Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mitos versus Fakta Masyarakat Ekonomi ASEAN

image-profil

image-gnews
Iklan

I Made Diangga Adika Karang, Diplomat Kementerian Luar Negeri RI

Kekhawatiran dalam menyongsong Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) masih merajalela walau pelaksanaannya sudah dimulai pada 31 Desember lalu. Namun, terdapat beberapa kekeliruan dalam memahami penerapan MEA sehingga menimbulkan mitos-mitos di tengah masyarakat, terutama soal apakah Indonesia siap menghadapi MEA.

Ada tiga mitos yang perlu disorot sekaligus menjawabnya dengan fakta MEA. Mitos pertama, MEA dipahami sebagai suatu pasar bebas (free market), artinya mobilisasi barang, jasa, dan tenaga kerja dapat berlangsung di antara negara anggota ASEAN tanpa hambatan. Padahal, MEA tidak sekadar pasar bebas, tapi juga merupakan suatu pasar bersama (common market) yang dibentuk melalui empat pilar, yakni (1) pasar tunggal dan basis produksi, (2) kawasan ekonomi yang berdaya saing tinggi, (3) pembangunan ekonomi merata, dan (4) integrasi terhadap perekonomian global.

MEA bertujuan meningkatkan kapasitas pasar masing-masing negara anggota ASEAN. Nantinya setiap negara anggota ASEAN mampu berdaya saing. Dengan kata lain, ASEAN berupaya agar penerapan pasar bebas di kawasan menjadi lebih adil dan merata.

Mitos kedua adalah asumsi bahwa MEA akan serta-merta meningkatkan pergerakan tenaga kerja antarnegara ASEAN. Hal ini kemudian berimplikasi terhadap semakin ketatnya persaingan tenaga kerja di Indonesia.

MEA pada prinsipnya tidak membuka kesempatan kerja yang seluas-luasnya bagi tenaga kerja asing. Memang benar bahwa MEA memiliki kebijakan yang dikenal dengan mutual recognition arrangements (MRA) atau pengaturan pengakuan bersama. Tapi, MEA hanya mengatur tenaga kerja profesional dan bukan bagi tenaga kerja buruh. Terlebih lagi, MRA hanya mengatur beberapa bidang profesi yang mencakup sektor kesehatan, konstruksi, pariwisata, akuntansi, dan surveyor.

Jika komposisi tenaga kerja domestik dibandingkan dengan tenaga kerja asing, tenaga kerja Indonesia yang bekerja di luar negeri mencapai 5 juta orang, mencakup tenaga kerja profesional dan buruh. Jumlah ini jauh lebih banyak daripada tenaga kerja asing yang bekerja di Indonesia, yang hanya sekitar 64 ribu tenaga kerja. Singkatnya, tenaga kerja Indonesia dipandang lebih progresif dibandingkan dengan tenaga kerja asing, baik di negara Indonesia sendiri maupun di tingkat kawasan.

Mitos ketiga adalah lemahnya daya saing Indonesia. Memang benar bahwa daya saing Indonesia bukanlah yang paling unggul di ASEAN. Berdasarkan laporan Indeks Daya Saing Global 2014-2015, Singapura menduduki peringkat tertinggi, daya saingnya (peringkat kedua terbesar dunia), disusul Malaysia di tingkat ke-20, Thailand ke-31, dan Indonesia ke-34. Indikator Indeks ini adalah inovasi, infrastruktur, dan perkembangan pasar finansial.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hal tersebut melahirkan pandangan bahwa Indonesia belum mampu dan belum siap menghadapi MEA. Terdapat pula pandangan bahwa Indonesia sebaiknya menunda partisipasinya dalam MEA.

Namun Indonesia sebetulnya memiliki keunggulan tersendiri serta telah menyiapkan diri dalam persaingan di kawasan. Pertama, Indonesia merupakan pasar terbesar di Asia Tenggara. Dengan jumlah penduduk lebih dari 240 juta jiwa, sepertiga pasar ASEAN berada di sini. Untuk itu, bonus demografi ini menjadi salah satu keunggulan Indonesia dibanding negara ASEAN lainnya.

