Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pasar Energi Bersih

image-profil

image-gnews
Iklan

Alhilal Hamdi, Bekas Ketua Tim Nasional Bahan Bakar Nabati

Perhelatan Forum Energi Bersih di Bali pada Februari lalu dihadiri ratusan wakil pemerintahan asing, lembaga internasional, pemerhati, industri, dan investor. Setidaknya kegiatan temu para pemangku kepentingan ini membangkitkan kembali harapan hadirnya energi bersih saat banjir energi fosil dengan harga "obral".

Lonjakan ataupun anjloknya harga minyak mentah dunia sulit diperkirakan. Krisis panjang Iran dan Irak, pertumbuhan stabil Cina, India, Brasil, dan Asia Tenggara, ditambah penyadaran global tentang puncak zaman keemasan minyak pada 2000-an, telah memberi momentum bagi komoditas ini menembus angka US$ 120 per barel. Bersamaan waktunya, yang disemangati oleh Protokol Kyoto, lahir pula pasar baru berwujud perdagangan "pengurangan emisi karbon bersertifikat (CER)" yang memberi bonus sebagian bagi investasi energi bersih.

Bagaimana keadaan pasar minyak mentah saat ini? Dari sisi pasokan, kita bisa menelisik laporan teranyar beberapa negara produsen besar, seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Kuwait, Irak, Qatar, Aljazair, Kazakhstan, Rusia, Meksiko, dan Cina, yang mampu memompa minyak dengan biaya di bawah harga pasar US$ 30 per barel.

Iran, pemilik cadangan minyak kedua terbesar seputar Teluk Persia dan Timur Tengah, sesudah embargo dibuka, siap menggelontorkan minyaknya ke pasar dunia. Beberapa negara konsumen, semisal Amerika Serikat, bermodalkan produksi besar dari shale oil, masih kuat menangkal minyak impor. India, yang mempunyai fasilitas timbun raksasa serta kilang terpadu industri petrokimia, tak rentan oleh fluktuasi harga mengingat regulasi energinya terhubung ke pasar internasional. Cina, beberapa waktu belakangan ini, secara cerdas memborong tanker-tanker minyak yang murah meriah untuk menyiapkan catu energi jangka menengah yang lebih dari memadai.

Dalam keadaan pasokan melimpah dan permintaan stagnan, sentimen harga memang masih berpotensi terus menurun. Produsen energi mengalami situasi mirip pada 1980-an, yang sebagian mulai meminta perlindungan dari kebangkrutan. Di sisi lain, penarik manfaat terbesar dari keadaan seperti sekarang tentulah konsumen, termasuk industri, pemakai energi fosil. Siklus harga ini belum mencapai titik nadir, tapi emisi buang dari pemakaian energi fosil tetap mengkhawatirkan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Yang penting kemudian ialah melihat hubungan pertumbuhan energi bersih terhadap energi fosil. Bila menengok pengalaman satu dekade ke belakang, tampak masing-masing memiliki lapak sendiri. Pasar swasta perdagangan bersih karbon ambruk jauh hari, justru saat energi fosil masih membubung.

Sementara itu, hibah dana Milenium Challenge guna memperkuat model bisnis energi bersih, setelah sembilan tahun mengalami metamorfosis skema beberapa kali, telah menemukan sosok pas. Suntikan global untuk penurunan emisi melalui skema baru, yang berjumlah puluhan miliar dolar AS, cukup besar terkait dengan energi bersih. Dari dunia usaha, penggalangan dana melalui perusahaan investasi lahir kembali dengan komitmen ekuitas pembiayaan sejak awal proyek. Artinya, prakarsa emisi dan energi bersih masih menyimpan roh penggeraknya.

Namun, setiap mewacanakan energi bersih sebagai arus utama, sebaiknya dipahami bahwa energi bersih dan pengurangan emisi bukanlah isu pokok korporasi. Meski pemerintah memberi penugasan pada off taker energi, regulasi setengah hati bertabrakan dengan perilaku dasar korporasi, yang acap kali menyandingkan harga beli energi bersih dengan rata-rata harga energi lain. Penetapan harga batas tertinggi menempatkan pengembang energi bersih menjadi lemah saat bernegosiasi. Di bagian lain, mekanisme pemberian subsidi energi kerap membuat pemegang mandat pembelian energi didera tekanan para politikus. Kadang-kadang, tak perlu juga mempersalahkan politik saat berbagai prioritas berebut tempat untuk dibiayai tiap tahun oleh negara.

Lantas, tatkala kita mengkomunikasikan melalui berbagai forum tentang sasaran energi bersih sebanyak 23 persen dalam sepuluh tahun ke depan, seyogianya pesan itu diperkuat dengan segera mengisi kesenjangan kelembagaan dan regulasi. Dengan begitu, kita menghindarkan pasar kian majal. Pencapaian belanja korporasi, selaku pembeli tunggal energi bersih, mesti ditorehkan angka tahunannya. Tabungan energi kita—bauran panas bumi, biomassa, air, dan surya—memang sangat menggiurkan. Tapi, jangan lupa, kita tak sendirian. Pun energi bersih bukan satu-satunya komoditas penurun emisi. Banyak negara lebih sigap menata gerai. Bila tak lekas bersolek, ditoleh pun kita tidak.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Anggaran Kompensasi Subsidi BBM Tahun Ini Diprediksi Naik, Ini Tanggapan Pertamina

16 hari lalu

Aktivitas pengisian Bahan Bakar Minyak (BBM) di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) milik PT Pertamina di jalan MT Haryono, Jakarta, Selasa, 2 Juli 2024. Di sisi lain, peningkatan itu berdampak pada membengkaknya belanja negara sekitar Rp 10 triliun. TEMPO/Tony Hartawan
Anggaran Kompensasi Subsidi BBM Tahun Ini Diprediksi Naik, Ini Tanggapan Pertamina

Pada semester awal, anggaran subsidi BBM telah digelontorkan sebesar Rp8,7 triliun dan LPG 3 kilogram Rp34,2 triliun.


