Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Universitas

Oleh

image-gnews
Iklan

Selama lebih dari setengah abad, mungkin tak lebih dari 50 orang yang pernah datang ke ruang di Pod vodrenskou vezi 4 di Kota Praha itu.

Sejak tahun 1958, di sana tersimpan 315 jilid kitab suci dari Tibet, bagian dari perpustakaan Pusat Studi Dunia Timur di Republik Cek itu. Tapi sebenarnya tak jelas adakah di sana Tibetologi diminati secara luas, dan apa pula manfaatnya bagi bangsa yang jutaan kilometer terpisah dari Asia itu.

Tapi "manfaat" adalah kata yang tak selamanya pantas dipakai. Seorang filosof Cina tiga abad sebelum Masehi pernah dikutip mengatakan, "Orang semua tahu manfaatnya hal yang bermanfaat, tapi mereka tak tahu manfaatnya hal yang tak bermanfaat." Simon Leys mengingatkan kita akan kearifan Zhuang Zi itu dalam kumpulan esainya yang asyik dan pintar yang ia beri judul (tentu saja) The Hall of Uselessness.

Leys berbicara tentang universitas-sebuah lembaga yang di mana saja didirikan dengan pengharapan yang muluk. Tapi, bagi Leys, itu juga lembaga yang seharusnya bebas dari kata "manfaat". "Kegunaan yang tertinggi dari universitas," tulis Leys, "terletak pada apa yang oleh dunia dianggap sebagai ketidakbergunaannya."

Bisa kita bayangkan Menteri Pendidikan, para anggota parlemen yang mengurus anggaran sekolah tinggi, serta orang tua yang mengidamkan anaknya lulus dan punya karier yang tajir di perusahaan ternama akan terenyak merenungkan paradoks itu: universitas itu penting untuk dilihat sebagai sesuatu yang tak berguna.

Soal ini soal lama, sebab Leys bukan orang pertama yang mengemukakannya. Lebih terkenal lagi Kardinal Newman. Rohaniwan ini pada 1854 menjadi Rektor Catholic University of Ireland. Empat tahun kemudian, setelah pensiun, ia menerbitkan kuliah-kuliahnya dalam The Idea of a University: sebuah karya klasik yang mempertahankan prinsip bahwa "pengetahuan mampu menjadi tujuannya sendiri". Dengan itu, Newman menegaskan universitas sebagai dunia keilmuan yang tak dilecut prinsip "semua-mesti-mengandung-guna", semangat utilitarianisme yang menganggap bahwa yang "tak berguna" sama dengan "tak bernilai".

Kita ingat 315 jilid kitab suci kuno dari Tibet yang dirawat terus di perpustakaan yang tak mencolok di Kota Praha itu: benda-benda yang tak pernah digugat buat apa, tapi selalu bisa ditelaah oleh seorang dua orang yang dalam kesendirian mereka mengerti, ada sebuah nilai lain dalam hidup.

Nilai lain itu adalah apresiasi kepada yang "baik". Kardinal Newman: "Meskipun yang berguna tak selalu berarti baik, yang baik selalu berguna. Baik tak sekadar baik, tapi mereproduksi kebaikan."

Dengan pikiran seperti itulah Kardinal Newman menyatakan bahwa baginya lebih baik sebuah universitas yang tak mengajarkan apa-apa ketimbang sebuah universitas yang "menuntut para anggotanya agar kenal dengan setiap ilmu yang ada di bawah matahari". Artinya si mahasiswa harus bisa menggeluti pengetahuan-pengetahuan yang mencerdaskan dan membuka pikiran, tapi tak berguna. Ia harus jadi seorang gentleman yang tak didera nafsu mendapat manfaat dari tiap geraknya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pendirian Newman juga tak baru. Ia bagian dari sebuah polemik panjang yang berkecamuk di Inggris di masanya-dan berlanjut ke pelbagai penjuru dunia di masa ini.

Di sebuah ruang di University College London ada mumi yang disimpan di sebuah almari: sosok bertopi yang agak memelas dan sedikit mengerikan. Tapi itulah jenazah Jeremy Bentham, filosof Inggris menjelang pertengahan abad ke-19, pelopor utilitarianisme.

