Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jazz

Oleh

image-gnews
Iklan

Salena Jones menyanyi ke udara Jakarta dalam Jakjazz 2006. Dalam rasa asyik, tiba-tiba kita merasakan seakan-akan kota ini sedang menopang sebuah musik yang menjerit, terkadang serak, melankolik. Kota ini jadi ruang di mana ada yang menjulang tak kunjung terjangkau, tapi juga ada liang di jalan yang tak diingat, gorong-gorong yang pada saat yang sama menyembunyikan celurut, sampah, dan mungkin sampar. Kota ini setengahnya sebuah tempat ekspresi, setengahnya yang lain sebuah ujian stamina.

"Kota seperti ini membuatku bermimpi muluk dan merasa dekat pada hal ihwal," kata sang pembawa cerita dalam Jazz, novel Toni Morrison tahun 1992. "Baja cerah yang bergoyang di atas keteduhan di bawahnya itulah yang membuatnya demikian."

Sang kota, "the City", dalam novel yang seakan-akan terdiri dari cetusan improvisasi dengan pelbagai peserta ini, adalah Harlem, New York, pada tahun 1920-an. Meskipun punya sejarah yang berbeda dengan kota mana pun, apalagi Jakarta, ia punya pola seperti Jakarta: kota yang merangsang dan sekaligus membatalkan impian.

Ia adalah tempat pelarian yang menyingkir dari muramnya hidup di pedalaman. Di Amerika Serikat masa itu, "muram" berarti "hitam" yang dianiaya oleh orang-orang kulit putih di wilayah Selatan. Di Indonesia masa kini, "muram" berarti si muda yang terimpit miskin dan pengangguran. Kedua-duanya berbeda, dan perbedaan itu amat penting, tapi pada akhirnya kedua-duanya mengiris dan menorehkan kepedihan. Juga kebengisan.

Dalam Jazz, Joe Trace menyingkir dari kota kelahirannya di bagian Selatan itu, Vienna, yang habis terbakar. Api merah itu bergerak cepat, "mengosongkan kami dari tempat kami sedemikian lekas hingga kami lari dari satu bagian ke bagian lain negeri iniatau tak ke mana pun". Dengan kata lain, Joe jadi bagian dari "900 Negro, digalakkan oleh bedil dan kanabi, yang meninggalkan Vienna, naik kereta atau berjalan kaki keluar kota itu, menuju entah ke mana".

Dengan latar Indonesia, kita bisa bayangkan sebuah eksodus yang mirip: ribuan orang yang masuk dari pedalaman, bukan karena api yang membuat habis ludes se-buah tempat, tapi karena sang Nasib seolah-olah membuat mereka terhenyak di sekitar sawah ladang yang makin sempit. Mereka datang dengan kereta api, bus, kapal, motor, truk, dan entah apa lagi, untuk kemudian menumpang tinggal di sebuah kamar dan pada esok harinya menyusuri jalan. Cari kerja, kata mereka, tapi sebenarnya juga cari diri dan kemerdekaan.

Ya, Jakarta punya Joe Trace-nya sendiri. Namanya mungkin Mat Tilas: ia yang muncul di kota inidengan jejak yang kumuh dan penuh lumpur dari masa lalu pedalamanmenjajakan tahu goreng Sumedang atau air minum di jalan-jalan yang macet, menawarkan parfum palsu kepada para penumpang di bandara, berjalan kaki dari kecamatan yang satu ke kecamatan lain di siang yang terik mencoba jadi juru jual pisau dapur yang tak diketahui siapa yang akan membeli, atau menyediakan jasa yang sebenarnya tak perlu untuk mengatur lalu-lintas di pengkolan yang ruwetdan tentu saja mereka yang jadi pelacur di tepi rel kereta api di Jalan Latuharhary.

Para pembaca akan berkata, ini sebuah cerita yang begitu biasa hingga tak diacuhkan lagidan benar: ini sebuah klise yang, seperti tiap klise, kehilangan daya pukaunya dan tenggelam dalam bawah sadar seperti manusia-manusia yang tenggelam dari catatan kita seakan-akan ditelan gorong-gorong kota.

