TEMPO Interaktif,
MODERN FAMILY
Kreator : Christopher Llyod dan Steven Levitan
Pemain : Ed O’Neill, Ty Burrell, Julie Bowen, Sofia Vergara
Tiga generasi, tiga rumah tangga, puluhan problem. Serial baru Modern Family –sudah muncul dalam bentuk DVD--yang kini tengah menjadi pembicaraan hangat terutama karena semua usia bisa menikmatinya: lucu, konyol tapi tetap manis dan mementingkan harmoni keluarga.
Keluarga pertama adalah pasangan Claire (Julie Bowen) dan Phil Dunphy (Ty Burrel). Ibu cantik yang sangat protektif dan rada tegang dengan pertumbuhan tiga anaknya,:si cantik (dan pemalas) Hayley ; si cerdas Alex dan si bungsu Luke. Sang suami dan ayah, Phil adalah seorang agen real-estate yang selalu bertingkah “memahami anak muda” dengan meniru gerak dansa film High School Musical; atau sok berbahasa anak muda ketika pacar anaknya berkunjung, tetapi itu semua malah membuat anak-anaknya semakin malu.
Keluarga kedua adalah pasangan Jay Pritchett (Ed O’Neill), ayah Claire yang sudah bercerai dan menikah lagi dengan seorang perempuan muda, seksi dari Colombia bernama Gloria (Sofia Vergara). Perkawinan yang tentu saja dicurigai sebagai motif meraup duit sang ayah yang kaya raya itu, tentu saja membuat Claire, puteri sulung Jay tak terlalu ramah terhadap ibu tirinya. Gloria membawa Manny (Rico Ridriguez), anak dari perkawinan sebelumnya .
Keluarga ketiga adalah pasangan gay Mitchell (Jesse Tyler Ferguson) dan Cameron (Eric Stonesstreet) yang baru saja mengangkat bayi asal Vietnam, Lily. Mitchell adalah adik bungsu Claire, seorang pengacara yang teliti, rewel, disiplin; sementara sang partner adalah lelaki yang doyan drama—ingat adegan saat dia memeprkenalkan bayi itu kepada keluarga besar Pritchett, dia meniru adegan film The Lion King sembari menggendong Lily ke udara— dan gemar meniru dandanan para diva: Cher, Madonna, Beyonce dan seterusnya.
Serial ini disajikan dengan mockumentary—ini istilah yang sebetulnya merupakan parodi dari gaya film dokumenter—seperti serial terkemuka The Office, penulisan dan pemain serial ini sungguh tepat. Lucu, mengejek diri sendiri (tanpa melecehkan orang lain) dan cerdas. Ini sebuah kemampuan yang langka di pertelevisian (bahkan di sinema) Indonesia.
Keberhasilan serial komedi ini karena justru disajikan tanpa pretensi harus mati-matian memaksa diri menyajikan adegan komedi fisik slapstick. Tema yang disajikan bisa sebuah tema yang sederhana belaka, misalnya, keinginan Phil untuk mendapatkan iPad pada hari ulangtahunnya adalah salah satu episode yang relevan dengan kegilaan masyarakat terhadap teknologi sekaligus sangat bisa mewakili para isteri yang berupaya membahagiakan suaminya (tanpa paham keistimewaan teknologi itu). Atau episode Valentine, ketika Phil dan Claire terkejut melihat hadiah Valentine puterinya (dari sang pacar) adalah sebuah foto-lukisan sang anak yang berpose di atas tempat tidur.
Wahai televisi Indonesia, bisakah kita membuat serial yang wajar sekaligus lucu seperti ini?
Leila S.Chudori