Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Douch

Oleh

image-gnews
Iklan

Apa yang dapat dikatakan tentang seorang algojo?

Sudah kita saksikan Anwar Congo dalam film dokumenter The Act of Killing Joshua Oppenheimer: preman Medan yang dengan bangga mengaku telah membantai banyak orang "komunis" di pertengahan 1960-an, tapi di adegan terakhir hampir sepenuhnya diam, hanya batuknya yang terdengar di rumah bekas tempat pembunuhan itu, hanya tubuh tuanya yang lelah menuruni tangga.

Ketika film berakhir, tak ada cerita tentang apa yang terjadi dengan Anwar Congo di saat itu, setelah itu. Akhirnya manusia tak bisa lengkap didokumentasikan, pikir saya. Anwar Congo tak hanya satu.

Mungkin begitu juga Douch. Nama sebenarnya Kang Kek Iew. Dalam sejarah Kamboja yang berlumuran darah selama dasawarsa 1970-an, ia pejabat Khmer Merah yang memimpin Penjara Tuol Sleng, yang juga disebut "S-21". Ia tokoh kebengisan yang tak kalah mengerikan.

Selama empat tahun Partai Komunis berkuasa di Kamboja, ribuan disekap di tempat yang berarti "bukit pohon beracun" itu.

Douch, direktur "S-21" sejak 1975, adalah sang pencabut nyawa. Ketika Khmer Merah kalah dan ia ditangkap dan diadili, bukti-bukti ditunjukkan: ada perintah tertulisnya, misalnya, untuk "menghantam sampai hancur" 17 tahanan (8 pemuda belasan tahun dan 9 anak-anak). Dalam daftar 20 tahanan perempuan ia menulis instruksi di bawah tiap nama: "bawa untuk dieksekusi"; "terus diinterogasi"; "untuk eksperimen medis".

Douch juga mengakui: anak buahnya merenggutkan bayi dari ibu mereka dan membenturkan kepala orok itu ke pohon, sampai mati.

Dari sekitar 17 ribu tahanan, hanya tujuh yang hidup.

Pejabat yang dulu seorang guru matematika ini orang yang teliti tampaknya. Hampir tiap korban dicatat dan dipotret. Ketika Khmer Merah meninggalkan Phnom Penh, lari dari pasukan Vietnam yang masuk dan membentuk pemerintahan sosialis baru, Douch tak sempat membakar dokumentasi itu-dan itu yang menjeratnya.

Mengapakah kekejaman itu harus direkam? Ekspresi sadisme seorang jagal? Atau bagian desain masa depan yang diperkirakan akan perlu bukti pembantaian itu-masa depan yang akan membenarkannya?

Douch percaya, itulah yang akan terjadi: masa depan akan membenarkannya. Baginya, kekejaman tak terelakkan untuk menggerakkan sejarah. Bukankah revolusi Prancis "memenggal beratus-ratus kepala"? "Tak peduli besarnya korban," kata Douch, "yang penting adalah keagungan tujuan itu sendiri."

Ia katakan semua itu di suatu malam, di sebuah sudut hutan, di depan orang yang ditangkapnya dengan tuduhan "mata-mata CIA": Franois Bizot.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bizot, antropolog muda dari Prancis, sedang mempelajari Buddhisme di pedalaman Kamboja. Itu tahun 1971: bukan periode yang aman bagi siapa pun. Kelompok komunis lokal, "Khmer Merah", baru bangkit, dan makin kuat justru karena pengeboman Amerika. Berada di sekitar Angkor Wat yang mereka kuasai, Bizot ditangkap. Ia dirantai di sebuah kamp tahanan kecil di hutan.

Dua temannya, orang Kamboja, juga ditangkap (dan kemudian dibunuh). Bizot dibiarkan hidup. Bahkan akhirnya setelah tiga bulan disekap, ia dibebaskan. Sekitar 30 tahun kemudian, setelah lama diam, ia menulis buku tentang pengalamannya itu, Le Portail-sebuah buku yang ditulisnya dengan "kepahitan yang tak terhingga".

