Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Theokrasi

Oleh

image-gnews
Iklan

kelaparan adalah iblis
kelaparan adalah iblis yang menawarkan kediktatoran
Rendra

Kelaparan adalah iblis, tapi ia tak datang sendirian. Ada suatu saat ketika kediktatoran dan kelaparan berkait dan sekitar 30 juta manusia mati dalam waktu beberapa belas bulan saja. Itu tahun 1958 dan 1960, di Cina: masa Snnin d jhung, tahun-tahun "kelaparan yang dahsyat".

Beberapa hari yang lalu, di Guangzhou, saya bertemu dengan seorang seniman-aktivis yang menunjukkan satu tulisan tentang masa itu, oleh Yang Jisheng, yang kemudian dimuat dalam versi Inggris di The New York Times 13 November. Kalimat awalnya: "36 juta orang mati di Cina, termasuk pamanku, yang membesarkanku sebagai seorang ayah; mereka terhantar kelaparan sampai meninggal antara 1958 dan 1960."

Seniman-aktivis di Guangzhou itu bercerita bahwa Yang Jisheng adalah orang Cina pertama yang menggali data sejarah yang tragis (dan brutal) itu. Dulu Yang reporter yang beriman setia kepada Partai Komunis. Tapi ketika para mahasiswa yang memprotes ditindas dengan kekerasan di Lapangan Tiananmen pada 1989, ia berubah. "Darah anak-anak muda itu membersihkan otakku dari semua dusta yang aku terima selama puluhan tahun."

Dan ia ke Xinjiang. Ia pernah mendengar yang disebut "Insiden Xinjiang", dan ia ingin tahu lebih jauh. Lalu ia menemukan cerita untuk bukunya, Mubei: Zhongguo liushi niandai dajihuang jiushi (Nisan: Sejarah yang sebenarnya tentang Kelaparan Besar di Cina tahun 1960). Bab awalnya menggambarkan yang terjadi di wilayah itu. Satu dari delapan orang mati kekurangan makan. Orang berjatuhan tanpa nyawa di tepi-tepi jalan, putus asa di mana-mana, anggota keluarga memakan satu sama lain dalam kanibalisme yang menakutkan. Rakyat tak punya jalan keluar. Polisi mencegah orang pergi mengungsi.

Seniman Ghougzhou itu mengutip sebuah ilustrasi kecil (tapi bukan dari buku Yang) yang ia bacasebuah laporan yang lugas dan faktual:

Tanggal: Februari 1960. Tempat: Desa Zhangzigou di komune Hanji. Nama pelanggar hukum: Yi Wucheng. Status: Petani miskin. Jumlah korban: Empat. Kejahatan: Membakar jasad para korban dan memakan daging mereka. Alasan: Untuk bisa hidup.

Hasil reportase Yang Jisheng sendiri impresif, meskipun saya tak mengerti bahasanya: terdiri atas dua jilid dan 1.800 halaman lebih. Yang bisa membacanya mengatakan buku itu, seperti banyak karya Cina lain, tak mengalami proses penyuntingan. Penulisannya seperti air bah yang menerabas bendungan. Tapi sejak terbit pada 2008, Mubei tak ayal jadi bacaan para cendekiawanmeskipun dilarang beredar di Cina, dicetak di Hong Kong dan masuk ke Guangzhou dengan sembunyi-sembunyi. Kebetulan dua bulan sebelumnya saya memperoleh versi Inggrisnya, Tombstone: The Great Chinese Famine, 1958-1962, terbitan Farrar, Straus and Giroux. Sebuah versi pendek: tapi tetap 629 halaman.

Yang Jisheng memang yang memulai keberanian membongkar apa yang disebutnya "aib besar Cina" itu. Dengan jelas ia menunjukkan siapa yang harus disalahkan: Mao Zedong, pemimpin besar RRC itu, orang-orang dekatnya, dan kekuasaan Partai Komunis. Sebab pada mulanya adalah sebuah impian modernisasi yang tergesa-gesa.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Empat puluh tahun yang lalu, soal ini telah dipaparkan dalam Mao and China Stanley Karnow: pada 1957 Mao memutuskan, seluruh rakyat Cina harus membangun dengan bergegas untuk mencapai tingkat industrialisasi yang melebihi Inggris. Mula-mula jangka waktu yang jadi patokan 15 tahun. Tapi setahun kemudian, Mao menyatakan, Cina harus dapat mengalahkan Inggris hanya dalam tempo 12 bulan.