Kedua, wirausaha Indonesia saat ini terus mengalami perkembangan dari segi jumlah maupun kapasitas kewirausahaan. Jumlah usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Indonesia telah tumbuh dari sekitar 50 juta unit UMKM pada 2007 menjadi 56 juta unit pada 2013. Nilai ekspor UMKM juga meningkat, dari Rp 140 triliun menjadi sekitar Rp 200 triliun pada periode yang sama. Secara tidak langsung, perkembangan UMKM ini menunjukkan bahwa inovasi bisnis di kalangan pengusaha telah mengalami kemajuan.

Ketiga, Presiden Joko Widodo juga telah mencanangkan paket-paket kebijakan ekonomi yang bertujuan mendorong pertumbuhan ekonomi melalui sejumlah upaya, seperti penyederhanaan regulasi, kemudahan proses bagi investor untuk memperoleh izin berinvestasi, dan peningkatan kesejahteraan buruh. Salah satu contohnya, saat ini investor bisa mendapatkan investment licensing service hanya dalam waktu tiga jam.

Singkatnya, pemerintah saat ini tetap berada pada koridor yang semestinya untuk menangani isu-isu yang berkaitan dengan daya saing, terutama dalam meningkatkan kualitas infrastruktur, mengembangkan inovasi, dan menjaga stabilitas keuangan.

Sebaliknya, bila Indonesia menunda partisipasinya dalam implementasi MEA, tidak serta-merta menjadikan Indonesia lebih baik dan tidak menjadikan Indonesia lebih berdaya saing. Kondisi perekonomian global yang sangat dinamis dan saling ketergantungan menuntut negara-negara di dunia untuk terus berkembang agar bisa beradaptasi terhadap perubahan global tersebut. Bila Indonesia absen dalam implementasi MEA, sama halnya dengan menghambat proses adaptasi Indonesia dalam perekonomian global.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


2 Pengajar Pondok Pesantren di Kabupaten Agam Diduga Sodomi 40 Santri Sejak 2022

4 menit lalu

ilustrasi
2 Pengajar Pondok Pesantren di Kabupaten Agam Diduga Sodomi 40 Santri Sejak 2022

2 pengajar salah satu pondok pesantren di Kecamatan Canduang, Kabupaten Agam, ditangkap Polresta Bukittinggi karena mencabuli 40 santri.


Kata Dasco Gerindra Soal Usul Pelaksanaan Pilpres dan Pileg Dipisah

4 menit lalu

Ketua Harian Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad saat ditemui usai menghadiri acara Silaturahmi dan Tasyakuran DPD Gerindra DKI Jakarta di Tavia Heritage Hotel, Jakarta Pusat pada Kamis, 9 Mei 2024. TEMPO/Adinda Jasmine
Kata Dasco Gerindra Soal Usul Pelaksanaan Pilpres dan Pileg Dipisah

Dasco menyatakan lebih setuju Pilpres dan Pileg dilaksanakan bersamaan.


Dekat Puncak Kemarau, BMKG Prediksi Hujan Tetap Guyur 19 Wilayah di Indonesia

7 menit lalu

Puluhan pengendara motor berteduh di bawah tiang pancang LRT saat hujan yang cukup lebat, di Jalan protokol Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Senin, 6 April 2020. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis peringatan dini cuaca ekstrem di Indonesia. TEMPO/Imam Sukamto
Dekat Puncak Kemarau, BMKG Prediksi Hujan Tetap Guyur 19 Wilayah di Indonesia

BMKG memperkirakan 19 wilayah di Indonesia bakal tetap dibasahi hujan intensitas sedang hingga lebat hingga awal Agustus 2024.


PPATK Ungkap Ada Masyarakat Berpenghasilan di Atas Rp 1 Miliar Main Judi Online dengan Deposit Rp 4,8 Miliar

7 menit lalu

Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Ivan Yustiavandana memberi laporan dalam acara Peringatan 22 Tahun Gerakan Nasional Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU PPT) di Istana Negara, Jakarta, Rabu 17 April 2024. Indonesia telah dinyatakan secara aklamasi diterima sebagai Anggota Financial Action Task Force on Money Laundering and Terrorism Financing (full membership). Keberhasilan tersebut diperoleh dalam FATF Plenary Meeting di Paris, Perancis yang dipimpin oleh Presiden FATF, MR. T. Raja Kumar pada Rabu, 25 Oktober 2023. TEMPO/Subekti.
PPATK Ungkap Ada Masyarakat Berpenghasilan di Atas Rp 1 Miliar Main Judi Online dengan Deposit Rp 4,8 Miliar

PPPATK ungkap sejumlah masyarakat berpenghasilan di atas Rp 1 miliar main judi online.


