Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tubuh

Oleh

image-gnews
Iklan

Terkadang demokrasi mencemaskan karena digambarkan seperti sesosok tubuh yang tanpa kepala. Terkadang sebuah republik tampak punya sejumlah kepala yang pelan-pelan memotong kakinya sendiri.

Meskipun saya tak sepaham untuk mengiaskan struktur masyarakat sebagai "tubuh-politik", saya bisa mengerti bila orang melihat Indonesia seperti itu. Tak jarang orang mengeluh karena negeri ini punya kepala yang tak jelas: seorang presiden yang jangan-jangan tak memimpin. Setidaknya memimpin menurut petuah Machiavelli yang bagus: harus meniru singa (il leone) yang kukuh-berani melawan kawanan serigala, dan sekaligus meniru rubah (la volpe) yang tangkas berkelit dari jerat.

Sementara itu, dengan menggunakan kiasan yang sama, Indonesia juga tampak seperti sebuah tubuh-politik dengan sederet kepala.

Saya tak tahu pernahkah keadaan ini diperhitungkan. Di kalangan gerakan prodemokrasi menjelang Reformasi 1998, rasanya tak ada yang memperkirakan dampak biaya kompetisi kekuasaan. Kini kita sadar, ini negeri 17.508 pulau dan wilayah 1.919.000 kilometer persegi yang harus ditempuh perjalanan kampanye yang panjang untuk menang, yang harus diliput cakupan media yang luas dan digerakkan ribuan organisator.

Pada gilirannya, hanya mereka yang punya dana berlimpah yang bisa ikut. Ketika dana itu terasa tak memadai, ketika persaingan ke luar dan ke dalam partai hendak dimenangi, korupsi untuk membayar ongkos politik pun berkecamukdan tentu saja sembari mempergemuk perut para pemimpin. Ada yang tertangkap, ada yang tidak.

Syahdan, sederet kepala pun muncul dari dalam gelap dan air payau: wajah dasamuka oligarki. Atau jika kita ingin gambaran yang kurang suram: partai-partai kini seperti toko pakaian. Di etalase para tauke memasang deretan manekin yang hampir mirip satu sama lainbadan yang tak punya hati dan pikiranyang ditawarkan untuk disukai. Dan tiap saat, karena pasar makin sepi, toko itu menunggu pemodal baru.

Pasar memang makin sepi. Oligarki dan etalasenya makin terasing dari katalisator politik yang dulu demikian kuat, terutama di "zaman pergerakan" di awal abad ke-20: dorongan kaum yang tak terdengar dan tak terlihat, mereka yang tak berbentuk. Mereka ibarat serpihan kayu yang terbuang ketika tiang dan dinding bangunan diraut agar pas. Mereka adalah tatal.

Justru dari tatal masyarakat inilah politik bergelora dan mendapatkan artinya. Sesuatu yang baru dan berharga pun bisa tegakmengingatkan kita akan alegori yang dipakai para wali di Jawa ketika mereka mendirikan tiang agung Masjid Demak di abad ke-15.

Mereka yang ragu-ragu akan mengatakan transformasi seperti itu mustahil. Tapi iek menunjukkan, dan ia benar meskipun sedikit berlebihan, bahwa politik yang sejati adalah "the art of the impossible": kiat untuk melakukan (dan menggapai) yang mustahil. Politik yang otentik justru mengubah parameter yang membatasi apa yang dianggap "mungkin" oleh tata yang ada. Para aktivisnya jauh berbeda dengan pemilik toko pakaian yang tak laku. Geraknya penuh vitalitas, meskipun di sana-sini disertai cemas dan kepedihan.

Jaringan oligarki terus mencoba meredam vitalitas itu. Ia pertahankan kedaulatannya. Ia sisihkan tiap serpih tatal yang mengganggu. Ia cegat pendatang baru yang "tak cocok". Ia pasang ideologi "konsensus". Ia gertak ke seluruh ruang bersama bahwa konsensus perlu ada untuk merawat kodrat: sebuah tubuh-politik tak boleh dirusak antagonisme.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Gertak itu bukan baru. Ilustrasi yang dibuat Wenceslas Hollar di Inggris pada 1668 (lihat gambar) adalah salah satunya. Di sana sebatang tubuh tampak berantakan: kepala ditebas tangan sendiri yang mengayunkan pedang; kepala itu jatuh.

