Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Musibah Mina dan Suksesi Saudi

image-profil

image-gnews
Iklan

Faisal Assegaf, Pendiri Albalad.co

Musim haji tahun ini rasanya pantas diberi label sebagai musim haji paling tragis sepanjang sejarah, lantaran ada dua tragedi: jatuhnya derek raksasa di Masjidil Haram dan petaka di Mina. Dua tragedi itu telah mengoyak kredibilitas Raja Arab Saudi, Salman bin Abdul Aziz, pemilik gelar Pelayan Dua Kota Suci.

Pamornya semakin suram lantaran Raja Salman berbohong. Lewat media, pemerintahnya mengumumkan bahwa tragedi Mina itu menewaskan 769 orang dan 934 lainnya luka. Namun mereka menyebarkan sekitar 1.100 foto korban meninggal kepada para diplomat untuk proses identifikasi.

Dengan kesehatan meragukan dan sudah pikun sejak naik takhta pada Januari lalu, kekuasaan Salman tinggal menunggu waktu. Dua skenario—suksesi atau kudeta—sangat mungkin terjadi di sana.

Di negeri berlimpah sumber fulus, dari minyak, gas, serta haji dan umrah itu, tidak aneh ada intrik, konflik, dan persaingan ketat dalam keluarga kerajaan. Ratusan pangeran tentu bakal berebut pengaruh dan kuasa buat menguasai hartanya.

Namun, kali ini, konflik dalam keluarga kerajaan mencuat ke publik setelah seorang pangeran, salah satu cucu dari mendiang pendiri Arab Saudi, Raja Abdul Aziz, menulis surat terbuka yang menyerukan kudeta terhadap Raja Salman. Dia beralasan, pemimpin berusia 79 tahun itu tidak mampu lagi menjalankan pemerintahan karena kesehatannya digerogoti sejumlah penyakit.

Konflik internal dan persaingan antarpangeran sejatinya bukan hal baru di Saudi, namun kudeta tidak umum terjadi. Kudeta terakhir berlangsung pada 1964, ketika Raja Saud dipaksa turun oleh Pangeran Faisal. Sebelas tahun kemudian, Raja Faisal ditembak mati oleh keponakannya.

Tekanan terhadap Raja Salman untuk lengser kian besar lantaran anggaran Saudi tergerus oleh melemahnya harga minyak mentah dunia, sumber pendapatan utamanya. Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan tahun ini defisit Saudi mencapai US$ 107 miliar (Rp 1.566 triliun), yang makin membengkak akibat ongkos perang Yaman yang ditanggung Saudi. Sampai-sampai Riyadh menarik Rp 1.029 triliun dananya di luar negeri buat mengurangi defisit.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Raja Salman sudah sadar dia tidak bakal lama lagi memerintah. Karena itu, tiga bulan setelah duduk di singgasana, dia membuat keputusan mengejutkan: mencabut gelar putra mahkota dari Pangeran Muqrin bin Abdul Aziz, putra bungsu Abdul Aziz. Dia kemudian mengangkat Pangeran Muhammad bin Salman, putra sulungnya dari istri ketiga, menjadi wakil putra mahkota. Posisi itu sebelumnya dipegang Pangeran Muhammad bin Nayif, yang kini otomatis naik menjadi putra mahkota. Sebenarnya ini tidak juga mengagetkan, lantaran ibu Muqrin bukanlah bangsawan.

Ada dua sinyalemen disampaikan Raja Salman terkait dengan keputusan kontroversialnya itu. Dia ingin memutus rantai generasi kedua penguasa Saudi. Artinya, dialah anak Abdul Aziz terakhir dari klan ibu, Hissa as-Sudairi, yang menjadi raja. Sejak Abdul Aziz meninggal, semua penguasa Saudi—mulai dari Saud, Faisal, Khalid, Fahad, hingga Abdullah, dan kini Salman--beribukan Hissa as-Sudairi.

