Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ahab

Oleh

image-gnews
Iklan

"Why is Moammar Gadhafi like Captain Ahab?"
The Wall Street Journal, 20 Oktober 2011

Kapten Ahab, dengan satu kaki palsu, dengan api amarah yang berlanjut sampai tubuhnya tenggelam: ia tak mati-mati. Ia tokoh yang tak terlupakan di antara deretan novel Amerika.

Entah kenapa Herman Melville tak memilih nama Ahab untuk judul novelnya, melainkan Moby Dick. Sosok kapten kapal pemburu paus ini juga tak segera ia tampilkan. Novel 135 bab itu praktis kisah Ishmael, seorang pelaut yang baru pertama kalinya ikut dalam perburuan seperti itusang pencerita yang seperti seorang murid yang terkesima akan penjelajahannya sendiri.

Bagi pembaca hari ini, Moby Dick (terbit tahun 1851) sebuah buku yang kedodoran. Uraiannya menyimpang ke sana-kemari, komentarnya melimpah ruah. Ada bagian yang seperti esai. Ada beberapa solilokui pendek, seperti dalam lakon Shakespeare abad ke-17. Tapi novel ini tetap saja seperti tak mau dilupakan. Nathaniel Philbrick, seorang penulis sejarah maritim, bulan lalu menerbitkan Why Read Moby-Dick?. Dalam wawancara dengan The Wall Street Journal, Philbrick menjawab: dari novel ini kita menyadari bagaimana kekejian, mala, bisa merayap, pelan-pelan, menakutkan.

Dan itu berkisar pada diri Ahab.

Ahab baru mengambil tempat di akhir bab 16 Moby Dick: cuma sebagai bahan percakapan, lalu menghilang. Di bab 21 ia disebut sebagai sesuatu yang tak tampak. Ketika itu kapal Pequod siap berlayar. Awak kapal mulai naik, para penjaga layar bekerja, kelasi sibuk. Tapi, "Kapten Ahab tetap tak terlihat, dalam persemayaman kabinnya."

Baru ketika Pequod sudah beberapa hari di laut, Ahab muncul di geladak. Ishmael menggambarkan sosoknya: sang kapten tegak, kaki kirinya yang palsu yang terbuat dari gading menancap ke dalam lubang di geladak. Ia menatap laut. Tak berbicara. Tapi ia sepenuhnya sebuah aura.

Para awak kapal yang berada di sekitarnya tampak tak nyaman, rikuh, merasa diawasi oleh lelaki tua yang angker dan muram yang terkadang duduk di kursi gadingnya itu. Ahab adalah bayangan raja di bahtera, seorang Khan di anjungan, sultan kapal yang kadang-kadang mengundang makan para perwiranya ke dalam kabin. Dan di jamuan yang khidmat itu, sang kapten ibarat singa laut dikitari anak-anaknya yang merunduk hormat.

Wibawa itu terbit dari sebuah energi: endapan dendam, marah, obsesi. Dengan kata lain: kegilaan yang setengah terpendam. "Aku kesetanan, aku adalah kegilaan yang dipergila," katanya dalam sebuah solilokui.

Ishmael menuturkan apa sebabnya: kaki kiri Ahab dibabat seekor paus putih raksasa yang buas yang hampir tak pernah tampak, makhluk buruan sekaligus teror. Para pemburu menamainya Moby Dick. Dalam sebuah perburuan, Ahab menghunus pisaunya, menyerang monster itu dengan sengit. Tapi ia kalah. Moby Dick menghilang, dan Ahab berbulan-bulan tergeletak kesakitan di kapalnya yang melintasi dingin Tanjung Patagonia. Sejak itu, kegilaan mencengkeramnya. Ia harus diikat di hamoknya di kabin yang diguncang ombak.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pelan-pelan, ia tampak pulih. Tapi sebenarnya kegilaan itu meresap lebih dalam.

