Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Soeharto dan Muhammadiyah

image-profil

image-gnews
Iklan

Muhidin M. Dahlan, kerani @warungarsip

Muhammadiyah tak pernah lupa akan pengakuan Soeharto sebagai warga Muhammadiyah. Karena itulah di edisi khusus Suara Muhammadiyah (SM) untuk Muktamar ke-47 Makassar diperlukan satu artikel spesial yang mengingatkan hubungan manis itu.

Soeharto pada pembukaan muktamar di Banda Aceh, pada 1995, membuat pengakuan yang isinya: "Tanpa tedheng aling-aling, saya ini bibit Muhammadiyah yang ditanam di bumi Indonesia; dan alhamdulillah memperoleh kepercayaan masyarakat Indonesia untuk memimpin pembangunan nasional. Semoga apa yang saya lakukan ini tidak mengecewakan warga Muhammadiyah" (SM No. 15, Th 100).

Pengakuan itu tak hanya memiliki sayap tafsiran yang banyak, tapi juga bisa menyiratkan bagaimana tarik-menarik politik praktis dalam tubuh Muhammadiyah. Bagi Muhammadiyah, pengakuan Soeharto itu menjadi tonggak bahwa Muhammadiyah berada dalam perhatian khusus kekuasaan. Sementara bagi Soeharto, merangkul Muhammadiyah-termasuk kelompok intelektual dan tokoh utama kelas menengah muslim yang tergabung di ICMI-menjadi modal besar untuk pembangunan "tinggal landas".

Proyek penjinakan Muhammadiyah merupakan langkah besar untuk menghalau radikalisme kanan. Sekaligus untuk "menggembosi" suara sengak "muazin" Amien Rais, yang juga Ketua PP Muhammadiyah, yang berseru-seru tentang pergantian pimpinan nasional (suksesi).

Untuk meyakinkan Muhammadiyah, Soeharto bahkan "tanpa tedheng aling-aling" mengatakan bahwa usaha sosialnya membuat musala di ruang-ruang publik, semata karena Muhammadiyah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Soeharto memang punya urgensi menarik kembali Muhammadiyah dalam pusaran kekuasaan setelah trauma dengan Partai Muslimin Indonesia (Parmusi). Piagam pembentukan Parmusi ini ditandatangani PP Muhammadiyah yang diwakili H Djarnawi Hadikusumo dan M. Daris Tamim pada 8 September 1967.

Bagi Muhammadiyah, pendirian Parmusi adalah "hadiah" dari kekuasaan yang sukses menumbangkan rezim Sukarno dan mengubur PKI. Parmusi, bagi Muhammadiyah, adalah: "Keputusan Sidang Tanwir th 1966 di Bandung jg setjara tegas menekankan perlunja partai politik Masjumi direhabilitir dan djika belum mungkin sedang keperluan telah mendesak maka dapat dibentuk Partai Islam baru, jang akhir2 ini ternjata dapat direalisir dengan telah selesainja semua persiapan tentang pendirian Partai Muslimin Indonesia…" (SM No 21-22, Nov 1967).

Seperti halnya di masa Sukarno yang mendaku diri sebagai warga sah Muhammadiyah, persyarikatan yang ikut membidani lahirnya Masyumi ini juga mengalami bad mood yang parah. Ketika pada 1960-an Sukarno pada akhirnya "menyakiti" Muhammadiyah saat membubarkan Masyumi, begitu pula Soeharto yang hanya butuh lima tahun untuk melumat Parmusi dengan memaksanya masuk dalam proyek fusi partai 1973 yang melahirkan orpol PPP.

Dua kali disakiti politik oleh presiden yang mendaku diri sebagai warga sah Muhammdiyah itu yang membuat persyarikatan yang didirikan KH Ahmad Dahlan ini kembali ke langgar mengaji Surat Al-Maun, dan menghabiskan energi yang terluka untuk kerja sosial dan pendidikan.

