Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Aletheia

Oleh

image-gnews
Iklan

untuk Abdul Rahman Saleh.

Ini terjadi di kota yang namanya tak perlu disebutkan, di negeri yang bukan Indonesia (tapi tak usah ditulis), pada zaman yang tak begitu jelas.

Seorang perempuan ditangkap. Ia dibawa ke sebuah gedung papak dengan dinding dingin berbau lumut.

Di sana telah duduk empat lelaki berjubah ungu gelap. Songkok merah marun bertengger di kepala mereka. Semuanya berkacamata hitam. Di depan mereka tercantum jabatan masing-masing: "Jaksa Negara", "Pemuka Agama Resmi", "Wali Keharmonisan Kultural", dan "Pejabat Tinggi Akal Sehat".

Balai itu hening. Angker? Perempuan itu, duduk berkain songket dan berkerudung biru, seperti tak peduli. Matanya memandang ke kejauhan. Tatapan itu baru berubah ketika salah seorang pengusut bertanya: "Namamu Aletheia?"

"Betul, Tuan".

Jaksa Negara: "Tahukah kamu, kamu dituduh menyebarkan ajaran yang sesat?"

Aletheia: "Tahu."

Jaksa Negara: "Kamu mengakui perbuatanmu itu?"

Aletheia: "Saya tak tahu, Tuan. Saya tak tahusebab siapa yang berhak menentukan, mana yang 'sesat' dan yang 'tak sesat'? Sayakah? Tuankah?"

Pemuka Agama Resmi: "Ajaran agamalah yang menentukan itu, hai perempuan!"

Aletheia: "Itu ketentuan ajaran agama Tuan. Tapi bagaimana nasib orang yang bukan pemeluk agama itu dan tak mengikuti aturannya? Ia ibarat penghuni Kota A, tapi dianggap melanggar aturan lalu lintas Kota B".

Wali Keharmonisan Kultural: "Lalu apa agamamu? Islam? Kristen? Hindu? Buddha? Kondomble? Brik-A-Brak?"

Aletheia: "Saya berada di luar itu semua."

Jaksa Negara: "Kamu penganut Konghucu? Itu di luar daftar agama yang diakui Negara. Itu melanggar hukum"

Aletheia: "Saya bukan penganut Konghucu, Tuan. Tapi seperti pengikut Konghucu, saya memang berada di luar semua agama yang diakui Negara ini. Salahkah saya? Bagaimana Negara dapat mendaftar apa yang haram dan tidak dalam perkara iman? Bukankah Negara adalah kekuasaan yang lahir dari kemenangan politik manusia, bukan dari ke-maha-tahu-an? Agama yang diakui Negara belum tentu agama yang benar."

Pemuka Agama Resmi: "Jadi kamu anggap agama Brik-A-Brak, agama resmi negeri ini, tak benar? Lancang banget!"

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Aletheia: "Maaf, saya hanya mengatakan, 'belum tentu benar'. Soalnya: bagaimana memutuskan sebuah agama benar dan tak sesat? Bukankah di dunia yang terbatas ini, tak ada hakim yang paling diakui benar dalam perkara ini?"

Pemuka Agama Resmi: "Tapi ada iman, Saudara! Ada iman! Iman itulah yang meyakini sebuah agama tak sesat!"

Aletheia: "Ah, ada iman Kristen, ada iman Yahudi, ada iman Islam. Iman Yahudi tak mengakui kebenaran Yesus, iman Kristen tak menganggap serius kenabian Muhammad. Siapa yang bisa jadi hakim?"

Jaksa Negara: "Tapi ada hukum positif, yang didukung hampir semua wakil rakyat di parlemen. Dalam hukum itu, ajaran yang kamu sebarkan dianggap sesat. Kamu tak bisa melawan hukum itu, sebab rakyat negeri ini mendukungnya."

Aletheia: "Suara rakyat bukanlah suara Tuhan. Suara rakyat bisa khilafseperti suara rakyat Amerika yang memilih kembali George W. Bush."

Pejabat Tinggi Akal Sehat: "Stop! Di sini bukan untuk bicara tentang keadaan luar negeri!"