Sang penggambar jelas ingin berpesan: si tangan tak boleh melawan si kepala, apalagi meniadakannya. Hollar seorang pembela status quo. Baginya masyarakat manusia terbentuk oleh sebuah desain, bukan antagonisme. Baginya perubahan hanya mengacaukan.

Ilustrasinya tak mengakui bahwa status quo ituyang ditegakkan dengan bangunan oligarkisebenarnya tak turun dari langit. Ia lahir dari pergulatan dan benturan. Marx menyebutnya "perjuangan kelas"perjuangan yang membentuk sejarah zoon politikon.

Maka kita akan sesat, atau teperdaya, atau menyembunyikan apa yang sebenarnya, jika kita melihat struktur sosial sebagai "tubuh-politik". Shakespeare pernah menunjukkan itu.

Awal tragedi Coriolanus adalah adegan rakyat Roma yang marah. Mereka, yang kelaparan, ingin berontak menghabisi kekuasaan Jenderal Caius Martius. Tapi seorang aristokrat, Menenius Agrippa, meredam amarah itu dengan sebuah perumpamaan: sebuah negeri adalah sebatang tubuh. Dalam tubuh itu tak boleh ada kecemburuan.

Pada suatu masa, kata Menenius, para anggota tubuh memberontak. Mereka tuduh Perut menerima bagian makanan paling dulu, sementara ia tak harus mendengar, atau melihat, atau jadi kaki yang melangkah. Ia parasit. Tapi Perut punya jawab: I am the store-house and the shop/Of the whole body. Akulah gudang penyimpan dan toko seluruh tubuh.

Dengan cara itu Menenius ingin menunjukkan bahwa para penguasayang berada di pusat tubuh-politiktak merebut semuanya untuk diri sendiri.

Tapi ia keliruatau berdusta. Coriolanus bercerita terus tentang perang, perebutan kekuasaan, dan pengkhianatan. Para jelata, tatal masyarakat, tak bersuara. Tapi mereka yang berkuasa, dalam aristokrasi atau oligarki, tak akan berhenti sampai yang lain tak berkutik lagi.

Goenawan Mohamad

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Daftar Anggotanya

2 menit lalu

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan memberi sambutan saat acara penandatanganan dokumen transaksi pengambilalihan saham Divestasi PT Vale Indonesia Tbk. di Jakarta, Senin, 26 Februari 2024. TEMPO/Tony Hartawan
Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Daftar Anggotanya

Luhut Binsar Pandjaitan ditunjuk sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional.


5 Fakta Timnas Indonesia Kalahkan Korea Selatan di 8 Besar Piala Asia U-23 2024

4 menit lalu

Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong bersama para pemainnya di Piala Asia U-23 2024. Doc. AFC.
5 Fakta Timnas Indonesia Kalahkan Korea Selatan di 8 Besar Piala Asia U-23 2024

Timnas Indonesia cetak sejarah maju ke semifinal Piala Asia U-23 2024 setelah kalahkan Timnas Korea Selatan lewat adu penalti 11-10.


Pemain Timnas u-23 Indonesia Rafael Struick Patahkan Rekor Tanpa Kebobolan Korea Selatan di Piala Asia U-23 2024

4 menit lalu

Selebrasi Rafael Struick setelah mencetak gol kedua dalam perempatfinal AFC U-23, Korea Selatan vs Indonesia, Jumat dinihari WIB, 26 April 2024. Cuplikan TVN
Pemain Timnas u-23 Indonesia Rafael Struick Patahkan Rekor Tanpa Kebobolan Korea Selatan di Piala Asia U-23 2024

Rafael Struick mencetak dua gol saat pertandingan timnas U-23 Indonesia vs Korea Selatan di perempat final Piala Asia U-23 2024.