Tentu saja ini bertentangan dengan dekrit Raja Abdullah pada 2006 yang berisi: jika semua anak-anak Abdul Aziz sudah tidak ada, baru kekuasaan dipegang oleh salah satu cucunya yang dipilih dari sekian ratus pangeran oleh sebuah dewan beranggotakan para pangeran senior.

Kedua, Raja Salman berambisi menjadikan anaknya itu sebagai penggantinya, walau miskin pengalaman. Usia Muhammad bin Salman terbilang amat muda, yang diyakini baru 30 tahun, meskipun di dokumen resmi tertulis 35 tahun. Dia sebenarnya adalah pelaksana pemerintahan keseharian kerajaan itu, karena memegang dua jabatan mentereng lain, yakni sebagai menteri pertahanan dan ketua komisi kebijakan ekonomi.

Boleh jadi keistimewaan itu membikin sepupunya, Muhammad bin Nayif, iri. Inilah yang membuat persaingan keduanya kian panas. Itu sebabnya muncul tudingan bahwa dua tragedi di musim haji tahun ini sengaja untuk mencoreng reputasi Muhammad bin Nayif, yang dikenal dekat dengan Amerika Serikat karena sama-sama terlibat operasi menumpas Al-Qaidah saat menjabat kepala intelijen. Dengan jabatan tambahan sebagai menteri dalam negeri, dia bertanggung jawab pula atas pengamanan pelaksanaan ibadah haji.

Sedangkan Pangeran Muhammad bin Salman butuh reputasi yang baik. Namanya sudah jelek akibat perang di Yaman yang dianggap gagal. Keputusan sembrono sang pangeran untuk melakukan intervensi militer langsung secara keroyokan makin membuat Yaman kian bergolak. Kalau persaingan keduanya dibiarkan berlarut-larut, akan sangat berbahaya bagi masa depan Saudi.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengingat Tragedi Mina 32 Tahun Lalu yang Menewaskan 1.426 Jemaah Haji

9 Juli 2022

Petugas membawa jemaah haji yang menjadi korban saat menuju tempat pelemparan jumrah di Mina, 24 September 2015. Total korban yang tewas akibat tragedi ini mencapat 719 orang dan ratusan lainnya luka-luka.
Mengingat Tragedi Mina 32 Tahun Lalu yang Menewaskan 1.426 Jemaah Haji

Tragedi Mina tahun 1990 yang menewaskan 1.426 jemaah merupakan salah satu insiden ibadah haji yang paling tragis.


15 Tragedi Maut di Tengah Kerumunan

1 Mei 2021

15 Tragedi Maut di Tengah Kerumunan

Mulai dari tragedi Mina di Arab Saudi hingga festival Lag B'omer di Israel. Banyak orang tewas akibat berdesak-desakan atau saling dorong karena panik


Satu Korban Tragedi Mina Dipulangkan dengan Pesawat Khusus

2 Mei 2016

Petugas membawa jemaah haji yang tewas akibat terinjak-injak saat menuju tempat pelemparan jumrah di Mina, 24 September 2015. Total korban yang tewas akibat tragedi ini mencapat 719 orang dan ratusan lainnya luka-luka. REUTERS/Stringer
Satu Korban Tragedi Mina Dipulangkan dengan Pesawat Khusus

Nila menyampaikan terima kasih kepada pemerintah Kerajaan Arab Saudi yang telah merawat Culan dan membantu kepulangannya.


Investigasi Insiden Mina, Pemerintah Arab Janji Terbuka

20 Oktober 2015

Sejumlah pertugas menolong jemaah Haji yang terluka akibat terinjak-injak di Mina. Setidaknya 220 orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka saat pelaksanaan ibadah Haji. AP
Investigasi Insiden Mina, Pemerintah Arab Janji Terbuka

Pemerintah Arab Saudi belum bisa memastikan kapan investigasi tragedi Mina selesai.


