Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Rahasia Megawati

image-profil

image-gnews
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Asvi Warman Adam, Visiting Research Scholar pada CSEAS Kyoto University

Megawati Soekarnoputri terpilih kembali secara aklamasi menjadi Ketua Umum PDI Perjuangan. Ia sudah memimpin partai berlambang banteng itu lebih dari 20 tahun. Apa rahasianya bisa bertahan lama dan partainya tetap solid?

PDI Perjuangan berasal dari fusi PNI, Parkindo, Partai Katolik, IPKI, dan Murba pada 1973. Secara teoretis, tentu sulit menyatukan aliran nasionalis, Protestan, dan Katolik itu dalam satu wadah. Hal ini terlihat dalam konflik pada awal fusi antar-unsur, bahkan intern unsur, terutama PNI.

Namun ada sebuah prinsip yang mempersatukan mereka. Semua berasal dari partai yang, meskipun mengakui dan menghormati agama, di dalam sidang Konstituante tahun 1957 menolak agama dijadikan dasar negara. Sejak 1966, rezim Orde Baru melakukan desukarnoisasi—segala sesuatu berbau Sukarno disingkirkan.

Tidak aneh jika 20 tahun setelah dibungkam, pada Pemilu 1987, ikon Sukarno menjadi pilihan rakyat, partai memperoleh lonjakan suara. Tekanan yang semakin keras dari penguasa, seperti yang terjadi dalam kasus penyerangan kantor PDI pada27 Juli 1996, menyebabkan pengurus dan kader partai semakin bersatu. Simpati rakyat muncul, terdengar suara "Mbak Mega, saya ikut sampeyan". Kini fusi itu sudah mengkristal dengan dijadikan PDI Perjuangan sebagai rumah besar kaum nasionalis yang bersifat pluralis, terbuka, dan toleran.

Berbeda dengan pemimpin partai lain, Megawati boleh dikatakan memimpin partai dari hari ke hari, tidak cuma lima tahun sekali. Ia mendisiplinkan pengurus dan kader partai sampai pada hal yang mungkin dianggap sepele, ruang rapat di kantor PDI Perjuangan Lenteng Agung tidak boleh berbau asap rokok. Pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, PDI Perjuangan mengambil sikap oposisi. Konsekuensi sebagai partai oposisi, PDI Perjuangan tidak menempatkan para kadernya pada jabatan-jabatan struktural pemerintah/eksekutif di tingkat nasional, termasuk kabinet. Dan ini dilaksanakan kader partai secara konsisten.

Yang menarik, Taufiq Kiemas membuat terobosan segar dengan menerima posisi sebagai pemimpin lembaga tinggi negara, yakni Ketua MPR. Selain itu, dapat pula diselenggarakan secara resmi peringatan Pidato Bung Karno 1 Juni. Pada masa yang akan datang, seyogianya Presiden Joko Widodo menetapkan (kembali) tanggal 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Setelah menjadi oposisi selama dua periode kepresidenan Susilo Bambang Yudhoyono, partai ini memenangi Pemilihan Umum 2014 yang dilengkapi dengan terpilihnya Joko Widodo sebagai Presiden. Kemenangan ganda ini tidak terlepas dari perubahan yang dibuat, yakni mengambil "darah segar" dari luar pengurus partai.

Memang PDI Perjuangan tidak bisa dilepaskan dari Bung Karno, karena salah satu elemen utamanya adalah PNI yang didirikan oleh Sukarno pada 1927. Dipenjarakannya Sukarno pada 1930 menyebabkan partai yang didirikannya dibubarkan. Setelah Indonesia merdeka, PNI yang dibentuk kembali juga memiliki kedekatan dengan Bung Karno. Meletusnya peristiwa G30S/1965 yang disebut Bung Karno dengan "Gestok" menyebabkan secara bertahap kekuasaan Presiden Sukarno dipreteli dan PNI menjadi bulan-bulanan penguasa. Penyederhanaan partai yang dikehendaki rezim Orde Baru menyebabkan terjadinya fusi antara PNI dan beberapa partai lainnya pada 1973.