Ia ingin membalas. Ia hendak menemui kembali Moby Dick. Ia jadi nakhoda Pequod buat mencapai tujuan tunggal itu. Ia bukan seperti pemburu paus yang lain yang melaut untuk mendapatkan penghasilan. Bagi Ahab, tujuannya lebih berarti. Baginya, obsesinya sah. Tapi itu menyebabkan mala itu merasuk ke dalam dirinya. Ia, yang dipenuhi dendam + benci, menganggap Moby Dick inkarnasi dendam + benci. Membunuhnya adalah sebuah misi yang berharga.

Dan bila Moby Dick ia anggap topeng kekejian yang total, seperti Setan, Ahab pun meletakkan diri sebagai seorang pelawan yang absolut. Hidup sehari-hari menjadi hal yang boleh ada, boleh tidak. Ia tak peduli bila banyak orang akan terbunuh dalam misi itu.

Tapi di atas Pequod yang melewati beberapa samudra, perjalanan ke tujuan besar justru dibangun oleh hidup orang-orang yang tak mau terbunuh. Ahab tahu itu. Ia harus menjaga agar titahnya tetap dipatuhi. Ia masih sadar bahwa di luar egonya, manusia tak bisa hidup hanya dengan tujuan yang absolut, apalagi yang ditentukan dari atas. Maka ia sesekali berkompromi. Ia memberi peluang agar dalam hidup sehari-hari awak kapal tetap ada angan-angan tentang tujuan-tujuan kecil: uang, waktu bersenang, saat-saat penting sebelum mati.

Apalagi "yang keji" baginya belum tentu "keji" bagi orang lain.

Sadar akan itu, Ahab meninggalkan sikap angkernya yang diam. Ia mengimbau. Ia tak berbicara tentang kemungkinan yang fatal. Ia berbicara tentang heroisme. Kata & kharismanya membuat ia akhirnya didukung bahkan oleh orang yang tahu bahwa perjalanan Pequod adalah ekspedisi yang gila. Sang nakhoda menaklukkan para peragu.

Ia menaklukkan Starbuck: perwira kapal ini menentangnya. Starbuck mengingatkan bahwa seorang pemburu paus akan harus menghitung keuntungan untuk pulang. Pada Starbuck (yang namanya dipakai untuk bisnis kedai kopi itu) tersisa sifat borjuis para majikan di bandar Nantucket, tempat kapal itu mendapatkan modalnya.

Tapi akhirnya sifat borjuis itu lumer. Ahab pun membawa seluruh kapal menemui Moby Dick, menemui kematian: sesuatu yang tak bisa dihitung dengan uang, sesuatu yang tak mudah dipahamijuga oleh Ishmael, satu-satunya kelasi yang selamat.

Namun agaknya ada yang mengagumkan dalam sebuah obsesi yang tak pernah gentar, di mana kekejian dan anti-kekejian bergulat dan sekaligus bertaut. Mungkin itu sebabnya sejak abad ke-20 (ketika imajinasi besar diramaikan orang ramai), para pemimpin yang gagah, berwibawa, dan terkadang ngawur, juga para diktator, tak selalu dikutuk.

Goenawan Mohamad

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Penonton Siksa Kubur Salip Badarawuhi di Desa Penari, Manoj Punjabi: Kompetisi Makin Sehat

25 menit lalu

Poster film Siksa Kubur. Dok. Poplicist
Penonton Siksa Kubur Salip Badarawuhi di Desa Penari, Manoj Punjabi: Kompetisi Makin Sehat

Produser MD Entertainment Manoj Punjabi Badarawuhi di Desa Penari, mengucapkan selamat atas capaian Siksa Kubur.


Cara Shin Tae-yong Meramu Pemain Muda Dinilai Jadi Kunci Naikkan Level TImnas Indonesia di Asia

44 menit lalu

Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong bersama para pemainnya di Piala Asia U-23 2024. Doc. AFC.
Cara Shin Tae-yong Meramu Pemain Muda Dinilai Jadi Kunci Naikkan Level TImnas Indonesia di Asia

Ronny Pangemanan menilai kombinasi pemain muda lokal dan naturalisasi di bawah arahan Shin Tae-yong melahirkan Timnas Indonesia yang bagus.


