Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Gempa Demokrat

Oleh

image-gnews
Iklan

Putu Setia

Ada apa dengan Partai Demokrat? Karena ini bukan judul film, saya perlu komentar orang lain, ada apa sebenarnya. Tapi saya tak bertanya ke pengamat yang sering muncul di televisi. Pasti jawabannya panjang-lebar, beliau kan serba tahu. Bertanya ke budayawan seperti Soedjiwo Tejo dan Arswendo juga kurang pas. Jawabannya pasti mengambang. Ke Ruhut Sitompul? Ah, jangan, beliau orang dalam. Belum apa-apa pasti akan keluar: "yang saya banggakan dan yang saya kagumi Bapak SBY...."

Saya ingin mendapatkan komentar dari orang desa, yang biasa-biasa saja. Bodoh sedikit, tak apa, yang penting mengikuti masalah. Dia tetangga saya, pedagang ayam. Ada apa dengan Demokrat, tanya saya. Jawabannya: "Tak ada apa-apa, hanya kalah dalam perang opini."

Jangan kaget kalau jawabannya dengan bahasa tinggi, dia sering ke berbagai kota. "Demokrat tak punya media, sementara partai lain punya jaringan media yang bisa menjadi senjata ampuh memenangkan opini. Kan hanya dua televisi itu yang cerewet dengan Demokrat, satu dimiliki ketua umum partai pesaingnya, satu lagi dimiliki partai baru yang siap ikut pemilu. Jelas dong mereka ingin Demokrat hancur."

Analisis konyol, kata saya. Dia terbahak: "Ya, namanya orang bodoh, yang dilihat apa yang tak dilihat orang kota yang pintar." Saya menggugat: "Televisi dan media yang lain kan juga menayangkan aib Demokrat?" Lagi dia tertawa: "Kan cuma menayangkan fakta, bukan mencecar dan mengais-ngais terus sisi buruk Demokrat. Sebenarnya bagus juga kalau keburukan partai lain dikais-kais, kan semua partai sama. Masalahnya, siapa yang memegang kendali opini itu."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Waduh, tambah konyol lagi, pikir saya. Saya tak lagi berdebat, takut ketularan bodoh, meskipun saya juga tak pernah pintar, buktinya tak pernah muncul di televisi. Saya harap komentar pedagang ayam itu dilupakan saja.

Tapi "ada apa dengan Demokrat" terus mengganggu. Kenapa petingginya mudah diadu dan terjebak dalam perseteruan diam-diam? Jangan-jangan ideologi partai ketika Demokrat didirikan belum matang benar, sehingga yang berkumpul adalah orang dari berbagai ideologi--persis di awal Orde Baru ketika Soeharto memaksa organisasi kemasyarakatan bergabung di Sekber Golkar. Tapi Soeharto tegas, keras, dan otoriter. Beda dengan SBY, yang hati-hati, kalem, santun, demokratis, sehingga Ruhut sering mengulang: "yang saya banggakan."

Di Demokrat bergabung penguasa muda yang kaya-raya, seperti Nazaruddin dan kakaknya, mantan Puteri Indonesia Angelia Sondakh, mantan Ketua Umum HMI, mantan wartawan, mantan pengacara populer, mantan politikus partai lain, yang barangkali kumpulan ini belum mencampur-baurkan ideologi yang dibawanya. Ada yang "memuja uang", ada yang "memuja ketenaran", ada yang "memuja penampilan". Jadi, kesehariannya ada yang mengumpulkan duit tak peduli haram atau halal, ada yang menguber wartawan agar dirinya diwawancarai, ada yang sibuk memikirkan baju apa yang harus dipakai dan bagaimana cara berjalan ke podium. Kini "pemuja uang" seperti Nazar terlempar dengan sakit, dan tentu dia tak mau "sakit sendiri". Kumpulan itu pun menjadi berantakan karena partai ini tidak dipimpin oleh Soeharto yang otoriter, melainkan oleh SBY yang sangat negarawan dan demokratis--seperti kata Ruhut.

