Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mimpi Mobil Nasional Hendropriyono

image-profil

image-gnews
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - M. Taufiqurohman, Wartawan Tempo

Apa yang membuat seorang serdadu tua seperti Abdullah Mahmud Hendropriyono turun gunung membuat mobil nasional?  Pertanyaan ini valid karena pasar mobil di Indonesia sesungguhnya tak pernah bersahabat dengan pendatang baru. Embel-embel mobil nasional juga tak serta-merta membuat konsumen melirik merek baru tersebut.

Gempita mobil nasional ini kembali muncul saat Presiden Joko Widodo berkunjung ke Malaysia dua pekan lalu. Proyek kerja sama Proton dengan PT Adiperkasa Citra Lestari diniatkan untuk menghadirkan mobil nasional. Mimpi panjang yang gagal diwujudkan oleh presiden-presiden sebelumnya.

Publik masih mengingat cerita pahit proyek serupa pada era Orde Baru. Pada 1996, Presiden Soeharto menerbitkan Inpres No.2/1996 yang menunjuk PT Timor Putra Nusantara sebagai produsen mobil nasional. Pemilik perusahaan ini adalah Hutomo (Tommy) Mandala Putra. Timor menggandeng Kia Motors, Korea Selatan.

Mimpi punya mobil nasional pun terbayang segera terealisasi. Fasilitas bebas bea masuk dan pajak diberikan kepada Timor asalkan perusahaan ini memenuhi prasyarat komponen lokal. Produsen mobil Korea Selatan itu berjanji akan mentransfer teknologi kepada Timor.

Celaka dimulai ketika Soeharto menerbitkan Keputusan Presiden Nomor 42/1996 yang justru menganulir berbagai persyaratan tadi. Timor boleh mengimpor mobil utuh. Maka, 16 ribu Kia Sephia pun berganti nama menjadi  Timor.  Body dan mesinnya sama persis, hanya beda merek dan logo.

Jepang, Amerika Serikat, dan Uni Eropa meradang. Mereka memenangi gugatan di WTO. Proyek Timor tamat hanya dalam dua tahun. Berbarengan dengan itu, Indonesia dilanda krisis moneter dan IMF masuk. Gara-gara Timor pula, era liberalisasi di Indonesia pun dimulai.

Sekarang, kecurigaan mengarah ke Adiperkasa Citra Lestari tentang fasilitas apa saja yang bakal diperolehnya. Hendropriyono, mantan Kepala Badan Intelijen Negara, yang juga Direktur Utama Adiperkasa, gesit membantah. Menurut dia, perusahaannya tak mendapatkan fasilitas apa pun dari pemerintah, alias murni swasta.

Penjelasan Hendro tak sepenuhnya menjawab keingintahuan publik soal masa depan mobil nasional yang digagasnya. Jika logika Hendro kita ikuti, pertanyaan besar akan muncul: bagaimana mungkin mobil buatan Adiperkasa bakal berjaya di Tanah Air jika penjualan Proton-perusahaan induknya-di Indonesia hanya 523 unit pada 2014?

Saya menduga kelak akan ada akrobat yang dilakukan Adiperkasa. Perusahaan ini bisa saja dengan gagah menyatakan tak akan mendapatkan fasilitas. Tapi, bagaimana dengan penjualannya kelak? Bukan tidak mungkin Adiperkasa akan "bermain" dalam proyek pengadaan mobil di instansi pemerintah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tanpa bantuan, baik dari pemerintah maupun mitra kerja samanya, Proton, akan sulit bagi Adiperkasa masuk ke pasar mobil nasional. Pasar nasional selama ini dikuasai oleh Jepang. Tahun lalu, tujuh merek Jepang, dipelopori Toyota, menguasai 91,3 persen pangsa pasar mobil di Indonesia. Pada 2014, tujuh "samurai" itu menjual 1,103 juta mobil dari total penjualan sebesar 1,208 juta unit.

