Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Islam Indonesia

image-profil

image-gnews
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Gregorius Afioma, penulis

Menjelang Ramadan, ucapan "Islam Indonesia, bukan Islam di Indonesia" dari Jokowi pada 14 Juni lalu, serta ajakan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin melalui akun Twitter-nya pada 5 Juni 2015 agar warteg tetap dibuka selama bulan puasa demi toleransi terhadap kalangan non-muslim, tidak serta-merta mendapat dukungan publik secara luas.

Reaksi yang demikian sangatlah ironis di tengah tendensi kekerasan atas nama agama yang terjadi selama bulan puasa. Razia yang dilakukan oleh kelompok radikal, seperti Front Pembela Islam (FPI), misalnya, selalu berujung tindak kekerasan dan perusakan.

Lantas, apakah yang disampaikan Presiden Jokowi dan Menteri Saifuddin itu berlebihan?

Memang pernyataan Jokowi bisa dianggap berlebihan di saat krisis identitas keislaman masih menggerogoti kaum muslim. Masih banyak kalangan muslim yang tidak melihat sebutan Islam Nusantara sebagai hal yang membanggakan.

Pasalnya, otentisitas Islam selalu diukur dengan episentrum kelahiran Islam di Jazirah Arab. Relasi antara Islam di Arab dan di Indonesia ibarat pola relasi pusat dan pinggiran. Pusat dianggap lebih otentik, sedangkan pinggiran sebagai yang tergradasi. Karena itu, desakan pemurnian Islam di Indonesia semakin kuat agar tidak menjadi Islam kelas dua.

Tentu saja anggapan demikian sangat berbahaya. Umat Islam bisa mengabaikan modalitas keberagamaan yang ada selama ini. Benih-benih Islam yang sudah hadir sejak abad ke-7 justru berkembang pesat di Indonesia karena melewati proses persenyawaan yang sangat baik dengan budaya-budaya pra-Islam. Semua itu tidak lepas dari usaha para Wali Sanga dan para pemikir Islam kontemporer, seperti Gus Dur atau Cak Nur.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hasilnya, karateristik Islam Indonesia terlihat lebih damai, moderat, toleran, dan terbuka. Konflik yang terjadi, meski masih ada, tidak seintensif di Timur Tengah.  Wajah Islam yang demikian tidak lepas dari unsur-unsur pra-Islam yang menjadi tempat persemaian bagi benih-benih keislaman. Budaya dan agama, yang semula memang hanyalah dua entitas berbeda, kini tumbuh saling mengkonstitusikan satu sama lain.

Berkat wajah Islam yang demikian, penerimaan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai dasar negara menjadi mudah. Asas kesetaraan sebagai warga negara dijunjung tinggi di atas segalanya. Hak-hak sebagai warga negara dikedepankan ketimbang kepentingan-kepentingan primordial, seperti agama, budaya, suku, dan etnis.

Namun, jika tidak melihat fakta keberagamaan itu sebagai kekuatan, bukan hanya umat Islam yang berkonflik, tapi nilai keindonesiaan juga bisa terganggu. Sebab, hanya Islam Indonesia yang dikenal toleran, moderat, dan terbuka, yang sangat kokoh menyanggah keindonesiaan selama ini.

Bertolak dari kenyataan itu, Jokowi berupaya menyadarkan kaum muslim bahwa Islam Indonesia bukanlah Islam kelas dua. Islam Indonesia tidak kalah otentik dari Islam Timur Tengah. Mengingat jumlah penganut Islam di Indonesia yang mencapai 12, 5 persen dari total 1,6 miliar pemeluk Islam di dunia, karateristik Islam Nusantara justru bisa menjadi referensi bagi peradaban Islam di dunia.

Searah dengan pemikiran tersebut, pernyatan Saifuddin sangatlah wajar. Diperbolehkannya warteg dibuka demi menghormati hak-hak umat non-muslim sangat bernada toleran dan sesuai dengan karateristik Islam Indonesia itu sendiri. *


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Bacaan Dua Kalimat Syahadat dan Artinya serta Keutamaan Membacanya

18 hari lalu

Ketua DKM Mualaf Center Masjid Lautze 2 Koko Rahmat membimbing mualaf bernama Hedwil Stefanius Manao saat mengucapkan dua kalimat syahadat di Bandung, Jumat, 19 Juni 2020. Pandemi virus corona mempengaruhi jumlah kapasitas pendidikan agama islam bagi calon mualaf di masjid tersebut setiap akhir pekan. TEMPO/Prima mulia
Bacaan Dua Kalimat Syahadat dan Artinya serta Keutamaan Membacanya

Bacaan dua kalimat syahadat menjadi tanda seseorang beriman pada Allah SWT. Ini bacaan dua kalimat syahadat dan artinya serta keutamaan membacanya.