Seakan belum cukup luka itu, Muhammadiyah kembali lagi membidani lahirnya partai baru pada era baru politik nasional. Dan Anda semua tahu bagaimana kutukan partai itu terus memayungi nasib Muhammadiyah.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


2 Periode Haedar Nashir Pimpin PP Muhammadiyah, Begini Profil dan Pemikirannya

21 November 2022

10_nas_haedarNashir
2 Periode Haedar Nashir Pimpin PP Muhammadiyah, Begini Profil dan Pemikirannya

Haedar Nashir kembali terpilih menjadi Ketua Umum PP Muhammadiyah untuk periode 2022-2027. Begini profil dan pemikirannya.


Haedar Nashir Jadi Ketua Umum PP Muhammadiyah Lagi, Ganjar Pranowo: Selamat

21 November 2022

Ketua Umum PP Muhammadiyah Periode 2022-2027, Haedar Nashir (kiri), memberikan pernyataannya kepada pers seusai penetapan hasil Sidang Pleno VIII Muktamar Muhammadiyah di Edutorium KH Ahmad Dahlan UMS, Ahad, 20 November 2022.TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Haedar Nashir Jadi Ketua Umum PP Muhammadiyah Lagi, Ganjar Pranowo: Selamat

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengucapkan selamat kepada Haedar Nashir yang kembali terpilih jadi Ketua Umum PP MUhammadiyah di Muktamar Solo.


Tutup Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah, Ini Pesan Wapres Ma'ruf Amin

20 November 2022

Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyapa peserta saat berjalan menuju panggung utama pembukaan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional di Astaka Utama Kiram Park, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Rabu 12 Oktober 2022. Sebanyak 1.676 peserta dari 34 kafilah Provinsi di Indonesia akan bersaing untuk menjadi yang terbaik dalam MTQ Nasional XXIX di Kalimantan Selatan yang akan berlangsung dari 10 hingga 19 Oktober 2022. ANTARA FOTO/Bayu Pratama S
Tutup Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah, Ini Pesan Wapres Ma'ruf Amin

Ma'ruf Amin berujar visi Muhammadiyah sejalan dengan visi Indonesia yang tengah diperjuangkan, yaitu mewujudkan Indonesia Emas 2045.


Haedar Nashir Kembali Jadi Ketum PP Muhammadiyah, PAN: Kepemimpinannya Terbukti

20 November 2022

Ketua Umum PP Muhammadiyah Periode 2022-2027, Haedar Nashir (kiri), memberikan pernyataannya kepada pers seusai penetapan hasil Sidang Pleno VIII Muktamar Muhammadiyah di Edutorium KH Ahmad Dahlan UMS, Ahad, 20 November 2022.TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Haedar Nashir Kembali Jadi Ketum PP Muhammadiyah, PAN: Kepemimpinannya Terbukti

Menurut Sekjen PAN Eddy Soeparno, Haedar Nashir telah membuktikan peran strategisnya kala memimpin pada periode sebelumnya.


Terpilih Lagi Jadi Ketum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir Sampaikan 4 Poin Penting

20 November 2022

Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah terpilih 2022-2027 Haedar Nashir (kanan) dan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah terpilih 2022-2027 Abdul Mu'ti (kiri) melambaikan tangan usai memberikan keterangan kepada wartawan pada acara penetapan Ketum Muhammadiyah dalam Muktamar ke-48 di Edutorium KH Ahmad Dahlan UMS, Solo, Jawa Tengah, Minggu, 20 November 2022. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha
Terpilih Lagi Jadi Ketum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir Sampaikan 4 Poin Penting

Haedar Nashir menguraikan beberapa poin amanat yang diberikan kepadanya dalam memimpin Muhammadiyah ke depan.


Haedar Nashir Terpilih sebagai Ketum PP Muhammadiyah 2022-2027

20 November 2022

Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah terpilih 2022-2027 Haedar Nashir (kiri) berjabat tangan dengan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah terpilih 2022-2027 Abdul Mu'ti (kedua kanan) didampingi anggota PP Muhammadiyah Busyro Muqoddas (kanan) saat acara Muktamar ke-48 Muhammadiyah di Edutorium KH Ahmad Dahlan UMS, Solo, Jawa Tengah, Minggu, 20 November 2022. Haedar Nashir kembali terpilih sebagai Ketua Umum PP Muhammadiyah periode 2022-2027 dalam sidang Muktamar ke-48 Muhammadiyah. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha
Haedar Nashir Terpilih sebagai Ketum PP Muhammadiyah 2022-2027