Pertamina Monitor Pergerakan Harga Minyak Dunia dan Kurs Rupiah, BBM Nonsubsidi Naik?

26 hari lalu

Direktur Pengolahan Pertamina, Chrisna Damayanto (kanan) didampingi Direktur Marketing and Trading Pertamina, Hanung Budya (kiri) membantu mengisikan BBM non subsidi pada peresmian SPBU Pertamina Khusus Pertamax di Pondok Indah, Jakarta Selatan, Jumat (27/4). ANTARA/Reno Esnir
Pertamina Monitor Pergerakan Harga Minyak Dunia dan Kurs Rupiah, BBM Nonsubsidi Naik?

PT Pertamina Patra Niaga belum mengumumkan harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi untuk periode Juli.


Terpopuler: Nasib Mantan Pekerja Sepatu Bata Setelah PHK, Pasca Kematian Presiden Iran Harga Minyak Relatif Tenang

21 Mei 2024

Suasana penjualan sepatu Bata di Pasar Baru, Jakarta, Senin 6 April 2024. BATA mengalami lonjakan peningkatan rugi bersih hingga 79,65 persen YoY menjadi Rp190,29 miliar pada 2023, dari tahun sebelumnya Rp105,92 miliar. TEMPO/Tony Hartawan
Terpopuler: Nasib Mantan Pekerja Sepatu Bata Setelah PHK, Pasca Kematian Presiden Iran Harga Minyak Relatif Tenang

Mantan karyawan PT Sepatu Bata yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) berusaha mencari tempat kerja baru.


Harga Minyak Dunia Naik Seiring Peristiwa Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

20 Mei 2024

Ilustrasi kilang minyak dunia. REUTERS/Shannon Stapleton
Harga Minyak Dunia Naik Seiring Peristiwa Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

Harga minyak dunia naik pada awal perdagangan Asia, Senin, 20 Mei 2024. Kenaikan terjadi seiring kecelakan helikopter yang digunakan Presiden Iran.


Harga Minyak Dunia Turun, Analis: Gara-gara Cadangan Minyak AS Melimpah

4 Mei 2024

Harga Minyak Dunia Turun, Analis: Gara-gara Cadangan Minyak AS Melimpah

Cadangan minyak Amerika Serikat (AS) mengalami peningkatan sebesar 7,3 juta barel pada pekan yang berakhir pada 26 April 2024.


Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

26 April 2024

Menteri Keuangan Sri Mulyani TEMPO/Tony Hartawan
Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.


Ekskalasi Konflik Iran-Israel Berpotensi Kerek Inflasi, Dimulai dari Harga Minyak

19 April 2024

Karyawan tengah menghitung uang pecahan 100 ribu rupiah di penukaran valuta asing di Jakarta, Rabu, 28 Februari 2024. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat ditutup melemah ke level Rp15.692 pada perdagangan hari ini. TEMPO/Tony Hartawan
Ekskalasi Konflik Iran-Israel Berpotensi Kerek Inflasi, Dimulai dari Harga Minyak

Senior Fellow CIPS Krisna Gupta mengatakan ekskalasi konflik Iran-Israel bisa berdampak pada inflasi Indonesia.


Konflik Iran-Israel Memanas, Harga Minyak Dunia Nyaris US$ 90 per Barel

19 April 2024

Ilustrasi Harga Minyak Mentah. REUTERS/Dado Ruvic
Konflik Iran-Israel Memanas, Harga Minyak Dunia Nyaris US$ 90 per Barel

Harga minyak dunia melonjak jadi US$ 89 (Brent) dan US$ 84 (WTI) per barel pada Jumat, 19 April 2024, seiring memanasnya konflik Iran-Israel.


Naik Lagi, Harga Emas Antam Hari Ini Sentuh Rp 1.335.000 per Gram

18 April 2024

Petugas tengah menunjukkan contoh emas berukuran 1 kilogram di butik Galery24 Salemba, Jakarta, Selasa, 19 Maret 2024. Harga emas 24 karat PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) atau Antam terpantau naik pada perdagangan hari ini menjelang rapat The Fed soal kebijakan suku bunga. TEMPO/Tony Hartawan
Naik Lagi, Harga Emas Antam Hari Ini Sentuh Rp 1.335.000 per Gram

Harga emas Antam per 1 gram hari ini ada pada level Rp 1.335.000. Harga ini naik Rp 14 ribu dibanding perdagangan kemarin.


Analis Sebut Harga Minyak Terus Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar

18 April 2024

Ilustrasi Harga Minyak Mentah. REUTERS/Dado Ruvic
Analis Sebut Harga Minyak Terus Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar

Harga minyak dunia cenderung naik gara-gara konflik Iran - Israel dan penguatna dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia.