Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

NU dan Inspirasi dari Cheng Ho

image-profil

image-gnews
Iklan

Endang Suryadinata, Penggemar Sejarah

Menjelang Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) pengurus besar NU menggelar seminar "Ekspedisi Cheng Ho dan Islam Nusantara", di Gedung PBNU Kramat Raya, dengan narasumber Profesor Chi Min Tan dari Universitas Nanking, Selasa, 28 Juli lalu.

Berdasarkan sejarah, Cheng Ho lahir pada 1370 M dari keluarga miskin etnis Hui di Yunan yang muslim. Namun kariernya melesat pada era Cheng Tzu, kaisar ketiga Dinasti Ming yang berkuasa dari tahun 1403 sampai 1424. Karier puncaknya adalah laksamana yang memimpin ekspedisi sejak 11 Juli 1405 ke sekitar 37 negara, termasuk Nusantara.

Maka, ada banyak jejak historis Cheng Ho di berbagai tempat di Nusantara. Di Sumatera dan Jawa, ada banyak hal yang dikaitkan dengan sosok Cheng Ho. Misalnya klenteng Mbah Ratu di Surabaya atau Sam Po Kong di Semarang. Jadi, sosoknya sampai diapresiasi oleh umat beragama selain Islam.

Sewaktu singgah di Surabaya, yang bersamaan dengan hari Jumat, Cheng Ho sempat berkhotbah di hadapan ratusan warga dan mengajari mereka cara-cara bertani yang efektif. Bahkan, ketika menghadap Raja Majapahit Wikramawardana, Cheng Ho menunjukkan jiwa besarnya. Padahal, kalau mau menuruti nafsu amarah, ia punya alasan yang dibenarkan menurut hukum Islam. Bayangkan, sekitar 170 anggota ekspedisinya baru saja dibantai oleh Raja Majapahit tersebut. Raja sendiri semula juga menduga kehadiran Cheng Ho untuk melampiaskan api dendamnya. Ternyata semua hal buruk itu tidak terbukti.

Yang menarik lagi, Cheng Ho datang menghadap raja disertai para pendeta Han San Wei, yaitu tiga agama besar beraliran Han: Buddha, Konghucu, dan Tao. Padahal Cheng Hoo maupun juru mudi dan juru masaknya beragama Islam. Dengan demikian, spirit toleransi dan penghormatan atas perbedaan agama sudah dihayati Cheng Ho sejak dini.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tidak mengherankan jika kemudian kehadiran Cheng Ho mampu membentuk sebuah relasi harmonis antara nilai-nilai Islam, Cina, dan Jawa dalam suatu jalinan harmoni. Elemen dan arsitektur Masjid Demak yang terkenal, misalnya, sangat dipengaruhi arsitektur Cina (Sugeng Haryadi, Sejarah Berdirinya Masjid Agung Demak dan Grebek Besar, 2002).

Apa yang dilakukan Cheng Ho kian membenarkan uraian sejarawan Prancis, Prof Dr Denys Lombard dalam mahakaryanya Nusa Jawa: Silang Budaya (1996), bahwa ada kontribusi positif dari peradaban Cina atau Tionghoa yang memperkaya peradaban lokal di Nusantara.

Dan dalam hal corak penghayatan Islam yang dibawa Cheng Ho ke Nusantara, ternyata bercorak moderat atau jalan tengah serta menjauhi penghayatan keagamaan yang ekstrem. Perbedaan, termasuk perbedaan keyakinan, juga sungguh dihargai, bukan dikutuk. Ini semua sangat sesuai dengan gagasan Islam Nusantara yang kian mengemuka di kalangan NU belakangan ini.

Terbukti penghayatan Islam khas Indonesia yang moderat itu diapresiasi, termasuk oleh Perdana Menteri Inggris David Cameron. Beberapa negara Eropa pun meminta NU mengirim dai atau guru agama moderat. Maklum, di tengah godaan menggunakan cara-cara ekstrem, termasuk kekerasan, Islam sebagaimana diperlihatkan Gus Dur dan para Nahdliyin, tetap lebih suka Islam yang memberikan rahmat dan damai bagi semesta. Bukan Islam yang garang dan antikemanusiaan seperti ISIS. *

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


KH Hasyim Asy'ari dan Pergulatan Berdirinya Nahdlatul Ulama

25 Juli 2022

KH Hasyim Asy'ari. Wikipedia
KH Hasyim Asy'ari dan Pergulatan Berdirinya Nahdlatul Ulama

KH Hasyim Asy'ari meninggal pada bulan Ramadhan, tepat 25 Juli 2 tahun setelah kemerdekaan RI. Begini perjalanan spiritual pendirian Nahdlatul Ulama.


