THE GOOD WIFE
Kreator : Robert King dan Michelle King
Pemain : Julianna Margulies, Chris Noth, Josh Charles, Matt Czuchry,
Christine Baranski, Arhie Panjabi,
Produser : Tony Scott dan Ridley Scott
Jika abang adik Tony dan Ridley Scott membuat serial TV, kita harus siap dengan berondong jagung, pizza dan soda. Bukan saja mereka sineas serius di layar lebar (penonton Indonesia kini tengah menikmati film Robin Hood karya Ridley Scott), tetapi mereka juga serius saat memproduksi serial televisi.
Serial The Good Wife menjanjikan bukan hanya karena nama abang adik Scott sebagai produser, tetapi juga aktris Julianna Marguelis yang dikenal pemirsa melalui serial terkenal E.R dan Chris Noth (Law and Order, Sex and the City), Josh Charles (Dead Poet Society) dan Matt Czuchry (Gilmore Girls) membangun keinginan tahu yang dalam: bagaimana para pemain ini bersatu dalam serial drama pengadilan ini?
Ternyata kreator Robert dan Michelle King memulainya dengan skandal korupsi dan seks yang menimpa Jaksa Peter Florrick (Chris Noth) dan konperensi persnya yang memperlihatkan dia dan isterinya, Alicia Florrick (Julianna Marguelis) dengan tabah dan kuat mendampingi suaminya.Pemandangan seperti ini sangat umum terjadi bagi masyarakat AS yang menyaksikan mulai dari Presiden mereka di masa lalu, Bill Clinton, hingga para senator atau gubernur yang harus berdiri di muka masyarakat didampingi isterinya mengakui pengkhianatan mereka.
Tetapi yang menjadi pusat cerita ini sebetulnya bukan hanya skandal korupsi yang dituduhkan pada Peter Florrick, melainkan bagaimana Alicia yang belasan tahun meninggalkan dunia kerja –untuk membesarkan anak-anaknya—kini kembali menjadi pengacara di perusahaan terkemuka Stern, Lockhart & Gardner, di mana kawan sesama kuliah Alicia , Will Gardner (Josh Charles) adalah pemilik dan pendiri perusahaan.
Selama suaminya di tahan dan bergulat untuk memerangi tuduhan dan fitnah terhadapnya (kecuali tuduhan perselingkuhan yang diakuinya itu), Alicia harus bekerja dari tangga palign bawah, bersaing dengan anak-anak muda yang usianya masih 20-an. Di tengah persaingannya itu, dia juga harus menghadapi gejolak hatinya yang masih sangat marah terhadap pengkhianatan suaminya dan perhatian Will terhadap dirinya.
Serial ini selalu menyajikan kasus baru pada setiap episode dan menggabungkan dengan kasus besar yang dihadapi Peter Florrick. Tentu saja selama Alicia membangun reputasinya itu, dia selalu terbentur berkali-kali karena nama suaminya tengah disorot oleh musuh-musuhnya.
Juliana Marguelis bukan hanya tampil sebagai seorang isteri yang baik—seperti judul serial ini—tetapi lebih sebagai isteri yang tak memiliki emosi. Sepanjang musim tayang, sorot wajah yang kita temui sungguh datar dan nyaris membosankan. Cilakanya,dialah peran utama serial ini. Tetapi untung saja para pemain lainnya sangat hidup. Chris Noth sebagai suaminya yang penuh siasat; Josh Charles yang tampan dansenantiasa penuh kasih setiap kali berhadapan dengan Alicia (mereka akhirnya berciuman pada akhir episode, meski sama-sama menyadari hubungan itu tak mungkin diteruskan); Kalinda (Archie Panjabi) staf investigasi yang sinis dan dingin dan Dianne Lockhart (Christine Baranski) masing-masing diberi porsi subplot, sehingga penonton yang tak tahan dengan gaya akting Juliana Marguelis akan tetap betah. Selain jalancerita film ini membuat kita candu, para pemain pendukung bisa menutupi kelemahan penampilan Juliana. Selain itu, meski penampilan Juliana sungguh tak hidup, namun moral karakter Alicia yang setia pada jalan yang lurus itu juga yang membuat kita terus bertahan. Pada akhirnya, kita ingin berpegangan pada sesuatu yang benar.
Akhir dari musim tayang ini adalah akhir yang cerdas. Para penonton akan menanti dengan harap cemas untuk mencari tahu nasib masa depan kisah segitiga Peter, Alicia dan Will serta masa depan karir Alicia. Di luar cacat tadi, serial ini wajib ditonton.
Leila S.Chudori