Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Malcolm X

Oleh

image-gnews
Iklan

PADA umur 39 tahun, ia ditembak mati di depan umum.

Sejak itu, Malcolm X hidup sebagai riwayat yang bermula dari sebuah masa, sebuah tempat, yang buas dan tak adil: Amerika Serikat tahun 1960-an, gema ngilu nyanyian Billie Holiday tentang mayat-mayat Negro yang tergantung bagai "buah yang ganjil" di pepohonan.

Tapi tak hanya itu. Malcolm X tak mati-mati bukan hanya karena hidupnya menanggungkan perbedaan antarmanusia yang penuh kekejaman. Ia juga cerita seseorang yang akhirnya tahu, kemanusiaan bukanlah sebuah penjara besar kebencian dengan sel-sel terpisah.

Ini tersirat kembali di sebuah buku hampir 600 halaman yang baru terbit, Malcolm X: A Life of Reinvention. Manning Marable, penulisnya, tak hanya membawakan kembali kisah sang tokoh yang keras dan kotor, tapi juga menyebut "humanismenya yang lembut".

Selintas, aneh juga kata "lembut" itu.

Malcolm lahir 19 Mei 1925. Ayahnya, Earl Little, meskipun bukan pendeta, seorang pengkhotbah Gereja Baptis di Omaha, Nebraska. Ia aktif dalam organisasi antar-orang hitam, Universal Negro Improvement Association.

Bagi mayoritas orang putih di tempat itu, suara Little mengganggu. Ketika Malcolm masih di kandungan ibunya, Desember 1924, orang-orang Ku Klux Klan datang mengancam. Keluarga itu mesti pindah dari Omaha atau mereka akan dihabisi. Maka mereka pun pindah. Rumah mereka dibakar. Earl Little kemudian tewas ketabrak trem. Ibu Malcolm, Louise, membesarkan anak-anaknya dengan susah payah. Perempuan ini jadi gila akhirnya.

Malcolm, dititipkan di rumah perawatan, masih bisa bersekolah. Ia murid yang cerdas. Tapi ia tak melanjutkan, setelah gurunya menasihati: ambisi jadi pengacara bukanlah "tujuan yang realistis bagi seorang Negro".

Anak ini pun pindah ke Boston, tapi kemudian mengembara. Pada tahun 1943, ia tinggal di Harlem, New York. Ia jadi germo, pengedar narkoba, pelacur bagi para pria, perampok. Tiga tahun kemudian ia kembali ke Boston, jadi pencuri yang menjarah rumah orang kulit putih. Ia tertangkap membawa senjata. Ia dihukum 10 tahun.

Di penjaralah sebuah kejadian menentukan: Malcolm jadi muslim, transformasi seorang anak muda yang pernah disebut "Setan" jadi orang yang percaya kepada Allah. Dalam riwayat Malcolm, Islam sebagai iman datang dan bisa mengubah perjalanan hidup seseorangdan pada gilirannya iman itu menemaninya berjalan, tak mandek, tak membeku.

Kita tahu Malcolm masuk Islam dengan kemarahan. Pengalaman hidupnya membuat amarahnya sesuatu yang sah. The Nation of Islam (NOI) di Chicago menarik hatinya. Komunitas ini, didirikan pada 1930 oleh Wallace Fard Muhammad, mengajarkan fragmen-fragmen theologi Islam yang agak kacau. Tapi bersama itu harga diri: orang hitam harus sopan, hidup sehat, dan berpakaian bersih dan patut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pada saat yang sama, NOI juga mengajarkan bahwa ras orang hitam adalah ras pertama yang membentuk manusiadan bahwa orang putih adalah "iblis". Tampak, ajaran kaum rasialis kulit putih dibalikkan jadi rasialisme kulit hitam. Dalam satu hal NOI sependirian dengan Ku Klux Klan: orang hitam harus memisahkan diri dari Amerika, sebab Amerika adalah Kristen dan putih. NOI menghendaki satu negeri tersendiri di bagian Selatan, sebagai perhentian sementara orang keturunan Afrika menjelang kembali ke benua asal nenek moyang yang dulu dipaksa-angkut sebagai budak.

Malcolm, yang sejak 1953 jadi juru dakwah utama NOI, pun mengubah namanya. Ia tak lagi memakai "Little". Ia memakai "X" untuk menandai asal-usul yang telah ditenggelamkan. Semua pertalian dengan Amerika dan yang lain (bagi NOI, "yang-lain" dalam fokus pandangan mereka adalah orang putih) harus dibuat patah arang. Manusia tak satu. Penindasan dan kebencian telah memecahnya.

Tapi kebencian juga punya rongga.

Maret 1964, Malcolm X memisahkan diri dari NOI. Ia berselisih dengan sang pemimpin, Elijah Muhammad, karena soal pribadi dan dalam siasat perjuangan. Dalam organisasi keyakinan yang militan, posisi pemimpin lazim jadi demikian luhur dan tak bisa digugat. NOI percaya bahwa sang pendiri adalah Imam Mahdi dan Elijah, yang melanjutkannya, muridnya yang spesial. Malcolm X tak mudah menerima bahwa privilese itu menjamin kebenaran. Juga kebenaran tentang masalah dasar seperti ras, manusia, dan pembebasannya.

