Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Representasi

Oleh

image-gnews
Iklan

Politik tak bisa dikurung di satu tempat. Politik tak hanya berkisar di sejumlah lembaga. Bahkan partai, parlemen, dan pemerintahan bukanlah ruang dan waktu politik yang sebenarnya.

Penghitungan suara, adu kata-kata yang setengah jujur dan yang culas, kalkulasi yang tak bisa dielakkan untuk memenangi pemilihan umum yang akan datangsemua itu "politik" dalam arti yang terbatas: sebuah persaingan kekuatan. Di situ belum ditegaskan, persaingan antara siapa dan siapa.

Dalam teori, apa yang terjadi di lembaga-lembaga itu merupakan gema dari yang di luar, di jalan, di tengah sawah-ladang, di laut dan pantai dan wilayah hutan, di tambang minyak dan mineral. Tapi ada yang salah dalam anggapan ini.

Terutama ketika hampir tiap hari kita saksikan betapa tak produktifnya parlemen melahirkan legislasi, betapa korup dan angkuhnya para politikus yang duduk di dalamnya, betapa jauhnya lembaga-lembaga ituDPR, kabinet, aparat penegak hukumdari orang-orang yang teraniaya. Terutama ketika yang teraniaya itu mereka yang tak masuk hitungan dalam percaturan kekuasaan: umat Ahmadiyah yang dibakar rumah ibadahnya dan diusir bahkan dibunuh, orang Kristen yang dicegah menggunakan gereja mereka, buruh tambang yang digaji begitu tak adil, pekerja seks yang diusir, seniman yang dilarang karyanya.

Agaknya kita perlu meninjau kembali, benarkah sistem yang kita kenal kinikatakanlah "demokrasi liberal"merupakan format yang tak punya alternatif lain.

Kita mulai dengan parlemen, lembaga yang berperan sentral dalam sistem itu. Kata yang lazim dipakai untuk parlemen adalah "representasi". Dalam bahasa Indonesia: "perwakilan". Yang pertama menunjukkan ada yang dihadirkan kembali, dari kata re-present. Yang kedua lebih jelas bagi apa yang ingin saya kemukakan: wakil bukanlah yang diwakili; wakil dari X bukanlah X yang [seakan-akan] dihadirkan kembali. Antara yang "mewakili" dan yang "diwakili" ada persamaan posisi, tapi masing-masing oknum yang berbeda.

Oknum yang diwakili, dalam tatanan demokrasi, adalah "rakyat". Penamaan ini saja sudah sebuah problem. Sebab dengan demikian diasumsikan ada sesuatu yang bisa diidentifikasikan: sesuatu yang utuh dan tetap. Tapi bahkan sehimpun pemilih sebuah partai politikapalagi seluruh "rakyat"tak pernah selamanya berada dalam ruang dan waktu yang sama. Tak ada identifikasi yang tak meleset. Tak ada identitas yang tak berubah.

Perubahan itu menyebabkan "representasi" selalu tak memadai. "Rakyat" yang menurut hukum diwakili di sana sering merasa tak diperhitungkan. Los indignados, "kaum yang amarah", ratusan ribu orang yang berkumpul di Puerta del Sol, di ibu kota Spanyol yang "demokratis", adalah contohnya. Mereka mencoba menggugat demokrasi yang bagi mereka tak mengajak mereka ikut serta dalam keputusan untuk publik.

Memang, dengan segera Puerta del Sol sepi kembali. Amarah ribuan orang itu dijinakkandengan pemilihan umum, misalnya. Sudah tentu, lembaga yang ada dengan sendirinya berusaha agar "kaum yang amarah" tak mencederainya. Sang lembaga harus kukuh dalam sistem dan prosedurnya sendiri. Maka perwakilan yang tak memadai itu pada akhirnya memagari apa yang tengah dan akan berubah. Lembaga menegakkan tata. Lembaga, dalam istilah Jacques Ranciere, adalah "Polisi". Di sana politik diambil alih, tapi juga dibekukan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tapi ada yang mustahil. Tiap rezim mengandung ketegangan. Di satu pihak ia bertolak dari asumsi kesetaraan: antara yang mengatur dan yang diatur tak ada celah dalam kapasitas, hingga kebijakan diharapkan akan dipahami dan diikuti. Tapi di lain pihak tiap rezim bertolak dari hierarki.

