Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Banjir Kata Gubernur Ahok

image-profil

image-gnews
Iklan

AGUS DERMAWAN T., PENGAMAT BUDAYA DAN SENI

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaya Purnama atau Ahok adalah gunung berapi aktif, yang setiap letusannya menyemburkan bebatuan kata-kata. Bahasanya keras dan tajam. Terakhir, berkaitan dengan banjir di Jakarta, ia memberondong Perusahaan Listrik Negara (PLN) dengan kalimat yang mengecam. “Pemadaman listrik menyebabkan pompa kagak jalan. Ini gila. Ini sabotase!” katanya.

Tentu para pejabat PLN tergeragap, kemudian bergumam agar Ahok mengubah gaya bertuturnya dengan bahasa yang lebih sopan. Atas saran itu, mungkin Ahok akan menggelengkan kepala. Lantaran ia merasa bahwa kajian filsafat bahasa Wittgenstein jauh-jauh hari justru tidak menyalahkan apa yang ia ucapkan.

Sebagaimana Wittgenstein, Ahok memang memposisikan bahasa hanya sebagai terjemahan dari fakta, sehingga apa pun yang diucapkan, asal berangkat dari fakta, tidaklah bisa keliru. Ahok, lewat tutur bahasanya yang ternyata “kasar”, sesungguhnya memang hanya menegaskan fakta yang pernah terjadi. Sedangkan dari dalam pengungkapan fakta itu barulah muncul obyek (sebagai unsur dari fakta), yang dalam konteks banjir kemarin adalah PLN. Dalam luapan ucapan Ahok, si obyek alias PLN bukanlah ihwal yang paling pokok.

Dengan pengetengahan fakta (dan pemunculan obyek) itu, apa yang dikemukakan Ahok sekonyong-konyong menjadi realitas baru. Dan realitas baru itu bisa menyampaikan “maksud jelas” apabila di dalamnya termuat reference (rujukan). Dalam konteks banjir dan Ahok kemarin, “maksud jelas” yang tersirat adalah “perbaikan sistem”. Walhasil, apa yang dikemukakan Ahok dalam gaya bahasa apa pun memperoleh pembenaran ala Wittgenstein. Sebab, substansi isi ledakan bahasanya benar, dan muara dari maksud yang dia tuturkan juga benar.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tapi, untuk publik Indonesia yang biasa bersantun ria, tutur kata dan gaya bahasa yang terlalu terang itu jadi masalah. Atas hal ini, kajian filsafat bahasa lain memberikan penjelasan. Noam A. Chomsky menganggap bahasa sebagai persoalan “dari dalam”. Aspek ini diistilahkan sebagai Language Acquisition Device (LAD), yang dalam kosmologi bahasa Melayu disebut Alat Pemerolehan Bahasa (APB). Suatu sistem yang memungkinkan semua manusia (anak-anak) normal memperoleh bahasa pertamanya di luar kesadaran dan tanpa pengajaran formal (Muhammad Khoyin, 2013).

Namun demikian, Chomsky yakin akal manusia akan menemukan bahasa yang sifatnya umum, karena komunikasi antarpersona dan antarkomunitas memaksa terjadinya hubungan bahasa yang saling mengisi. Bahkan hubungan antarsuku dan bangsa bisa saling mempengaruhi. Bahasa yang kaku akan jadi luwes. Yang kasar menjadi lebih halus, dan sebaliknya. Pendapat ini meyakini bahwa akal manusia adalah ruang besar tabula rasa (bersih dan terbuka) yang diam-diam mengambil, menerima, menyimpan, dan menafsirkan segala pengetahuan yang ditanggapi oleh pancaindra.

Sudah waktunya Pak Gubernur Ahok, atau Zhong Wan Xie, yang “dari dalam”nya mewarisi kekerasan dan kekasaran tutur, mengkaji ulang filsafat bahasanya. Agar pusaran politik dan birokrasi Indonesia yang (kadang) pokrol bambu tidak punya alasan untuk menggempurnya. *

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Banjir di Halmahera Timur Berangsur Surut Usai Rendam 13 Desa, BPBD Masih Siaga

1 hari lalu

Tim gabungan melakukan evakuasi terhadap warga terdampak banjir dan pemantauan pasca banjir di Kecamatan Kota Maba, Kabupaten Halmahera Timur, Rabu (2/7). Sumber foto: BPBD Kabupaten Halmahera Timur
Banjir di Halmahera Timur Berangsur Surut Usai Rendam 13 Desa, BPBD Masih Siaga

Kabupaten Halmahera Timur termasuk wilayah rawan banjir merujuk data inaRisk. Ada 10 kecamatan dengan indeks bahaya banjir sedang hingga tinggi.