Empat Tahun Pacaran, Ranty Maria Dilamar Rayn Wijaya di Tempat Impiannya

1 jam lalu

Rayn Wijaya melamar Ranty Maria. Foto: Instagram.
Empat Tahun Pacaran, Ranty Maria Dilamar Rayn Wijaya di Tempat Impiannya

Ranty Maria mendapat lamaran dari sang kekasih, Rayn Wijaya tepat di hari ulang tahunnya ke-25 di tempat yang sudah lama diimpikannya.


Pameran K-Pop D'Festa Siap Hadir Selama 45 Hari di Jakarta, Catat Tanggalnya

2 jam lalu

Konferensi Pers Pameran K-Pop D'Festa 2024 di Jakarta/Tempo-Mitra Tarigan
Pameran K-Pop D'Festa Siap Hadir Selama 45 Hari di Jakarta, Catat Tanggalnya

Para penggemar K-Pop akan segera dimanjakan dengan pameran K-Pop D'Festa, di Jakarta.


Perjalanan Politik Nikson Nababan Menuju Gubernur Sumatera Utara

3 jam lalu

Perjalanan Politik Nikson Nababan Menuju Gubernur Sumatera Utara

April yang lalu, suasana kediaman Tuan Guru Batak (TGB) Syekh Dr. H. Ahmad Sabban El-Ramaniy Rajagukguk, M.A di Simalungun menjadi saksi pertemuan penting antara Nikson Nababan, Ketua DPC PDI Perjuangan Tapanuli Utara, dengan tokoh agama yang berpengaruh.


MK Gelar Sidang Sengketa Pileg Mulai Pekan Depan, KPU Siapkan Ini

4 jam lalu

Sidang putusan perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2024 dihadiri 8 hakim, gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta, Senin, 22 April 2024.  TEMPO/ Febri Angga Palguna
MK Gelar Sidang Sengketa Pileg Mulai Pekan Depan, KPU Siapkan Ini

Terdapat 16 partai politik yang mendaftarkan diri dalam sengketa Pileg 2024.


FFI Pertimbangkan Penambahan Kategori Baru di Festival Tahun Depan

4 jam lalu

Ketua Bidang Penjurian FFI 2024-2026 Budi Irawanto. Foto: Instagram.
FFI Pertimbangkan Penambahan Kategori Baru di Festival Tahun Depan

FFI masih harus mendiskusikan hal tersebut sebagai kategori baru sehingga belum bisa ditambahkan pada FFI 2024.


Terobos Lampu Merah, Menteri Ekstremis Israel Ben-Gvir Kecelakaan

4 jam lalu

Kendaraan Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir terlibat dalam kecelakaan di Ramle pada 26 April 2024. (Screencapture/X)
Terobos Lampu Merah, Menteri Ekstremis Israel Ben-Gvir Kecelakaan

Mobil Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir terbalik dalam kecelakaan mobil karena menerobos lampu merah


Hasil Piala Asia U-23, Uzbekistan Taklukkan Juara Bertahan Arab Saudi

4 jam lalu

Timnas Uzbekistan saat melawan Timnas Arab Saudi, di perempat final Piala Asia U-23 2024. Foto/Video/rcti
Hasil Piala Asia U-23, Uzbekistan Taklukkan Juara Bertahan Arab Saudi

Uzbekistan akan menjadi lawan Indonesia di semifinal Piala Asia U-23 pada Senin, 29 April 2024.


Youtuber Jang Hansol dan Food Vlogger Om Kim Senang Indonesia Kalahkan Korea Selatan

4 jam lalu

Youtuber, Jang Hansol. Foto: Instagram.
Youtuber Jang Hansol dan Food Vlogger Om Kim Senang Indonesia Kalahkan Korea Selatan

Jang Hansol menyebut kekalahan Korea Selatan dari Timnas U-23 bisa menjadi pembelajaran berharga bagi sepak bola di negaranya.