TRAGEDI MINA: Mengerikan, Korban Tewas Menjadi 2.110

20 Oktober 2015

Seorang warga Muslim menangis setelah mengetahui kerabatnya menjadi korban dalam tragedi terowongan Mina, di Ahmedabad, India, 25 September 2015. Sebanyak 717 jemaah haji dari seluruh dunia tewas terdesak dalam kerumunan rombongan saat akan melontar jumroh. REUTERS/Amit Dave
TRAGEDI MINA: Mengerikan, Korban Tewas Menjadi 2.110

Iran menjadi negara paling merasakan dampak dengan jumlah warganya yang tewas mencapai 465 jamaah.


Jasad Jemaah Asal Banjarmasin yang Hilang Telah Ditemukan  

18 Oktober 2015

Jutaan umat Muslim di dunia melakukan Wukuf di padang Arafah sebagai bagian dari ibadah Haji di luar kota suci Mekkah, 23 September 2015. Wukuf dilaksanakan hanya pada satu hari (siang hari) pada tanggal 9 Dzulhijjah dalam penanggalan Hijriyah. REUTERS
Jasad Jemaah Asal Banjarmasin yang Hilang Telah Ditemukan  

PPIH Arab Saudi menemukan jenazah jemaah haji dari Banjarmasin yang dilaporkan hilang setelah dirawat di RS Arafah.


Tragedi Mina, Tim DVI: 2 Jemaah Belum Teridentifikasi

16 Oktober 2015

Susanti merangkul adiknya Esti Nindiati, mereka adalah keluarga jamaah calon Haji dari Kalimantan Barat yang menjadi korban tragedi Mina. TEMPO/Aseanty Pahlevi
Tragedi Mina, Tim DVI: 2 Jemaah Belum Teridentifikasi

Adapun dua jemaah WNI yang belum teridentifikasi adalah jemaah berasal dari kelompok terbang JKS 61.


Pascatragedi Mina: Arab Saudi Tak Mau Berbagi Pengelolaan Haji

14 Oktober 2015

Sejumlah petugas berdiri disamping jemaah haji yang tewas akibat terinjak-injak saat menuju tempat pelemparan jumrah di Mina, 24 September 2015. Total korban yang tewas akibat tragedi ini mencapat 719 orang dan ratusan lainnya luka-luka. REUTERS/Stringer
Pascatragedi Mina: Arab Saudi Tak Mau Berbagi Pengelolaan Haji

Iran mendesak adanya satu badan independen untuk mengawasi pengelolaan ibadah haji setiap tahun.


Tragedi Mina, Politikus PKB: Orang Masih Hidup Ditumpuk Mayat  

13 Oktober 2015

Sejumlah petugas berdiri disamping jemaah haji yang tewas akibat terinjak-injak saat menuju tempat pelemparan jumrah di Mina, 24 September 2015. Total korban yang tewas akibat tragedi ini mencapat 719 orang dan ratusan lainnya luka-luka. REUTERS/Stringer
Tragedi Mina, Politikus PKB: Orang Masih Hidup Ditumpuk Mayat  

Anggota DPR Fraksi PKB, Maman Imanulhaq, menuturkan dalam evakuasi korban peristiwa Mina, orang yang masih hidup ditumpuk mayat dan masuk kontainer.


Dua Jemaah Haji Asal Subang Jadi Korban Tragedi Mina

5 Oktober 2015

Jemaah calon haji berdoa di luar Majidil Haram, Mekah, 21 September 2015. Sekitar tiga juta umat Islam berkumpul di Mekah untuk melaksanakan haji pada tahun ini. AP/Mosa'ab Elshamy
Dua Jemaah Haji Asal Subang Jadi Korban Tragedi Mina

Jemaah haji asal Subang yang berjumlah 922 orang tak satu
pun yang menjadi korban tragedi Mina.