Tidak berarti Jakarta selamanya menakutkan. Malam hari akan datang, cahaya jalanan dan gedung-gedung akan melipur, dan sang Kota seakan-akan menyediakan sebuah musik lain: musik yang menjerit, terompet yang ditiup serak, tapi memukau, meskipun mungkin dengan tenggorokan yang berdarah.

Ada yang menyentuh, mengejutkan, dan mempesona di sana.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam arti itu, riwayat seorang migran dari pedalaman mengingatkan kita akan hasrat menjangkau sesuatu dari keadaan patah harapan, sebagaimana seorang pemain musik meniti melodi melalui improvisasi, untuk mendapatkan yang paling memuaskan hati dari kepastian yang absen.

Sebab begitu pentingkah kepastian? Di ko-ta ini, kepastian hanya terhantar pada kaki lima dan aspal jalanan. Bagi si Mat Tilas, seperti Joe Trace, seperti bagi jutaan pendatang yang lain, begitu "sol sepatu menapak trotoar, tak ada jalan berbalik lagi Di sana, di sebuah kota, mereka mungkin bukan diri-diri baru, tapi diri yang lebih kuat, lebih punya risiko."

Bisakah kita di sini bicara tentang kota sebagai arah yang dituju sebuah eksodus, Tanah Yang Dijanjikan oleh Tuhan bagi hamba-Nya yang dianiaya? Tidak, meskipun novel Toni Morrison agak menyarankan demikian.

Riwayat urbanisasi adalah riwayat sebuah hijrah yang sekuler, dengan hewan korban, harapan mukjizat, dan keinginan mendapat pahala yang tak henti-hentinya mengisi hidup. Seperti hijrah atau eksodus dalam agama-agama Ibrahimi, ada tujuan yang meskipun samar-samar, amat memukau. Memang yang "sekuler" itu sangat bertaut dengan keinginan akan perbaikan hidup jasmani, tapi bukankah "pahala" dalam kosakata keagamaan juga mengandung hasrat jasmani, semacam hadiah Lebaran?

Maka jika ada yang menonjol dalam hijrah sekuler itu bukanlah adanya keyakinan, tapi tiadanya teks suci dan kekuasaan mereka yang menjaganya. Bahkan teks suci apa pun tak akan dapat menguasai sepenuhnya liku-liku hidup orang seperti Joe Trace di New York atau Mat Tilas di Jakartasebagaimana halnya tak ada ortodoksi yang dapat mengendalikan nada-nada yang muncul dalam karya Theolinus Monk.

Tapi pada akhirnya, itulah yang akan selalu terjadi.

Maka ketika Salena Jones melantunkan lagu, kita tahu jazzmasih sebuah benda asing di Jakartadi sana-sini terasa pas dengan kota ini. Jeritnya, paraunya, risaunya, khaosnya, elannya, gairahnya, juga ketidakpastiannya.

Goenawan Mohamad

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pameran K-Pop D'Festa Siap Hadir Selama 45 Hari di Jakarta, Catat Tanggalnya

1 jam lalu

Konferensi Pers Pameran K-Pop D'Festa 2024 di Jakarta/Tempo-Mitra Tarigan
Pameran K-Pop D'Festa Siap Hadir Selama 45 Hari di Jakarta, Catat Tanggalnya

Para penggemar K-Pop akan segera dimanjakan dengan pameran K-Pop D'Festa, di Jakarta.


Perjalanan Politik Nikson Nababan Menuju Gubernur Sumatera Utara

2 jam lalu

Perjalanan Politik Nikson Nababan Menuju Gubernur Sumatera Utara

April yang lalu, suasana kediaman Tuan Guru Batak (TGB) Syekh Dr. H. Ahmad Sabban El-Ramaniy Rajagukguk, M.A di Simalungun menjadi saksi pertemuan penting antara Nikson Nababan, Ketua DPC PDI Perjuangan Tapanuli Utara, dengan tokoh agama yang berpengaruh.


