Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Macet

Oleh

image-gnews
Iklan

Toriq Hadad
@thhadad

Salah kalau dibilang Jakarta macet. Yang benar, Jakarta supermacet. Paling kurang, ya, luar biasa macet.

Gubernur Jokowi ataupun Ahok, wakilnya, mungkin akan menuduh istilah ini lebai. Tapi memilih istilah yang tepat sama sulitnya dengan mencari jalan-jalan tikus Ibu Kota. Ambil contoh istilah "ramai lancar" atau "padat merayap" yang sering dipakai penyiar radio. Di jalanan, kecuali subuh buta atau lewat tengah malam, saya rasakan sama saja: hampir selalu penuh sesak, mobil dan motor sodok-menyodok, arus tertatih-tatih. Pengguna Twitter yang putus asa mandek di jalan kerap menuliskan begini: maceeeeettttt!!!

Jakarta macet sudah biasa. Jakarta kosong itu baru berita. Soal usang ini dimuat media lagi setelah Presiden Yudhoyono tertusuk sindiran beberapa perdana menteri negara Asia Tenggara dalam pertemuan di Jakarta belum lama ini. Para petinggi negeri jiran itu mengeluhkan waktu dua jam dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Istana, juga solusi yang direncanakan pemerintah. Presiden merasa Gubernur Jakarta yang harus menjawab.

Pernyataan Presiden normal saja. Hanya, kalau ia mau menahan pedih, ia bisa berkelit. Mobil bertambah banyak, motor apalagi. Penguasa Orde Baru dulu selalu menutup jalan beberapa lama sebelum tamu negara lewat. Tapi sekarang cukup dikawal voorrijder. Ekonomi membaik, perilaku penguasa berubah. Memang ada "ongkos"-nya, para tamu negara lebih lama menghabiskan waktu mencapai Istana.

Tentang tertusuk itu, sebaiknya kita tak berdebat soal perasaan. Tak akan selesai. Presiden kita pencipta lagu, seorang seniman. Perasaan seniman memang gampang sendu.

Anehnya, Jokowi, yang bukan seniman--meski penggemar musik cadas--ikut-ikutan tertusuk mendengar kabar dari Istana itu. Kandidat "calon presiden"--karena belum diumumkan resmi oleh partai PDI Perjuangan yang menyokongnya--mengatakan justru Pusat yang tak mendukung pengentasan kemacetan Ibu Kota. Ia menunjuk program mobil murah yang ditandatangani Presiden.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Debat berkembang. Tapi tak ada solusi jitu dilontarkan. Beberapa politikus Partai Demokrat mendukung Presiden--tentu saja, tak mungkinlah mereka berseberangan. Pengamat politik berpandangan konspiratif: debat sengaja dibuat untuk mengurangi popularitas Jokowi--yang menolak undangan konvensi Partai Demokrat--sebagai calon presiden. Benar? Pasti salah, wong belum satu partai pun mencalonkan Jokowi.

Dari waktu ke waktu, soal macet Jakarta dijawab dengan wacana. Padahal polemik minus solusi tak memperbaiki apa pun. Juga tak menyelamatkan Jakarta dari kerugian besar, yang ditaksir menelan lebih dari Rp 170 triliun setiap tahun. Dulu terdengar gagasan membangun megapolitan, tapi ternyata cuma wacana. Presiden Yudhoyono pernah membahas ide pemindahan ibu kota, yang ujung-ujungnya juga wacana. Jokowi ingin memberlakukan pelat nomor ganjil-genap, tapi ya itu tadi: sebatas rencana. Lumayan ia sudah memulai pembangunan subway, juga monorel.

Tiga tahun lalu, Presiden Yudhoyono menugasi Wakil Presiden mengambil-alih soal kemacetan Jakarta. Wapres segera menyusun 17 langkah buat menangkal macet itu. Kalau faktanya sekarang Jakarta semakin macet, jangan-jangan program yang banyak itu juga belum beranjak dari wacana.

Mencari solusi kemacetan Jakarta hanya mungkin terjadi bila semua pemegang kuasa mendayung pada arah yang sama. Bila tak kompak, seperti sekarang ini, kita hanya berputar-putar tanpa beranjak maju.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Lee Sang Heon Minta Maaf Batal Hadiri Meet and Greet Secret Ingredient di Jakarta

21 menit lalu

Lee Sang Heon. Foto: Instagram/@sangheonleesh
Lee Sang Heon Minta Maaf Batal Hadiri Meet and Greet Secret Ingredient di Jakarta

Lee Sang Heon membuat video dan meminta maaf karena tidak bisa menyapa penggemarnya di Jakarta secara langsung.