Berdasarkan pemikirannya, The University of London didirikan sebagai perguruan tinggi yang berniat mengajarkan segala sesuatu yang berguna. Bentham memperkenalkan asas chrestomathic. Apa itu tak jelas, tapi umumnya ditafsirkan sebagai "cocok dan bagus untuk belajar yang berguna". Adapun "yang berguna" itu bisa luas sekali: dalam prospektus universitas itu dari tahun 1825, terbaca mata kuliah matematika, teknik, hukum, bahasa Hindustan, Sanskerta, ilmu ekonomi.

Mungkin ini ada hubungannya dengan kepentingan para pemegang saham yang mengongkosi universitas itu: para pejabat pemerintahan dan pengusaha yang berhubungan dengan kepentingan dagang di India. Tapi semangat chrestomathic itu juga mencerminkan kepentingan kelas sosial yang makin agresif di Inggris-yang punya model yang berbeda dari gentleman ala Kardinal Newman. Kelas ini tak ingin jadi priayi yang tinggal tenteram (dan merenung) di menara gading.

Zaman memang berubah. Kata-kata Flaubert, novelis Prancis pelopor realisme, menunjukkan perubahan itu: "Aku selalu mencoba hidup di sebuah menara gading, tapi gelombang tahi selalu menerpa dindingnya, mengancam akan mengguyahkannya."

Di negeri-negeri yang lahir dari revolusi sosial dan politik, setelah kolonialisme, termasuk Indonesia, "menara gading" memang tak akan dibiarkan. Dianggap dosa. Tapi bukan "gelombang tahi" yang mengguyahkan eksklusif itu, melainkan rasa keadilan, mendesaknya problem keterbelakangan yang harus dijawab, dan kehendak mengubah sejarah.

Tapi ada juga "gelombang tahi" yang lain, bernama komersialisasi. Universitas bukan lagi tempat pengetahuan berproses. Ia jadi pabrik tenaga yang mau serba praktis. Ia jadi tempat orang berbelanja "keterampilan".

Dalam tulisannya yang saya kutip di atas, Leys mengambil sikap. Ketika universitas tempat ia mengajar menyebut mahasiswa sebagai "konsumen", ia tahu itu saatnya ia harus mengundurkan diri. Universitas memang akan guyah ketika ia jadi mall.

Goenawan Mohamad

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Program Makan Siang Gratis Prabowo Masuk RAPBN 2025, Ekonom Ini Ingatkan Anggaran Bakal Sangat Tertekan

1 menit lalu

Prabowo dan Jokowi di restoran Seribu Rasa. Instagram/Prabowo
Program Makan Siang Gratis Prabowo Masuk RAPBN 2025, Ekonom Ini Ingatkan Anggaran Bakal Sangat Tertekan

Direktur Ideas menanggapi rencana Presiden Jokowi membahas program yang diusung Prabowo-Gibran dalam RAPBN 2025.


Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

1 menit lalu

Suharso Monoarfa bertemu Luhut Binsar Panjaitan di Singapura. Instagram/@Suharsomonoarfa
Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

Presiden Jokowi mengeluhkan hilangnya Rp 180 triliun devisa karena masih banyak masyarakat berobat ke luar negeri.


ITS Buka Jalur Mandiri, Bisa Bebas Uang Pangkal dan Bisa Pakai KIP Kuliah

2 menit lalu

Arsip foto gerbang pintu masuk kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. ANTARA/HO-Humas ITS.
ITS Buka Jalur Mandiri, Bisa Bebas Uang Pangkal dan Bisa Pakai KIP Kuliah

Cara daftar jalur mandiri ITS untuk dapat beasiswa bebas uang pangkal.


Mengenal terapi Chiropractic, Apakah Pijat Kretek Aman Dilakukan?

7 menit lalu

Ilustrasi Chiropractic. Shutterstock
Mengenal terapi Chiropractic, Apakah Pijat Kretek Aman Dilakukan?

Chiropractic merupakan salah satu metode pengobatan terapi manual yang awal mengenalnya sebagai pijat kretek. Amankah?