Dengan kata lain, Polisi akan selalu ada, tapi selalu ada juga sikap yang menampung asumsi kesetaraan yang mendasari sistem politik modern. Pada gilirannya sikap itu bertahan, bahkan akan selalu jadi gerak yang melawan hierarki.

Gerak itulah politik. Politik, kata Ranciere, "tak dapat didefinisikan semata-mata sebagai pengorganisasian sebuah komunitas". Politik juga tak bisa disamakan dengan "pengisian tempat pemerintahan". Politik selamanya adalah "alternatif bagi tata Polisi yang mana pun".

Dewasa ini, beberapa dasawarsa setelah "demokrasi liberal" dinyatakan sebagai pemenang di akhir sejarahsetelah rezim-rezim yang menyebut diri "demokrasi rakyat" atas nama sosialisme runtuhorang memang makin merasa tepuk tangan itu terlalu cepat. Makin terasa ada pintu yang tertutup. Ada suara-suara yang jadi terasing, atau tak diakui, atau tak diperhitungkan. Jurang antara "wakil" dan yang "diwakili" terasa membentang. Representasi hanya membentuk sebuah kerowak. Pintu itu harus dijebol.

Tapi tak mudah: perubahan senantiasa membentuk masyarakat. Dalam perubahan itu, akan ada "kaum yang amarah" baru, yang menerabas "pengorganisasian sebuah komunitas". Kecuali apabila tak ada lagi hierarki dan tak ditegakkan lagi lembaga. Namun, seperti disebut tadi, Polisi akan selalu ada. Apa boleh buat.

Memang kita tak bisa berbicara tentang optimisme di dalam hal ini: pembebasan manusia dari tata yang lama akan selalu berakhir dengan benturan ke dinding tata yang baru. Tapi pada saat yang sama kita tak bisa menawarkan pesimisme, sebab perlawanan akan selalu terjadi terhadap tata yang eksklusif. Politik akan selalu hidup, dengan gejolak yang bermacam-macam.

Tapi dengan demikian setidaknya kita menyadari, sebuah demokrasi tak berhenti dalam satu bentuk. Tanpa, seperti kata Marx, kita tergoda "menulis resep untuk kedai masa depan"karena kita tak mampupada akhirnya kita harus membayangkan politik sebagai arus yang belum berhenti. Bukan tebing.

Goenawan Mohamad

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Laporkan Dewas KPK Albertina Ho, Nurul Ghufron Klaim Informasi Transaksi Keuangan Merupakan Data Pribadi

9 menit lalu

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron memberikan keterangan kepada wartawan terkait gugatannya terhadap UU KPK ke Mahkamah Konstitusi (MK), di gedung KPK, Jakarta, Selasa, 15 November 2022. Nurul Ghufron menggugat UU KPK ke MK terkait batas umur minimal pimpinan KPK. TEMPO/Muhammad Ilham Balindra
Laporkan Dewas KPK Albertina Ho, Nurul Ghufron Klaim Informasi Transaksi Keuangan Merupakan Data Pribadi

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron mengklaim informasi transaksi keuangan merupakan data pribadi yang bersifat rahasia.


PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

9 menit lalu

Anak-anak Palestina bermain di tengah reruntuhan taman yang hancur akibat serangan militer Israel, saat Idul Fitri, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Kota Gaza 11 April 2024. REUTERS/Mahmoud Issa
PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

Serangan Israel ke Gaza telah meninggalkan sekitar 37 juta ton puing di wilayah padat penduduk, menurut Layanan Pekerjaan Ranjau PBB


Pendaftaran Seleksi Mandiri Unpad Dibuka Pekan Depan, Begini Rincian Biaya UKT dan Iuran Masuknya

9 menit lalu

Suasana pelaksanaan Seleksi Mandiri Ujian Tulis Universitas Negeri Tidar, Magelang, Jawa Tengah. Tempo/Arimbihp
Pendaftaran Seleksi Mandiri Unpad Dibuka Pekan Depan, Begini Rincian Biaya UKT dan Iuran Masuknya

Biaya UKT bagi mahasiswa baru hasil Seleksi Mandiri Unpad maksimal Rp 30 juta per semester. Iuran masuknya bisa mencapai Rp 195 juta.


Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

9 menit lalu

Ilustrasi Minyak Goreng. ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah/YU
Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

Isy Karim mengatakan Kemendag akan memperjuangkan utang selisih harga minyak goreng yang tersendat sejak awal 2022.


Penonton Siksa Kubur Salip Badarawuhi di Desa Penari, Manoj Punjabi: Kompetisi Makin Sehat

1 jam lalu

Poster film Siksa Kubur. Dok. Poplicist
Penonton Siksa Kubur Salip Badarawuhi di Desa Penari, Manoj Punjabi: Kompetisi Makin Sehat

Produser MD Entertainment Manoj Punjabi Badarawuhi di Desa Penari, mengucapkan selamat atas capaian Siksa Kubur.


Cara Shin Tae-yong Meramu Pemain Muda Dinilai Jadi Kunci Naikkan Level TImnas Indonesia di Asia

1 jam lalu

Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong bersama para pemainnya di Piala Asia U-23 2024. Doc. AFC.
Cara Shin Tae-yong Meramu Pemain Muda Dinilai Jadi Kunci Naikkan Level TImnas Indonesia di Asia

Ronny Pangemanan menilai kombinasi pemain muda lokal dan naturalisasi di bawah arahan Shin Tae-yong melahirkan Timnas Indonesia yang bagus.


Empat Tahun Pacaran, Ranty Maria Dilamar Rayn Wijaya di Tempat Impiannya

2 jam lalu

Rayn Wijaya melamar Ranty Maria. Foto: Instagram.
Empat Tahun Pacaran, Ranty Maria Dilamar Rayn Wijaya di Tempat Impiannya

Ranty Maria mendapat lamaran dari sang kekasih, Rayn Wijaya tepat di hari ulang tahunnya ke-25 di tempat yang sudah lama diimpikannya.


Pameran K-Pop D'Festa Siap Hadir Selama 45 Hari di Jakarta, Catat Tanggalnya

3 jam lalu

Konferensi Pers Pameran K-Pop D'Festa 2024 di Jakarta/Tempo-Mitra Tarigan
Pameran K-Pop D'Festa Siap Hadir Selama 45 Hari di Jakarta, Catat Tanggalnya

Para penggemar K-Pop akan segera dimanjakan dengan pameran K-Pop D'Festa, di Jakarta.


Perjalanan Politik Nikson Nababan Menuju Gubernur Sumatera Utara

5 jam lalu

Perjalanan Politik Nikson Nababan Menuju Gubernur Sumatera Utara

April yang lalu, suasana kediaman Tuan Guru Batak (TGB) Syekh Dr. H. Ahmad Sabban El-Ramaniy Rajagukguk, M.A di Simalungun menjadi saksi pertemuan penting antara Nikson Nababan, Ketua DPC PDI Perjuangan Tapanuli Utara, dengan tokoh agama yang berpengaruh.


MK Gelar Sidang Sengketa Pileg Mulai Pekan Depan, KPU Siapkan Ini

5 jam lalu

Sidang putusan perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2024 dihadiri 8 hakim, gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta, Senin, 22 April 2024.  TEMPO/ Febri Angga Palguna
MK Gelar Sidang Sengketa Pileg Mulai Pekan Depan, KPU Siapkan Ini

Terdapat 16 partai politik yang mendaftarkan diri dalam sengketa Pileg 2024.