10 Negara Eropa dengan Penduduk Muslim Terbanyak, Rusia Nomor Satu

10 Mei 2024

Foto udara sejumlah umat Islam melaksanakan salat Idul Fitri 1445 Hijriah di Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), Semarang, Jawa Tengah, Rabu, 10 April 2024. Salat Idul Fitri 1445 Hijriah yang diikuti ribuan warga muslim dari berbagai daerah tersebut setelah adanya penetapan oleh pemerintah 1 Syawal 1445 Hijriah jatuh pada Rabu (10/4). ANTARA FOTO/Makna Zaezar
10 Negara Eropa dengan Penduduk Muslim Terbanyak, Rusia Nomor Satu

Berikut ini daftar negara Eropa dengan penduduk Muslim terbanyak berdasarkan jumlahnya pada 2020. Rusia jadi nomor satu.


Makna Isra Miraj 1445 Hijriah dan Rekomendasi 30 Link Twibbon

8 Februari 2024

Isra Miraj artinya perjalanan yang dilakukan Nabi SAW di malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa untuk bertemu Allah SWT. Ini sejarahnya. Foto: Canva
Makna Isra Miraj 1445 Hijriah dan Rekomendasi 30 Link Twibbon

Untuk memeriahkan Isra Miraj petang ini, berikut link twibbon untuk media sosial anda.


Nahdlatul Ulama Dorong Pendidikan Madrasah Berkualitas, Moderat & Tak Radikal di Depok

29 Mei 2023

Ilustrasi Madrasah. antaranews.com
Nahdlatul Ulama Dorong Pendidikan Madrasah Berkualitas, Moderat & Tak Radikal di Depok

Nahdlatul Ulama Depok tengah fokus dalam pengembangan sumber daya manusia melalui jalur pendidikan terutama madrasah.


Mengkaji Islam dalam Ilmu dan Pengamalnya

31 Maret 2023

Mengkaji Islam dalam Ilmu dan Pengamalnya

Ilmu mengkaji Islam berkembang di timur tengah dan negara barat. Namun ihwal pengamalan patut belajar ke Indonesia.


Indonesia Diharapkan Jadi Referensi Keislaman Dunia

15 Maret 2023

Indonesia Diharapkan Jadi Referensi Keislaman Dunia

Indonesia tidak hanya negara muslim terbesar


Hukum Puasa Ramadan Bagi Orang dalam Perjalanan Jauh

9 Maret 2023

Pengamat astronomi Palestina menggunakan teleskop untuk melihat posisi bulan yang menandai awal bulan suci puasa Ramadan di Hebron di Tepi Barat yang diduduki Israel 12 April 2021. REUTERS/Mussa Qawasma
Hukum Puasa Ramadan Bagi Orang dalam Perjalanan Jauh

Hukum puasa Ramadan bagi orang dalam perjalanan jauh adalah boleh dibatalkan atau diteruskan asalkan sesuai ketentuan. Simak hukum puasanya di sini:


Pembakaran Al Quran Pernah Terjadi di 4 Negara Ini

25 Januari 2023

Seorang pengunjuk rasa memegang spanduk di depan Konsulat Jenderal Swedia setelah Rasmus Paludan, pemimpin partai politik sayap kanan Denmark Garis Keras, membakar salinan Alquran di dekat Kedutaan Besar Turki di Stockholm, di Istanbul, Turki, 22 Januari 2023  .REUTERS/Umit Bektas
Pembakaran Al Quran Pernah Terjadi di 4 Negara Ini

Dunia sedang digemparkan oleh peristiwa pembakaran Al Quran yang dilakukan Rasmus Poludan di Swedia. Berikut daftar negara alami kejadian serupa.


Ada Makam Keramat dalam Kebun Binatang Ragunan, Pusara Siapa?

24 Januari 2023

Makam keramat Eyang Sona Wijaya Sakti di dalam Taman Margasatwa Ragunan. Google Maps
Ada Makam Keramat dalam Kebun Binatang Ragunan, Pusara Siapa?

Tak banyak orang tahu, ada makam keramat dalam kebun binatang Ragunan. Makam tersebut ternyata milik almarhum Syekh Sona Wijaya Sakti, siapakah dia?


4 Manfaat Menghindari Gibah Selain Mahir dalam Bergaul

3 Desember 2022

Ilustrasi bergosip. shutterstock.com
4 Manfaat Menghindari Gibah Selain Mahir dalam Bergaul

Orang yang menjaga lisan dan menghindari gibah akan lancar dalam pergaulan dan mahir menjaga pertemanan.