Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Prabangkara

Oleh

image-gnews
Iklan

Dahulu, di Majapahit, seorang pelukis diperintah Raja Brawijaya membuat potret sang Permaisuri. Hasilnya menakjubkan. Ratu Mas Andarawati seakan-akan berpindah ke kertas itu.

Prabangkara memang dikenal sebagai juru sungging yang piawai. Brawijaya menyayangi pemuda tampan dan berbakat itu, yang sebetulnya anak kandungnya sendiri dari seorang janda yang ia tiduri di sebuah perjalanan di luar kota. Ketika Baginda datang melihat hasil karya itu, ia termangu-mangu, kagum.

Tapi sesuatu terjadi.

Brawijaya menemukan satu noktah di lukisan itu. Ia naik darah.

Prabangkara gugup dan mencoba menjelaskan: "Mohon maaf, Paduka, tetesan tinta ini belum sempat hamba hilangkan."

Tapi justru bukan kecerobohan yang membuat Raja marah. Noktah itu persis terletak di tempat yang, dalam keyakinan Baginda, hanya dia yang tahu. Babad Jaka Tingkir menuliskan ungkapan Brawijaya dengan tembang dalam metrum sinom:

jroning kn-nya yayi dwi

punang as ana cirinya

andheng-andhengira wilis.

(Dalam kain permaisuriku,

'as'-nya ada cirinya,

yakni tahi lalat warna hijau tua).

Raja memakai kata "as", mungkin untuk memperhalus. Kemudian dijelaskan, kata itu berarti "pawadonan" atau "vagina". Sesungguhnya Brawijaya meradang. Prabangkara tak mungkin akan dapat tahu ciri rahasia pada as itu, kecualidan inilah kesimpulan Bagindabila anak muda yang rupawan itu pernah bersebadan dengan sang Permaisuri.

Di sini kita tahu, sebenarnyasang pencerita mengisahkan sesuatu yang mustahil. Bagaimana bisa di gambar itu Raja melihat ada titik di bagian vagina jika karya Prabangkara bukan potret Andarawati yang telanjang?

Tapi umumnya kita memaafkan keanehan penulis babaddan menduga-duga sesuatu yang tersirat dalam cerita ganjil seperti ini.

Maka baiklah saya teruskan: Brawijaya cemburu dan murka. Ia perintahkan Prabangkara dibunuh.

Penulis Babad Jaka Tingkir menunjukkan, Raja keliru. Dikisahkan Patih Gajah Mada mengingatkan: hukuman itu hanya cetusan amarah; Baginda kelak akan menyesalinya.

Brawijaya mendengar.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tapi bagi saya ia keliru sejak mula: ia tak mengerti bahwa dalam sebuah karya kreatif, setetes tinta bisa sebuah peristiwa tersendiri, terlepas dari wilayahnya semula. Bak mawar yang terlepas dari tangkainya dan disematkan di baju, terjadi metamorfosis; lahir sesuatu yang baru.

Artinya, tak ada makna yang ditentukan oleh wujud sebelumnya. Pada potret Andarawati, makna noktah itu tak terkait dengan gambar tubuh sang Ratu. Bahkan tak diarahkan si pelukis.

Tapi bisa dikatakan Brawijaya tak 100% salah. Prabangkara diasumsikan hanya memotret. Maka Raja anggap titik hitam itu mengacu ke ciri rahasia Permaisuri. Baginda meletakkan tetesan tinta itu dalam sebuah wilayah tafsir yang ia kuasai. Sebagai raja, Brawijaya memang "teritorial": menguasai wilayah, mendominasi ruang hidup berikut simbol dan artinya. Di situ pula diletakkannya Andarawati: perempuan itu istri, ia milik. Batas pun didirikan; dalam bahasa Jawa, itulah pager ayu.

Tapi cerita Prabangkara justru berlanjut dengan pagar yang tak tampak.

Brawijaya akhirnya tak membunuh pelukis itu. Prabangkara diperintahkan pergi. Sejauh-jauhnya. Sebuah rencana disiapkan Gajah Mada: Prabangkara akan diberangkatkan ke angkasa. Untuk itu dibuat layang-layang dengan lebar hampir 12 meter.

Saya tak tahu apa yang dimaksud dengan "layangan" dalam babad ini. Dikatakan oleh penulisnya, teks ini digubah pada 23 Agustus 1820; mungkin saja imajinasinya bersentuhan dengan kabar tentang balon di Negeri Belanda yang pertama kali dikendarai manusia 16 tahun sebelumnya: 29 September 1804.