Mahathir Mohamad Diselidiki KPK Malaysia Atas Tuduhan Korupsi

7 menit lalu

Mantan Perdana Menteri Malaysia dan Ketua Gerakan Tanah Air Mahathir Mohamad menunjukkan jarinya yang bertinta setelah memberikan suaranya untuk pemilihan umum negara itu di Alor Setar, Kedah, Malaysia, 19 November 2022. Malaysian Department of Information/Hafiz Itam/Handout via REUTERS
Mahathir Mohamad Diselidiki KPK Malaysia Atas Tuduhan Korupsi

KPK Malaysia menyelidiki Mahathir Mohamad dan anak-anaknya atas dugaan korupsi.


Greenpeace Apresiasi KKP Tangkap Kapal Transhipment dan Mendesak Usut Pemiliknya

8 menit lalu

Aktivis lingkungan Greenpeace Indonesia membentangkan spanduk tentang tata kelola sampah saat kegiatan bersih sampah dan audit merek (brand audit) di Pantai Tirang, Semarang, Jawa Tengah, Minggu, 12 November 2023. Dalam aksi tersebut Greenpeace Indonesia melalui kampanye Break Free From Plastic ingin menekankan tanggung jawab produsen yang diperluas (Extended Producer Responsibility) atas pengolahan atau pembuangan produk pasca-konsumen serta mendorong produsen untuk berkomitmen mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dan bungkusan sesuai dengan mandat peraturan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk peta jalan pengurangan sampah oleh produsen pada tahun 2030. ANTARA FOTO/Aji Styawan
Greenpeace Apresiasi KKP Tangkap Kapal Transhipment dan Mendesak Usut Pemiliknya

Greenpeace Indonesia mengapresiasi langkah KKP yang menangkap kapal ikan pelaku alih muatan (transhipment) di laut.


Cara Cek Kelulusan Hingga Jadwal Seleksi Tes online Rekrutmen Bersama BUMN

8 menit lalu

BRI Cari Talenta Terbaik dalam Rekrutmen Bersama BUMN 2022
Cara Cek Kelulusan Hingga Jadwal Seleksi Tes online Rekrutmen Bersama BUMN

Ini yang harus diperhatikan dan dipantau saat ikut rekrutmen bersama BUMN.


Alasan Tokopedia Naikkan Biaya Layanan Merchant: Lebih Banyak Campaign untuk Jangkau Konsumen

23 menit lalu

Ilustrasi TikTok dan Tokopedia. TEMPO/Tony Hartawan
Alasan Tokopedia Naikkan Biaya Layanan Merchant: Lebih Banyak Campaign untuk Jangkau Konsumen

Platform e-commerce Tokopedia membeberkan alasan menaikkan biaya layanan merchant pada 1 Mei 2024 mendatang


KCIC Sebut Cuaca Buruk Picu Keterlambatan Perjalanan Kereta Cepat Whoosh

25 menit lalu

Kereta berkecepatan tinggi Whoosh yang menghubungkan Jakarta dan Bandung. (ANTARA/Fitra Ashari)
KCIC Sebut Cuaca Buruk Picu Keterlambatan Perjalanan Kereta Cepat Whoosh

Cuaca buruk membuat perjalanan kereta cepat Whoosh mengalami keterlambatan. PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) memberi kompensasi makanan dan minuman untuk penumpang.


Terpopuler: Jokowi Bahas Program Makan Siang Gratis Prabowo di RAPBN 2025 hingga AS Larang TikTok

31 menit lalu

Presiden Jokowi bersama rombongan terbatas termasuk Menteri Pertahanan Prabowo Subianto bertolak menuju Jawa Timur untuk kunjungan kerja, Lanud TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Jumat, 8 Maret 2024. Foto Biro Pers Sekretariat Presiden
Terpopuler: Jokowi Bahas Program Makan Siang Gratis Prabowo di RAPBN 2025 hingga AS Larang TikTok

Berita terpopuler bisnis pada Kamis, 25 April 2024, dimulai dari program unggulan Prabowo - Gibran telah dibahas oleh Presiden Jokowi di RAPBN 2025.