Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Perang Diplomasi Dagang di Pasifik

image-profil

image-gnews
Iklan

Bayu Krisnamurthi, Mantan Wakil Menteri Perdagangan

Dalam setiap kisah yang menceritakan peperangan, seperti pertempuran di Kurusetra dalam kisah Baratayudha atau pertempuran di Middle Earth karangan Tolkien, selalu digambarkan pertempuran itu adalah peperangan kebaikan melawan kejahatan. Dan, dalam semua kisah itu, kebaikan akhirnya selalu menang. Dalam dunia nyata, diplomasi perdagangan ternyata tidak demikian.

Diplomasi dagang memang suatu "peperangan", karena setiap negara ingin dan harus memperjuangkan kepentingan masing-masing. Hanya, peperangan itu bukan antara yang baik dan jahat, melainkan antara yang baik dan yang baik yang dilihat dari kepentingan masing-masing. Akibatnya, "perang" diplomasi dagang menjadi jauh lebih kompleks karena pihak yang berperang tidak lagi hanya satu lawan satu atau bisa dibedakan siapa lawan dan siapa sekutu. Perang diplomasi sering tak berwujud dan beberapa pihak yang terlibat semua lebur dalam satu peperangan besar. Semua adalah lawan sekaligus kawan.

Itulah yang bisa dibayangkan dengan Trans Pacific Partnership (TPP), yang baru saja diteken pada 4 Februari 2016 di Auckland, Selandia Baru. Dua belas negara lebur dalam satu ajang perang diplomasi dagang yang kemudian mencapai kesepakatan, dan mereka menyebut kesepakatan itu sebagai kemenangan bersama.

Keberadaan TPP jelas akan sangat mempengaruhi sistem perdagangan di kawasan, bahkan akan mempengaruhi perdagangan dunia. TPP dianggap sebagai kesepakatan dagang terbesar setelah General Agreement on Tariffs and Trade (GATT) atau World Trade Organization (WTO). Indonesia dikabarkan tengah bersiap untuk bergabung dalam TPP. Apa yang akan dihadapi Indonesia ketika masuk dalam perang diplomasi dagang di Pasifik itu?

Pertama, Indonesia akan menjadi pendatang baru di tengah kesepakatan yang sudah ditandatangani. Artinya, Indonesia harus menerima kesepakatan tersebut sebagai awal landasan perundingan dengan negara-negara yang sudah terlebih dulu masuk TPP. Indonesia harus benar-benar mencermati 6.000 halaman lebih dokumen kesepakatan untuk melihat apakah kata-kata dan kalimat-kalimat yang digunakan masih memungkinkan Indonesia membawa kepentingan sendiri atau harus "nurut" kepada apa yang sudah tertulis (yang bisa saja memang sudah sesuai dengan keinginan Indonesia).

Kedua, Indonesia perlu mencermati bagaimana perimbangan kekuatan di antara negara-negara peserta TPP dan hubungan dagang yang sudah terjalin di antara negara-negara itu dengan Indonesia. Ada Amerika Serikat, yang ekonominya jauh lebih besar dari anggota TPP lainnya, yang menjadi salah satu negara mitra dagang Indonesia terbesar. Vietnam, Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam sudah bersama Indonesia di ASEAN. Jepang, Australia, dan Selandia Baru sudah bersepakat dagang dengan Indonesia, baik secara langsung maupun lewat ASEAN. Ada Kanada, Meksiko, Cile, dan Peru yang masing-masing juga memiliki berbagai bentuk kerja sama dagang dengan Indonesia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ketiga, dalam proses perundingan dan dokumen TPP, sangat terlihat kepemimpinan AS. Hal itu dapat dimengerti. AS adalah ekonomi terbesar di TPP dan di dunia dengan PDB (produk domestik bruto) sekitar US$ 17,5 triliun. Jika ekonomi 11 negara TPP lainnya dijumlahkan pun, masih lebih kecil dibanding AS. Karena itu, banyak yang menyebutkan di TPP sangat "terasa" aroma AS.