Gibran Dorong Program CSR Lebih Banyak Diarahkan ke Sekolah-Sekolah

22 menit lalu

Wapres terpilih yang juga Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menghadiri acara pembagian sepatu gratis untuk anak-anak sekolah tak mampu di SMKN 8 Solo, Jawa Tengah, Jumat, 26 April 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Gibran Dorong Program CSR Lebih Banyak Diarahkan ke Sekolah-Sekolah

Gibran mengatakan para penerima sepatu gratis itu sebagian besar memang penerima program Bantuan Pendidikan Masyarakat Kota Surakarta.


Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

33 menit lalu

Ilustrasi pria bertubuh tinggi dan pendek. shutterstock.com
Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

Selain penampilan, orang tinggi diklaim punya kelebihan pada kesehatan dan gaya hidup. Berikut keuntungan memiliki tinggi badan di atas rata-rata.


Antara Eve dan K-Pop, Ini Kenapa Game Stellar Blade Dianggap Kontroversial

40 menit lalu

Tampilan menu utama game eksklusif PlayStation, Stellar Blade. Tangkapan gambar dari PS5. TEMPO/Reza Maulana
Antara Eve dan K-Pop, Ini Kenapa Game Stellar Blade Dianggap Kontroversial

Stellar Blade mendapat hujan kritik karena desain karakter tokoh utamanya, Eve. Game eksklusif PlayStation 5 atau PS5 ini rilis umat, 26 April 2024.


Pemda Sumbawa Bangun 3 TPA dan 11 TPS Terpadu

45 menit lalu

Pemda Sumbawa Bangun 3 TPA dan 11 TPS Terpadu

Pemerintah Kabupaten Sumbawa, membangun 3 Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan 11 Tempat Pengolahan Sampah (TPS) Terpadu, sebagai upaya untuk meningkatkan pengelolaan sampah.


PPP Ajak Semua Pihak Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ada Peran Sandiaga Uno?

46 menit lalu

Ketua Bappilu PPP dan Ketua Dewan Pakar TPN Ganjar-Mahfud, Sandiaga Uno memberi penjelasan tentang rencananya di masa tenang Pemilu 2024 saat ditemui di Pasar Gede Solo, Jawa Tengah, Sabtu, 10 Februari 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
PPP Ajak Semua Pihak Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ada Peran Sandiaga Uno?

Sandiaga Uno mengucapkan selamat kepada Prabowo-Gibran.


Fernando Morientes Pajang Trophy Liga Champions di Indonesia, Bicara Fanatisme Suporter Tanah Air

48 menit lalu

Presiden Direktur Multi Bintang Indonesia Rene Sanchez Valle (kiri) dan Eks Penyerang Real Madrid Fernando Morientes dalam sesi jumpa pers Meet The UEFA Champions League Trophy & Legends di MGP Space, SCBD, Jakarta Selatan, Jumat, 26 April 2024. TEMPO/Randy
Fernando Morientes Pajang Trophy Liga Champions di Indonesia, Bicara Fanatisme Suporter Tanah Air

Fernando Morientes singgung bagaimana kegilaan penggemar sepak bola Indonesia yang rela menonton Laga Liga Champions tengah malam.


Klasemen Liga 1 dan Rekap Hasil Pekan Ke-33 Usai Persija Jakarta Kalahkan RANS Nusantara FC 1-0

58 menit lalu

Logo BRI Liga 1 2023-2024.
Klasemen Liga 1 dan Rekap Hasil Pekan Ke-33 Usai Persija Jakarta Kalahkan RANS Nusantara FC 1-0

RANS Nusantara FC harus menerima kekalahan dari Persija Jakarta pada pekan ke-33 Liga 1. Terancam degradasi.


DLH Sumbawa Tambah Sarpras Penanganan Sampah

1 jam lalu

DLH Sumbawa Tambah Sarpras Penanganan Sampah

Pemerintah Kabupaten Sumbawa melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH), terus melakukan upaya dalam penanganan sampah.


Review Game Stellar Blade: Kuat di Visual, Lemah di Cerita

1 jam lalu

Eve, karakter utama game Stellar Blade. Game ini dirilis Sony Interactive Entertainment pada 26 April 2024. Tangkapan gambar dari PS5. TEMPO/Reza Maulana
Review Game Stellar Blade: Kuat di Visual, Lemah di Cerita

Sony Interactive Entertainment telah merilis game eksklusif Stellar Blade di PlayStation 5 atau PS5. Berikut review-nya.