Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Revolusi Membaca

image-profil

image-gnews
Iklan

Agus M. Irkham, Pegiat Literasi

               

Pada awal 2000, John Wood, pria berusia 36 tahun, Direktur Pemasaran Microsoft Divisi Asia-Pasifik dan Australia tengah berada di ketinggian 12 ribu meter, terbang melintasi Pasifik, dari Sydney ke Los Angeles. Dalam perjalanannya yang panjang itu, ia membaca laporan dari PBB tentang keadaan pendidikan di negara-negara berkembang.

Sekonyong-konyong, ia terkejut begitu matanya tertumbuk pada deretan data yang menyatakan 850 juta orang di dunia tidak memiliki literasi dasar, alias buta huruf. Dan, dari 850 juta tersebut, dua pertiganya adalah perempuan. Dengan kata lain, dalam setiap sepuluh orang yang buta huruf, tujuh juta di antaranya adalah perempuan.

Mendapati fakta-fakta tak terduga tersebut, singkat cerita, pada tahun yang sama, John Wood pun pamit mundur dari Microsoft dan mendirikan Room to Read. Melalui organisasi nirlaba ini, ia mempromosikan arti penting penguasaan keaksaraan dasar bagi anak-anak, khususnya di kawasan Asia melalui pendirian perpustakaan. Hingga 2014, Wood telah mendirikan lebih dari 10 ribu perpustakaan. Bahkan kegiatannya tidak hanya terbatas pada pendirian perpustakaan, tapi juga pemberian beasiswa pendidikan. “Program hadiah pendidikan seumur hidup,” kata John Wood, seperti yang tertulis di buku Leaving Microsoft to Change The World (2007).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam konteks “Hari Buku Sedunia” yang dirayakan setiap 23 April, John Wood telah memberi contoh yang gamblang tentang ujung dari gerakan literasi, atau lebih khusus lagi aktivitas membaca buku, yaitu meningkatkan kualitas hidup bagi masyarakat luas, baik secara ekonomi maupun kehidupan sosialnya. (Membaca) buku menjadi pintu masuk melakukan perubahan sosial secara cepat. Strategi ini untuk sementara saya istilahkan dengan readvolution (revolusi membaca).

Hal itu penting, lantaran wacana “kesaktian” (membaca) buku untuk diri si pembaca (personal ) sudah usai. Diskusi tentang ini dapat dipastikan akan bermuara pada penyebutan sosok-sosok besar yang hidupnya banyak terinspirasi oleh buku. Dipungkasi satu kalimat klise: membaca jendela dunia!

Kegiatan membaca, sebagai gaya hidup yang terakumulasi ke komunitas-komunitas pembaca buku dengan genre khusus, pelan-pelan juga semakin kurang relevan. Terutama jika dihadapkan pada kompleksitas persoalan kemanusiaan (berbangsa dan bernegara). Pencerahan dan keasyikan membaca buku hanya bisa dinikmati oleh para eksponennya. Kadang, dari luar justru menjadi semacam pernyataan penegasan perbedaan kelas.

Sekarang, kita perlu memberikan makna baru terhadap aktivitas membaca buku. Ia tidak lagi cukup menjadi aset personal dan komunal. Alih-alih menjadi tujuan, banyaknya buku yang dimiliki dan jumlah judul buku yang telah selesai dibaca menjadi ukuran keberhasilan. Kita harus melakukan readvolution. Tanpa itu, perjalanan membaca buku hanya sebuah proses privatisasi terhadap kecerdasan, kebijaksanaan, keluasan wawasan, dan ketercerahan suasana batin. Hanya wujud dari snobisme intelektual, minus kepedulian sosial.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


5 Manfaat Membaca Buku Bacaan Literasi untuk Perkembangan Anak

47 hari lalu

Ilustrasi membaca buku. Dok. Zenius
5 Manfaat Membaca Buku Bacaan Literasi untuk Perkembangan Anak

Buku bacaan literasi memiliki beragam manfaat untuk perkembangan anak. Simak lima manfaat membaca buku jenis ini.


Membaca Buku Bisa Meminimalisasi Kesehatan Mental, Lebih Efektif Daripada Mendengarkan Musik

27 Januari 2024

Sejumlah pegiat literasi membaca buku saat kampanye #RuangBacaJakarta didalam Kereta MRT, Jakarta, Minggu, 8 September 2019. Kampanye ini merupakan gerakan MRT Jakarta untuk mendorong minat baca dan dan menjadikan membaca bagian dari gaya hidup masyarakat kota. TEMPO/Muhammad Hidayat
Membaca Buku Bisa Meminimalisasi Kesehatan Mental, Lebih Efektif Daripada Mendengarkan Musik

Selain menambah wawasan, membaca buku dapat membantu penurunan dalam kesehatan mental, seperti stres dan demensia.


