Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Dilema Gelar Terbuka Kasus Ahok

Oleh

image-gnews
Iklan

Perintah Presiden Joko Widodo agar polisi melakukan gelar perkara terbuka dalam kasus penistaan agama oleh Basuki Tjahaja Purnama memunculkan pro dan kontra.

Jokowi mengeluarkan perintah itu dengan harapan publik bisa mengikuti proses hukum secara transparan.

Sejumlah organisasi Islam menuntut agar Ahok secepatnya diseret ke jalur hukum. Ahok pada September lalu berpidato di Kepulauan Seribu sambil menyinggung Surat Al-Maidah 51. Hal tersebut melahirkan demo besar pada 4 November lalu. Gubernur Jakarta itu dituding melecehkan Al-Quran.

Di tengah tekanan luar biasa dari demonstran, perintah ini cukup masuk akal. Namun membuka gelar perkara akan melahirkan komplikasi. Proses hukum bisa-bisa disetir oleh desakan opini publik.

Meski tak melanggar aturan, gelar perkara terbuka menyimpang dari kebiasaan. Selama ini, gelar perkara bukan untuk konsumsi umum. Yang hadir biasanya hanya penyidik dan petugas lainnya. Bila perlu, polisi bisa mengundang pelapor, terlapor, dan saksi ahli. Tapi polisi akan merahasiakan materi gelar perkara.

Tak semua bahan gelar perkara bisa dibuka kepada publik. Berdasarkan Peraturan Kepala Polri tentang Manajemen Penyidikan Tindak Pidana, gelar perkara di awal penyidikan dilakukan, antara lain, untuk menentukan status perkara pidana atau bukan, pasal pidana, tersangka, bukti permulaan, serta strategi penyidikan. Bisa dibayangkan, betapa kacaunya penyidikan bila semua hal penting itu diumbar sejak awal.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sejauh ini, secara hukum belum bisa diputuskan apakah ungkapan Ahok soal Surat Al-Maidah 51 itu disertai niat untuk menebar permusuhan. Padahal, dalam menakar tindak pidana, unsur niat jahat (mens rea) sangat penting. Ahok telah membantah punya niat menistakan Islam. Argumentasinya sangat masuk akal. Bagaimanapun, ketika maju dalam pencalonan gubernur, Ahok tentu mengharapkan dukungan warga Jakarta yang mayoritas muslim.

Baik kubu pro maupun anti-Ahok, keduanya sama-sama bermain di wilayah tafsir. Dalam menyidik perkara ini, polisi akan sangat bergantung pada pendapat ahli agama dan ahli bahasa. Andai gelar perkara dilakukan terbuka, saksi ahli bisa menghadapi dilema. Bila menyatakan Ahok tak layak dipidana, si ahli bisa berhadapan dengan massa yang menginginkan Ahok dipenjara. Sebaliknya, kalau menyatakan Ahok layak dipidana, si ahli boleh jadi berurusan dengan pendukung Ahok yang tak kalah emosional. Dengan kata lain: gelar terbuka akan membahayakan independensi saksi.

Sulit dimungkiri, kepercayaan sebagian masyarakat kepada polisi sangat rendah. Menutup rapat pengusutan kasus Ahok pun bukan pilihan bijak. Bila kasus ini sampai berhenti di tengah jalan, orang yang telanjur marah akan sulit menerima apa pun penjelasan polisi. Terlebih bila pengusutannya tidak transparan.

Plus-minus kedua pilihan inilah yang harus diantisipasi polisi. Ada baiknya polisi membuka dan menutup gelar perkara secara selektif. Aspek tertentu dari pemeriksaan dapat mereka buka, namun aspek lain tetap berlangsung tertutup.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Soal Pertemuan Prabowo dan Megawati, Jubir: Segera

9 menit lalu

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (kanan) menerima Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di kediamannya di Jalan Teuku Umar, Jakarta, Rabu, 24 Juli 2019. Dalam pertemuan ini Megawati dan Prabowo akan membahas sejumlah hal. TEMPO/Muhammad Hidayat
Soal Pertemuan Prabowo dan Megawati, Jubir: Segera

Sejumlah petinggi Partai Gerindra menyebut pertemuan Prabowo dan Megawati dapat terlaksana usai putusan sengketa Pilpres 2024


Jadwal Liga 1 pada Sabtu, 20 April 2024: Ada Bali United vs Bhayangkara FC, Nasib Kedua Tim Dipertaruhkan

9 menit lalu

Logo Liga 1 2023-2024. Istimewa
Jadwal Liga 1 pada Sabtu, 20 April 2024: Ada Bali United vs Bhayangkara FC, Nasib Kedua Tim Dipertaruhkan

Jadwal Liga 1 pada Sabtu, 20 April 2024, akan menampilkan satu laga penting: Bali United vs Bhayangkara FC. Penentuan nasib kedua tim.


