Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Seni untuk

Oleh

image-gnews
Iklan

Kaulah raja: hiduplah dalam sunyi.
Sepanjang jalan kemerdekaan, tetapkan langkahmu

Alexander Pushkin, "Kepada Seorang Penyair"

Bahwa Pushkin tewas pada umur 38 tahun setelah ia berduel di sebuah sudut Kota St Petersburghari itu 8 Februari 1837dan bahwa ia bukan pertama kali itu menerima tantangan beradu tembak dengan pistol, menunjukkan dengan langsung betapa dramatis kisah hidupnya. Meskipun itu tak dengan sendirinya bisa dipakai untuk menilai puisinya.

Yang bisa dilihat: dalam diri penyair besar Rusia ini, puisi liris yang intens sering bersentuhan dengan hidup yang intens. Persentuhan itu membuat sajaknya mempesona dan hidupnya tak gampang: perasaannya mudah tersentuh dan hatinya cepat tersinggung, dan duel sampai mati baginya adalah ekspresi perasaan yang penuh. Pushkin bukan orang yang bersedia meredam apa yang disebutnya sebagai "kegundahan liris", yang "gemetar, melenguh, dan mengorak", sesuatu yang akhirnya akan "menghambur ke luar, dalam pernyataan yang bebas".

Ia menulis puisinya yang pertama pada usia 15 tahun dan diusir dari Moskow karena ikut gerakan sastra radikal pada usia 21 tahun. Itulah pengalaman pertamanya terkena tangan besi kekuasaan: di masa Tsar Alexander I (1801-1825).

Pengalaman berikutnya segera menyusul. Pada 1823, ketika pindah ke Odessa, ia kembali bentrok dengan penguasa. Ia pun dibuang ke Mikhailovskoe selama dua tahun. Tapi justru di sana ia menemukan waktu dan ruang untuk melimpahruahkan "kegundahan lirisnya". Di tempat jauh itu, selain melahirkan sebuah sajak cinta yang nostalgis dan memukau, ia meneruskan menulis karya besarnya, sebuah novel berbentuk puisi, Eugene Onegin.

Ketika Tsar baru, Nikholas I, naik takhta, dengan otokrasi yang lebih keras dan serba curiga, Pushkin berada dalam ketakutan yang mendekati takluk. Tapi belum sepenuhnya takluk. Tak bisa. Yang ingin "menghambur ke luar" dari dalam dirinya, "pernyataan yang bebas" itu, tak bisa dilunakkan.

Meskipun suasana mencekam. Pemberontakan Desember 1825, yang mencoba mencegah Nikholas naik takhta, gagaldan Tsar baru itu pun menyapu bersih siapa saja yang tak mengenakkannya. Alexander Herzen, yang pada 1835 dibuang ke sebuah kota di timur laut Rusia (hanya karena menghadiri sebuah pembacaan puisi yang mengejek Tsar), mengenang keadaan waktu itu dengan deskripsi yang suram. "Kematian dan kebisuan di mana-mana," tulisnya. "Semua merunduk, tak manusiawi, dan tanpa harapan."

Saya tak tahu sejauh mana Herzen tahu apa yang dirasakan Pushkin di masa yang represif itu. Ada cerita bahwa justru waktu itu Tsar Nikholas ingin memberi pengampunan kepada Pushkin atas kelakuannya di masa lalu. Tapi kemudian ditemukan laporan Kepala Polisi Benkendorf tentang penyair itu, sekitar tahun 1827: Pushkin, katanya, "orang yang tak pernah beres kerjanya." "Jika kita dapat mengarahkan pena dan lidahnya," tulis sang Kepala Polisi, "hasilnya akan baik."

Bagi orang-orang di sekitar Tsar, Pushkin yang termasyhur itu memang harus diubah fiilnya sesuai dengan norma yang mereka anggap benar. Seorang penyair bernama V.A. Zhukovsky menulis surat kepada Pushkin: "Pikiranmu yang liar, yang berbaju puisi, telah jadi panutan anak-anak muda." Pushkin, kata Zhukovsky pula, telah "menimbulkan kerusakan yang sangat, kerusakan yang tak bisa diobati". Maka ia berpetuah: "Bakat itu bukan apa-apa. Yang paling utama adalah keagungan akhlak."

Tsar Nikholas setuju dengan semua itu. Dalam risalah G.V. Plekhanov tentang seni dan masyarakat disebutkan bahwa kepada Pushkin Nikholas ingin memberi tugas menulis "sajak-sajak patriotik".

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tapi Pushkin menampiksetidaknya dengan sajak. Seperti kata-katanya dalam sajak yang dikutip di atas: seorang penyair adalah raja, yang harus berani sendirian untuk menempuh "jalan kemerdekaan".

Dengan itulah, menurut Plekhanov, Pushkin merumuskan sikapnya yang menegaskan "seni [adalah] untuk seni". Seni bukan untuk tujuan apa pun selain sebagai nyanyi.

Bukan, bukan buat gairah dunia,
Bukan untuk kerakusan ataupun perjuangan,
Tapi untuk inspirasi, untuk doa
dan merdunya nyanyi, penyair datang

Yang menarik, Plekhanov, yang lazim disebut sebagai "Bapak Marxisme Rusia", melihat semboyan l'art pour l'art datang bersama sejarah keterasingan dan pembebasan. "Keyakinan akan semboyan seni-untuk-seni timbul bilamana sang seniman tak akur hubungannya dengan lingkungan sosialnya."

Plekhanov bukan orang yang menganjurkan semboyan itu, tapi berbeda dengan kritikus Marxis maupun non-Marxis sesudahnya, ia menganalisisnya. Ia tak meletakkan pendirian itu sebagai sesuatu yang serta-merta harus dibabat. Historisitas penting, karena tak ada pendirian yang datang dari langit di atas ubun-ubun.