Pertanyaan berikutnya adalah, mengapa Proton? Dalam hal teknologi, rasanya Proton bukanlah yang terbaik. Proton mengadopsi teknologi Mitsubishi pada awal-awal pendiriannya, dan belakangan menggunakan Lotus. Dari sisi penjualannya, sebetulnya kita bisa menduga bahwa dalam hal teknologi Proton juga tak setara dengan pesaingnya.

Jika tak ada fasilitas, dan tak ada nilai lebih (keunggulannya), lalu buat apa Adiperkasa ingin membuat mobil nasional? Pada hakikatnya, keuntungan menjadi target utama pendirian sebuah perusahaan. Janggal rasanya jika Adiperkasa nekat masuk ke industri mobil.

Saya sebetulnya heran mengapa Hendro tak memilih Korea Selatan. Sejarah mobil negara itu jauh mengkilap ketimbang Malaysia. Kia-diakuisisi Hyundai pada 1998-tahun lalu menjual 2,9 juta unit di seluruh dunia. Bersama Hyundai, Kia kini nomor lima di dunia.

Tak ada yang menduga bahwa mobil-mobil Negeri Ginseng menjelajah sampai ke Amerika dan Eropa-negara pelopor industri otomotif. Raksasa mobil dunia, seperti Ford atau Honda, sudah tertinggal di belakang. Mestinya, Hendro pergi ke Ulsan di mana Hyundai memproduksi 1,6 juta mobil per tahun, bukan ke Shah Alam, Selangor.

Industri mobil sesungguhnya bukan sekadar bagaimana memproduksi mobil. Korea bisa menjadi contoh yang bagus. Pengembangan industri otomotif sangat memerlukan dukungan riset dan pengembangan (R&D) serta nasionalisme konsumen. Korea Selatan kini menjadi negara dengan belanja riset dan pengembangan (R&D) terbesar di dunia, mengalahkan Amerika dan Jepang.

Namun nasionalisme juga menjadi faktor pendukung yang membuat suatu produk bisa berjaya. Kalau Anda ke Korea Selatan, jangan berharap ada merek asing di jalan, di rumah, atau di hotel-hotel di Seoul atau kota-kota lain di sana. Nasionalisme yang kuat membuat perusahaan Korea kuat. Tapi Korea Selatan membutuhkan hampir empat dekade untuk mewujudkan mobil berkelas dunia.

Bagaimana dengan Indonesia? Belanja R&D Indonesia hanya 0,08 persen PDB, jauh di bawah Malaysia (0,6 persen), atau Cina (2 persen). Hampir 85 persen belanja riset dan teknologi dilakukan pemerintah. Nasionalisme juga tidak bisa tumbuh begitu saja. Cintailah produk dalam negeri selama ini hanya jadi slogan.  Hendropriyono dan pasukannya mesti mengubah banyak hal.  


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Penjualan Mobil Nasional Turun Sepanjang 2023, Ekspornya Naik 6,7 Persen

18 Januari 2024

Truk pengangkut sejumlah mobil Kijang Innova Zenix terparkir di Toyota Plant 3, Karawang, Jawa Barat, Selasa, 21 Februari 2023. PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) melakukan ekspor perdana kendaraan elektrifikasi Kijang Innova Zenix produksi dalam negeri. TEMPO/Amelia Rahima Sari.
Penjualan Mobil Nasional Turun Sepanjang 2023, Ekspornya Naik 6,7 Persen

Gaikindo meningformasikan bahwa jumlah ekspor kendaraan buatan Indonesia meningkat 6,7 persen sepanjang 2023.


Penjualan Mobil Nasional 2023 Tembus 1 Juta Unit, Turun 4 Persen

16 Januari 2024

Kabin Toyota Yaris Cross Premiere Edition. (Foto: Toyota Europe)
Penjualan Mobil Nasional 2023 Tembus 1 Juta Unit, Turun 4 Persen

Sepanjang 2023, penjualan mobil domestik wholesales tercatat sebanyak 1.005.802 unit, turun empat persen dibanding tahun 2022.