Pendek kata, Prabangkara naik. Kendaraan itu dilengkapi kamar, bekal, dan peralatan. Baginda, kata sang Patih, memerintahkan agar anak muda itu "melukis semua isi angkasa".

Tak jelas seriuskah titah itu. Ada kata yang mengesankannya hanya dusta yang halus, ingapuskrama. Babad Jaka Tingkir penuh ambiguitas di sekitar kepergian Prabangkara.

Bisa diartikan, dengan mengirim pemuda itu ke angkasa, Raja menegaskan, Prabangkara tak pantas jadi bagian teritorium apa pun.

Sebaliknya bisa juga diartikan, Brawijaya menebus kesalahannya. Ia tahu Prabangkara bukan seperti dirinya, penguasa yang selalu ingin menegakkan milik dan wilayah. Seorang seniman mencipta, dan ia berada dalam proses "deteritorialisasi".

Tapi ini pun ambigu. Prabangkara diperintah "menggambar seantero isi langit". Melukis saniskara isining gegana mengasumsikan adanya kemampuan panoptik. Di sana, daya melihat semesta adalah tanda kekuasaan.

Melihat memang bisa berarti menguasai, tapi menggambar adalah menghadirkan kembali dunia. Tugas Prabangkara hanya menirukan, bukan melahirkan sesuatu yang baru. Seninya sebuah laku mimetik, untuk dinilai oleh "publik" (dan kekuasaan yang mengendalikan wacana publik), sebagai "persis" atau "tak persis". Bukan kreatif atau tidak.

Bahkan obyek gambarnya diberi batasan oleh Raja dan patihnya: angkasa, bukan as di balik kain; langit jauh, bukan tabu yang dikukuhkan lembaga penguasa nilai-nilai di wilayahnya.

Syahdan, akhirnya, Prabangkara mendarat di dusun Yut-wa-hi, di Cina. Ia jadi anak angkat seorang janda. Ia kemudian sukses sebagai perupa. Ia diterima di Istana Kaisar, bahkan dinikahkan dengan putri Putra Mahkota.

Dan ia tak pulang. Ia tak kembali ke Majapahit, tapi kembali jadi bagian sebuah wilayah. Ia masuk ke kehidupan baruyang sebenarnya tak baru: istana, takhta, tembok, tabu.

Prabangkara, yang berbakat menirukan apa yang sudah ada, dengan cepat menyesuaikan diri. Jinak. Tak ada lagi dawat muncrat tak terduga, tetesan liar yang jadi peristiwa kreatif tersendiri.

Goenawan Mohamad

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Melawan KPK Akan Digelar Hari Ini

35 menit lalu

Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor Ali, memenuhi panggilan penyidik untuk menjalani pemeriksaan, di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Jumat, 16 Februari 2024. Ahmad Muhdlor Ali, diperiksa sebagai saksi untuk tersangka Kasubag Umum dan Kepegawaian BPPD Kabupaten Sidoarjo, Siska Wati, pasca terjaring operasi tangkap tangan KPK, terkait dugaan tindak pidana korupsi berupa pemotongan dan penerimaan uang kepada pegawai negeri di Lingkungan Badan Pelayanan Pajak Daerah Kabupaten Sidoarjo. TEMPO/Imam Sukamto
Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Melawan KPK Akan Digelar Hari Ini

Gugatan praperadilan Bupati Sidoarjo itu akan dilaksanakan di ruang sidang 3 Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pukul 09.00.


Kapolri Lantik Brigjen Dwi Irianto Sebagai Kapolda Sulawesi Tenggara

45 menit lalu

 Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo resmi melantik Brigjen Dwi Irianto menjadi Kapolda Sulawesi Tenggara (Sultra), Senin, 29 April 2024. Dok Polri
Kapolri Lantik Brigjen Dwi Irianto Sebagai Kapolda Sulawesi Tenggara

Pelantikan Kapolda Sulawesi Tenggara yang baru itu dipimpin langsung oleh Kapolri dan dihadiri pejabat utama Mabes Polri di Rupatama, Mabes Polri.


Aplikasi Soal UTBK Sempat Mati pada Hari Pertama, Bagaimana Kemungkinannya Hari Ini?