Pushkin, dengan perilaku dan puisinya yang intens, juga terlibat dalam laku sejarahdan ia bukan penyair yang dituntun langit mana pun.

Tanganku minta seraut pena; dan datanglah pena
dan secarik kertasdan sajakku akan mengalir bebas

Mengalir ke mana? Ia tak menjawab. Ia membuat kita mencari arah sendiri. Puisi Pushkin, seperti umumnya puisi liris, memberi kita peluang untuk tak tunduk kepada titah yang menentukan tafsir. Juga di sini puisi tak ingin punya Tsar.

Goenawan Mohamad

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Penonton Siksa Kubur Salip Badarawuhi di Desa Penari, Manoj Punjabi: Kompetisi Makin Sehat

20 menit lalu

Poster film Siksa Kubur. Dok. Poplicist
Penonton Siksa Kubur Salip Badarawuhi di Desa Penari, Manoj Punjabi: Kompetisi Makin Sehat

Produser MD Entertainment Manoj Punjabi Badarawuhi di Desa Penari, mengucapkan selamat atas capaian Siksa Kubur.


Cara Shin Tae-yong Meramu Pemain Muda Dinilai Jadi Kunci Naikkan Level TImnas Indonesia di Asia

39 menit lalu

Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong bersama para pemainnya di Piala Asia U-23 2024. Doc. AFC.
Cara Shin Tae-yong Meramu Pemain Muda Dinilai Jadi Kunci Naikkan Level TImnas Indonesia di Asia

Ronny Pangemanan menilai kombinasi pemain muda lokal dan naturalisasi di bawah arahan Shin Tae-yong melahirkan Timnas Indonesia yang bagus.


Empat Tahun Pacaran, Ranty Maria Dilamar Rayn Wijaya di Tempat Impiannya

1 jam lalu

Rayn Wijaya melamar Ranty Maria. Foto: Instagram.
Empat Tahun Pacaran, Ranty Maria Dilamar Rayn Wijaya di Tempat Impiannya

Ranty Maria mendapat lamaran dari sang kekasih, Rayn Wijaya tepat di hari ulang tahunnya ke-25 di tempat yang sudah lama diimpikannya.


Pameran K-Pop D'Festa Siap Hadir Selama 45 Hari di Jakarta, Catat Tanggalnya

2 jam lalu

Konferensi Pers Pameran K-Pop D'Festa 2024 di Jakarta/Tempo-Mitra Tarigan
Pameran K-Pop D'Festa Siap Hadir Selama 45 Hari di Jakarta, Catat Tanggalnya

Para penggemar K-Pop akan segera dimanjakan dengan pameran K-Pop D'Festa, di Jakarta.


Perjalanan Politik Nikson Nababan Menuju Gubernur Sumatera Utara

3 jam lalu

Perjalanan Politik Nikson Nababan Menuju Gubernur Sumatera Utara

April yang lalu, suasana kediaman Tuan Guru Batak (TGB) Syekh Dr. H. Ahmad Sabban El-Ramaniy Rajagukguk, M.A di Simalungun menjadi saksi pertemuan penting antara Nikson Nababan, Ketua DPC PDI Perjuangan Tapanuli Utara, dengan tokoh agama yang berpengaruh.


MK Gelar Sidang Sengketa Pileg Mulai Pekan Depan, KPU Siapkan Ini

3 jam lalu

Sidang putusan perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2024 dihadiri 8 hakim, gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta, Senin, 22 April 2024.  TEMPO/ Febri Angga Palguna
MK Gelar Sidang Sengketa Pileg Mulai Pekan Depan, KPU Siapkan Ini

Terdapat 16 partai politik yang mendaftarkan diri dalam sengketa Pileg 2024.


FFI Pertimbangkan Penambahan Kategori Baru di Festival Tahun Depan

4 jam lalu

Ketua Bidang Penjurian FFI 2024-2026 Budi Irawanto. Foto: Instagram.
FFI Pertimbangkan Penambahan Kategori Baru di Festival Tahun Depan

FFI masih harus mendiskusikan hal tersebut sebagai kategori baru sehingga belum bisa ditambahkan pada FFI 2024.


Terobos Lampu Merah, Menteri Ekstremis Israel Ben-Gvir Kecelakaan

4 jam lalu

Kendaraan Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir terlibat dalam kecelakaan di Ramle pada 26 April 2024. (Screencapture/X)
Terobos Lampu Merah, Menteri Ekstremis Israel Ben-Gvir Kecelakaan

Mobil Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir terbalik dalam kecelakaan mobil karena menerobos lampu merah


Hasil Piala Asia U-23, Uzbekistan Taklukkan Juara Bertahan Arab Saudi

4 jam lalu

Timnas Uzbekistan saat melawan Timnas Arab Saudi, di perempat final Piala Asia U-23 2024. Foto/Video/rcti
Hasil Piala Asia U-23, Uzbekistan Taklukkan Juara Bertahan Arab Saudi

Uzbekistan akan menjadi lawan Indonesia di semifinal Piala Asia U-23 pada Senin, 29 April 2024.


Youtuber Jang Hansol dan Food Vlogger Om Kim Senang Indonesia Kalahkan Korea Selatan

4 jam lalu

Youtuber, Jang Hansol. Foto: Instagram.
Youtuber Jang Hansol dan Food Vlogger Om Kim Senang Indonesia Kalahkan Korea Selatan

Jang Hansol menyebut kekalahan Korea Selatan dari Timnas U-23 bisa menjadi pembelajaran berharga bagi sepak bola di negaranya.