Banjir dan Longsor di Kabupaten Nunukan, Sejumlah Jembatan Antar Desa Terputus

1 hari lalu

Wilayah yang terdampak tanah longsor di wilayah Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara, pada Sabtu lalu (13/7). Dok humas BNPB
Banjir dan Longsor di Kabupaten Nunukan, Sejumlah Jembatan Antar Desa Terputus

Banjir dan tanah longsor melanda sejumlah desa di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara. Wilayah ini tercatat rentan bencana hidrometeorologi.


Jembatan Cina Ambruk, 11 Orang Tewas dan Lebih Dari 30 Orang Hilang

6 hari lalu

Tangkapan layar kawasan banjir di Kota Meizhou, Guangdong, Tiongkok, 17 Juni 2024.  (File image: Video obtained by Reuters)
Jembatan Cina Ambruk, 11 Orang Tewas dan Lebih Dari 30 Orang Hilang

Sedikitnya sebelas orang tewas dan lebih dari 30 orang masih hilang setelah sebuah jembatan di Cina utara ambruk di tengah hujan lebat


SKK Migas Catat Lifting Minyak Semester I 2024 Capai 576 Ribu Barel per Hari

7 hari lalu

Ilustrasi proyek migas SKK Migas. Foto: dok SKK Migas
SKK Migas Catat Lifting Minyak Semester I 2024 Capai 576 Ribu Barel per Hari

SKK Migas memprediksi lifting minyak pada semester II atau hingga akhir 2024 sebesar 595 ribu BOPD.


Toronto Terendam Banjir

9 hari lalu

Ilustrasi banjir. ANTARA/Pey Hardi Subiantoro
Toronto Terendam Banjir

Banjir di Toronton Kanada menyebabkan listrik padam, gangguan lalu lintas dan sejumlah penerbangan terlambat atau bahkan dibatalkan.


Hujan Badai di Toronto, Rumah Mewah Drake Kebanjiran

9 hari lalu

Rapper Drake memperlihatkan kondisi dalam rumahnya yang tergenang air karena badai besar di Toronto. Foto: Instagram/@champagnepapi
Hujan Badai di Toronto, Rumah Mewah Drake Kebanjiran

Rapper Drake menunjukkan kondisi di dalam rumahnya yang terendam banjir akibat hujan badai melanda Toronto.


Banjir di Luwu Utara Akibat Luapan Empat Sungai, Jalan Trans Sulawesi Ikut Terdampak

9 hari lalu

Kondisi banjir di Kab Luwu Utara, Senin (15/7). Sumber video: BPBD Kab Luwu Utara
Banjir di Luwu Utara Akibat Luapan Empat Sungai, Jalan Trans Sulawesi Ikut Terdampak

Hujan deras sejak 15 Juli lalu membuat sejumlah sungai utama di Kabupaten Luwu Utara meluap dan melimpas ke pemukiman masyarakat.


Konsistensi Heru Menambah RTB Pengendali Banjir

11 hari lalu

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono meninjau Rumah Pompa Air Sentiong di Ancol, Jakarta Utara, Kamis, 29 Februari 2024. Dok. Pemprov DKI, beritajakarta.com
Konsistensi Heru Menambah RTB Pengendali Banjir

Selama 2024, ada delapan waduk/embung yang dibangun di Jakarta. Dua di antaranya adalah waduk baru.


BNPB: 7.000 Lebih Warga Mengungsi Imbas Banjir di Kota Gorontalo

11 hari lalu

Warga mengungsi dengan menggunakan perahu di Tilango, Kabupaten Gorontalo, Gorontalo, Jumat, 12 Juli 2024. Pemerintah setempat mendata 9.370 warga dari delapan desa di Kecamatan Tilango terkena dampak banjir luapan Danau Limboto, Sungai Tapodu dan Bulango. ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin
BNPB: 7.000 Lebih Warga Mengungsi Imbas Banjir di Kota Gorontalo

Banjir ini menjadi yang terparah di Gorontalo pada pertengahan tahun 2024


Mengenal Lebih Jauh Bencana Hidrometeorologi

12 hari lalu

Wilayah yang masih terdampak banjir di Kota Gorontalo, per Sabtu, 13 Juli 2024, pukul 11.00 WITA. Lembaga Salam Puan
Mengenal Lebih Jauh Bencana Hidrometeorologi

bencana hidrometeorologi merupakan fenomena bencana alam atau proses merusak yang terjadi di atmosfer (meteorologi), air (hidrologi), atau lautan.