Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Dua Wajah Arab dalam Konflik Yaman

image-profil

image-gnews
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Faisal Assegaf, Pemerhati Timur Tengah dan Pendiri Albalad.co

Setelah menahan kegeraman selama dua bulan, Raja Arab Saudi Salman bin Abdul Aziz akhirnya memerintahkan serangan udara terhadap milisi Syiah Al-Hutiyun di Yaman. Pasukan pemberontak dukungan Iran ini telah mencaplok Ibu Kota Sanaa pada Januari lalu, mendepak Presiden Abdurabbu Mansyur Hadi, hingga meminta perlindungan di ibu kota Arab Saudi, Riyadh.

Gempuran yang berlangsung sejak Kamis dinihari pekan lalu itu memunculkan fakta menarik. Dugaan dan keyakinan selama ini, yang sifatnya hanya mereka-reka, kian terbongkar. Iran dan Arab Saudi sama-sama berebut pengaruh, bukan saja di Yaman, tapi juga di seluruh Timur Tengah, dan kedua seteru ini menjadikan negara Arab termiskin itu sebagai palagan. Saudi menyebut operasi militer atas kelompok Al-Hutiyun sebagai perang suci, sedangkan Iran mengecam intervensi militer ini, yang mereka anggap melanggar kedaulatan Yaman.

Lebih menarik lagi, perang di Yaman kali ini berhasil menyatukan sepuluh negara Arab dalam pasukan koalisi yang dipimpin Arab Saudi. Bahkan, dalam Konferensi Tingkat Tinggi Liga Arab di Mesir pada akhir pekan lalu-digelar dua hari setelah Saudi secara sepihak membombardir Al-Hutiyun-menghasilkan kesepakatan untuk membentuk pasukan koalisi Arab. Tujuannya untuk memberangus kelompok ekstremis atau pemberontak.

Namun perang yang terjadi di Yaman saat ini dan rencana membentuk pasukan bersama Arab bukan saja kian menegaskan dua wajah Arab, tapi juga berpotensi semakin memperunyam konflik bersenjata di sejumlah negara di Timur Tengah. Intervensi bakal mereka lakukan cuma untuk memenuhi kepentingan penyandang dana operasi militer.

Seperti yang berlaku saat ini di Yaman, Saudi paling berkepentingan untuk melancarkan serbuan bersandi Badai Gila itu. Saudi merasa Iran kian memperluas pengaruhnya di Timur Tengah setelah berhasil menggaet Libanon, Suriah, dan Irak.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Langkah koalisi Arab di Yaman ini memicu pertanyaan, kenapa mereka tidak melancarkan operasi serupa saat Israel menggempur Jalur Gaza dalam perang 50 hari pada musim panas tahun lalu? Tentu saja jawabannya bisa ditebak: sebagian besar anggota pasukan koalisi Arab saat ini adalah konsumen utama persenjataan Amerika Serikat, sekutu istimewa Israel.

Pasukan koalisi Arab tidak mungkin ikut campur dalam perang antara Irak dan ISIS (Islamic State of Iraq and al-Sham). Jika mereka membantu pasukan Irak dengan sokongan utama milisi Syiah, sama saja mereka mendukung kepentingan Iran, sesuatu yang tentu bakal dihindari oleh Arab Saudi. Mereka tentu saja tidak mungkin menyokong ISIS, organisasi teroris paling mengerikan saat ini.

Di Libya pun kondisinya serupa. Pasukan koalisi Arab tidak mungkin menyokong satu dari dua pemerintahan yang kini ada di negara itu. Sebab, hasilnya bakal semakin membelah Libya, hal ini hanya menguntungkan ISIS, yang telah bercokol di sana.

Walhasil, rencana pembentukan pasukan koalisi Arab sekadar jargon. Kalaupun bisa terbentuk, mereka bakal kebingungan serta menghadapi dilema, yakni di negara Arab mana mereka bisa melakukan intervensi militer. Kalau sekadar memenuhi ambisi Arab Saudi buat menjegal perluasan pengaruh Iran di Timur Tengah, keterlibatan pasukan koalisi Arab cuma bakal meledakkan perang sektarian dalam skala luas. Sebab, konflik Sunni-Syiah di kawasan Timur Tengah sudah mengakar berabad-abad. *     


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Yaman Merugi Rp 700 Triliun Akibat Perang

26 Maret 2019

Hanaa Ahmad Ali Bahr, seorang gadis cilik yang menderita malnutrisi digendong ayahnya di sebuah kota kumuh di Hodeidah, Yaman, Senin, 25 Maret 2019. Perang brutal di negara Yaman memasuki tahun kelimanya pekan ini tanpa terlihat tanda-tanda akan berakhir. REUTERS/Abduljabbar Zeyad
Yaman Merugi Rp 700 Triliun Akibat Perang

Yaman menderita kerugian US$ 50 miliar atau Rp 708 triliun sejak perang Yaman pecah pada wal 2015 silam.


