Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Menata Ulang Kebijakan Makro-Mikro

image-profil

image-gnews
Iklan

Fadel Muhammad, Ketua Komisi XI DPR RI

Perkembangan nilai tukar rupiah saat ini perlu mendapat perhatian khusus karena sangat berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia. Sementara harga barang bergejolak, public trust harus dijaga, agar optimisme rakyat tetap ada. Itu sebabnya diperlukan penataan ulang kebijakan makro-mikro ekonomi agar pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan nilai tukar mata uang tidak meleset dari asumsi dasar yang telah ditetapkan dalam RAPBNP 2015.

Salah satu sumber pelemahan nilai tukar adalah defisit transaksi berjalan. Bank Indonesia (BI) atau current account deficit (CAD) memprediksi Indonesia pada 2015 akan berada di level 3,0 persen dari PDB, karena pemerintah akan membelanjakan Rp 155,2 triliun di antaranya untuk infrastruktur. Tidak semua bahan tersedia dalam negeri, sehingga perlu melakukan impor.

Tugas berat pada masa mendatang adalah memperbaiki neraca transaksi berjalan dengan meningkatkan surplus perdagangan internasional. Pekerjaan menurunkan CAD ini membutuhkan sinergi dari berbagai pemangku kepentingan.

Setelah krisis ekonomi pada 1997-1998, kita kurang menaruh perhatian pada sektor manufaktur dan perbaikan struktur ekonomi. Mari simak data makro-ekonomi kita sebelum dan sesudah krisis ekonomi. Kontribusi sektor primer terhadap PDB pada 1983 adalah 43,64 persen, sektor sekunder, lebih tepatnya sektor manufaktur, kontribusinya hanya 19,08 persen. Pangsa sektor manufaktur terhadap PDB pada 1996 menjadi 34,80 persen, sedangkan sektor primer turun menjadi 25,33 persen pada 1996. Pada periode krisis ekonomi 1997-1999, struktur perekonomian Indonesia relatif tidak mengalami perubahan yang berarti.

Dalam kurun 2005-2010, sektor yang terlihat cenderung meningkat pangsanya terhadap PDB adalah sektor primer. Pangsa sektor primer pada 2010 adalah 26,49 persen, meningkat dibanding pada 2005 yang memiliki pangsa 24,27 persen. Hal ini akibat kebijakan daerah yang memberi izin untuk mengeksploitasi sumber daya alam.

Selama 2000-2008, industri manufaktur hanya tumbuh rata-rata 5,7 persen per tahun, sedikit lebih tinggi daripada rata-rata pertumbuhan PDB (5,2 persen). Kontribusi industri manufaktur terhadap PDB menurun relatif dibandingkan dengan sektor perekonomian yang lain, sedangkan industrialisasi yang tengah berjalan sejak 2009 memasuki fase titik balik. Ini berarti, perekonomian sebuah negara memasuki fase deindustrialisasi. Industri pengolahan nonmigas tidak mencapai target pertumbuhan yang dipatok pada 2014 sebesar 6 persen, dan hanya mampu tumbuh 5,6 persen.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mengapa ini terjadi? Ada tiga penyebab. Pertama, rendahnya dukungan perbankan. Kredit perbankan ke sektor industri secara absolut memang tumbuh, tapi persentasenya makin rendah. Kredit perbankan untuk industri pengolahan pada 2014 hanya 17,9 persen. Sektor yang paling banyak menyerap kredit perbankan adalah sektor rumah tangga (21,5 persen), serta sektor perdagangan besar dan eceran (19,7 persen).

Kedua, masih lemahnya dukungan universitas dan lembaga riset di negeri ini. Daya saing Indonesia masih mengandalkan faktor efficiency driven, belum mengarah ke innovation driven yang didukung oleh intellectual capital. Daya saing Indonesia saat ini berada di peringkat 34 dari 144 negara, di bawah Malaysia dan Thailand.

