Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Yaman, Hegemoni, dan Al-Houthi

image-profil

image-gnews
Iklan

Muhammad Ja'far, Pengamat Politik Timur Tengah

Dibanding negara-negara di kawasan Timur Tengah, Yaman lebih sibuk dengan dirinya sendiri. Saat banyak negara di kawasan Timur Tengah berlomba mengejar modernitas, Yaman asyik dengan primordialitasnya. Otentisitas Yaman terjaga dengan baik. Yaman, secara sosial masih tradisional, secara ekonomi jauh dari globalisasi, dan secara politik kental primordialitasnya. Yaman seperti menjadi negara yang teralienasi di tengah gemerlap modernitas-kapitalisme negara Teluk di sekitarnya. Dalam perspektif yang lain, kondisi ini bisa dibaca sebagai bentuk ketertinggalan negeri itu dari kemajuan. Negeri itu ada, tapi seperti tiada.

Namun, jauh di balik semua itu, Yaman sebenarnya memiliki status geopolitik yang sentral di Timur Tengah. Negeri ini pernah didera perang saudara berkepanjangan, antara Yaman Selatan dan Yaman Utara, dengan latar belakangnya seteru ideologi komunis dan kapitalis. Ini salah satu bukti strategisnya posisi Yaman, sehingga diperebutkan. Setelah Yaman Utara dan Yaman Selatan bersatu pada 1990, harapan kebangkitan muncul. Rakyat Yaman optimistis menatap masa depannya. Rakyat Yaman rindu akan masa kejayaannya, sesuai dengan julukannya, Arabia Felix (Arab yang Berbahagia).

Sayangnya, kepemimpinan Ali Abdullah Saleh tak mampu membawa Yaman bangkit dari keterpurukan. Kondisi ekonomi rakyatnya memprihatinkan. Pengangguran merajalela. Secara sosial, rakyat Yaman hidup penuh keterbelakangan. Pemerintah gagal memenuhi tanggung jawab sosial-ekonominya. Pun dalam aspek politiknya, Saleh gagal mengembalikan martabat politik Yaman. Yaman lebih diposisikan sebagai obyek kepentingan politik dan keamanan negara tetangganya, Arab Saudi. Secara geopolitis, Yaman adalah "halaman belakang" Saudi, sehingga harus dipastikan berada di bawah kontrol hegemoninya.

Akhirnya, meletuplah Arab Spring, yang untuk kedua kalinya membangkitkan harapan rakyat Yaman pada martabat politik dan kesejahteraan ekonomi negerinya. Rakyat Yaman tak berputus asa pada harapan. Dari Saleh, amanat kepemimpinan jatuh kepada Abd. Rabbu Mansour Hadi. Tantangan utama yang dipikul Hadi adalah mengembalikan politik Yaman pada khitah kebudayaannya. Yaitu Yaman yang independen dari segala bentuk dominasi dan hegemoni pihak ketiga. Rakyat juga berharap Hadi bisa memulihkan perekonomian yang karut-marut. Itulah aspirasi revolusioner rakyat Yaman.

Ternyata, harapan tak sesuai dengan kenyataan. Kepemimpinan Hadi tak menunjukkan karakter yang diharapkan. Bahkan, tiga tahun di bawah kepemimpinannya, secara politis, Yaman semakin diintervensi dan dihegemoni. Perekonomian Yaman semakin ambruk. Hadi seperti pemimpin simbolik semata, yang tak membawa perubahan apa pun.

Dalam konteks inilah kita harus melihat kemunculan gerakan politik kelompok Al-Houthi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Al-Houthi adalah salah satu elemen politik di Yaman. Gerakan Houthi merefleksikan kekecewaan pada sejarah kepemimpinan politik Yaman yang jauh dari basis kebudayaan otentiknya. Spirit Al-Houthi adalah membebaskan Yaman dari hegemoni politik dan alienasi ekonomi. Yaman sesungguhnya memiliki potensi ekonomi yang menjanjikan, namun ia seperti tikus mati di lumbung padi.

