Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mediasi Sengketa Investasi

image-profil

image-gnews
Iklan

Muhammad Iqbal Hasan,
Kandidat Doktor Ilmu Hukum Universitas Pelita Harapan

Indonesia saat ini sedang menghadapi beberapa gugatan investor asing, yaitu Churchill and Planet Mining dan IMFA (India Metals and Ferro Alloys Limited). Gugatan yang didaftarkan di Badan Penyelesaian Sengketa Investasi Internasional (ICSID) tersebut bernilai masing-masing US$ 1,3 miliar (sekitar Rp 16,9 triliun) dan US$ 581 juta (Rp 7,5 triliun). Nilai gugatan sebesar itu sudah biasa dalam gugatan investor terhadap pemerintah pada forum arbitrase internasional.

Investor asing lazimnya memang memilih forum arbitrase internasional untuk menggugat negara. Pengadilan nasional negara tuan rumah bukan tempat favorit bagi mereka karena masih adanya faktor keraguan terhadap imparsialitas pengadilan dan kompetensi hakim dalam mengadili perkara.

Adapun forum arbitrase internasional, yang sering dianggap sebagai solusi, juga bukan tanpa masalah. Profesi arbiter tidak terlepas dari konflik kepentingan. Selain itu, proses arbitrase yang katanya lebih cepat daripada pengadilan tidak selalu tepat. Kita ingat dulu kasus Amco yang memakan waktu kurang-lebih 12 tahun ketika ICSID sampai harus mengeluarkan putusan hingga tiga kali.

Yang paling harus dipertimbangkan pada arbitrase internasional adalah faktor biaya. Survei Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) menunjukkan bahwa biaya beracara di arbitrase internasional untuk satu kasus rata-rata mencapai Rp 100 miliar dan bisa Rp 389 miliar pada beberapa kasus (OECD, 2012). Itu baru biaya beracara. Belum biaya ganti rugi yang harus dikeluarkan kalau negara diputuskan bersalah.

Sebenarnya, hampir semua perjanjian investasi internasional sudah mengatur mekanisme penyelesaian sengketa secara berjenjang. Ini dimulai dengan penyelesaian melalui musyawarah. Jika gagal, dilanjutkan dengan penyelesaian melalui negosiasi, konsiliasi atau mediasi, dan, jika masih gagal, baru diselesaikan melalui pengadilan atau arbitrase sesuai dengan kesepakatan para pihak.

Dalam praktek yang sering terjadi, penyelesaian melalui mediasi dijalani dengan cara yang tidak seharusnya atau bahkan dilewatkan sama sekali karena dianggap hanya membuang waktu. Cara mediasi yang tidak benar tentu hampir pasti akan melahirkan kegagalan. Kegagalan terjadi karena tidak pahamnya para pihak mengenai teknis dan prosedur serta manfaat mediasi. Sedihnya lagi, mediatornya pun sama tidak pahamnya dengan para pihak.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain itu, kesalahpahaman sering terjadi ketika hasil perdamaian melalui mediasi dianggap kurang memiliki kekuatan hukum. Padahal, kesepakatan perdamaian mediasi dapat dikuatkan di pengadilan, sehingga memiliki kekuatan eksekutorial.

Mediasi memiliki disiplin ilmu dan pendekatan tersendiri yang unik. Mediasi menghendaki mediator untuk memiliki keahlian khusus dan mindset yang berbeda dengan penegak hukum. Tidak mengherankan jika mediator yang belum paham tata cara mediasi yang benar akan bertindak seperti penegak hukum, yang kemudian membuat para pihak merasa membuang-buang waktu dan memutuskan segera ke pengadilan atau arbitrase.