Ketiga, stabilitas ekonomi. Hal ini berkaitan dengan belum terbentuknya arsitektur sistem keuangan nasional yang tangguh yang mensinergikan kebijakan makro-mikro, sehingga menyebabkan Indonesia mudah terpengaruh oleh gejolak ekonomi internasional seperti yang terjadi saat ini, yaitu penguatan ekonomi Amerika yang telah membuat rupiah mengalami depresiasi yang berkepanjangan.

Sudah saatnya kebijakan makro-mikro ekonomi diarahkan untuk menciptakan ketangguhan ekonomi nasional dan memperkuat neraca perdagangan. Sektor yang harus dipacu adalah sektor industri yang berorientasi ekspor dan pariwisata, karena kedua sektor ini merupakan penangguk devisa. Laju deindustrialisasi harus dihentikan dengan memperbaiki permodalan.

Perbaikan yang dilakukan bisa melalui kemudahan syarat pengajuan kredit dari bank atau penggelontoran dana langsung dari pemerintah sebagai pinjaman lunak, seperti kredit usaha rakyat (KUR). Pekerjaan yang harus dilakukan adalah bagaimana memperbesar proporsi modal untuk industri dari kalangan privat dan memperbaiki besaran dan aksesibilitas modal program pemerintah. Sektor pariwisata juga perlu dibenahi, terutama dengan perluasan kebijakan bebas visa sehingga mempermudah wisatawan asing berkunjung ke Indonesia. Mereka adalah pembawa devisa.

Untuk itu, DPR RI, khususnya Komisi XI, bersama Bappenas, BI, OJK, serta Kementerian Keuangan dan kementerian teknis terkait perlu merumuskan regulasi dan agenda riil guna membuat roadmap penguatan ekonomi Indonesia melalui kebijakan surplus perdagangan dan peningkatan wisatawan. Juga mendorong ekspor manufaktur dan pertumbuhan industri substitusi impor dengan regulasi dan kebijakan investasi dalam rangka pengurangan ketergantungan impor bahan baku dan bahan penolong. *

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Jokowi Puji 'Mama Muda' di Forum Ekonomi: Saya Senang

49 hari lalu

Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato saat menghadiri pembukaan Muktamar XX Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) di Dinning Hall Jakabaring Sport City (JSC), Palembang, Sumatera Selatan, Jumat, 1 Maret 2024. Muktamar XX Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) yang berlangsung dari 1-3 Maret 2024 tersebut mengangkat tema Bersatu Menuju Indonesia Berdaulat. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Jokowi Puji 'Mama Muda' di Forum Ekonomi: Saya Senang

Presiden Joko Widodo memuji perkembangan sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah di tanah air.


Amartha dan Unilever Indonesia Sinergikan Jejaring Usaha Mikro Perempuan

58 hari lalu

Katrina Inandia, Head of Impact and Sustainability Amartha bersama Maya Tamimi, Head of Sustainable Environment Unilever Indonesia dalam kegiatan memperingati Hari Peduli Sampah Nasional 2024 di Teluknaga, Provinsi Banten.
Amartha dan Unilever Indonesia Sinergikan Jejaring Usaha Mikro Perempuan

Amartha dan Unilever Indonesia kolaborasikan jejaring usaha mikro Perempuan dengan jejaring bank sampah berbasis komunitas untuk kelola sampah plastik secara produktif dan ekonomis.


Jenis dan Contoh UMKM di Indonesia yang Banyak Diminati

3 Februari 2024

Keberadaan UMKM di Indonesia kian meningkat karena memiliki daya tarik tersendiri. Pahami jenis dan contoh UMKM di Indonesia yang banyak diminati. Foto: Canva
Jenis dan Contoh UMKM di Indonesia yang Banyak Diminati

Keberadaan UMKM di Indonesia kian meningkat karena memiliki daya tarik tersendiri. Pahami jenis dan contoh UMKM di Indonesia yang banyak diminati.


Terbitkan 7,1 Juta Nomor Induk Berusaha Via OSS, BKPM: Didominasi Usaha Mikro Kecil

31 Desember 2023

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia ketika ditemui di sela acara BNI Investor Daily Summit 2023 di Kawasan Senayan Jakarta, Rabu, 25 Oktober 2023. TEMPO/Riri Rahayu
Terbitkan 7,1 Juta Nomor Induk Berusaha Via OSS, BKPM: Didominasi Usaha Mikro Kecil

Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) telah menerbitkan sebanyak 7.146.105 nomor induk berusaha (NIB).