Pesan Dokter Anak untuk Tumbuhkan Minat Baca sejak Kecil

8 Desember 2023

Ilustrasi membacakan buku untu bayi. Bisnis.com
Pesan Dokter Anak untuk Tumbuhkan Minat Baca sejak Kecil

Dokter anak mengatakan orang tua perlu meluangkan waktu membaca bersama anak untuk perkembangan literasi awal dan menumbuhkan minat baca anak.


Pasca-Covid-19, Keterampilan Matematika dan Membaca Menurun di Kalangan Remaja

6 Desember 2023

Ilustrasi anak mengerjakan soal/matematika. Shutterstock
Pasca-Covid-19, Keterampilan Matematika dan Membaca Menurun di Kalangan Remaja

Keterampilan matematika dan membaca remaja mengalami penurunan yang belum pernah terjadi sebelumnya di banyak negara pasca-Covid-19.


Studi: Keterampilan Matematika & Membaca Remaja Turun Terburuk, Ada Faktor Ponsel

6 Desember 2023

ilustrasi belajar matematika (pixabay.com)
Studi: Keterampilan Matematika & Membaca Remaja Turun Terburuk, Ada Faktor Ponsel

Matematika dan keterampilan membaca pada remaja mengalami penurunan yang belum pernah terjadi sebelumnya.


BBW Books Gelar Pesta Buku Akhir Tahun, Uli Silalahi: Jadikan Membaca Sebagai Gaya Hidup Keluarga

1 Desember 2023

Presiden Direktur Big Bad Wolf Indonesia, Uli Silalahi/BBW Books
BBW Books Gelar Pesta Buku Akhir Tahun, Uli Silalahi: Jadikan Membaca Sebagai Gaya Hidup Keluarga

Pengalaman memburu buku harapannya jadi lebih berkesan dan menarik bagi keluarga dan sahabat, di pesta buku akhir tahun Big Bad Wolf.


Efisien dan Cerdas, Ini 8 Gaya Hidup Orang Jepang yang Membuat Hidup Lebih Simpel

10 Oktober 2023

Orang-orang bersulang bersama saat mereka berpiknik di bawah pohon sakura di taman Ueno di Tokyo, Jepang, 21 Maret 2023. Piknik bersama di bawah pohon sakura yang sedang mekar merupakan tradisi di Jepang. REUTERS/Androniki Christodoulou
Efisien dan Cerdas, Ini 8 Gaya Hidup Orang Jepang yang Membuat Hidup Lebih Simpel

Gaya hidup orang Jepang dikenal efektif dan efisien.


Kisah Dewi Sartika Dirikan Sekolah Perempuan Pertama, Untuk Perjuangkan Kesetaraan dalam Pendidikan

11 September 2023

Pada 1911 bersama Dewi Sartika, Lasminingrat mendirikan sekolah perempuan bernama Sekolah Kautamaan Puteri. Karena kontribusinya yang besar terhadap pendidikan di Tanah Air dan menjadi tokoh intelektual perempuan pribumi, Lasminingrat dijuluki sebagai tokoh perempuan 'Sang Pemula' . Wikipedia dan Jogjaprov.go.id
Kisah Dewi Sartika Dirikan Sekolah Perempuan Pertama, Untuk Perjuangkan Kesetaraan dalam Pendidikan

Dewi Sartika memberikan kesempatan kepada para anak pembantu bagaimana rasanya sekolah dan belajar baca tulis. Sesuatu yang mustahil saat itu.


Pembelajaran yang Diperlukan Anak Usia Dini, Bukan Calistung

23 Juni 2023

Ilustrasi. TEMPO/Aditia Noviansyah
Pembelajaran yang Diperlukan Anak Usia Dini, Bukan Calistung

Pendidikan anak usia dini rentangtidak diwajibkan bisa calistung karena di usia itu fase bermain untuk pembentukan karakter dan kemampuan kognitif.


Segelas Kopi Gratis di Kedai Buku Semut Alas

13 Juni 2023

T.S. Hendra Prasetya K alias Hendro, pemilik Kedai Buku Semut Alas di Kota Malang pada Senin, 5 Juni 2023. TEMPO/Abdi Purmono
Segelas Kopi Gratis di Kedai Buku Semut Alas

Pendirian Kedai Buku Semut Alas dilatarbelakangi oleh kesusahan Hendro mendapatkan buku humaniora dan sosial politik alternatif bertema kritis.