Keahlian dalam mencari dan mendeteksi kesepahaman antara para pihak, merumuskan masalah yang dapat disepakati para pihak, memandu jalannya negosiasi, hingga seni dalam menghadapi kebuntuan negosiasi merupakan keahlian khusus yang dimiliki mediator. Keahlian ini didapat melalui pendidikan khusus sertifikasi mediator. Tentu, selain pendidikan khusus, kualitas mediator bergantung pada jam terbangnya.

Dalam sengketa investasi internasional, sebenarnya tidak ada negara atau investor yang sampai ingin beracara di pengadilan, apalagi arbitrase internasional. Alasan utamanya adalah faktor biaya tinggi, lamanya waktu penyelesaian, dan pada akhirnya nasib mereka ditentukan sang pengadil. Namun, sekali lagi, karena belum tersosialisasinya mekanisme mediasi dengan baik, para pihak sering menjadi terburu-buru untuk langsung menuju penyelesaian pada pengadilan atau arbitrase.

Jika mediasi dijalankan dengan benar, hal itu akan menguntungkan semua pihak. Negara akan menghemat anggaran dan tenaga, beban perkara di pengadilan akan berkurang, dan investor dapat kembali berfokus menjalankan bisnisnya.

Untuk itu, penyelesaian sengketa melalui mediasi harus mulai disosialisasi  dengan cara yang benar. Adapun penyelesaian melalui pengadilan atau arbitrase tetap disediakan sebagai jaminan kepastian hukum bagi investor asing, tapi sedemikian rupa diupayakan menjadi solusi terakhir setelah mediasi gagal menemukan kesepakatan.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Siapkan Dana Pendidikan Anak sejak Awal dengan Hindari Gaya Hidup Konsumtif

14 jam lalu

Ilustrasi menabung atau tabungan. Shutterstock
Siapkan Dana Pendidikan Anak sejak Awal dengan Hindari Gaya Hidup Konsumtif

Siapkan dana pendidikan anak sejak awal agar ke depan bisa mengakses pendidikan tanpa kendala. Salah satunya dengan tidak konsumtif.


Warga India Lakukan Penipuan Lewat Investasi Forex, Kerugian Mencapai Rp 3,5 Miliar

15 jam lalu

Wakil Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Hendri Umar saat konferensi pers di Direktorat Reserse Kriminal (Ditreskrimsus) Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat, 26 Juli 2024. TEMPO/Yohanes Maharso
Warga India Lakukan Penipuan Lewat Investasi Forex, Kerugian Mencapai Rp 3,5 Miliar

Polda Metro menangkap seorang warga India yang melakuan penipuan lewat investasi forex. Korban mengalami kerugian hingga Rp 3,5 miliar.


Polisi Duga Masih Banyak Korban Penipuan Investasi Forex oleh WNA India, Imbau Segera Lapor

15 jam lalu

Wakil Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Hendri Umar saat konferensi pers di Direktorat Reserse Kriminal (Ditreskrimsus) Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat, 26 Juli 2024. TEMPO/Yohanes Maharso
Polisi Duga Masih Banyak Korban Penipuan Investasi Forex oleh WNA India, Imbau Segera Lapor

Polisi menyebut tersangka telah melakukan penipuan secara berulang. Karena itu, polisi menduga masih banyak korban lain yang ditipu oleh pelaku.


AIPA, FAO, dan IISD Bahas Implementasi Investasi Pangan dan Kehutanan

15 jam lalu

Delegasi AIPA-FAO-IISD dalam pertemuan pada 25 Juli 2024, untuk membahas upaya memperkuat implementasi Pedoman ASEAN tentang Investasi Bertanggung Jawab di Bidang Pangan, Pertanian, dan Kehutanan (ASEAN RAI). Sumber: dokumen Tim Dokumentasi AIPA-FAO-IISD.
AIPA, FAO, dan IISD Bahas Implementasi Investasi Pangan dan Kehutanan

Hasil dari investasi berkelanjutan diharapkan dapat menjadi alat penting memajukan rantai nilai pertanian dan investasi di seluruh Asia Tenggara