NGO Ungkap Korban Tewas Yaman 6 Kali Lebih Banyak dari Rilis PBB

15 Desember 2018

Sejumlah jenazah korban tewas tergeletak di halaman rumah sakit usai serangan udara di Saada, Yaman, 1 November 2017. Serangan udara Arab Saudi menghancurkan sebuah pasar yang berdampingan dengan hotel. REUTERS/Naif Rahma
NGO Ungkap Korban Tewas Yaman 6 Kali Lebih Banyak dari Rilis PBB

Organisasi non-pemerintah ACLED mengungkapkan korban tewas di Yaman enam kali lebih tinggi daripada data yang dirilis oleh PBB.


Presiden Yaman, Hadi Perintahkan Pasukannya Serang Milisi Houthi

5 Desember 2017

Presiden Yaman, Abd-Rabbu Mansour Hadi. REUTERS/Khaled Abdullah
Presiden Yaman, Hadi Perintahkan Pasukannya Serang Milisi Houthi

Presiden Yaman, Hadi perintahkan pasukannya serang milisi Houthi di Sanaa dan janjikan pengampunan bagi yang keluar dari Houthi.


Houthi Ambil Alih Ibukota Yaman Setelah Bunuh Eks Presiden

5 Desember 2017

Foto yang diambil dari video itu menunjukkan jasad yang menyerupai mantan Presiden Yaman, Ali Abdullah Saleh yang dibalut selimut, di Sanaa, Yaman, 4 Desember 2017. Kabar tewasnya Saleh disampaikan pertama kali oleh kementerian dalam negeri yang berbasis di Sanaa, yang dikuasai oleh pemberontak Houthi. REUTERS
Houthi Ambil Alih Ibukota Yaman Setelah Bunuh Eks Presiden

Milisi Houthi mengumumkan pengambilalihan Sanaa, ibukota Yaman beberapa jam setelah kematian eks presiden Yaman Ali Abdullah Saleh,


Serangan Udara Saudi Menyasar Hotel di Yaman, 60 Tewas

24 Agustus 2017

Sejumlah warga berkumpul dilokasi pengeboman oleh Arab Saudi disebuah hotel yang menewaskan sekitar 60 orang di Arhab, Yaman, 23 Agsutus 2017. REUTERS/Khaled Abdullah
Serangan Udara Saudi Menyasar Hotel di Yaman, 60 Tewas

Sedikitnya 60 orang tewas akibat serangan udara koalisi Arab Saudi yang menyasar sebuah hotel di Arhab, Yaman


Arab Saudi Kerahkan Pasukan ke Aden Yaman  

20 Agustus 2017

Warga melihat sejumlah bangunan yang hancur akibat serangan udara koalisi Arab Saudi di Sanaa, Yaman, 9 Juni 2017. REUTERS/Khaled Abdullah
Arab Saudi Kerahkan Pasukan ke Aden Yaman  

Sejumlah pejabat Yaman yang pro bekas presiden Abd Rabbuh Mansur Hadi mengklaim bahwa Arab Saudi telah mengerahkan pasukan ke Aden, Yaman.


Palang Merah Internasional Desak Saudi Hentikan Perang di Yaman

29 Juli 2017

Sejumlah keluarga berusaha menenangkan anak perempuan yang terinfeksi kolera terbaring dilantai saat mendapatkan perawatan di lorong rumah sakit di Sanaa, Yaman, 7 Mei 2017. PBB mengatakan seorang anak berusia di bawah lima tahun meninggal karena penyebab yang dapat dicegah dalam setiap 10 menit di Yaman. REUTERS/Khaled Abdullah
Palang Merah Internasional Desak Saudi Hentikan Perang di Yaman

Presiden Komite Palang Merah Internasional (ICRC), Peter Maurer, mendesak Arab Saudi dan koalisinya mengakhiri perang di Yaman


Dalam Dua Pekan, 51 Warga Yaman Tewas Akibat Kolera

12 Mei 2017

Seorang anak perempuan yang terinfeksi kolera duduk dikursi lorong rumah sakut saat mendapatkan perawatan di lorong rumah sakit di Sanaa, Yaman, 7 Mei 2017. REUTERS/Khaled Abdullah
Dalam Dua Pekan, 51 Warga Yaman Tewas Akibat Kolera

Wabah kolera yang merebak di wilayah konflik Yaman selama dua pekan terakhir telah merenggut 51 nyawa warga.


Rekrut Milisi Baru, Al Qaeda Bikin Kuis Berhadiah Senapan AK47

12 Mei 2017

Seorang anak laki-laki Yaman memegang sebuah senapan AK-47. AP/Hani Mohammed
Rekrut Milisi Baru, Al Qaeda Bikin Kuis Berhadiah Senapan AK47

Berupaya merekrut milisi baru di Yaman, kelompok radikal Al Qaeda menggelar kuis berhadiah menarik, mulai dari senapan AK47 hingga laptop


Peringati Dua Tahun Perang, Puluhan Ribu Warga Yaman Unjuk Rasa

27 Maret 2017

Pendukung gerakan Houthi dan mantan presiden Yaman Ali Abdullah Saleh, berkumpul saat memperingati dua tahun intervensi pasukan koalisi Saudi di Sanaa, Yaman, 26 Maret 2017. REUTERS/Khaled Abdullah
Peringati Dua Tahun Perang, Puluhan Ribu Warga Yaman Unjuk Rasa

Puluhan ribu warga Yaman berunjuk rasa di ibu kota Sanaa untuk
memperingati dua tahun perang yang berkecamuk di negara paling
miskin di wilayah Arab