Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Beras

image-profil

image-gnews
Iklan

Bandung Mawardi, Esais

Di Padang, pada 1942, Sukarno bercakap dengan para pejabat militer Jepang. Sukarno sadar bahwa Jepang memerlukan kontribusi para tokoh tenar untuk turut memenangi perang. Percakapan mencapai kesepakatan. Selebrasi kesepakatan dibuktikan dengan makan bersama. Sukiyaki disajikan di atas meja. Sukarno mengaku, “Baru pertama kali itu saya mencicipinya, dan menurut saya enak sekali.” Setelah pesta kecil, Sukarno pulang diantar menggunakan mobil Buick berwarna hitam. Sekian jam berlalu. Sukarno sadar, ada kompensasi dari sukiyaki dan Buick. Pejabat Jepang menginginkan Sukarno sebagai juru penerang bagi penduduk di Padang, yakni mengusahakan agar mereka mau memasok beras kepada Jepang (Lambert Giebels, 2001).

Beras sedang langka. Penduduk diwajibkan menyetor beras ke Jepang dengan dalih perang. Para tentara memerlukan beras agar tangguh saat berperang meski penduduk merintih menahan lapar. Episode awal kelicikan itu memberi sengatan atas kehormatan dan janji Sukarno untuk mengentaskan Indonesia dari kolonialisme. Beras pun menjadi cerita besar selama pendudukan Jepang. Penduduk menanggung lapar akibat ketiadaan beras. Mereka nekat makan bonggol pisang. Beras telah menjadi tema dilematis dan menentukan alur politik kebangsaan.

Sukarno terus berurusan dengan beras. Pada 1946, India menanggung krisis pangan. Jutaan orang kelaparan. Sukarno dan para pemimpin bangsa memilih menjalankan “politik beras”. Rakyat diajak mengumpulkan beras demi menumpas kelaparan di India. Tindakan Indonesia mencengangkan dan berefek politis. Kehormatan Indonesia mendapat pengakuan dari pelbagai negara. Indonesia dianggap sebagai negara-bangsa yang sedang menjalankan politik atau diplomasi secara beradab.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tahun demi tahun berlalu. Pada masa 1960-an, Sukarno tak sanggup menjamin ketersediaan beras bagi jutaan orang. Kelaparan merapuhkan kekuasaan. Sukarno terus rajin berpidato agar revolusi terus bergerak. Beras justru “tercecer” sebagai bukti keberhasilan revolusi. Taufiq Ismail memberi sindiran melalui gubahan Sjair Orang Lapar (1964), mengisahkan kelaparan dan kematian: Lapar di Gunungkidul/ Majat dipanggang kemarau/ Berdjadjar masuk kubur/ Kauulang djua. Beras belum berkelimpahan. Penguasa masih gagal mewujudkan Indonesia makmur dan sejahtera.

Beras tetap penentu kekuasaan. Soeharto tampil sebagai penguasa bercap Orde Baru, bermaksud memutus sejarah lapar di Indonesia. Sejak 1967, Soeharto bertekad mengadakan swasembada pangan alias swasembada beras. Indonesia harus berhenti menjadi negara pengimpor beras. Indonesia sebagai negara agraris tak elok menggantungkan nasib pada produksi beras dari negara-negara asing. Hamparan sawah mesti dikerjakan demi keberlimpahan beras. Soeharto mengaku sukses mewujudkan swasembada beras pada 1984. Mitos kekuasaan pun membesar.

Sekarang, harga beras mahal akibat ketidakserempakan panen raya dan kekisruhan sistem pasar. Politik beras mulai mengandung tanda seru saat Joko Widodo menjanjikan swasembada pangan. Beras tetap dianggap penentu martabat kekuasaan. Barangkali Joko Widodo juga perlu mengurusi beras, mengacu ke amanat kultural yang terkandung dalam cerita-cerita Dewi Sri. Beras tak usah terlalu politis. Keinsafan kultural perlu diajukan agar Joko Widodo tak terlalu menjalankan swasembada sebagai aksi politik: ambisius dan imperatif. *

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Dosen Hukum Pidana UGM Sanggah Nurul Ghufron yang Sebut Kaesang Tak Wajib Laporkan Terima Gratifikasi

5 menit lalu

Tangkapan layar dari video pendek yang menunjukkan momen Kaesang Pangarep dan Erina Gudono turun dari jet pribadi dan langsung berjalan menuju mobil yang telah menunggu di apron bandara. Petugas tampak membawa sejumlah tas-tas belanjaan mewah tanpa melewati pemeriksaan Bea Cukai. (Sumber: Twitter)
Dosen Hukum Pidana UGM Sanggah Nurul Ghufron yang Sebut Kaesang Tak Wajib Laporkan Terima Gratifikasi

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menyebut Kaesang tidak perlu melaporkan gratifikasi. Dosen Hukum Pidana UGM bilang tidak boleh dibebaskan kasusnya.