Jelang Laga Pertama Olimpiade Paris 2024, Apriyani / Fadia Sudah Intip Kekuatan Pasangan Jepang

26 menit lalu

Ekspresi pebulutangkis Ganda Putri Indonesia Apriyani Rahayu dan Siti Fadia Silva Ramadhanti saat berhadapan dengan pebulutangkis Ganda Putri Malaysia Pearly Tan dan Thinaah Muralitharan pada babak 16 besar Kapal Api Indonesia Open 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Kamis, 6 Juni 2024. Apriyani Rahayu dan Siti Fadia Silva Ramadhanti kalah dengan skor 18-21 dan 19-21 gagal melaju ke babak selanjutnya. TEMPO/M Taufan Rengganis
Jelang Laga Pertama Olimpiade Paris 2024, Apriyani / Fadia Sudah Intip Kekuatan Pasangan Jepang

Apriyani / Fadia memastikan persiapannya berjalan baik menjelang laga pertama di Olimpiade Paris 2024.


Timnas Indonesia U-19 vs Malaysia di Semifinal Piala AFF U-19 2024 Sabtu Malam Ini, Indra Sjafri: Laga Penuh Gengsi

32 menit lalu

Pelatih Timnas Indonesia U-19 Indra Sjafri. TEMPO/Randy
Timnas Indonesia U-19 vs Malaysia di Semifinal Piala AFF U-19 2024 Sabtu Malam Ini, Indra Sjafri: Laga Penuh Gengsi

Timnas Indonesia U-19 akan menghadapi Malaysia di semifinal Piala AFF U-19 2024 pada Sabtu malam, 27 Juli.


Ekonom Sebut Keterlibatan Masyarakat Indonesia di Sektor Asuransi Masih Rendah, Ini Alasannya

37 menit lalu

Ekonom senior Faisal Basri menghadiri diskusi film Bloody Nickel yang digelar Koalisi Masyarakat Sipil di Taman Ismail Marzuki (TIM) pada Sabtu, 4 Mei 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
Ekonom Sebut Keterlibatan Masyarakat Indonesia di Sektor Asuransi Masih Rendah, Ini Alasannya

Sektor asuransi hanya berkontribusi 6,9 persen terhadap totoal Gross Domestic Product (GDP), membuat Indonesia berada di posisi keenam Asia Tenggara


Respons PAN-Nasdem-PKS Soal Isu Poros Koalisi PKB dan PDIP di Pilkada 2024

37 menit lalu

Ilustrasi TPS Pilkada. Dok TEMPO
Respons PAN-Nasdem-PKS Soal Isu Poros Koalisi PKB dan PDIP di Pilkada 2024

PKB dan PDIP menjajaki peluang berkoalisi pada Pilkada 2024.


Museum Unik di Kroasia Ini Menampilkan Historis Dasi dan Simpul Ikatannya

37 menit lalu

Cravaticum di Zagreb, Kroasia. Instagram.com/cravaticum_museum
Museum Unik di Kroasia Ini Menampilkan Historis Dasi dan Simpul Ikatannya

Cravaticum - Museum Boutique of Cravat menjadi museum dasi pertama di dunia yang berada di Kroasia


Gelombang Panas Ekstrem Melanda Eropa, Negara Mana Saja yang Suhunya Naik?

37 menit lalu

Warga menggunakan payung di bawah sengatan matahari di Tokyo, Jepang, 9 Juli 2024. Jepang diterjang gelombang panas dengan cakupan lebih luas yang belum pernah terjadi sebelumnya. Suhu mencapai rekor tertinggi mendekati 40 derajat celsius, terjadi pada Senin (8/7/2024), di Tokyo dan di wilayah selatan Wakayama. REUTERS/Issei Kato
Gelombang Panas Ekstrem Melanda Eropa, Negara Mana Saja yang Suhunya Naik?

Gelombang panas dengan suhu udara menembus 40 derajat Celcius melanda negara-negara Eropa