Setelah sekian lama memimpin partai dan putrinya sendiri menjadi pengurus utama partai, terdengar tudingan tentang dinasti Sukarno dalam PDI Perjuangan. Hal ini ditanggapi dengan kebijakan baru seperti yang disampaikan Megawati dalam pidato pada hari ulang tahun PDI Perjuangan di Palembang, 31 Januari 2008. Yaitumelakukan kombinasi dalam mengelola posisi partai yang memiliki massa tradisional yang masih melihat penting figur kharismatik di satu sisi, dengan tuntutan masyarakat yang lebih luas untuk menjadikan PDI Perjuangan sebagai partai modern di sisi lain. Untuk memenuhi sumber daya manusia yang kompeten, menurut Megawati, "kader partai harus ditingkatkan kualitasnya dengan dua cara: kaderisasi dan membuka diri terhadap 'darah segar'... Darah segar itu haruslah yang punya persamaan ideologi. Darah segar haruslah yang dapat memberi 'nilai tambah' bagi partai dan memperkuat barisan partai."

Jika PDI Perjuangan menjalankan politik dinasti, kata Jokowi, PDI Perjuangan tak mungkin mencalonkannya sebagai presiden pada pemilihan presiden 2014."Saya itu regenerasi, bukan?Iya. Saya itu trah Bung Karno, bukan?Ndakkan? Jadi masa depan partai ini akan ditentukan dari keberhasilan melakukan pengkaderan dan mendapatkan darah segar." Apakah darah segar itu akan terlihat dalam kepengurusan partai atau calon-calon kepala daerah mendatang?


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sejak Kapan Megawati Menjadi Ketua Umum PDIP?

11 Januari 2024

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menyampaikan pidato politik dalam perayaan HUT ke-51 PDI Perjuangan di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta, Rabu, 10 Januari 2024. PDI Perjuangan menggelar perayaan HUT ke-51 dengan mengusung tema 'Satyam Eva Jayate' alias kebenaran pasti menang yang dilaksanakan secara sederhana. TEMPO/M Taufan Rengganis
Sejak Kapan Megawati Menjadi Ketua Umum PDIP?

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri bisa disebut sebagai ketua umum partai terlama di negeri ini. Sejak kapan?


Profil PDIP, 23 Tahun Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum PDIP

6 Juni 2023

Ketua umum PDIP, Megawati Soekarnoputri memberikan pidato penutupan Kongres V PDIP di Sanur, Denpasar, Bali, 10 Agustus 2019. Megawati Soekarnoputri mengakui dirinya sudah memiliki daftar orang-orang yang akan diusulkan menjadi menteri di kabinet Jokowi-Ma'ruf mendatang. TEMPO/Johannes P. Christo
Profil PDIP, 23 Tahun Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum PDIP

PDIP merupakan satu dari tiga partai yang masih eksis sejak Orde Baru. Sejak 2000, Megawati dikukuhkan sebagai Ketua Umum PDIP selama 23 tahun.


Pedagang dari Jakarta Ikut Berjualan di Kongres PDIP Bali

9 Agustus 2019

Suasana pedagang kaki lima di area kongres PDIP di Hotel Bali Beach, Sanur, Kamis, 8 Agustus 2019. Pedagang dadakan ini menjadi salah satu tujuan untuk mendapatkan atribut partai oleh para simpatisan. TEMPO.CO/ Made Argawa
Pedagang dari Jakarta Ikut Berjualan di Kongres PDIP Bali

Kongres PDIP di Bali dihadiri ribuan peserta dan undangan. Hal ini tentu saja mengundang para pedagang untuk menjajakan jualannya.


Megawati Ucapkan Sumpah Jabatan Ketua Umum PDIP Kelima Kalinya

8 Agustus 2019

Megawati Soekarnoputri memberi sinyal bahwa dirinya akan menerima mandat dari para kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) untuk memimpin partai berlambang banteng itu kembali, dalam sambutannya di acara Malam Budaya PDIP di Grand Inna Beach, Bali pada Rabu malam, 7 Agustus 2019. TEMPO/Dewi N Piliang
Megawati Ucapkan Sumpah Jabatan Ketua Umum PDIP Kelima Kalinya

Acara pengambilan sumpah jabatan Megawati itu dilakukan secara tertutup dalam sidang paripurna PDIP.