Lampaui Target, BRI Catat Business Matching Rp 1,26 T Lewat UMKM Expo

10 Desember 2023

Presiden Joko Widodo (keempat kiri) didampingi Menteri BUMN Erick Thohir (kiri), Menkop UKM Teten Masduki (kedua kiri), Seskab Pramono Anung (ketiga kiri), Mendag Zulkifli Hasan (kelima kiri), Dirut BRI Sunarso (ketiga kanan) dan Direktur Bisnis Kecil dan Menengah BRI Amam Sukriyanto (kanan) meninjau pameran UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENEUR 2023 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Kamis 7 Desember 2023. Dalam pameran yang berlangsung hingga 10 Desember itu Presiden Jokowi mengungkapkan UMKM merupakan penopang ekonomi nasional yang mana 61 persen PDB nasional disumbang oleh UMKM dan 97 persen tenaga kerja di Indonesia diserap UMKM. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Lampaui Target, BRI Catat Business Matching Rp 1,26 T Lewat UMKM Expo

BRI mencatat business matching antara UMKM dengan pembeli di luar negeri melalui UMKM EXPO(RT) Brilianpreneur 2023 mencapai Rp 1,26 triliun.


Keberhasilan Kupedes BRI terhadap Pelaku Usaha Mikro di Indonesia

15 November 2023

Keberhasilan Kupedes BRI terhadap Pelaku Usaha Mikro di Indonesia

Terus tumbuh kuat, kinerja kredit segmen mikro PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI tercatat semakin baik pascapandemi.


Undang-Undang Cipta Kerja Bentuk Keberpihakan Pemerintah kepada Usaha Mikro Kecil

2 Oktober 2023

Undang-Undang Cipta Kerja Bentuk Keberpihakan Pemerintah kepada Usaha Mikro Kecil

Undang-Undang Cipta Kerja Bentuk Keberpihakan Pemerintah kepada Usaha Mikro Kecil


Hari UMKM Nasional, BRI Tegaskan Komitmen Dukung Pembiayaan Mikro

12 Agustus 2023

Hari UMKM Nasional, BRI Tegaskan Komitmen Dukung Pembiayaan Mikro

BRI optimistis segmen mikro dapat berkontribusi sebesar 45 persen dari total portofolio pembiayaan.


Pemasaran Produk UMKM, Dosen ITB: Media Sosial untuk Menyasar Target Pasar

2 Agustus 2023

Beberapa produk dari UMKM Desa Babakan Kabupaten Pangandaran yang jadi sampel dalam acara bertajuk Pelatihan Media Sosial sebagai Sarana Branding Komunitas Perajin pada Rabu, 2 Agustus 2023.  TEMPO/Ananda Bintang
Pemasaran Produk UMKM, Dosen ITB: Media Sosial untuk Menyasar Target Pasar

Pemasaran UMKM di media sosial membutuhkan kata kunci pesan untuk menyasar target pasar


Riset Prediksi Kebutuhan Pembiayaan UMKM Rp 4.300 T pada 2026

14 Juli 2023

Penyandang disabilitas menyelesaikan pembuatan aneka kerajinan tangan di Wisma Yayasan Cheshire Indonesia kawasan Cilandak, Jakarta, Selasa 4 Juli 2023. Kerajinan tangan berupa ikat rambut hingga rumah boneka berbahan kayu tersebut di jual secara daring dengan harga Rp. 15 ribu sampai Rp. 2,5 juta. Tempo/Tony Hartawan
Riset Prediksi Kebutuhan Pembiayaan UMKM Rp 4.300 T pada 2026

Riset yang dilakukan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) bersama Ernst & Young Indonesia menemukan kebutuhan pembiayaan usaha mikro, kecil dan menengah alias UMKM yang mencapai ribuan triliun pada 2026.