Misalnya, sejak dulu AS selalu mendorong agar pengadaan pemerintah (government procurement) harus dilaksanakan dengan mekanisme pasar, tidak boleh ada keistimewaan bagi BUMN. Tapi, di sisi lain, AS selalu menolak jika subsidi pertanian dihapuskan, seperti yang terjadi pada kasus subsidi kapas. Kasus lain, AS juga selalu bertahan dengan hak paten obat-obatan, padahal di WTO diakui bahwa ramuan obat dapat dijadikan sebagai produk generik. Contoh-contoh itu terlihat jelas pada hasil kesepakatan TPP.

Kuatnya pengaruh AS di TPP tidak selalu berarti buruk, karena banyak posisi runding dan konsep yang diajukan AS cukup logis dan sesuai dengan prinsip-prinsip universal. Namun Indonesia harus sadar bahwa memperjuangkan kepentingan Indonesia di TPP artinya harus melalui proses meyakinkan, dan harus dengan persetujuan, AS.

Keempat, meski sudah ditandatangani di Selandia Baru, TPP baru akan berlaku jika telah diratifikasi melalui proses perundang-undangan di ke-12 negara anggotanya. Dan, hal ini masih penuh dengan ketidakpastian, termasuk di AS. Calon-calon Presiden AS, baik dari Partai Demokrat maupun Republik, mengisyaratkan penentangan yang kuat atas kebijakan Presiden Barack Obama dengan TPP. Belum lagi masalah di Kongres dan Senat AS serta tentangan publik AS sendiri.

Kelima, selain mulai berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN--dengan empat negara anggota ASEAN sudah masuk TPP-Indonesia juga tengah berunding dan menjadi koordinator dalam Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP). Ada tujuh negara TPP yang ikut berunding di RCEP. Lalu, ada perundingan APEC dan beberapa proses perundingan bilateral yang juga tengah diikuti Indonesia. Belum lagi kepemimpinan Indonesia di G-33 dan implikasi politiknya yang bisa mendukung kepentingan Indonesia di forum global. Semua itu harus dikelola sebaik-baiknya dengan kejelasan arah dan kepemimpinan yang konsisten agar sinkron satu sama lain.

TPP merupakan front baru dalam peperangan besar itu. Ikut atau tidak ikut TPP akan membawa risiko yang tidak ringan bagi Indonesia, di samping juga membuka peluang dan manfaat. Tapi, dalam situasi perang diplomasi dagang seperti saat ini, yang paling berisiko buruk dan hampir tak ada manfaat yang akan diperoleh adalah jika Indonesia tidak berbuat apa-apa.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sri Mulyani: Ekonomi Global hingga Akhir Tahun Masih Diliputi Ketidakpastian

15 Desember 2023

Kapolri Jendral Listyo Sigit Prabowo, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menetri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, saat konferensi pers RAPBN dan Nota Keuangan Tahun Anggaran 2024 di Jakarta, Rabu, 16 Agustus 2023. TEMPO/Tony Hartawan
Sri Mulyani: Ekonomi Global hingga Akhir Tahun Masih Diliputi Ketidakpastian

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan kondisi perekonomian global masih diliputi ketidakpastian sampai dengan akhir tahun ini.


Sri Mulyani: Perekonomian Dunia Akan Terus Tertekan hingga 2023, Indonesia Resilient

21 Oktober 2022

Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di sela-sela IMF Annual Meetings 2022 di Washington DC, Amerika Serikat pada Selasa, 11 Oktober 2022. FOTO/Instagram/kristalina.georgieva
Sri Mulyani: Perekonomian Dunia Akan Terus Tertekan hingga 2023, Indonesia Resilient

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia terus menurun.


Ancaman Resesi Global 2023, Luhut: Kita Harus Kompak Hadapi Keadaan

28 September 2022

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan saat memberikan sambutan pers di Kabupaten Toba pada Sabtu, 3 September 2022. (ANTARA FOTO/Adimas Raditya/my)
Ancaman Resesi Global 2023, Luhut: Kita Harus Kompak Hadapi Keadaan

Luhut Binsar Panjaitan meminta Indonesia harus kompak menghadapi ancaman resesi global 2023.