Mengenang Mobil Nasional Maleo yang Dirancang BJ Habibie

25 November 2023

Mobil nasional Maleo Indonesia. Istimewa
Mengenang Mobil Nasional Maleo yang Dirancang BJ Habibie

Saat itu, BJ Habibie menjabat sebagai Menteri Riset dan Teknologi era Presiden Soeharto dan di tahun 1993, tercetuslah sebuah mobil nasional Maleo.


Apa Saja Kriteria Mobil Nasional? Catat Janji Prabowo Buat Mobil dan Motor Buatan Indonesia

20 November 2023

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menaiki mobil listrik ESMEKA BIMA EV pada ajang pameran Indonesia International Motor Show (IIMS) 2023 di JIExpo, Kemayoran, Kamis, 16 Februari 2023. Produsen mobil lokal, Esemka, memperkenalkan dua unit prototipe mobil listrik, yaitu Esemka Bima EV Cargo Van dan Passenger Van. Tempo/Tony Hartawan
Apa Saja Kriteria Mobil Nasional? Catat Janji Prabowo Buat Mobil dan Motor Buatan Indonesia

Belum ada kesepakatan terkait kriteria mobil dalam negeri atau mobil nasional (mobnas). Apakah terkait Komponen Dalam Negeri atau TKDN?


Prabowo Bicara Mobil dan Motor Buatan Indonesia, Begini Jejak Mobil Nasional Era Sukarno, Soeharto, hingga Jokowi

20 November 2023

Foto arsip Joko Widodo saat menguji mobil
Prabowo Bicara Mobil dan Motor Buatan Indonesia, Begini Jejak Mobil Nasional Era Sukarno, Soeharto, hingga Jokowi

Prabowo Subianto berjanji akan membuat mobil nasional jika terpilih. Mobnas sejak era Sukarno, Soeharto, hingga Jokowi sebut mobil Esemka.


5 Mobil Buatan Esemka dengan Harga Terjangkau

10 Februari 2023

Esemka Garuda I
5 Mobil Buatan Esemka dengan Harga Terjangkau

Bagi yang Ingin memiliki mobil nasional, 5 mobil Esemka ini bisa jadi pilihan


Proton Resmi Jual Mobil Listrik di Malaysia dan Thailand

19 Agustus 2022

Proton Logo (autoevolution.com)
Proton Resmi Jual Mobil Listrik di Malaysia dan Thailand

Layanan ritel akan memberikan Proton pengetahuan dan pengalaman yang berharga tentang cara melayani dan mengisi daya mobil listrik.


Menanti Kehadiran Tommy Soeharto hingga Puluhan Obligor Bayar Utang BLBI

26 Agustus 2021

Tangkapan layar Ketua Umum DPP Partai Berkarya, Hutomo Mandala Putra atau Tommy Soeharto, saat menghadiri Silaturahmi Nasional Partai Berkarya, yang digelar di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat 14 Agustus /2020 yang disiarkan melalui live streaming YouTube. ANTARA/Syaiful Hakim
Menanti Kehadiran Tommy Soeharto hingga Puluhan Obligor Bayar Utang BLBI

Pemerintah telah memanggil seluruh obligor dan debitur BLBI untuk menyelesaikan hak tagih negara atas dana bantuan tersebut hari ini.


Mengenal Timor S515, Mobil Nasional Murah yang Populer di Akhir 90an

25 Agustus 2021

Deretan mobil Timor di pabrik perakitan mobil, Cikampek, Jawa Barat. Dok.TEMPO/Robin Ong
Mengenal Timor S515, Mobil Nasional Murah yang Populer di Akhir 90an

Saat diluncurkan pada 1996, Timor S515 dijual dengan harga Rp 37 juta. Rival sejenis, Toyota Corolla, dipasarkan dengan harga Rp 70 jutaan.


Tommy Soeharto Dipanggil Satgas BLBI, Begini Perjalanan Sejarah Mobil Timor

25 Agustus 2021

Mobil Timor. [TEMPO/ Robin Ong
Tommy Soeharto Dipanggil Satgas BLBI, Begini Perjalanan Sejarah Mobil Timor

PT Timor Putra Nasional pertama kali dibentuk melalui Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 2 Tahun 1996 tentang Pembangunan Industri Mobil Nasional.