"Kepahitan" agaknya bukan datang dari Douch. Orang yang ia sebut "penyiksa" ini membiarkan Bizot mandi di sungai dan berjalan-jalan di sekitar kamp. Bizot bisa berbahasa Khmer, Douch berbahasa Prancis. Berangsur-angsur, ada semacam kecocokan di antara mereka berdua.

Di malam menjelang Bizot dibebaskan, Douch membuat pesta: pidato, lagu-lagu, dan jamuan, dengan 13 ekor ayam dipotong. Dan sampai fajar merekah, si tahanan dan si algojo duduk bercakap-cakap di depan api unggun yang pelan-pelan padam.

Apa yang bisa dikatakan tentang Douch? Ia lelaki yang amat yakin tentang masa depan dan pada umur 29 tahun bersiap jadi pembunuh. Tapi Douch juga yang mempertaruhkan nyawanya sendiri ketika ia mengusulkan kepada para atasannya yang bertangan besi agar Bizot dibebaskan.

Ketika kemudian Douch tertangkap dan dibawa ke depan mahkamah, ada pertanyaan: maukah Bizot bersaksi? Kepada koran Liberation ia menjawab "ya, jika pihak penuntut memintanya, ya, jika pihak pembela memintanya".

Sikap yang mendua, tentu. Sebab baginya, jagal di Kamp "S-21" itu tokoh yang tragis, "seorang anak yang memberanikan diri hidup di antara serigala". Agar hidup terus, "ia minum susu mereka, dan belajar melolong seperti mereka". Sejak itu, Teror berkuasa dan "membujuknya untuk memakai wajah moralitas dan ketertiban".

"Moralitas" berarti keyakinan komunis yang murni semurni-murninya, "ketertiban" membasmi apa saja yang dianggap cacat. Douch hidup dengan ekologi kekerasan sejarah modern Kamboja: kolonialisme, Perang Dingin, intervensi Amerika dengan bombardemennya, Perang Vietnam, Revolusi Kebudayaan Cina, kebrutalan penguasa, dan kesengsaraan di pedalaman.

Dari semua itu lahir niat dengan ideologi untuk mengubah dunia, dengan iman yang mutlak dan menggelegak. Dunia pun dibelah: ada yang "lama" dan yang "baru", "patriot" dan "pengkhianat", "proletar" dan "borjuis". Sejarah adalah cerita dua kubu yang saling menghantam untuk jadi Merah atau Hitam.

Dengan pandangan itu, seorang Douch tak akan tertegun bila sadar bahwa selama pemerintahan Khmer Rouge sekitar dua juta orang Kamboja dibunuh. Dan kita pun akan ingat semua kebengisan sejak 1914 dan kata-kata Elias Canetti: "It is a mark of fundamental human decency to feel ashamed of living in the 20th century."

Agaknya itulah dasar "kepahitan yang tak terhingga" yang mengiringi Bizot menulis.

Goenawan Mohamad

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Konflik Nurul Ghufron dengan Anggota Dewas Albertina Ho, KPK: Tidak Ada Berantem

5 menit lalu

Juru bicara KPK, Ali Fikri, memberikan keterangan kepada awak media, di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Rabu, 24 April 2024. KPK mengirimkan kembali surat pemanggilan kepada Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali (Gus Muhdlor), yang telah ditetapkan sebagai tersangka, untuk kooperatif hadir memenuhi panggilan penyidik menjalani pemeriksaan pada hari Jumat, 3 Mei 2024 mendatang, dalam perkara dugaan tindak pidana korupsi berupa pemotongan dan penerimaan uang kepada pegawai negeri di Lingkungan Badan Pelayanan Pajak Daerah Kabupaten Sidoarjo. TEMPO/Imam Sukamto
Konflik Nurul Ghufron dengan Anggota Dewas Albertina Ho, KPK: Tidak Ada Berantem

Juru bicara KPK Ali Fikri mengatakan laporan Nurul Ghufron tersebut murni pribadi.


Usai Dihujat Pamer Starbucks Tutupi Ka'bah, Zita Anjani Mengaku untuk Pancing Obrolan

11 menit lalu

Wakil Ketua DPRD DKI Zita Anjani. Foto: Istimewa
Usai Dihujat Pamer Starbucks Tutupi Ka'bah, Zita Anjani Mengaku untuk Pancing Obrolan

Zita Anjani membuat unggahan klarifikasi bahwa foto gelas Starbucks yang menutupi Ka'bah adalah upaya untuk memancing obrolan.