DPR Sebut Lembaga Kepresidenan Masuk Kajian Revisi UU Pemilu, Apa Alasannya?

5 menit lalu

Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Suhartoyo (tengah) didampingi Hakim Konstitusi Saldi Isra (kiri) dan Arief Hidayat (kanan) memimpin jalannya sidang putusan perselisihan hasil Pilpres 2024 di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Senin, 22 April 2024. Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan menolak seluruh permohonan yang diajukan capres-cawapres nomor urut 01, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar, serta capres-cawapres nomor urut 03, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD, yang diajukan dalam sidang putusan sengketa hasil Pemilihan Presiden 2024. ANTARA/M Risyal Hidayat
DPR Sebut Lembaga Kepresidenan Masuk Kajian Revisi UU Pemilu, Apa Alasannya?

Komisi II DPR telah mengusulkan revisi UU Pemilu dan UU Pilkada sejak awal masa bakti 2019.


Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

6 menit lalu

Ilustrasi lahan padi. TEMPO/Magang/Joseph.
Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

Rencana pembukaan lahan 1 juta hektar untuk padi Cina di Kalimantan menuai pro dan kontra. Cara mendaftar menjadi penerima subsidi LPG 3 kilogram.


Tanggapan KPK Hingga Dewas KPK Soal Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

18 menit lalu

Anggota Dewas KPK Albertina Ho memberikan keterangan soal keributan dirinya dengan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron, di Gedung C1 KPK pada Jumat, 26 April 2024. Tempo/Bagus Pribadi
Tanggapan KPK Hingga Dewas KPK Soal Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron laporkan anggota Dewas KPK Albertina Ho. Berikut tanggapan internal KPK, Dewas KPK, hingga PPATK.


Jaga Potensi Ekowisata di Sungsang Banyuasin, Seribuan Mangrove Ditanam di Areal Pelabuhan TAA

19 menit lalu

Aksi tanam 1.000 pohon mangrove di areal pelabuhan Tanjung Api-api Banyuasin. Penanaman ini sebagai salah satu upaya menjaga potensi ekowisata di pesisir Banyuasin. Dok. Istimewa
Jaga Potensi Ekowisata di Sungsang Banyuasin, Seribuan Mangrove Ditanam di Areal Pelabuhan TAA

Mangrove juga punya potensi pemanfaatan jasa lingkungan seperti pengembangan ekowisata serta tempat berkembang aneka biota laut.


Eks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza

19 menit lalu

Orang-orang bekerja untuk memindahkan jenazah warga Palestina yang terbunuh selama serangan militer Israel dan dimakamkan di rumah sakit Nasser, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Khan Younis di selatan Jalur Gaza, 21 April 2024. REUTERS/  Ramadhan Abed
Eks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza

Pemblokiran Israel terhadap penyelidik internasional memasuki Jalur Gaza menghambat penyelidikan independen atas kuburan massal yang baru ditemukan


10 Negara Termiskin di Dunia Berdasarkan PDB per Kapita

25 menit lalu

Berikut ini daftar negara termiskin di dunia pada 2024 berdasarkan PDB per kapita, semuanya berada di benua Afrika. Foto: Canva
10 Negara Termiskin di Dunia Berdasarkan PDB per Kapita

Berikut ini daftar negara termiskin di dunia pada 2024 berdasarkan PDB per kapita, semuanya berada di benua Afrika.


Hakim MK Arsul Sani Boleh Tangani Sengketa Pileg PPP

27 menit lalu

Wakil Ketua MPR RI Arsul Sani saat mengucapkan sumpah Hakim Mahkamah Konstitusi (MK) dihadapan Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Kamis 18 Januari 2024. Sebelum terpilih menjadi hakim Mahkamah Konstitusi, Arsul Sani merupakan Calon Legislatif dari PPP Dapil Jawa Tengah II pada Pemilu 2024, Wakil Ketua MPR RI, dan pengurus DPP Partai Persatuan Pembangunan. TEMPO/Subekti.
Hakim MK Arsul Sani Boleh Tangani Sengketa Pileg PPP

Sebelum jadi hakim MK, Arsul Sani adalah politikus PPP.