Ekonomi Dunia Makin Tak Pasti, Pasar Saham Dinilai Paling Rentan

17 Februari 2020

Refleksi layar pergerakan saham di kacamata seorang mahasiswa yang tengah berkunjung ke Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Kamis, 13 Februari 2020. Indeks harga saham gabungan (IHSG) melemah 0,63 persen atau 37,02 poin ke level 5.876,06 pada awal sesi II perdagangan hari ini. Tempo/Tony Hartawan
Ekonomi Dunia Makin Tak Pasti, Pasar Saham Dinilai Paling Rentan

Pasar saham menjadi yang paling rentan terpengaruh oleh dinamika perekonomian global yang diliputi ketidakpastian sejak awal 2020.


Sri Mulyani Sebut Perekonomian Global Masih Konsisten Melemah

24 September 2019

Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan keterangan pers APBN KiTa di kantor Kemenkeu, Jakarta, Senin, 26 Agustus 2019. Kementerian Keuangan mencatat defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) per 31 Juli 2019 sebesar Rp183,7 triliun atau 1,14 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). TEMPO/Tony Hartawan
Sri Mulyani Sebut Perekonomian Global Masih Konsisten Melemah

Sri Mulyani mengatakan data tersebut menyiratkan bahwa sektor pertambangan memang mengalami tekanan yang sangat dalam pada tahun ini.


Core: Perekonomian Dunia Hingga Akhir 2019 akan Tumbuh Lambat

30 Juli 2019

Orang-orang berhjalan di samping gedung bank sentral AS, Federal Reserve atau The Fed, September 14, 2008.[REUTERS /Chip]
Core: Perekonomian Dunia Hingga Akhir 2019 akan Tumbuh Lambat

Core menyatakan kondisi perekonomian dunia hingga akhir 2019 diperkirakan tumbuh lebih lambat dibanding 2018.


IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Jadi 3,3 Persen

10 April 2019

Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde (ketiga kanan) memberi salam kepada petugas pameran kerajinan Indonesia di sela pertemuan tahunan IMF - World Bank Group 2018 di Bali Nusa Dua Convention Center, Nusa Dua, Bali, Ahad, 14 Oktober 2018. ANTARA/ICom/AM IMF-WBG//Nyoman Budhiana.
IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Jadi 3,3 Persen

IMF memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomiglobal 2019 sebanyak 0,2 persen dari angka dikeluarkan pada Januari lalu.


Jokowi Cerita Saat Presiden Bank Dunia Tak Punya Saran untuk RI

27 Agustus 2018

Presiden Joko Widodo saat menghadiri Young on Top (YOT) National Conference 2018 di Balai Kartini, Jakarta, Sabtu, 25 Agustus 2018. Tempo/Hendartyo Hanggi
Jokowi Cerita Saat Presiden Bank Dunia Tak Punya Saran untuk RI

Presiden Jokowi mengatakan Indonesia mesti mengandalkan kemampuannya sendiri agar aman dari dampak ketidakstabilan ekonomi dunia"Saya tanya langsung gimana kira-kira prospek pertumbuhan ekonomi maupun keadaan ekonomi global secara umum, apa saranmu kepada Indonesia? Dia ngomong tidak punya saran, semuanya sulit diprediksi. Ya artinya menurut saya internal kita sendiri yang harus diperbaiki," kata Jokowi saat menerima anggota Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia di Istana Merdeka, Jakarta, Senin, 27 Agustus 2018.


Sri Mulyani Ungkap 3 Tren yang Pengaruhi Perekonomian Dunia

17 Juli 2018

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan laporan semester 1 APBN 2018 di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, 9 Juli 2018. TEMPO/Friski Riana
Sri Mulyani Ungkap 3 Tren yang Pengaruhi Perekonomian Dunia

Sri Mulyani menyatakan Indonesia siap menghadapi kondisi perekonomian global tersebut.


Ketua IMF Ingatkan Suramnya Perekonomian Dunia 2019

12 Juni 2018

Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde berbicara dalam Konferensi Internasional Tingkat Tinggi bertema Models in a Changing Global Landscape di Jakarta, 27 Februari 2018. TEMPO/Tony Hartawan
Ketua IMF Ingatkan Suramnya Perekonomian Dunia 2019

IMF memprediksi perekonomian dunia tahun depan hanya tumbuh 3,9 persen.