar serta vegetasi lainnya dikonversi menjadi bangunan fisik dengan permukaan kedap air.

Daniel Goleman (2009), dalam buku berjudul Ecological Intelligence, telah mengingatkan bahwa perilaku dan tindakan manusia yang tidak ramah terhadap lingkungan akan mengakibatkan bencana berupa defisit ekologis. Implikasinya, terjadilah penurunan laju resapan air ke dalam tanah dan meningkatnya laju air larian (run-off). Keduanya merupakan penyebab utama terjadinya bencana banjir bandang. Sebuah literatur menyebutkan, betonisasi yang masif di Jakarta menyebabkan peningkatan volume air larian dari 20 persen menjadi 95 persen.

Eksploitasi air tanah di Jakarta yang tidak terkendali selama ini telah menyebabkan defisit ekologi yang sangat parah. Sebuah studi lingkungan menyebutkan bahwa air yang bisa disedot dari perut bumi Jakarta maksimum hanya 38 juta meter kubik per tahun. Namun, saat ini, air tanah yang dieksploitasi di Jakarta setiap tahun berjumlah 320 juta meter kubik, atau 10 kali lipat daripada yang seharusnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penyedotan air tanah yang tidak terkendali tersebut menyebabkan terjadinya penurunan permukaan tanah (land subsidence). Penurunan muka tanah di Jakarta saat ini mencapai 3-5 sentimeter per tahun. Dalam 25 tahun, permukaan tanah Ibu Kota Jakarta akan menurun hingga 75-125 sentimeter. Di Jakarta Utara, laju penurunan muka tanah bahkan lebih ekstrem lagi, yakni 28 sentimeter per tahun.

Untuk mengatasi banjir di Jakarta, dibutuhkan langkah-langkah strategis, mendasar, dan berkelanjutan dari hulu hingga hilir. Penanganan masalah itu harus dilakukan secara sinergis dan terpadu, bukan sekadar tambal-sulam. Keterlibatan pemerintah pusat dan pemerintah provinsi/kabupaten/kota di sekitar Jakarta merupakan sebuah keharusan.

Saatnya Jakarta mengupayakan penyerapan air hujan sebanyak-banyaknya ke tanah melalui konsep ekodrainase seperti dilakukan oleh kota-kota besar di Eropa, misalnya Berlin dan Paris. Jakarta harus menciptakan sebanyak-banyaknya lumbung air pada musim hujan untuk dimanfaatkan pada musim panas. Juga diperlukan revitalisasi dan pembangunan situ, danau, sumur-sumur resapan, lubang biopori, waduk, dan ruang terbuka hijau.


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Banjir di Halmahera Timur Berangsur Surut Usai Rendam 13 Desa, BPBD Masih Siaga

1 hari lalu

Tim gabungan melakukan evakuasi terhadap warga terdampak banjir dan pemantauan pasca banjir di Kecamatan Kota Maba, Kabupaten Halmahera Timur, Rabu (2/7). Sumber foto: BPBD Kabupaten Halmahera Timur
Banjir di Halmahera Timur Berangsur Surut Usai Rendam 13 Desa, BPBD Masih Siaga

Kabupaten Halmahera Timur termasuk wilayah rawan banjir merujuk data inaRisk. Ada 10 kecamatan dengan indeks bahaya banjir sedang hingga tinggi.


Banjir dan Longsor di Kabupaten Nunukan, Sejumlah Jembatan Antar Desa Terputus

1 hari lalu

Wilayah yang terdampak tanah longsor di wilayah Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara, pada Sabtu lalu (13/7). Dok humas BNPB
Banjir dan Longsor di Kabupaten Nunukan, Sejumlah Jembatan Antar Desa Terputus

Banjir dan tanah longsor melanda sejumlah desa di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara. Wilayah ini tercatat rentan bencana hidrometeorologi.