Namun saya pikir tak ada "tsunami" di Demokrat. Yang ada gempa kecil yang tak merobohkan bangunan. Perlu ditopang oleh kesadaran pentingnya kesamaan ideologi dan tentu saja--kalau percaya pedagang ayam tadi--janganlah terjebak perang opini, wong tak punya media. Berbuat apa pun selalu salah.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nashir Ungkap Inspirasi Penting dari Keberhasilan Timnas U-23 Indonesia Lolos ke Semifinal Piala Asia U-23 2024

6 menit lalu

Selebrasi Ramadhan Sananta (kiri), Nathan Tjoe dalam perempat final Piala Asia AFC U-23, Korea Selatan vs Indonesia, di stadion di Abdullah bin Nasser bin Khalifa Stadium, Qatar, Jumat dinihari WIB, 26 April 2024. Indonesia berhasil menang lewat laga dramatis dan adu penalti panjang. Tim Humas PSSI
Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nashir Ungkap Inspirasi Penting dari Keberhasilan Timnas U-23 Indonesia Lolos ke Semifinal Piala Asia U-23 2024

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir memberi selamat kepada Timnas U-23 Indonesia yang lolos ke semifinal Piala Asia U-23 2024.


NasDem Merapat ke Prabowo, PKS: Surya Paloh Paling Cantik Bermain Politik

8 menit lalu

Presiden terpilih periode 2024-2029, Prabowo Subianto menyambut kedatangan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh di Kartanegara IV, Jakarta, Kamis, 25 April 2024. Surya Paloh menemui Prabowo Subianto setelah ditetapkan oleh KPU sebagai Presiden terpili 2024-2029 serta menyatakan NasDem  mendukung sepenuhnya ke pemerintahan baru di bawah Prabowo dan Gibran. TEMPO/M Taufan Rengganis
NasDem Merapat ke Prabowo, PKS: Surya Paloh Paling Cantik Bermain Politik

Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Aboe Bakar Alhabsy membicarakan Partai NasDem yang pindah haluan untuk mendukung pasangan presiden dan wakil presiden terpilih, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. PKS dan NasDem sebelumnya tergabung dalam Koalisi Perubahan yang mengusung Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar di Pilpres 2024.


KPK Sita Aset Milik Bekas Bupati Labuhanbatu Erik Atrada Ritonga

14 menit lalu

Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK menyita aset yang diduga milik bekas Bupati Labuhan Batu, Erik Atrada Ritonga yang berlokasi di Kota Medan, Sumatera Utara pada Kamis, 25 April 2024./Dok. KPK
KPK Sita Aset Milik Bekas Bupati Labuhanbatu Erik Atrada Ritonga

KPK menyita aset yang diduga milik bekas Bupati Labuhanbatu, Erik Atrada Ritonga, di Kota Medan


Pj Bupati Banyuasin Gelar Pengajian untuk Memperingati HUT Kabupaten Banyuasin

19 menit lalu

Pj Bupati Banyuasin Gelar Pengajian untuk Memperingati HUT Kabupaten Banyuasin

Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Kabupaten Banyuasin Ke-22, Pj Bupati Banyuasin, Hani Syopiar Rustam, bersama dengan jajaran Forkopimda, ASN dan masyarakat, menggelar pengajian di Masjid Agung Al Amir, Rabu, 24 April 2024.


Laporkan Albertina Ho ke Dewas KPK Ibarat Jeruk Makan Jeruk, Nurul Ghufron: Biar Publik Menilai

33 menit lalu

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron (kiri) didampingi Komisioner Komnas HAM Choirul Anam (kanan) memberikan keterangan pers usai pemeriksaan terkait laporan dugaan pelanggaran HAM pada proses TWK pegawai KPK, di Komnas Ham, Jakarta, Kamis 17 Juni 2021. Pada pemeriksaan itu Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menjelaskan dasar hukum pelaksanaan Tes Wawasan Kebangsaan untuk alih status pegawai KPK menjadi ASN. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Laporkan Albertina Ho ke Dewas KPK Ibarat Jeruk Makan Jeruk, Nurul Ghufron: Biar Publik Menilai

