Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Negeri Sengsara

image-profil

image-gnews
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - M. Fauzi Sukri, Penulis

Lembaga media massa multinasional Bloomberg mengeluarkan survei peringkat negara sengsara (the most miserable country) di dunia pada awal Maret 2015. Indonesia ternyata berada di urutan ke-15. Sangat mungkin Anda termasuk yang memberikan suara itu, dengan melihat realitas yang hadir dalam gerak kehidupan ekonomi dan politik Indonesia termutakhir.

Sedikit menengok peristiwa proklamasi Indonesia, kita tahu bahwa negara Indonesia memang tidak diproklamasikan dengan kebahagiaan. Saat menceritakan ulang peristiwa pembacaan teks proklamasi pada 17 Agustus itu, Sukarno (Adams, 1966: 329) mengatakan, "Peristiwa kemenangan besar, untuk mana aku mempersembahkan djiwa dan ragaku, sekarang telah selesai. Ia tidak memberikan perasaan apa-apa. Aku tidak merasakan kegirangan hati. Aku hanya letih. Sangat letih."

Proses rembuk dan pembuatan teks proklamasi Indonesia tidak menggirangkan hati Sukarno. Namun negara Indonesia yang sudah didambakan selama puluhan tahun tidak pernah dicita-citakan sebagai negeri sengsara. Seperti dikatakan Sukarno, kemerdekaan adalah jembatan emas untuk membangun politik, ekonomi, dan budaya Indonesia. Penghadiran dan pengukuhan negara Indonesia adalah hasrat untuk membangun negeri gemah ripah, loh jinawi, tata tentrem raharjo. Negeri makmur sandang pangan, tanah hijau subur, damai tatanan sosial-politik.

Imajinasi idealitas negeri makmur secara ekonomi dan tenteram secara sosial-politik ini, yang dijadikan semboyan Mbok Mase (sebutan saudagar batik di Lawayen, Solo, yang termasyhur) dan dipajang di dinding rumah, adalah salah satu raison d'etre kelahiran Indonesia, melepaskan diri dari belenggu kolonialisme yang dianggap menyengsarakan secara ekonomi-politik. Tak ada negeri yang memiliki imajinasi idealitas ekonomi-politik yang menjangkau masa lalu dan masa depan seperti yang kita warisi. Kita dianugerahi tanah yang subur dengan berbagai sumber daya alam yang melimpah dan berada di perlintasan perdagangan internasional. Dua anugerah ini adalah modal melimpah menjadi negeri gemah ripah, loh jinawi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Jika dalam survei Bloomberg itu, dengan barometer utama angka inflasi dan pengangguran, negeri ini masuk menjadi urutan ke-15, maka masalah terbesarnya adalah kita semua sebagai manusia Indonesia. Dalam berbagai survei ekonomi-politik, Indonesia hampir tidak pernah menduduki peringkat yang pertama. Indonesia selalu kalah dari Malaysia dan Singapura, atau Thailand, yang menjadi negeri paling makmur dan tak sengsara seperti yang dilansir Bloomberg.

Dan, hanya dalam korupsi, Indonesia berani dan pasti mengalahkan para negara tetangga. Kehebohan urusan politik dan korupsi sudah keterlaluan menyita tenaga para pemimpin dan warga Indonesia. Kita terlalu sibuk mengurusi para pemimpin yang bermasalah, bukan rakyat Indonesia, meski kita mengaku sebagai negara berdemokrasi terbesar keempat di dunia. Kepemimpinan Presiden Jokowi, yang pada masa kampanye begitu "menjanjikan", sekarang sedikit-banyak tersita untuk mengurusi ulah para elite politik. Bukan rakyat.

Saat Indonesia diproklamasikan kemerdekaannya, Hatta dan Sukarno membayangkan negeri Amerika Serikat (juga Jepang), yang dianggap sebagai negeri yang didirikan untuk mencapai kebahagiaan warga negaranya. Indonesia juga dicita-citakan sebagai negeri bahagia. Bukan negeri sengsara.


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Faisal Basri Prediksi Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Tidak Akan Tercapai di Era Prabowo

2 jam lalu

Faisal Basri menjadi ahli dari pemohon calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 1 Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Amin) dalam perkara sidang perselisihan hasil Pilpres 2024 di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Senin 1 April 2024. TIM Hukum Nasional (Amin) menghadirkan 7 ahli dan 11 saksi. TEMPO/Subekti.
Faisal Basri Prediksi Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Tidak Akan Tercapai di Era Prabowo

Target presiden terpilih Prabowo Subianto mewujudkan pertumbuhan ekonomi 8 persen diprediksi tidak akan tercapai


Budi Karya Sebut Pemerintah Target Turunkan Biaya Logistik Jadi 8 Persen dari PDB

22 jam lalu

Truk pengangkut logistik melintas di ruas tol Jakarta-Cikampek, Bekasi, Jawa Barat, Kamis, 2 Mei 2024. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas memasang target penurunan biaya logistik nasional terhadap produk domestik bruto (PDB) menjadi 12 persen dalam 5 tahun ke depan. TEMPO/Tony Hartawan
Budi Karya Sebut Pemerintah Target Turunkan Biaya Logistik Jadi 8 Persen dari PDB

Menhub Budi Karya Sumadi menyebut Pemerintah menargetkan menurunkan biaya logistik dari 14,29 persen menjadi 8 persen dari PDB.