Awalnya, Houthi adalah kelompok intelektual. Jalur aktivitas mereka adalah pendidikan dan kebudayaan, bukan gerakan militer. Berpuluh tahun berjuang di ranah tersebut, Al-Houthi tidak melihat adanya perubahan signifikan di tingkat elite. Al-Houthi kemudian mengintensifkan gerakannya di sektor politik. Langkah ini merupakan ekspresi kekecewaan puncak pada realitas politik-ekonomi Yaman yang tuna-kehormatan, kemajuan, dan kesejahteraan. Kelompok ini sudah tak lagi sabar dengan stagnasi Yaman di satu sisi, dan eksploitasi politik oleh negara lain pada sisi yang lain. Perspektif ini akan lebih proporsional dan jernih dalam melihat fenomena Al-Houthi di Yaman saat ini.

Solusi terbaik bagi Yaman untuk mengatasi kondisi saat ini adalah dialog dan rekonsiliasi nasional antar-seluruh elemen politik kebangsaan. Instabilitas politik Yaman hanya bisa diselesaikan oleh "orang dalam" sendiri. Intervensi pihak ketiga hanya akan menambah kompleksitas persoalan. Agresi militer yang dilakukan Saudi dan negara Teluk hanya akan memperburuk situasi. Langkah Saudi tersebut semakin meneguhkan kemarahan elemen politik Yaman atas hegemoni politik Saudi pada negeri mereka selama ini. Pada saat yang sama, "menceburkan" diri ke konflik Yaman akan semakin menggerus energi politik Saudi yang belakangan sudah semakin rapuh.

Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Amerika Serikat juga harus sangat hati-hati dalam melihat persoalan ini. Pendekatan militeristik bukan pilihan yang tepat untuk membantu mengatasi persoalan dalam negeri Yaman. Pendekatan militer hanya akan menyeret AS pada kubangan konflik yang tak kalah kompleksnya dengan Afganistan dan Irak. Jalur rekonsiliasi dan diplomasi adalah pilihan terbaik untuk membantu Yaman, bukan militer. *


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


The Sahira Hotel Menyambut Zasly Perdana Kusuma sebagai General Manager Baru

2 hari lalu

Zasly Perdana Kusuma, General Manager The Sahira Hotel yang baru,
The Sahira Hotel Menyambut Zasly Perdana Kusuma sebagai General Manager Baru

The Sahira Hotel adalah sebuah akomodasi bintang 4 yang berkonsep madani eksklusif dengan sentuhan nuansa Timur Tengah.


Menhan Israel: Hasil Akhir Perang Gaza akan Berdampak ke Timur Tengah selama Bertahun-tahun

2 hari lalu

Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant berbicara selama konferensi pers bersama dengan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin di Kementerian Pertahanan Israel di Tel Aviv, Israel 18 Desember 2023. REUTERS/Violeta Santos Moura
Menhan Israel: Hasil Akhir Perang Gaza akan Berdampak ke Timur Tengah selama Bertahun-tahun

Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan hasil akhir dari perang di Gaza akan memengaruhi Timur Tengah selama bertahun-tahun.


McDonald's Tutup Seluruh Gerai di Sri Lanka, Bagaimana Bisnis McD Pasca Dihujani Boikot?

3 hari lalu

Logo McDonald. REUTERS/Bazuki Muhammad
McDonald's Tutup Seluruh Gerai di Sri Lanka, Bagaimana Bisnis McD Pasca Dihujani Boikot?

McDonald's tutup seluruh gerainya di Sri Lanka. Bisnis McD di Timur Tengah pun terimbas akibat aksi boikot anti-israel.


5 Pemimpin Negara Muslim dan Timur Tengah yang Ucapkan Selamat Kepada Prabowo

4 hari lalu

Presiden AS Joe Biden berbincang dengan Pangeran Mohammed bin Salman saat mengunjungi Al Salman Palace, di Jeddah, Arab Saudi, 15 Juli 2022. Bandar Algaloud/Courtesy of Saudi Royal Court/Handout via REUTERS
5 Pemimpin Negara Muslim dan Timur Tengah yang Ucapkan Selamat Kepada Prabowo

Raja Salman hingga Presiden Uni Emirat Arab mengucapkan selamat atas kemenangan Prabowo dalam Pemilu 2024.