Aletheia: " dengan undang-undang yang didukung rakyat itu, apa yang hendak dicapai dengan menghukum saya? Agar saya jadi penganut Brik-A-Brak? Agar saya meninggalkan keyakinan saya?"

Perempuan itu berhenti bicara sejurus. Ia minum dan membetulkan kerudungnya. Lalu ia meneruskan: "Dalam sejarah, banyak orang yang disalibkan, dibakar hidup-hidup, dikucilkan, tapi mereka tak hendak mencabut yang mereka yakini. Tuan tahu kisah Al Hallaj yang diletakkan di api, cerita Spinoza yang diusir dari komunitas Yahudi, dan Sokrates, tentu saja Sokrates, yang disuruh meminum racun. Apa akibat dari kekerasan macam itu? Tak ada paksaan dalam agama, begitu disebut dalam Qurankitab yang mungkin Tuan tak pernah dengar, sebab Tuan penganut agama Brik-A-Brak. Nah, masjid agung orang Islam di Gujarat dihancurkan kaum fundamentalis Hindu, masjid Ahmadiyah di Jawa Barat dirusaktapi mampukah semua itu mengubah keyakinan?"

Pejabat Tinggi Akal Sehat: "Keyakinan yang ngawur pada akhirnya akan diubah oleh akal sehat dan oleh agama yang benar. Ingat, kata Nabi orang Islam, 'agama itu akal'".

Aletheia: "Saya kagum Tuan tak sungkan mengutip kata-kata Nabi orang Islam. Tapi kepada Tuan akan saya kutipkan Einstein. Tuan ingat Einstein, penemu teori relativitas? Dia orang yang tahu bagaimana produktifnya bila akal atau nalar dipakai manusia untuk memecahkan problem kehidupan dan alam semesta. Tapi ia tahu, ada sifat dalam nalar yang membatasi pendekatan manusia kepada dunia. "Bila kita tak berdosa kepada nalar, kita tak akan ke mana-mana."

Pejabat Tinggi Akal Sehat: "Hai, kamu mau menyeret manusia jadi irasional. Rupanya dengan itu kamu benarkan takhayul, bahwa kamu pernah bersua dengan malaikat! Bagaimana kamu membuktikan bahwa ada malaikat yang namanya, ah, siapa itu, oh, ya Jibril, yang membisiki kamu dengan 'kebenaran'?"

Aletheia: "Beranikah pertanyaan yang sama Tuan kemukakan kepada orang Islam, yang mempercayai Nabi mereka diberi wahyu lewat Jibril? Hmmm. Setidaknya bagi saya, wahyu-melalui-Jibril adalah semacam Eregnis. Maksud saya, "kejadian" yang melintas ke dalam kalbu saya, yang men-dadak membentangkan apa yang menakjubkan, yang juga suci, menggetarkan, menakutkan, di atas bumi, di bawah langit, di antara yang ilahi dan yang fana. Di momen itu saya tersentuh oleh sesuatu yang tak biasalatar bagi Yang Maha-Lain, dengan segala ambiguitas dan paradoksnya"

Jaksa Negara: "Nona, bicaralah yang ringkas agar kita paham."

Sebelum semua tahu apa artinya "paham", jam berdentang pukul 21. Sejak itu Aletheia diam. Dan cerita khayal ini harus dihentikan, sebab sudah bisa diduga akhirnya, itu-itu juga, membosankan.

Goenawan Mohamad

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Lee Sang Heon Minta Maaf Batal Hadiri Meet and Greet Secret Ingredient di Jakarta

15 menit lalu

Lee Sang Heon. Foto: Instagram/@sangheonleesh
Lee Sang Heon Minta Maaf Batal Hadiri Meet and Greet Secret Ingredient di Jakarta

Lee Sang Heon membuat video dan meminta maaf karena tidak bisa menyapa penggemarnya di Jakarta secara langsung.


Gibran Dorong Program CSR Lebih Banyak Diarahkan ke Sekolah-Sekolah

15 menit lalu

Wapres terpilih yang juga Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menghadiri acara pembagian sepatu gratis untuk anak-anak sekolah tak mampu di SMKN 8 Solo, Jawa Tengah, Jumat, 26 April 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Gibran Dorong Program CSR Lebih Banyak Diarahkan ke Sekolah-Sekolah

Gibran mengatakan para penerima sepatu gratis itu sebagian besar memang penerima program Bantuan Pendidikan Masyarakat Kota Surakarta.


Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

26 menit lalu

Ilustrasi pria bertubuh tinggi dan pendek. shutterstock.com
Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

Selain penampilan, orang tinggi diklaim punya kelebihan pada kesehatan dan gaya hidup. Berikut keuntungan memiliki tinggi badan di atas rata-rata.


Antara Eve dan K-Pop, Ini Kenapa Game Stellar Blade Dianggap Kontroversial

34 menit lalu

Tampilan menu utama game eksklusif PlayStation, Stellar Blade. Tangkapan gambar dari PS5. TEMPO/Reza Maulana
Antara Eve dan K-Pop, Ini Kenapa Game Stellar Blade Dianggap Kontroversial

Stellar Blade mendapat hujan kritik karena desain karakter tokoh utamanya, Eve. Game eksklusif PlayStation 5 atau PS5 ini rilis umat, 26 April 2024.


Pemda Sumbawa Bangun 3 TPA dan 11 TPS Terpadu

39 menit lalu

Pemda Sumbawa Bangun 3 TPA dan 11 TPS Terpadu

Pemerintah Kabupaten Sumbawa, membangun 3 Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan 11 Tempat Pengolahan Sampah (TPS) Terpadu, sebagai upaya untuk meningkatkan pengelolaan sampah.


PPP Ajak Semua Pihak Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ada Peran Sandiaga Uno?

39 menit lalu

Ketua Bappilu PPP dan Ketua Dewan Pakar TPN Ganjar-Mahfud, Sandiaga Uno memberi penjelasan tentang rencananya di masa tenang Pemilu 2024 saat ditemui di Pasar Gede Solo, Jawa Tengah, Sabtu, 10 Februari 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
PPP Ajak Semua Pihak Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ada Peran Sandiaga Uno?

Sandiaga Uno mengucapkan selamat kepada Prabowo-Gibran.


Fernando Morientes Pajang Trophy Liga Champions di Indonesia, Bicara Fanatisme Suporter Tanah Air

41 menit lalu

Presiden Direktur Multi Bintang Indonesia Rene Sanchez Valle (kiri) dan Eks Penyerang Real Madrid Fernando Morientes dalam sesi jumpa pers Meet The UEFA Champions League Trophy & Legends di MGP Space, SCBD, Jakarta Selatan, Jumat, 26 April 2024. TEMPO/Randy
Fernando Morientes Pajang Trophy Liga Champions di Indonesia, Bicara Fanatisme Suporter Tanah Air

Fernando Morientes singgung bagaimana kegilaan penggemar sepak bola Indonesia yang rela menonton Laga Liga Champions tengah malam.


Klasemen Liga 1 dan Rekap Hasil Pekan Ke-33 Usai Persija Jakarta Kalahkan RANS Nusantara FC 1-0

51 menit lalu

Logo BRI Liga 1 2023-2024.
Klasemen Liga 1 dan Rekap Hasil Pekan Ke-33 Usai Persija Jakarta Kalahkan RANS Nusantara FC 1-0

RANS Nusantara FC harus menerima kekalahan dari Persija Jakarta pada pekan ke-33 Liga 1. Terancam degradasi.


DLH Sumbawa Tambah Sarpras Penanganan Sampah

1 jam lalu

DLH Sumbawa Tambah Sarpras Penanganan Sampah

Pemerintah Kabupaten Sumbawa melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH), terus melakukan upaya dalam penanganan sampah.


Review Game Stellar Blade: Kuat di Visual, Lemah di Cerita

1 jam lalu

Eve, karakter utama game Stellar Blade. Game ini dirilis Sony Interactive Entertainment pada 26 April 2024. Tangkapan gambar dari PS5. TEMPO/Reza Maulana
Review Game Stellar Blade: Kuat di Visual, Lemah di Cerita

Sony Interactive Entertainment telah merilis game eksklusif Stellar Blade di PlayStation 5 atau PS5. Berikut review-nya.