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron melaporkan anggota Dewas KPK Albertina Ho ke Dewas KPK


Media Qatar Puji Kegigihan Timnas U-23 Indonesia saat Kalahkan Korea dan Lolos ke Semifinal Piala Asia U-23 2024

35 menit lalu

Suporter Indonesia memberi dukungan saat pertandingan  Timnas U-23 Indonesia melawan Timnas U-23 Korea Selatan pada babak perempat final Piala Asia U-23 2024 di Stadion Abdullah bin Khalifa, Doha, Qatar, Jumat 26 April 2024.. Timnas U-23 Indonesia lolos ke semifinal Piala Asia U-23 setelah mengalahkan Korea Selatan melalui adu pinalti dengan agregat 11-10, setelah sebelumnya bermain imbang dengan skor 2-2. ANTARA FOTO/HO-PSSI
Media Qatar Puji Kegigihan Timnas U-23 Indonesia saat Kalahkan Korea dan Lolos ke Semifinal Piala Asia U-23 2024

Media di Qatar, Qatar Tribune, merilis laporan yang mengakui kegigihan Timnas U-23 Indonesia saat mengalahkan Korea Selatan di Piala Asia U-23 2024.


100 Pantai Terbaik di Dunia, Salah Satunya dari Indonesia

44 menit lalu

Wisatawan mengunjungi Pantai Kelingking, Nusa Penida, Klungkung, Bali, Sabtu 17 September 2022. Kunjungan wisatawan ke Nusa Penida yang merupakan salah satu destinasi pariwisata unggulan di Bali itu saat ini terus meningkat dengan rata-rata kunjungan 2.000 hingga 3.000 orang wisatawan per hari. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
100 Pantai Terbaik di Dunia, Salah Satunya dari Indonesia

Berikut ini deretan pantai terbaik di dunia. Indonesia juga termasuk ke dalam daftar dengan pantai terindah di dunia. Daerah mana?


Kenapa Wasit Putuskan Penalti Justin Hubner Harus Diulang saat Laga Timnas U-23 Indonesia vs Korea Selatan?

57 menit lalu

Selebrasi Ramadhan Sananta (kiri), Nathan Tjoe dalam perempat final Piala Asia AFC U-23, Korea Selatan vs Indonesia, di stadion di Abdullah bin Nasser bin Khalifa Stadium, Qatar, Jumat dinihari WIB, 26 April 2024. Indonesia berhasil menang lewat laga dramatis dan adu penalti panjang. Tim Humas PSSI
Kenapa Wasit Putuskan Penalti Justin Hubner Harus Diulang saat Laga Timnas U-23 Indonesia vs Korea Selatan?

Justin Hubner menjadi penendang penalti kelima saat laga timnas U-23 Indonesia vs Korea Selatan di perempat final Piala Asia U-23 2024.


Aturan UTBK SNBT 2024, Ini 15 Larangan yang Bikin Peserta Didiskualifikasi

58 menit lalu

Para peserta yang melaksanakan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) 2023 di kampus Universitas Sumatera Utara (USU). ANTARA/HO-Humas USU
Aturan UTBK SNBT 2024, Ini 15 Larangan yang Bikin Peserta Didiskualifikasi

Berikut ini 15 hal yang tak boleh dilakukan peserta UTBK SNBT 2024 selama pelaksanaan ujian.


Saran Guru Besar FKUI buat yang Ingin Masukkan Anak ke Sekolah Inklusif

1 jam lalu

Suasana pembelajaran siswa-siswa berkebutuhan khusus di kelas tingkat SMU Sekolah Inklusif Galuh Handayani, Surabaya (05/9). TEMPO/Fully Syafi
Saran Guru Besar FKUI buat yang Ingin Masukkan Anak ke Sekolah Inklusif

Pakar menyebut beberapa syarat anak dengan autisme bisa belajar di sekolah inklusif. Apa saja yang harus dipenuhi?