Terpilihnya Haedar Nashir sebagai Ketum dan Abdul Mu'ti sebagai Sekum berdasarkan hasil Sidang Pleno VIII Muktamar Muhammadiyah ke-48


Haedar Nashir Dinilai Berpeluang Besar Terpilih Lagi Jadi Ketua Umum PP Muhammadiyah

20 November 2022

Presiden Joko Widodo (ketiga kiri) didampingi Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir (keempat kanan), Ketua DPR RI Puan Maharani (kedua kiri), Menko PMK Muhadjir Effendy (ketiga kanan), Mensesneg Pratikno (kiri), Ketua Umum PP Aisyiyah Siti Noordjannah Djohantini (kedua kanan) dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (kanan) bertepuk tangan usai membuka Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah 2022 di Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah, Sabtu 19 November 2022. Muktamar Muhammadiyah akan berlangsung hingga Minggu 20 November 2022 dengan agenda utama sidang pleno pemilihan dan penetapan ketua umum pimpinan pusat Muhammadiyah masa jabatan 2022-2027. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha
Haedar Nashir Dinilai Berpeluang Besar Terpilih Lagi Jadi Ketua Umum PP Muhammadiyah

Menko PMK, Muhadjir Effendy berharap duet Haedar Nashir - Abdul Mu'ti dapat kembali memimpin Muhammadiyah untuk periode lima tahun ke depan.


Ini 13 Anggota Tetap PP Muhammadiyah yang akan Gelar Musyawarah Pilih Ketum Baru

20 November 2022

Sejumlah tamu undangan dan peserta berfoto saat mengikuti Pembukaan Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah 2022 di Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah, Sabtu 19 November 2022. Muktamar Muhammadiyah akan berlangsung hingga Minggu 20 November 2022 dengan agenda utama sidang pleno pemilihan dan penetapan ketua umum pimpinan pusat Muhammadiyah masa jabatan 2022-2027. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha
Ini 13 Anggota Tetap PP Muhammadiyah yang akan Gelar Musyawarah Pilih Ketum Baru

Proses pemilihan 13 anggota PP Muhammadiyah Sabtu malam itu berlangsung sekitar empat jam dan selesai pada Ahad dinihari, 20 November 2022.


Haedar Nashir Raih Suara Terbanyak Pemilihan 13 Anggota Tetap PP Muhammadiyah

20 November 2022

Presiden Joko Widodo (ketiga kiri) didampingi Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir (keempat kanan), Ketua DPR RI Puan Maharani (kedua kiri), Menko PMK Muhadjir Effendy (ketiga kanan), Mensesneg Pratikno (kiri), Ketua Umum PP Aisyiyah Siti Noordjannah Djohantini (kedua kanan) dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (kanan) bertepuk tangan usai membuka Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah 2022 di Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah, Sabtu 19 November 2022. Muktamar Muhammadiyah akan berlangsung hingga Minggu 20 November 2022 dengan agenda utama sidang pleno pemilihan dan penetapan ketua umum pimpinan pusat Muhammadiyah masa jabatan 2022-2027. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha
Haedar Nashir Raih Suara Terbanyak Pemilihan 13 Anggota Tetap PP Muhammadiyah

Setelah ditetapkan, 13 anggota PP Muhammadiyah yang baru akan mengadakan musyawarah untuk memilih Ketua Umum PP Muhammadiyah yang baru.


Pidato di Muktamar Muhammadiyah, Haedar Nashir Ajukan 3 Pertanyaan Introspektif

20 November 2022

Penampilan kelompok marching band pada Pembukaan Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah 2022 di Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah, Sabtu 19 November 2022. Muktamar Muhammadiyah akan berlangsung hingga Minggu 20 November 2022 dengan agenda utama sidang pleno pemilihan dan penetapan ketua umum pimpinan pusat Muhammadiyah masa jabatan 2022-2027. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha
Pidato di Muktamar Muhammadiyah, Haedar Nashir Ajukan 3 Pertanyaan Introspektif

Dalam Muktamar Muhammadiyah di Kota Solo itu, Haedar Nashir bertanya tiga soal introspektif kepada para muktamirin. Apa saja?