Mungkin karena berangsur-angsur kebenaran dari Islam yang selama ini belum dikenalnya masuk ke dalam dirinya. Ia berubah. April 1964 ia berangkat ke Mekah. Selama upacara haji, ia saksikan ribuan manusia, berbeda asal dan warna kulit, berangkulan, dalam baju ihram putih-putih yang sama. Malcolm terpesona. Ia merasa seakan-akan "baru saja keluar dari sebuah penjara".

Di sekitar Ka'bah, kebencian yang memenjarakannya selama ini tampak tak punya dasar yang kekal. Tak bisa kedap. Apa sebenarnya "musuh"? Jika "ras" yang menjadikan sejarah manusia sebuah permusuhan, apa arti "ras"? Tidakkah itu wacana yangseperti wacana perbedaan laindikekalkan nafsu dan ketakutan manusia, diubah jadi alasan untuk saling menaklukkan, hingga dunia seperti sebuah kutukan?

Malcolm X pulang ke Amerika sebagai orang yang berubah. Kini namanya Malik El-Shabazz. Ia tetap yakin, Islam bekerja untuk keadilan. Namun itu berarti Islam mengakui apa yang universal dalam perjuangan itu: keadilan hanya berarti keadilan jika berlaku untuk orang lain, bukan untuk diri sendiri.

Tapi mungkin dengan perubahan itu ia dianggap tak lagi "berpihak".

Pada 21 Februari 1965, ia ditembak. Tanpa dihalang-halangi FBI, orang-orang NOI yang menganggapnya berkhianat menghabisinya.

Tapi kita tahu Malcolm hidup terus. Yang mengatasi kebencian mengatasi juga kematian.

Goenawan Mohamad

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Menlu Retno Bilang Veto di PBB Tak Surutkan Dukungan RI untuk Palestina

4 menit lalu

Aktivis HAM saat menghadiri acara Koalisi Musisi Untuk Gaza'STOP GENOSIDA PALESTINA' di depan Kedubes AS, Jakarta, Jumat 19 April 2024. Dalam aksinya para Aktivis HAM menuntut gencatan senjata dan kemerdekaan absolut Palestina dari okupansi Israel dan kroninya. TEMPO/Subekti.
Menlu Retno Bilang Veto di PBB Tak Surutkan Dukungan RI untuk Palestina

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyebut, Indonesia akan tetap menjalankan diplomasi guna mendukung perjuangan bangsa Palestina.


Shin Tae-yong Ungkap Belum Tanda Tangan Kontrak Baru Usai Bawa Timnas U-23 Indonesia ke Semifinal Piala Asia U-23 2024

16 menit lalu

Pelatih Timnas U-23 Indonesia Shin Tae-yong (kiri) membawa poster diringan usai menang melawan Timnas U-23 Korea Selatan pada babak perempat final Piala Asia U-23 2024 di Stadion Abdullah bin Khalifa, Doha, Qatar, Jumat 26 April 2024. Timnas U-23 Indonesia lolos ke semifinal Piala Asia U-23 setelah mengalahkan Korea Selatan melalui adu pinalti dengan agregat 11-10, setelah sebelumnya bermain imbang dengan skor 2-2. ANTARA FOTO/HO-PSSI
Shin Tae-yong Ungkap Belum Tanda Tangan Kontrak Baru Usai Bawa Timnas U-23 Indonesia ke Semifinal Piala Asia U-23 2024

Shin Tae-yong enggan berkomentar banyak soal masa depannya bersama timnas Indonesia karena belum menandatangani perpanjangan kontrak dari PSSI.


Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nashir Ungkap Inspirasi Penting dari Keberhasilan Timnas U-23 Indonesia Lolos ke Semifinal Piala Asia U-23 2024

23 menit lalu

Selebrasi Ramadhan Sananta (kiri), Nathan Tjoe dalam perempat final Piala Asia AFC U-23, Korea Selatan vs Indonesia, di stadion di Abdullah bin Nasser bin Khalifa Stadium, Qatar, Jumat dinihari WIB, 26 April 2024. Indonesia berhasil menang lewat laga dramatis dan adu penalti panjang. Tim Humas PSSI
Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nashir Ungkap Inspirasi Penting dari Keberhasilan Timnas U-23 Indonesia Lolos ke Semifinal Piala Asia U-23 2024

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir memberi selamat kepada Timnas U-23 Indonesia yang lolos ke semifinal Piala Asia U-23 2024.


NasDem Merapat ke Prabowo, PKS: Surya Paloh Paling Cantik Bermain Politik

26 menit lalu

Presiden terpilih periode 2024-2029, Prabowo Subianto menyambut kedatangan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh di Kartanegara IV, Jakarta, Kamis, 25 April 2024. Surya Paloh menemui Prabowo Subianto setelah ditetapkan oleh KPU sebagai Presiden terpili 2024-2029 serta menyatakan NasDem  mendukung sepenuhnya ke pemerintahan baru di bawah Prabowo dan Gibran. TEMPO/M Taufan Rengganis
NasDem Merapat ke Prabowo, PKS: Surya Paloh Paling Cantik Bermain Politik

Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Aboe Bakar Alhabsy membicarakan Partai NasDem yang pindah haluan untuk mendukung pasangan presiden dan wakil presiden terpilih, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. PKS dan NasDem sebelumnya tergabung dalam Koalisi Perubahan yang mengusung Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar di Pilpres 2024.


KPK Sita Aset Milik Bekas Bupati Labuhanbatu Erik Atrada Ritonga

31 menit lalu

Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK menyita aset yang diduga milik bekas Bupati Labuhan Batu, Erik Atrada Ritonga yang berlokasi di Kota Medan, Sumatera Utara pada Kamis, 25 April 2024./Dok. KPK
KPK Sita Aset Milik Bekas Bupati Labuhanbatu Erik Atrada Ritonga

KPK menyita aset yang diduga milik bekas Bupati Labuhanbatu, Erik Atrada Ritonga, di Kota Medan


Pj Bupati Banyuasin Gelar Pengajian untuk Memperingati HUT Kabupaten Banyuasin

36 menit lalu

Pj Bupati Banyuasin Gelar Pengajian untuk Memperingati HUT Kabupaten Banyuasin

Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Kabupaten Banyuasin Ke-22, Pj Bupati Banyuasin, Hani Syopiar Rustam, bersama dengan jajaran Forkopimda, ASN dan masyarakat, menggelar pengajian di Masjid Agung Al Amir, Rabu, 24 April 2024.


Laporkan Albertina Ho ke Dewas KPK Ibarat Jeruk Makan Jeruk, Nurul Ghufron: Biar Publik Menilai

51 menit lalu

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron (kiri) didampingi Komisioner Komnas HAM Choirul Anam (kanan) memberikan keterangan pers usai pemeriksaan terkait laporan dugaan pelanggaran HAM pada proses TWK pegawai KPK, di Komnas Ham, Jakarta, Kamis 17 Juni 2021. Pada pemeriksaan itu Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menjelaskan dasar hukum pelaksanaan Tes Wawasan Kebangsaan untuk alih status pegawai KPK menjadi ASN. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Laporkan Albertina Ho ke Dewas KPK Ibarat Jeruk Makan Jeruk, Nurul Ghufron: Biar Publik Menilai

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron melaporkan anggota Dewas KPK Albertina Ho ke Dewas KPK


Media Qatar Puji Kegigihan Timnas U-23 Indonesia saat Kalahkan Korea dan Lolos ke Semifinal Piala Asia U-23 2024

53 menit lalu

Suporter Indonesia memberi dukungan saat pertandingan  Timnas U-23 Indonesia melawan Timnas U-23 Korea Selatan pada babak perempat final Piala Asia U-23 2024 di Stadion Abdullah bin Khalifa, Doha, Qatar, Jumat 26 April 2024.. Timnas U-23 Indonesia lolos ke semifinal Piala Asia U-23 setelah mengalahkan Korea Selatan melalui adu pinalti dengan agregat 11-10, setelah sebelumnya bermain imbang dengan skor 2-2. ANTARA FOTO/HO-PSSI
Media Qatar Puji Kegigihan Timnas U-23 Indonesia saat Kalahkan Korea dan Lolos ke Semifinal Piala Asia U-23 2024

Media di Qatar, Qatar Tribune, merilis laporan yang mengakui kegigihan Timnas U-23 Indonesia saat mengalahkan Korea Selatan di Piala Asia U-23 2024.


100 Pantai Terbaik di Dunia, Salah Satunya dari Indonesia

1 jam lalu

Wisatawan mengunjungi Pantai Kelingking, Nusa Penida, Klungkung, Bali, Sabtu 17 September 2022. Kunjungan wisatawan ke Nusa Penida yang merupakan salah satu destinasi pariwisata unggulan di Bali itu saat ini terus meningkat dengan rata-rata kunjungan 2.000 hingga 3.000 orang wisatawan per hari. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
100 Pantai Terbaik di Dunia, Salah Satunya dari Indonesia

Berikut ini deretan pantai terbaik di dunia. Indonesia juga termasuk ke dalam daftar dengan pantai terindah di dunia. Daerah mana?


Kenapa Wasit Putuskan Penalti Justin Hubner Harus Diulang saat Laga Timnas U-23 Indonesia vs Korea Selatan?

1 jam lalu

Selebrasi Ramadhan Sananta (kiri), Nathan Tjoe dalam perempat final Piala Asia AFC U-23, Korea Selatan vs Indonesia, di stadion di Abdullah bin Nasser bin Khalifa Stadium, Qatar, Jumat dinihari WIB, 26 April 2024. Indonesia berhasil menang lewat laga dramatis dan adu penalti panjang. Tim Humas PSSI
Kenapa Wasit Putuskan Penalti Justin Hubner Harus Diulang saat Laga Timnas U-23 Indonesia vs Korea Selatan?

Justin Hubner menjadi penendang penalti kelima saat laga timnas U-23 Indonesia vs Korea Selatan di perempat final Piala Asia U-23 2024.