Jokowi Terima Pejabat Tinggi Bank Dunia di Istana, Ini yang Dibahas

1 hari lalu

Presiden Joko Widodo menyampaikan sambutan dalam pembukaan Indonesia-Pacific Parliamentary Partnership (IPPP) di Jakarta, Kamis, 25 Juli 2024. Sidang Indonesia-Pacific Parliamentary Partnership (IPPP) ke-2 tersebut mengangkat tema Partnership for Prosperity: Fostering Regional Connectivity and Inclusive Development yang bertujuan untuk memperkuat diplomasi parlemen dalan membangun kerja sama dengan negara-negara Pasifik di bidang yang menjadi prioritas bersama, seperti maritim, ekopnomi biru, konektivitas dan pencapaian SDGs. TEMPO/M Taufan Rengganis
Jokowi Terima Pejabat Tinggi Bank Dunia di Istana, Ini yang Dibahas

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menerima Managing Director of Operations World Bank, Anna Bjerde, di Istana Kepresidenan Jakarta pada Kamis sore.


Kemenko Perekonomian Rayakan HUT ke-58, Airlangga Curhat Hadapi Pandemi dengan Melebarkan Defisit Anggaran

1 hari lalu

Menko Airlangga Hartanto saat konperensi pers terkait perkembangan penyelesaian penanganan PSN Rempang Eco City, di Gedung BP Batam, Jumat, 12 Juli 2024. TEMPO/Yogi Eka Sahputra
Kemenko Perekonomian Rayakan HUT ke-58, Airlangga Curhat Hadapi Pandemi dengan Melebarkan Defisit Anggaran

Kemenko Perekonomian merayakan HUT ke-58. Dalam kesempatan itu, Menko Airlangga mengisahkan upaya yang dihadapi kementerian saat Covid-19.


Prabowo Optimistis Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, Ekonom Sebut di Era Jokowi Saja Stagnan

2 hari lalu

Konsumen berbelanja kue kering khas lebaran di pasar Jatinegara, Jakarta, Rabu 3 April 2024. Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memperkirakan terjadinya anomali pada aktivitas konsumsi masyarakat di momentum ramadan dan lebaran tahun ini. Hal ini terutama dipicu oleh daya beli masyarakat yang mulai tergerus akibat lonjakan harga pangan sejak akhir 2023. TEMPO/Tony Hartawan
Prabowo Optimistis Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, Ekonom Sebut di Era Jokowi Saja Stagnan

Presiden terpilih Prabowo Subianto yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 8 persen. Ekonom sebut sulit tercapai bila permasalahan struktura; tidak dibenahi. Pertumbuhan era Jokowi masih stagnan di kisaran 5 persen.


Ekspor Indonesia Melambat, CORE: Karena Ketergantungan ke Pasar Cina

2 hari lalu

Deretan kapal pengangkut peti kemas tengah melakukan bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis, 25 April 2024. Namun, capaian kali ini menandai penurunan 4,19 persen dibanding Maret tahun sebelumnya (YoY).  TEMPO/Tony Hartawan
Ekspor Indonesia Melambat, CORE: Karena Ketergantungan ke Pasar Cina

CORE menilai perlambatan ekspor Indonesia disebabkan ketergantungan ke pasar Cina. Begini penjelasan lengkapnya.


CORE Prediksi Pertumbuhan Ekonomi 2024 Melambat jadi 5 Persen: Tak Banyak Berubah 10 Tahun Terakhir

3 hari lalu

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. TEMPO/Tony Hartawan
CORE Prediksi Pertumbuhan Ekonomi 2024 Melambat jadi 5 Persen: Tak Banyak Berubah 10 Tahun Terakhir

CORE memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 secara keseluruhan hanya 4,9 sampai 5 persen. Tak banyak berubah sepuluh tahun terakhir.


Terkini: Kata BPOM Dugaan Roti Aoka dan Okko Mengandung Pengawet Kosmetik, Beda Sikap Luhut dan Sri Mulyani soal Family Office

3 hari lalu

Ilustrasi adonan roti. Tabloidbintang
Terkini: Kata BPOM Dugaan Roti Aoka dan Okko Mengandung Pengawet Kosmetik, Beda Sikap Luhut dan Sri Mulyani soal Family Office

Heboh soal dugaan roti Aoka dan roti Okko menggunakan bahan pengawet kosmetik, zat sodium dehydroacetate, terus menjadi perbincangan publik.


Airlangga Sebut Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Harus 6 sampai 7 Persen untuk Keluar dari Middle Income Trap

3 hari lalu

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat mengikuti rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 24 Juni 2024. Rapat tersebut membahas  rencana kerja anggaran Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RAPBN tahun anggaran 2025. TEMPO/M Taufan Rengganis
Airlangga Sebut Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Harus 6 sampai 7 Persen untuk Keluar dari Middle Income Trap

Menko Airlangga memaparkan pertumbuhan ekonomi Indonesia harus 6-7 persen jika ingin keluar dari kategori negara middle income trap. Pertumbuhan Ekonomi selama ini stagnak di kisaran 5 persen


Ekonom BCA Sebut Pertumbuhan Ekonomi RI Harus Tumbuh Minimal 6 Persen untuk Bebas dari Middle Income Trap

3 hari lalu

Pemandangan gedung bertingkat di antara kawasan Sudirman Thamrin, Jakarta, Selasa, 21 November 2023. Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal ketiga 2023 tercatat 4,94 persen year on year (yoy). Angka tersebut turun dari kuartal sebelumnya mencapai 5,17 persen yoy, atau lebih rendah dari yang diperkirakan. TEMPO/Tony Hartawan
Ekonom BCA Sebut Pertumbuhan Ekonomi RI Harus Tumbuh Minimal 6 Persen untuk Bebas dari Middle Income Trap

Kepala Ekonom BCA David Sumual menganalisis, Indonesia harus mencapai pertumbuhan ekonomi setidaknya 6 persen untuk bisa keluar dari middle income trap.