Misa di Papua Nugini, Paus Fransiskus: Tuhan Menyentuh Orang hingga Ujung Dunia

13 menit lalu

Paus Fransiskus bertemu dengan Gubernur Jenderal Papua Nugini, pejabat pemerintah, duta besar, kelompok sipil di Apec House, Papua Nugini, Sabtu, 7 September 2024. Foto: Biro Pers Vatikan.
Misa di Papua Nugini, Paus Fransiskus: Tuhan Menyentuh Orang hingga Ujung Dunia

Misa yang dipimpin oleh Paus Fransiskus di John Guise Stadium dihadiri sekitar 35 ribu umat.


Penyebab Paus Fransiskus Hanya Hidup dengan Satu Paru-paru

17 menit lalu

Paus Fransiskus disambut oleh Wakil Perdana Menteri Papua Nugini John Rosso setelah mendarat di Bandara Internasional Port Moresby Jackson, di Port Moresby, Papua Nugini, 6 September 2024. REUTERS/Guglielmo Mangiapan
Penyebab Paus Fransiskus Hanya Hidup dengan Satu Paru-paru

Meski hanya memiliki satu paru-paru, Paus Fransiskus sanggup melakukan perjalanan jauh ke berbagai penjuru dunia.


Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Langgar Kode Etik Soal Intervensi Mutasi ASN Kementan

25 menit lalu

Terperiksa Wakil Ketua KPK, Nurul Ghufron, mengikuti sidang pembacaan surat amar putusan pelanggaran etik, di gedung ACLC Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Jumat, 6 September 2024. TEMPO/Imam Sukamto
Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Langgar Kode Etik Soal Intervensi Mutasi ASN Kementan

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron terbukti melakukan pelanggaran kode etik soal penyalahgunaan pengaruh atau jabatan di balik mutasi ASN Kementan.


Profil Cak Lontong, Ketua Tim Pemenangan Pramono Anung-Rano Karno yang Disebut Good Looking

27 menit lalu

Cak Lontong. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Profil Cak Lontong, Ketua Tim Pemenangan Pramono Anung-Rano Karno yang Disebut Good Looking

Cak Lontong Ketua Tim Pemenangan Pramono Anung dan Rano Karno dalam Pilkada Jakarta 2024. Sebelumnya, Pramono sebut ketua timnya sosok good looking.


Tips Mendaki Bagi Pemula dan 5 Larangan saat Naik Gunung

32 menit lalu

Tips Mendaki Bagi Pemula dan 5 Larangan saat Naik Gunung

Ada sejumlah persiapan dan larangan saat naik gunung


Mahfud Md Pernah Menunjuk Faisal Basri Jadi Satgas TPPU, Bongkar Kasus Impor Emas Senilai Rp 189 Triliun

41 menit lalu

Mahfud Md Pernah Menunjuk Faisal Basri Jadi Satgas TPPU, Bongkar Kasus Impor Emas Senilai Rp 189 Triliun

Mahfud Md pernah menunjuk Faisal Basri jadi Satgas TPPU. Ini hasil temuan bersama timnya, termasuk bongkar kasus impor emas senilai Rp 189 triliun.


Jusuf Kalla Kritik Kinerja Mendikbud Nadiem Makarim: Tak Cukup Pengalaman Pendidikan

47 menit lalu

Mantan Wakil Presiden RI ke 10 dan 12, Jusuf Kalla menggelar konferensi pers ihwal penampilan debat capres ketiga di kediamannya,  Jalan. Brawijaya Raya No 6 Jakarta Selatan, Rabu, 9 Januari 2024. TEMPO/Tika Ayu
Jusuf Kalla Kritik Kinerja Mendikbud Nadiem Makarim: Tak Cukup Pengalaman Pendidikan

Jusuf Kalla menyampaikan kritik terhadap kinerja Mendikbud Nadiwm Makarim.


Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Terbukti Langgar Kode Etik, Berikut Sejumlah Kontroversinya Termasuk Soal Kaesang

49 menit lalu

Terperiksa Wakil Ketua KPK, Nurul Gufron, mengikuti sidang pembacaan surat amar putusan pelanggaran etik, di gedung ACLC Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Jumat, 6 September 2024. TEMPO/Imam Sukamto
Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Terbukti Langgar Kode Etik, Berikut Sejumlah Kontroversinya Termasuk Soal Kaesang

Dewa KPK putuskan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron terbukti lakukan pelanggaran kode etik. Berikut sejumlah kontroversi Ghufron, termasuk soal Kaesang.


Polisi Beberkan Peranan 4 Remaja dalam Pembunuhan dan Pemerkosaan Siswi SMP di Palembang

50 menit lalu

Konferensi pers Polrestabes Palembang dan Polda Sumsel soal penangkapan empat tersangka pembunuhan dan pencabulan terhadap gadis 13 tahun yang jasadnya ditemukan di TPU Talang Kerikil. Rabu malam, 4 September 2024. TEMPO/ Yuni Rahmawati
Polisi Beberkan Peranan 4 Remaja dalam Pembunuhan dan Pemerkosaan Siswi SMP di Palembang

Polrestabes Palembang beberkan peranan 4 remaja dalam pembunuhan dan pemerkosaan terhadap siswi SMP.