Jembatan Cina Ambruk, 11 Orang Tewas dan Lebih Dari 30 Orang Hilang

6 hari lalu

Tangkapan layar kawasan banjir di Kota Meizhou, Guangdong, Tiongkok, 17 Juni 2024.  (File image: Video obtained by Reuters)
Jembatan Cina Ambruk, 11 Orang Tewas dan Lebih Dari 30 Orang Hilang

Sedikitnya sebelas orang tewas dan lebih dari 30 orang masih hilang setelah sebuah jembatan di Cina utara ambruk di tengah hujan lebat


SKK Migas Catat Lifting Minyak Semester I 2024 Capai 576 Ribu Barel per Hari

7 hari lalu

Ilustrasi proyek migas SKK Migas. Foto: dok SKK Migas
SKK Migas Catat Lifting Minyak Semester I 2024 Capai 576 Ribu Barel per Hari

SKK Migas memprediksi lifting minyak pada semester II atau hingga akhir 2024 sebesar 595 ribu BOPD.


Toronto Terendam Banjir

9 hari lalu

Ilustrasi banjir. ANTARA/Pey Hardi Subiantoro
Toronto Terendam Banjir

Banjir di Toronton Kanada menyebabkan listrik padam, gangguan lalu lintas dan sejumlah penerbangan terlambat atau bahkan dibatalkan.


Hujan Badai di Toronto, Rumah Mewah Drake Kebanjiran

9 hari lalu

Rapper Drake memperlihatkan kondisi dalam rumahnya yang tergenang air karena badai besar di Toronto. Foto: Instagram/@champagnepapi
Hujan Badai di Toronto, Rumah Mewah Drake Kebanjiran

Rapper Drake menunjukkan kondisi di dalam rumahnya yang terendam banjir akibat hujan badai melanda Toronto.


Banjir di Luwu Utara Akibat Luapan Empat Sungai, Jalan Trans Sulawesi Ikut Terdampak

9 hari lalu

Kondisi banjir di Kab Luwu Utara, Senin (15/7). Sumber video: BPBD Kab Luwu Utara
Banjir di Luwu Utara Akibat Luapan Empat Sungai, Jalan Trans Sulawesi Ikut Terdampak

Hujan deras sejak 15 Juli lalu membuat sejumlah sungai utama di Kabupaten Luwu Utara meluap dan melimpas ke pemukiman masyarakat.


Konsistensi Heru Menambah RTB Pengendali Banjir

11 hari lalu

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono meninjau Rumah Pompa Air Sentiong di Ancol, Jakarta Utara, Kamis, 29 Februari 2024. Dok. Pemprov DKI, beritajakarta.com
Konsistensi Heru Menambah RTB Pengendali Banjir

Selama 2024, ada delapan waduk/embung yang dibangun di Jakarta. Dua di antaranya adalah waduk baru.


BNPB: 7.000 Lebih Warga Mengungsi Imbas Banjir di Kota Gorontalo

11 hari lalu

Warga mengungsi dengan menggunakan perahu di Tilango, Kabupaten Gorontalo, Gorontalo, Jumat, 12 Juli 2024. Pemerintah setempat mendata 9.370 warga dari delapan desa di Kecamatan Tilango terkena dampak banjir luapan Danau Limboto, Sungai Tapodu dan Bulango. ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin
BNPB: 7.000 Lebih Warga Mengungsi Imbas Banjir di Kota Gorontalo

Banjir ini menjadi yang terparah di Gorontalo pada pertengahan tahun 2024


Mengenal Lebih Jauh Bencana Hidrometeorologi

12 hari lalu

Wilayah yang masih terdampak banjir di Kota Gorontalo, per Sabtu, 13 Juli 2024, pukul 11.00 WITA. Lembaga Salam Puan
Mengenal Lebih Jauh Bencana Hidrometeorologi

bencana hidrometeorologi merupakan fenomena bencana alam atau proses merusak yang terjadi di atmosfer (meteorologi), air (hidrologi), atau lautan.