D yu jn, "Besar ke Depan", itu adalah optimisme sebuah semangat, tanpa disertai skeptisisme pikiran. "Aku telah saksikan energi yang gemuruh dari massa rakyat," kata Mao. "Atas dasar ini tugas apa pun akan dapat dilaksanakan."

Dan anggaran industrialisasi dinaikkan. Dan tanah, yang di awal Revolusi dibagikan ke para petani, diambil Negara dijadikan pertanian kolektif. Jutaan manusia dikerahkan menyumbangkan tenaga untuk berdirinya pabrik-pabrik bajajuga dengan membuat "tanur" di pekarangan dan melebur besi apa pun yang mereka temukan. Hampir semua dimobilisasi buat ikhtiar ini, hingga produksi pertanian terabaikan. Panen gagal di mana-mana. Kekurangan makan mulai, dan kelaparan meluas. Sementara Yang Jisheng memperkirakan 36 juta yang mati, sejarawan lain menghitung ada 45 juta. Para pembesar Partai tak mau mengakui itu. Mereka bikin laporan yang bengkok. Mao mengiyakan bahwa yang terjadi adalah akibat "bencana alam".

Tak ada yang berani membantah. Mao tak pernah salah. Di kalangan para pemimpin Partai, mereka yang mempersoalkan idenya disingkirkan. Di lapis bawah, misalnya di Xinyang, tindakan lebih brutal. Para peragu direnggutkan rambutnya dan dipukuli berhari-hari sampai mati. Ada yang digantung dan dibakar. Orang takut akan disebut tak bersemangat jika tak menyiksa para pendosa secara berlebihan.

Yang Jisheng menyebut sistem yang fanatik itu "theokrasi sekuler", sebuah istilah yang aneh tapi menunjukkan satu hal: seperti dalam theokrasi lain, pusat kekuasaan adalah pusat kebenaran. Yang mahakuasa, Mao, berada di atas ukuran kebaikan dan kekejiandan lakunya, bahkan yang menimbulkan kesengsaraan, tak perlu dipahami, tapi selalu diberi apologi.

Maka siapa yang merasa dekat dengan dia, atau ingin dekat dengan dia, juga akan meletakkan diri di atas ukuran kebaikan dan kekejiandan menghalalkan diri sendiri. Mereka bisa menyiksa, membiarkan orang banyak mati, atau berkorban habis-habisan. Theokrasi akhirnya membinasakan manusiabisa sampai 36 juta korbannyadengan mematikan pikiran dan pertimbangan ethis sesama.

Goenawan Mohamad

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Polisi Pesta Narkoba di Depok, Polda Metro Jaya Minta Waktu Dalami Kasusnya

2 menit lalu

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi pada saat Konferensi Pers di Ditresnarkoba Polda Metro Jaya, Senin, 25 Maret 2024. Ditresnarkoba Polda Metro Jaya bekerjasama dengan Bea dan Cukai telah berhasil melakukan pengungkapan dan penangkapan terhadap pelaku kasus peredaran gelap narkotika jenis kokain cair, serbuk MDMA dan narkotika jenis sabu jaringan internasional. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Polisi Pesta Narkoba di Depok, Polda Metro Jaya Minta Waktu Dalami Kasusnya

Polda Metro Jaya menyatakan butuh waktu untuk memeriksa lima polisi yang ditangkap saat pesta narkoba di Depok 19 April kemarin


Wanita Korsel Ditipu Elon Musk Palsu Lewat Deepfake, Rugi Rp 811 Juta

6 menit lalu

Elon Musk berencana menghapus judul dari artikel berita yang dibagikan di X (X/Kylie Robison)
Wanita Korsel Ditipu Elon Musk Palsu Lewat Deepfake, Rugi Rp 811 Juta

Elon Musk palsu menipu seorang wanita di Korea Selatan dengan menggunakan aplikasi deepfake. Bagaimana modusnya?


Timnas U-23 Indonesia Lolos ke Semifinal Piala Asia U-23 2024, Statistik Tunjukkan Mereka Pantas Menang atas Korea Selatan

11 menit lalu

Rio Fahmi (kiri) berhadapan dengan pemain timnas Korsel dalam perempatfinal AFC U-23, Korea Selatan vs Indonesia, di stadion di Abdullah bin Nasser bin Khalifa Stadium, Qatar, Jumat dinihari WIB, 26 April 2024. Tim Humas PSSI
Timnas U-23 Indonesia Lolos ke Semifinal Piala Asia U-23 2024, Statistik Tunjukkan Mereka Pantas Menang atas Korea Selatan

Timnas U-23 Indonesia mencetak sejarah dengan lolos ke semifinal Piala Asia U-23 2024. Statistik menunjukkan Garuda Muda pantas menang atas Korea.