48 menit lalu

Petugas menyiapkan perangkat komputer untuk pelaksanaan UTBK-SNBT di Universitas Pembangunan Nasional
Aplikasi Soal UTBK Sempat Mati pada Hari Pertama, Bagaimana Kemungkinannya Hari Ini?

Hari kedua Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) sebagai jalur kedua penyaringan masuk perguruan tinggi negeri dijadwalkan Kamis, 2 Mei 2024.


Begal Ponsel Siswi di Depok Berdalih Butuh HP untuk Anak Nonton YouTube

59 menit lalu

Tersangka perampasan ponsel Yusuf Arifin dibawa ke Satreskrim Polres Metro Depok, Selasa, 1 Mei 2024. TEMPO/Ricky Juliansyah
Begal Ponsel Siswi di Depok Berdalih Butuh HP untuk Anak Nonton YouTube

Bapak satu anak itu nekat merampas ponsel siswi SMP di Depok itu hingga korban jatuh dan terseret, setelah gagal transaksi HP secara COD.


Keluarga Bilang Jenazah Brigadir RA Tak Diautopsi Atas Permintaan Istri dan Orang Tua

2 jam lalu

Brigadir Ridhal Ali Tomi, anggota Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Kota Manado. Dia ditemukan tewas di dalam mobil Toyota Alphard hitam dengan kepala tertembak, di Jalan Mampang Prapatan IV Nomor 20, Jakarta Selatan, Kamis, 15 April 2024. Dok. Instagram
Keluarga Bilang Jenazah Brigadir RA Tak Diautopsi Atas Permintaan Istri dan Orang Tua

Jenazah Brigadir RA dijemput tiga perwakilan keluarga dan komandannya di Polresta Manado.


Pembunuhan Wanita dalam Koper di Bekasi, Polisi Ungkap Hubungan Korban dan Pelaku

3 jam lalu

Penampakan koper yang berisikan mayat wanita ditemukan di Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, pada Kamis, 25 April 2024. Foto: ANTARA/HO
Pembunuhan Wanita dalam Koper di Bekasi, Polisi Ungkap Hubungan Korban dan Pelaku

Polisi masih mendalami identitas pria yang diduga sebagai pelaku pembunuhan dalam kasus mayat dalam koper itu.


Kehilangan Memori Jangka Pendek: Pengertian, Gejala, dan Penyebab

4 jam lalu

Ilustrasi otak. Pixabay
Kehilangan Memori Jangka Pendek: Pengertian, Gejala, dan Penyebab

Hilangnya ingatan alias memori jangka pendek adalah peningkatan atau kelupaan yang tidak biasa segera setelah mengalami suatu peristiwa.


7 Destinasi Wisata India Favorit Wisatawan Asing

5 jam lalu

Kota bernuansa pink di Rajasthan, Jaipur, India. Unsplash.com/Dexter Fernandes
7 Destinasi Wisata India Favorit Wisatawan Asing

Menariknya tidak hanya ibu kota India yang megah tapi juga beberapa daerah terpencil yang memikat hati wisatawan mancanegara


Tips agar Tak Salah Pilih Pasangan lewat Perjodohan

5 jam lalu

Ilustrasi kencan (pixabay.com)
Tips agar Tak Salah Pilih Pasangan lewat Perjodohan

Buat yang sedang mencari pasangan melalui proses perjodohan atau kencan kilat, perhatikan beberapa hal penting berikut agar tak salah pilih.


KPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya

5 jam lalu

Wakil Ketua KPK Johanis Tanak (tengah) bersama Wakil Menteri Agama Saiful Rahmat Dasuki (kedua kanan), Deputi Kementerian PPN/Bappenas Amin Almuhami (kedua kiri), Irjen Khusus Kemendagri Teguh Narutomo (kiri) dan Dirjen Dikti Kemenristek Dikti Abdul Haris (kanan), mengikuti acara peluncuran Indeks Integritas Pendidikan 2023 dan sosialisasi SPI Pendidikan 2024 di Gedung ACLC KPK, Jakarta, Selasa, 30 April 2024. Berdasarkan hasil survey KPK, indeks Integritas Pendidikan di Indonesia mendapatkan nilai 73,70 dengan masih dijumpai beberapa temuan terkait kejujuran akademik, gratifikasi di sekolah maupun kampus hingga penyelewengan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). TEMPO/Imam Sukamto
KPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya

Modus penyalahgunaan dana BOS terbanyak adalah penggelembungan biaya penggunaan dana, yang mencapai 31 persen.