Sempat Alot, Pleno Muktamar NU Tetapkan Mekanisme Pemilihan Ketum dan Rais Aam

23 Desember 2021

Logo Muktamar NU di Lampung. Foto: Antara
Sempat Alot, Pleno Muktamar NU Tetapkan Mekanisme Pemilihan Ketum dan Rais Aam

Muhammad Nuh, mengatakan sempat terjadi perdebatan alot terkait mekanisme pemilihan Ketua Umum PBNU dalam sidang pleno 1 Muktamar NU, Rabu malam


Cegah Kerumunan, Nahdliyin Diminta Tonton Muktamar NU Secara Daring

12 Desember 2021

ANTARA/PBNU (nu.or.id)
Cegah Kerumunan, Nahdliyin Diminta Tonton Muktamar NU Secara Daring

Ketua Panitia Pelaksana Muktamar NU ke-34, Imam Aziz, mengimbau dan mendorong seluruh warga NU agar tidak berbondong-bondong datang ke Lampung


Gus Nadir Ingatkan Jadwal Muktamar NU Harus Diputuskan Secara Objektif

21 November 2021

ANTARA/PBNU (nu.or.id)
Gus Nadir Ingatkan Jadwal Muktamar NU Harus Diputuskan Secara Objektif

Jadwal Muktamar NU akan digeser mengingat kebijakan pemerintah yang akan menerapkan PPKM level 3 memasuki libur Natal dan Tahun Baru.


Panitia Minta PBNU Segera Putuskan Tanggal Pelaksanaan Muktamar NU

20 November 2021

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj (tengah) bersama Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini (kiri) dan Ketua PBNU Marsudi Syuhud (kanan) mengikuti peringatan Maulid Nabi di Masjid Istiqlal, Jakarta, Selasa, 19 Oktober 2021. Acara ini tetap digelar dengan protokol kesehatan ketat karena masih diselenggarakan saat pandemi Covid-19. ANTARA/Hafidz Mubarak A
Panitia Minta PBNU Segera Putuskan Tanggal Pelaksanaan Muktamar NU

Apapun keputusan yang diambil PBNU, panitia pusat, daerah maupun lokal tetap akan mematuhi kebijakan yang dikeluarkan.


Yahya Staquf Ingin Ada Regenerasi di Kepengurusan PBNU

22 Oktober 2021

Mantan juru bicara (Jubir) Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Yahya Cholil Staquf menyapa para undangan usai dilantik menjadi Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) di Istana Negara, Jakarta, Kamis 31 Mei 2018. TEMPO/Subekti.
Yahya Staquf Ingin Ada Regenerasi di Kepengurusan PBNU

Yahya Staquf mengutarakan niatnya maju dalam pemilihan Ketua Umum PBNU pada Muktamar Ke-34 di Lampung.


Muktamar PBNU: Beda Sikap Said Aqil dan Yahya Staquf soal Posisi Politik

17 Oktober 2021

Logo Nahdlatul Ulama. nu.or.id
Muktamar PBNU: Beda Sikap Said Aqil dan Yahya Staquf soal Posisi Politik

Said Aqil dan Yahya Staquf akan bersaing dalam perbetuan posisi Ketua Umum PBNU dalam muktamar pada Desember.


Maju Calon Ketum PBNU, Yahya Staquf Mulai Bergerilya ke Pengurus Cabang

12 Oktober 2021

Mantan juru bicara (Jubir) Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Yahya Cholil Staquf menyapa para undangan usai dilantik menjadi Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) di Istana Negara, Jakarta, Kamis 31 Mei 2018. TEMPO/Subekti.
Maju Calon Ketum PBNU, Yahya Staquf Mulai Bergerilya ke Pengurus Cabang

Yahya Staquf, akan mencalonkan diri sebagai Ketua Umum PBNU baru dalam Muktamar PBNU ke-34, yang akan digelar Desember 2021.


Profil Yahya Staquf, Salah Satu Calon Ketua Umum PBNU

12 Oktober 2021

Presiden Jokowi mengucapkan selamat kepada mantan juru bicara (Jubir) Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Yahya Cholil Staquf usai dilantiknya menjadi Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) di Istana Negara, Jakarta, Kamis 31 Mei 2018. TEMPO/Subekti.
Profil Yahya Staquf, Salah Satu Calon Ketua Umum PBNU

Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Yahya Staquf mengumumkan maju sebagai calon ketua umum PBNU dalam Muktamar Nahdlatul Ulama ke-34.


Dinamika Jelang Muktamar NU Diharapkan Tak Sampai Saling Menjatuhkan

10 Oktober 2021

ANTARA/PBNU (nu.or.id)
Dinamika Jelang Muktamar NU Diharapkan Tak Sampai Saling Menjatuhkan

JMM mengatakan dinamika dan kontestasi menjelang Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama (NU) adalah hal yang wajar.