Andrias Ekoyuono, Vice President Business Development Ideosource Venture Capital
Bergesernya perilaku masyarakat yang makin aktif menggunakan Internet melalui komputer atau smartphone membuat bisnis berbasis Internet berkembang pesat di Indonesia akhir-akhir ini. Banyak startup yang menggunakan Internet untuk berbisnis di berbagai bidang, dari media, konten, e-commerce, transportasi, hingga keuangan.
Baca Juga:
Startup berbasis Internet juga menjadi primadona bagi generasi muda saat memulai usaha atau berkarier karena menjanjikan begitu banyak peluang dan kesempatan untuk berkembang dengan cepat. Apalagi dengan makin berkibarnya startup seperti Traveloka, Tokopedia, Bukalapak, dan Go-Jek, yang mampu mencapai berbagai kalangan pengguna serta menghiasi beragam media.
Tapi sebenarnya tidak mudah membangun bisnis yang berkelanjutan dan mampu memiliki skala yang cukup besar. Diperlukan langkah perencanaan hingga strategi eksekusi yang tepat untuk mewujudkannya.
Membangun startup harus diawali dengan melihat problem yang dialami konsumen. Peluang yang menarik adalah problem yang belum ada solusi yang baik di mata konsumen. Diperlukan kecermatan untuk menyelami problem tersebut sehingga mampu menemukan keinginan sesungguhnya dari konsumen. Sering kali keinginan konsumen adalah hal yang sederhana, tapi solusi yang tersedia sebelumnya malah tidak mampu menjawabnya.
Startup harus mampu mengidentifikasi berapa banyak orang yang mengalami problem tersebut, sehingga dapat diketahui potensi pasar dari solusi yang diciptakan. Cukup penting untuk memastikan bahwa pasar yang tersedia cukup besar sehingga layak untuk ditekuni menjadi sebuah bisnis dengan potensi menjanjikan pada masa depan.
Dari situ, startup harus mampu menciptakan solusi yang fokus menyelesaikan problem tertentu. Godaan terbesar adalah menentukan fokus, karena pada dasarnya akan ada ide untuk menyediakan segala hal untuk semua. Namun, akan lebih baik mencoba memberikan produk yang sangat bagus untuk problem tertentu saja agar segala sumber daya yang dimiliki bisa lebih terkonsentrasi serta lebih mudah mengevaluasi kemajuan yang telah dibuat.
Membangun bisnis ditentukan oleh kemampuan eksekusi karena eksekusi adalah penentu keberhasilan. Diperlukan perencanaan yang tepat untuk membangun bisnis, dimulai dari berusaha memproyeksi seberapa besar bisnis startup itu pada masa depan, kemudian menentukan tahapan-tahapan untuk mencapainya.
Perencanaan bisnis secara matang diperlukan mengingat startup akan berusaha melalui jalan panjang untuk menaklukkan pasar. Dalam pengembangan bisnis, startup perlu memperhatikan tiga hal yang menjadi strategi kunci, yaitu market adoption, customer retention, dan revenue stream. Masing-masing terdiri atas berbagai alternatif yang harus dijalankan dan terus-menerus dievaluasi.
Market adoption pada dasarnya adalah strategi untuk membuat konsumen dapat menggunakan produk startup untuk pertama kalinya. Saat itulah terjadi moment of truth saat konsumen akan menilai apakah benefit yang mereka dapat sesuai dengan harga yang dibayar. Pengalaman pertama yang akan menentukan penilaian konsumen terhadap startup tersebut seterusnya.
Adapun customer retention adalah strategi untuk membuat konsumen kembali lagi menggunakan produk tersebut. Hal ini penting karena pada dasarnya bisnis dibangun dengan adanya konsumen yang berubah menjadi pelanggan. Pelanggan itulah yang akan memberikan pendapatan berkelanjutan kepada perusahaan secara langsung maupun tidak langsung.
Stategi kunci berikutnya adalah revenue stream, artinya dari mana dan bagaimana startup akan memiliki pendapatan. Ada begitu banyak cara mencari pendapatan, sehingga startup perlu mencoba beberapa cara sebelum menemukan bagaimana cara terbaik. Cara-cara itu misalnya adalah iklan, keuntungan penjualan produk, berlangganan, penjualan barang digital, dan lain-lain.
Ketiga strategi kunci itu perlu dibangun dengan tujuan untuk menciptakan bisnis startup yang berkelanjutan, yaitu bisnis yang akan berjalan tanpa putus, berumur panjang, dan berhasil mencapai tujuan jangka panjang, yaitu memberikan solusi atas problem yang dialami oleh pasar yang besar.
Seperti layaknya bisnis yang lain, perencanaan bukanlah kitab suci yang tidak bisa diubah, namun harus selalu dievaluasi dan diadaptasi dengan kenyataan yang dihadapi. Setiap tahap evaluasi dalam perkembangan bisnis akan menjadi batu loncatan untuk berkembang menjadi bisnis yang lebih baik.