Al Qaeda Umumkan Kematian Pemimpinnya, Penyebab Masih Misteri

18 hari lalu

Al Qaeda Umumkan Kematian Pemimpinnya, Penyebab Masih Misteri

Al Qaeda Yaman mengumumkan kematian pemimpinnnya. Pemimpin baru telah diumumkan.


Dampak Boikot, Pewaralaba Starbucks di Timur Tengah Pecat 2.000 Pekerja

22 hari lalu

Seorang pekerja membersihkan jendela kedai kopi Starbucks dari Grafiti bertuliskan,
Dampak Boikot, Pewaralaba Starbucks di Timur Tengah Pecat 2.000 Pekerja

Pemilik waralaba Starbucks di Timur Tengah pada Selasa mengakui bahwa mereka telah mulai memecat sekitar 2.000 pekerja akibat boikot anti-Israel


Imigrasi Jakarta Selatan Tangkap 3 WNA Yaman Pelaku Penyelundupan Manusia

35 hari lalu

Kepala Divisi Keimigrasian Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM DKI Jakarta Sandi Andaryadi (kiri) bersama Kepala Kantor Imigrasi Jakarta Selatan Felucia Sengky Ratna (kedua kiri) menunjukkan barang bukti di Jakarta, Jumat 23 Februari 2024. ANTARA/Khaerul Izan
Imigrasi Jakarta Selatan Tangkap 3 WNA Yaman Pelaku Penyelundupan Manusia

Imigrasi mengatakan 3 WNA asal Yaman ini dipastikan tidak bekerja sendiri, namun ada juga WNI yang terlibat dalam kasus penyelundupan manusia.


Top 3 Dunia: Menlu Retno di ICJ, Suara Prabowo-Gibran dan Anies-Muhaimin di Luar Negeri

37 hari lalu

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. Dokumentasi Kementerian Luar Negeri RI
Top 3 Dunia: Menlu Retno di ICJ, Suara Prabowo-Gibran dan Anies-Muhaimin di Luar Negeri

Berita Top 3 Dunia pada Selasa 20 Februari 2024 diawal oleh kabar Menlu Retno akan menyampaikan oral state soal Palestina di ICJ


Daftar Pangkalan Militer Rahasia AS di Timur Tengah, dari Israel hingga Arab Saudi

41 hari lalu

Angaktan laut Taiwan mengambil posisi saat latihan pada bagian dari demonstrasi kepada media untuk menunjukkan kesiapan tempur menjelang liburan Tahun Baru Imlek, di pangkalan militer di Taitung, Taiwan 31 Januari 2024. REUTERS/Carlos Garcia Rawlins
Daftar Pangkalan Militer Rahasia AS di Timur Tengah, dari Israel hingga Arab Saudi

Berikut daftar pangkalan militer rahasia AS di Timur Tengah, diantaranya ada di Israel dan Arab Saudi


Kilas Balik Pecahnya Revolusi Iran 45 Tahun Lalu

47 hari lalu

Pendemo memegang poster yang menunjukkan potret pendiri revolusioner Iran Ayatollah Khomeini, dan Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei dalam sebuah demonstrasi pro-pemerintah di kota suci Qom, Iran, 3 Januari 2018. Puluhan ribu warga Iran mengambil bagian dalam demonstrasi pro-pemerintah di beberapa kota di seluruh negeri. AP
Kilas Balik Pecahnya Revolusi Iran 45 Tahun Lalu

Revolusi Iran 45 tahun lalu mengakhiri rezim monarki Pahlavi dipimpin Shah Mohammad Reza Pahlavi dan membawa Ayatollah Ruhollah Khomeini ke kekuasaan