Setelah Laporkan Kapolres Tangsel ke Divisi Propam Polri, Pengusaha ini ke LPSK Bawa Bukti Penembakan Kantornya

12 menit lalu

Ilustrasi penembakan. timeout.com
Setelah Laporkan Kapolres Tangsel ke Divisi Propam Polri, Pengusaha ini ke LPSK Bawa Bukti Penembakan Kantornya

Budi meminta perlindungan LPSK. Lawan pengusaha importir mesin itu diduga dibekingi jenderal.


Jadi Duta WWF Ke-10, Berikut Cara Cinta Laura Tingkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Konservasi Air

13 menit lalu

Cinta Laura/Foto: Instagram/Cinta Laura
Jadi Duta WWF Ke-10, Berikut Cara Cinta Laura Tingkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Konservasi Air

Cinta Laura menjelaskan strategi untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam upaya konservasi dan manajemen sumber daya air yang berkelanjutan.


CekFakta #257 Hoaks Deepfake Menipu Konsumen dan Mengancam Bisnis

27 menit lalu

CekFakta #257 Hoaks Deepfake Menipu Konsumen dan Mengancam Bisnis

Deepfake, kini semakin mudah dibuat dan semakin sulit dikenali. Dampak yang ditimbulkan oleh penipuan deepfake pun, tidak main-main.


Demo Mahasiswa Amerika: Stop Investasi Kampus di Israel

32 menit lalu

Para pengunjuk rasa duduk di perkemahan saat mereka memprotes solidaritas dengan penyelenggara Pro-Palestina di kampus Universitas Columbia, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di New York City, AS, 19 April 2024. REUTERS/Caitlin Ochs
Demo Mahasiswa Amerika: Stop Investasi Kampus di Israel

Demo Mahasiswa Universitas Columbia menuntut pembebasan Palestina, gencatan senjata di Gaza, dan penghentian kerja sama dengan Israel


Saran IDAI untuk Relawan yang Bantu Anak Korban Bencana Alam

38 menit lalu

Sejumlah anak-anak belajar di tenda darurat yang didirikan di halaman Kantor Denjasa Angkutan dan Denhar Jasa Int Bekangdam XVII/Cenderawasih di Weref, Kota Jayapura, Papua, Jumat 10 Februari 2023. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Papua, akibat gempa magnitudo 5,4 yang terjadi pada 9 Februari 2023 itu mengakibatkan empat korban jiwa, 2.261 orang mengungsi, dan puluhan bangunan mengalami kerusakan ringan hingga berat. ANTARA FOTO/Sakti Karuru
Saran IDAI untuk Relawan yang Bantu Anak Korban Bencana Alam

Relawan yang ikut membantu bencana alam diminta untuk memperhatikan kebutuhan anak-anak yang menjadi korban.


Apple Kebut Pengembangan AI Model Bahasa Besar untuk Iphone

39 menit lalu

Gambaran artistik iPhone 16 dan tombol Capture. Gsmarena.com
Apple Kebut Pengembangan AI Model Bahasa Besar untuk Iphone

Apple dikabarkan sedang mengembangkan sistem AI dengan model bahasa besar (LLM) untuk mengaktifkan fitur Device Generative AI di perangkatnya.


Kemenhub Tetapkan 17 Bandara Internasional, Berikut Daftarnya

41 menit lalu

Bandara Komodo, Labuan Bajo, NTT, Senin, 8 Mei 2023, jelang KTT ASEAN. TEMPO/Daniel A. Fajri
Kemenhub Tetapkan 17 Bandara Internasional, Berikut Daftarnya

Kemenhub akan terus mengevaluasi penataan bandara secara umum, termasuk bandara internasional.


Ketua MPR Terima Aspirasi APLI tentang Direct Selling di Lokapasar

42 menit lalu

Ketua MPR Terima Aspirasi APLI tentang Direct Selling di Lokapasar

Bamsoet berpendapat keberpihakan terhadap pelaku industri direct selling sangat penting. Ekosistem ini mampu membuka lapangan lebih dari delapan juta tenaga kerja sebagai distributor.