Megawati Curhat soal Jokowi Kebangetan dan Sulit Ditemui

8 Agustus 2019

Dari kiri: Wakil Presiden Jusuf Kalla, Presiden Jokowi, Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri, Wakil Presiden Terpilih 2019-2024 Ma'ruf Amin dan Ketum Gerindra Prabowo Subianto saat menghadiri Pembukaan Kongres V PDI Perjuangan di Sanur, Denpasar, Bali, Kamis, 8 Agustus 2019. Dok PDIP
Megawati Curhat soal Jokowi Kebangetan dan Sulit Ditemui

Megawati menyebut Jokowi sempat bertanya alasan ketua umum partai berlambang banteng itu ingin BPIP menjadi badan, bukan dewan.


Petinggi Partai Koalisi Indonesia Kerja Hadir di Kongres V PDIP

8 Agustus 2019

Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto dan Ketua Steering Comitee Kongres V PDIP Djarot Saiful Hidayat dalam konferensi pers menjelang Kongres PDIP di Grand Inna Beach, Bali pada Rabu, 7 Agustus 2019. Dewi Nuria/TEMPO
Petinggi Partai Koalisi Indonesia Kerja Hadir di Kongres V PDIP

Selain para ketua umum partai Koalisi Indonesia Kerja, sembilan sekretaris jenderal koalisi Jokowi-Ma'ruf, juga akan lengkap hadir di Kongres V PDIP.


Ketua Kongres PDIP Minta Peserta Tak Soraki Prabowo

7 Agustus 2019

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri tersenyum saat menerima Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di kediamannya Jalan Teuku Umar, Jakarta, Rabu, 24 Juli 2019. TEMPO/Muhammad Hidayat
Ketua Kongres PDIP Minta Peserta Tak Soraki Prabowo

Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dijadwalkan datang ke Kongres PDIP V di Bali.


Megawati Beri Sinyal Terima Mandat Jadi Ketua Umum PDIP Lagi

7 Agustus 2019

Megawati Soekarnoputri memberi sinyal bahwa dirinya akan menerima mandat dari para kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) untuk memimpin partai berlambang banteng itu kembali, dalam sambutannya di acara Malam Budaya PDIP di Grand Inna Beach, Bali pada Rabu malam, 7 Agustus 2019. TEMPO/Dewi N Piliang
Megawati Beri Sinyal Terima Mandat Jadi Ketua Umum PDIP Lagi

Megawati akan pecat kader PDIP yang melanggar aturan partai.


Usai Jadi Panitia Kongres PDIP Krisdayanti Akan Berkurban di Dili

7 Agustus 2019

Krisdayanti diprediksi melenggang ke Senayan. Diva Indonesia itu maju sebagai calon anggota DPR daerah pemilihan Jawa Timur 5 dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Menurut hasil sementara, istri pengusaha Raul Lemos itu masih menjadi yang tertinggi di antara para caleg yang berkontestasi. TEMPO/Nurdiansah
Usai Jadi Panitia Kongres PDIP Krisdayanti Akan Berkurban di Dili

Sebelum berkurban di Dili, Krisdayanti akan mengikuti Kongres PDIP di Bali.


Peserta Kongres PDIP Akan Gunakan Busana Adat Bali

7 Agustus 2019

Presiden Joko Widodo atau Jokowi (ketiga kiri) didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo (keempat kiri) dan Gubernur Bali Wayan Koster (kedua kiri) bersama istri Ni Luh Putu Putri Suastini Koster (ketiga kanan) menyapa masyarakat dari atas mobil hias saat pawai pembukaan Pesta Kesenian Bali ke-41 tahun 2019 di Denpasar, Bali, Sabtu, 15 Juni 2019. ANTARA
Peserta Kongres PDIP Akan Gunakan Busana Adat Bali

Kata Koster, bahan dekorasi dan atribut Kongres PDIP, tak pakai bahan plastik, tidak ada sterofoam, juga hidangan tidak menggunakan pipet plastik