MK Gelar Sidang Sengketa Pileg Mulai Pekan Depan, KPU Siapkan Ini

2 jam lalu

Sidang putusan perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2024 dihadiri 8 hakim, gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta, Senin, 22 April 2024.  TEMPO/ Febri Angga Palguna
MK Gelar Sidang Sengketa Pileg Mulai Pekan Depan, KPU Siapkan Ini

Terdapat 16 partai politik yang mendaftarkan diri dalam sengketa Pileg 2024.


FFI Pertimbangkan Penambahan Kategori Baru di Festival Tahun Depan

2 jam lalu

Ketua Bidang Penjurian FFI 2024-2026 Budi Irawanto. Foto: Instagram.
FFI Pertimbangkan Penambahan Kategori Baru di Festival Tahun Depan

FFI masih harus mendiskusikan hal tersebut sebagai kategori baru sehingga belum bisa ditambahkan pada FFI 2024.


Terobos Lampu Merah, Menteri Ekstremis Israel Ben-Gvir Kecelakaan

2 jam lalu

Kendaraan Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir terlibat dalam kecelakaan di Ramle pada 26 April 2024. (Screencapture/X)
Terobos Lampu Merah, Menteri Ekstremis Israel Ben-Gvir Kecelakaan

Mobil Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir terbalik dalam kecelakaan mobil karena menerobos lampu merah


Hasil Piala Asia U-23, Uzbekistan Taklukkan Juara Bertahan Arab Saudi

2 jam lalu

Timnas Uzbekistan saat melawan Timnas Arab Saudi, di perempat final Piala Asia U-23 2024. Foto/Video/rcti
Hasil Piala Asia U-23, Uzbekistan Taklukkan Juara Bertahan Arab Saudi

Uzbekistan akan menjadi lawan Indonesia di semifinal Piala Asia U-23 pada Senin, 29 April 2024.


Youtuber Jang Hansol dan Food Vlogger Om Kim Senang Indonesia Kalahkan Korea Selatan

2 jam lalu

Youtuber, Jang Hansol. Foto: Instagram.
Youtuber Jang Hansol dan Food Vlogger Om Kim Senang Indonesia Kalahkan Korea Selatan

Jang Hansol menyebut kekalahan Korea Selatan dari Timnas U-23 bisa menjadi pembelajaran berharga bagi sepak bola di negaranya.


'Serius' Bebaskan Sandera Israel, Hamas: Bebaskan Juga Tahanan Palestina

3 jam lalu

Tslil Ben Baruch, 36, memegang plakat ketika para demonstran menghadiri protes 24 jam, menyerukan pembebasan sandera Israel di Gaza dan menandai 100 hari sejak serangan 7 Oktober oleh kelompok Islam Palestina Hamas, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas.  di Tel Aviv, Israel, 14 Januari 2024. REUTERS/Alexandre Meneghini
'Serius' Bebaskan Sandera Israel, Hamas: Bebaskan Juga Tahanan Palestina

Hamas menekankan empat syaratnya bahkan ketika 18 negara mencoba meningkatkan tekanan pada kelompok tersebut untuk mencapai kesepakatan.


Usai Temukan 3 Korban Tewas Tanah Longsor, Basarnas Imbau Sebagian Warga Garut Mengungsi

3 jam lalu

Proses evakuasi korban tewas tertimbun tanah longsor di Kampung Sirnagalih, Desa Talagajaya, Kecamatan Banjarwangi, Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada Jumat 26 April 2024. (ANTARA/HO-Basarnas Garut)
Usai Temukan 3 Korban Tewas Tanah Longsor, Basarnas Imbau Sebagian Warga Garut Mengungsi

Warga yang tinggal di perbukitan dan lereng diminta mengungsi untuk meminimalisir korban bencana tanah longsor sepanjang musim pancaroba saat ini.


Persoalan yang Bisa Muncul Akibat Menikah karena Dijodohkan

3 jam lalu

Ilustrasi suami istri konsultasi ke dokter. redrockfertility.com
Persoalan yang Bisa Muncul Akibat Menikah karena Dijodohkan

Perjodohan memang tak selalu berjalan mulus apalagi bila tanpa cinta. Berikut beberapa persoalan yang bisa muncul bila menikah karena dijodohkan.