4 Prodi dengan Kuota Terbesar di PPG Prajabatan 2024

14 menit lalu

Ilustrasi guru sedang berdiskusi dengan siswa sekolah.
4 Prodi dengan Kuota Terbesar di PPG Prajabatan 2024

Apa saja prodi dengan kuota terbesar di PPG Prajabatan?


Golkar Ragu Jokowi Tak Lagi Kader PDIP: Kami Enggak Mau 'Ge-er'

14 menit lalu

Bakal Calon Presiden PDIP Ganjar Pranowo, Presiden Joko Widodo atau Jokowi, dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputeri saat mengjadiri Rapat Kerja Nasional atau Rakernas IV PDIP di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta, Jumat, 29 September 2023. TEMPO/Han Revanda Putra
Golkar Ragu Jokowi Tak Lagi Kader PDIP: Kami Enggak Mau 'Ge-er'

Partai Golkar tidak ingin mengandai-andai mengenai keanggotaan Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Partai Demokrasi Indonesia Perjuang (PDIP).


Pakar Hukum Unand Beri Catatan Putusan MK, Termasuk Dissenting Opinion 3 Hakim Konstitusi

21 menit lalu

Suasana sidang putusan perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2024 di gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta, Senin, 22 April 2024. Dari 8 hakim MK, 5 hakim memutuskan menolak seluruh permohonan sengketa Pilpres 2024 yang diajukan oleh passion Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Pakar Hukum Unand Beri Catatan Putusan MK, Termasuk Dissenting Opinion 3 Hakim Konstitusi

Pakar Hukum Universitas Andalas atau Unand memberikan tanggapan soal putusan MK dan dissenting opinion.


Jadwal Proliga 2024 Jumat 26 April: 3 Laga, Jakarta Elektrik PLN dan Jakarta STIN BIN Beraksi

30 menit lalu

Proliga 2024.
Jadwal Proliga 2024 Jumat 26 April: 3 Laga, Jakarta Elektrik PLN dan Jakarta STIN BIN Beraksi

Kompetisi bola voli PLN Mobile Proliga 2024 akan memasuki hari kedua, Jumat, 26 April 2024. Simak jadwalnya.


Pelaku Perampasan Ponsel Pelajar SMP Di Depok Ditangkap, Sehari Beraksi Tiga Kali

31 menit lalu

Ilustrasi tahanan selesai menjalani hukuman atau bebas dari hukuman. Shutterstock
Pelaku Perampasan Ponsel Pelajar SMP Di Depok Ditangkap, Sehari Beraksi Tiga Kali

Polres Metro Depok membekuk dua pelaku perampasan ponsel yang melukai pelajar SMP di Jalan Anggrek 5 RT. 02/04, Pancoran Mas, Depok


Redmi Pad SE Segera Diperkenalkan ke Pasar Global, Ini Perbandingannya dengan Versi Sebelumnya

36 menit lalu

Redmi Pad SE (Xiaomi)
Redmi Pad SE Segera Diperkenalkan ke Pasar Global, Ini Perbandingannya dengan Versi Sebelumnya

Redmi baru saja meluncurkan tablet teranyarnya di seri Redmi Pad SE seharga Rp 2,5 juta. Ini perbandingannya dengan Redmi Pad versi sebelumnya.


Mengenal Klub Jakarta Popsivo Polwan yang Menargetkan sampai Final Proliga 2024

37 menit lalu

Pebola voli Jakarta Popsivo Polwan, Lerigia Devina Oktaviani (kiri), melepaskan smes yang coba ditahan oleh pebola voli  Jakarta BIN Ratri Wulandari (kanan) pada pertandingan putaran pertama minggu ketiga PLN Mobile Proliga 2023 di Palembang Sport and Convention Center (PSCC), Palembang, Sumatera Selatan, Minggu, 22 Januari 2023. ANTARA/Nova Wahyudi
Mengenal Klub Jakarta Popsivo Polwan yang Menargetkan sampai Final Proliga 2024

Jakarta Popsivo Polwan akan bertanding di Proliga 2024 pada 26 April 2024 dengan Gresik Petrokimia Pupuk Indonesia pukul 14.00 WIB.