Polemik Pakaian Adat Jadi Seragam Sekolah, Ini Kata Kemendikbudristek

14 menit lalu

Suasana peringatan Hari Kartini oleh Siswa SDN Paseban 03 Paseban, Jakarta, 21 April 2016. Hari Kartini diperingati dengan mengenakan pakaian adat dan berpawai di sekitar sekolah. TEMPO/Subekti.
Polemik Pakaian Adat Jadi Seragam Sekolah, Ini Kata Kemendikbudristek

Viral pakaian adat yang menjadi seragam sekolah untuk pelajar SD, SMP, dan SMA di media sosial X mendapat respons Kemendikbud. Begini penjelasannya.


Prabowo Ingin jadi Jembatan bagi Jokowi, Megawati, dan SBY

18 menit lalu

Staf Khusus Menteri Pertahanan Bidang Komunikasi Publik, Sosial Ekonomi, dan Hubungan Antar Lembaga, Dahnil Anzar Simanjuntak, saat ditemui di Kantor Kementerian Pertahanan, di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa, 12 November 2019. Tempo/Egi Adyatama
Prabowo Ingin jadi Jembatan bagi Jokowi, Megawati, dan SBY

Juru Bicara Prabowo Dahnil Anzar Simanjuntak menjelaskan bahwa watak Prabowo itu politik rekonsiliatif dan mempersatukan


49 Tahun TMII Gagasan Tien Soeharto, Pembangunannya Tuai Pro-kontra

19 menit lalu

Presiden Soeharto bersama istri Ny. Tien Soeharto saat mengunjungi Museum Pengamon di Berlin, Jerman, 1991. Dok.TEMPO.
49 Tahun TMII Gagasan Tien Soeharto, Pembangunannya Tuai Pro-kontra

Tie Soeharto menggagas dibangunnya TMII sebagai proyek mercusuar pemerintahan Soeharto. Proses pembangunannya menuai pro dan kontra.


Bandara Adi Soemarmo Bakal Terapkan Layanan Fast Track untuk Pemberangkatan Jemaah Haji Tahun Ini

21 menit lalu

Jemaah haji kloter BTH 1 bersiap menaiki bus di Hotel 310 Syisyah, Mekah, Arab Saudi, Senin 3 Juli 2023. Sebanyak 14 kloter akan diterbangkan ke Tanah Air melalui Bandara Internasional King Abdul Azis, Jeddah pada 4 Juli 2023. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Bandara Adi Soemarmo Bakal Terapkan Layanan Fast Track untuk Pemberangkatan Jemaah Haji Tahun Ini

Bandara Adi Soemarmo Solo menjadi satu dari tiga bandara di Indonesia yang akan menerapkan layanan Fast Track, untuk pemberangkatan jemaah haji.


BNPT Ikut Amankan WWF ke-10 di Bali

29 menit lalu

BNPT Ikut Amankan WWF ke-10 di Bali

BNPT akan turut serta mengamankan pelaksanaan Acara Word Water Forum (WWF) ke-10 yang diselenggarakan di Bali, 18-25 Mei 2024 mendatang.


Berawal Ide Tien Soeharto, Begini Sejarah Taman Mini Indonesia Indah atau TMII di Usia 49 Tahun

40 menit lalu

Sejumlah wisatawan mengunjungi anjungan Provinsi Sumatera Barat di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Kamis 11 April 2024. Pengelola TMII menyebutkan sekitar 20.000 wisatawan mengunjungi obyek wisata tersebut pada hari kedua Lebaran 2024 (data terakhir pukul 15.00 WIB) dan diperkirakan jumlahnya akan terus meningkat hingga Minggu (14/4) atau H+3 Lebaran.  ANTARA FOTO
Berawal Ide Tien Soeharto, Begini Sejarah Taman Mini Indonesia Indah atau TMII di Usia 49 Tahun

Taman Mini Indonesia Indah (TMII) dibangun pada 1972 dan diresmikan pada 20 April 1975, berawal dari ide Tien Soeharto.


Pengamat Klaim 3 Tokoh Ini Punya Modal Popularitas untuk Maju Pilkada Jakarta

46 menit lalu

Direktur Eksekutif Indonesian Public Institute (IPI) Karyono Wibowo di Jakarta, Jumat 12 Mei 2023. ANTARA/Fath Putra Mulya
Pengamat Klaim 3 Tokoh Ini Punya Modal Popularitas untuk Maju Pilkada Jakarta

Pengamat Politik Karyono menyebut ada tiga tokoh yang memiliki modal popularitas untuk maju Pilkada Jakarta. Siapa saja?


Kunjungan Wisatawan ke Nusa Dua dan Mandalika Naik Drastis selama Libur Lebaran 2024

46 menit lalu

Pengunjung bersantai di salah satu pantai di Nusa Dua, Bali, pada libur Lebaran 2024 (Dok. ITDC)
Kunjungan Wisatawan ke Nusa Dua dan Mandalika Naik Drastis selama Libur Lebaran 2024

ITDC mencatat jumlah kunjungan wisatawan ke Nusa Dua dan Mandalika pada periode 8-18 April mencapai 47.786 orang.