Terkini: Pabrik Roti Okko Stop Produksi, Roti Aoka Jalan Terus; Bank Mandiri Penyedia Layanan Terintegrasi Pertama Golden Visa

19 jam lalu

Roti Okko dan Aoka (rotiokko.com/ ptindonesiabakeryfamily.com)
Terkini: Pabrik Roti Okko Stop Produksi, Roti Aoka Jalan Terus; Bank Mandiri Penyedia Layanan Terintegrasi Pertama Golden Visa

Produsen roti Okko telah menghentikan produksi, sementara pabrik roti Aoka di Bandung terus berjalan.


RUPST Indofarma Ditunda, Analis Sarankan Perbaikan Proses Internal dan Komunikasi ke Pemegang Saham

1 hari lalu

Pekerja melakukan pemasangan lebel pada botol vaksin di pabrik PT Indofarma (persero) Cibitung, Bekasi, Selasa (10/04). PT Indofarma akan melakukan investasi sebesar Rp 100 milliar untuk mengembangkan produksi generik dan herbal dan memenuhi kebutuhan bahan baku yang saat ini 90% masih Impor. TEMPO/Dasril Roszandi
RUPST Indofarma Ditunda, Analis Sarankan Perbaikan Proses Internal dan Komunikasi ke Pemegang Saham

Analis menyarankan perusahaan Indofarma untuk berkomunikasi secara transparan dengan pemegang saham, usai perusahaan farmasi ini menunda Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Tahun Buku 2023.


Gubernur Olly Dondokambey Ajak Investor Korsel Berinvestasi di Sulawesi Utara

1 hari lalu

Gubernur Provinsi Sulawesi Utara Olly Dondokambey saat memberi sambutan di acara Penganugrahan Gelar Akademik honorary Chair Professo.  di Jei Universicy JCC  SEOUL, Kamis 25 Juli 2024. Dok. PDI Perjuangan
Gubernur Olly Dondokambey Ajak Investor Korsel Berinvestasi di Sulawesi Utara

Sulut tidak hanya merupakan gerbang ke Asia-Pasifik, tetapi juga tanah dengan peluang besar dan warisan budaya yang kaya


Apa itu Golden Visa, Manfaat, Penerima dan Kriterianya

1 hari lalu

Presiden Jokowi memberikan keterangan usai meluncurkan golden visa Indonesia di hotel ritz carlton, Jakarta Selatan, Kamis,  25 Juli 2024. TEMPO/Daniel a. Fajri
Apa itu Golden Visa, Manfaat, Penerima dan Kriterianya

Jokowi resmi meluncurkan Golden Visa Indonesia. Siapa penerima dan apa manfaatnya?


Golden Visa Diklaim Mudahkan Investasi bagi WNA, Jokowi Minta Tak Ada Orang Berbahaya yang Lolos

1 hari lalu

ilustrasi visa (pixabay.com)
Golden Visa Diklaim Mudahkan Investasi bagi WNA, Jokowi Minta Tak Ada Orang Berbahaya yang Lolos

Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta kemudahan investasi dan berkarya bagi warga negara asing melalui Golden Visa Indonesia mesti melalui seleksi ketat.


Golden Visa Indonesia Resmi Diluncurkan, Dirjen Imigrasi Silmy Karim Sebut Fokus Cari Investor dan Global Talent

1 hari lalu

Presiden Jokowi memberikan keterangan usai meluncurkan golden visa Indonesia di hotel ritz carlton, Jakarta Selatan, Kamis,  25 Juli 2024. TEMPO/Daniel a. Fajri
Golden Visa Indonesia Resmi Diluncurkan, Dirjen Imigrasi Silmy Karim Sebut Fokus Cari Investor dan Global Talent

Direktur Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Silmy Karim mengatakan Golden Visa Indonesia yang baru saja diluncurkan berfokus mencari investor dari luar dan menarik talenta dari berbagai negara.