Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Potret Muram Sebuah Masyarakat Dystopia

Oleh

image-gnews
Film Never Let Me Go
Film Never Let Me Go
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta -

NEVER LET ME GO

Sutradara   : Mark Romanek

Skenario     : Andrew Garland (Berdasarkan novel karya Kazuo Ishiguro)

Pemain       : Carey Mulligan, Keira Knightley, Andrew Garfield

          
Di sebuah dunia reka, Ishiguro membentang layar yang menampilkan masyarakat dystopia. Kira-kira rekaan itu adalah: Inggris di tahun 1970-an. Tersebutlah sebuah asrama di Hailsham yang menerapkan sebuah sistem ganjil. Anak-anak menempuh pendidikan tanpa mengetahui masa depan mereka. Hanya di kemudian hari, setelah mulai remaja mereka baru tahu bahwa mereka dipelihara agar kelak setelah dewasa, organ tubuhnya  satu-persatu disumbangkan kepada mereka yang sudah “memesan”.

Seperti juga pada novelnya, sutradara Mark Romaneck menceritakan ini semua dari sudut pandang Ruth (Carey Muligan) yang sejak kecil sudah tertarik pada Tommy (Andrew Muligan). Tetapi sejak kecil pula, sahabatnya sendiri, Kathy (Keira Knightley) yang karakternya sangat dominan dan licin berhasil merebut Tommy dari Ruth. Tetapi soal cinta segitiga ini adalah satu hal. Yang lebih memberatkan adalah bagaimana mereka setap hari mendekati hari-hari yang menentukan ketika lever, atau ginjal atau mata mereka digerogoti.

Ketiganya tumbuh bersama dan menatap masa depan mereka yang dekat dengan kematian. Romaneck menyajikan gambaran pantai yang kelabu dan murung, seperti juga nasib ketiga remaja itu dan murid –murid lainnya yang seolah tak mampu melawan nasib yang sudah digariskan ketika organ mereka satu demi satu diambil.

Yang menjadi problem dari film (yang bersetia pada novelnya) ini adalah konsep cerita ini. Novel (dan film) ini memberi sugesti tentang sebuah negara antarah berantah mirip Inggris  yang memiliki “polisi medis” yang menguasai kehidupan mereka. Sementara kita tak disajikan suasana “big brother is watching you” seperti dalam novel “1984” (George Orwell). Artinya ada banyak momen di mana trio Ruth, Tommy dan Kathy sebetulnya bisa saja kabur atau mencelat entah ke negara mana, asal jangan di neraka gila yang seenaknya mewajibkan mereka menggali-gali tubuh manusia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Para remaja itu digambarkan pasrah pada ‘nasib’ yang digariskan negara pada mereka. ‘Pemberontakan’ itu hanya sampai pada saat Tommy dan Ruth yang saling mencintai mencoba meyakinkan Kepala Sekolah/Asrama bahwa Tommy memiliki bakat seni lukis yang luar biasa, dan mungkin saja dia bisa diberikan semacam dispensasi. Seni peran Andrew Garfield sungguh meremas hati. Luar biasa; melebihi apa yang sudah kita lihat dalam film Lions for Lambs (Robert Redford) , The Other Boleyn Girl (Justin Chadwick) dan Social Network (David Fincher). Mungkin hanya sosok Tommy yang diperankan Garfield inilah—meski sesaat-- yang memperlihatkan ‘kemarahan’ melalui kepedihan yang garang dan begitu pedih.

Kazuo Ishigiro adalah seorang novelis yang memang mementingkan atmosfer dalam novel-novelnya. Karya sebelumnya seperti Remains of the Day (1993) yang juga sudah diangkat menjadi film oleh James Ivory, dengan pemain Anthony Hopkins dan Emma Thompson l, sengaja menghindar hingar bingar Perang Dunia II. Ceritanya lebih berkutat pada seni melayani dan mengabdi yang anggun dari seorang pelayan, siapapun majikannya. Film Never Let Me Go, betapapun keji dan brutalnya sang Negara pada warganya, tetapi Kazuo Ishiguro menekankan keanggunan para tokohnya saat melalui detik-detik akhir hidupnya. Bahkan pada saat terakhir mereka melepas organnya satu-persatu, kita tak melihat selintasanpun caci-maki atau sumpah serapah para  tokoh itu.

Justru inilah yang membuat film ini sungguh muram. Kemana rasa marah dan pemberontakan itu? Kenapa tokoh-tokoh itu tampak lemah dan penurut? Di mata sutradara Romaneck, kekuatan manusia jelas kalah oleh lindasan Negara. Dan hingga akhir film, kita mencoba menghibur diri dengan menyatakan  bahwa ini hanyalah sebuah negara fiktif.

Leila S.Chudori

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mira W Puas Dengan Arini Besutan Ismail Basbeth

4 April 2018

Poster film Arini. twitter.com
Mira W Puas Dengan Arini Besutan Ismail Basbeth

Film Arini mampu menerjemahkan kisah dalam novel dengan baik dalam konteks kekinian


Film Indonesia Diputar di Busan International Film Festival 2017

17 Oktober 2017

Sumber: Dokumentasi pribadi
Film Indonesia Diputar di Busan International Film Festival 2017

Film Ismail Basbeth ini diputar perdana pada A Window on Asian Cinema. Memperkenalkan film-film pilihan dari Most Talented Asian Filmmaker of The Year


Garap Film Posesif, Sutradara Edwin: Tak Korbankan Idealisme

13 Oktober 2017

Sutradara Edwin, penulis naskah Gina S. Noer, Adipati Dolken, Putri Marino, duo produser Muhammad Zaidy dan Meiske Taurisia, yang membuat film Posesif saat di Bandung, 24 Januari 2017. TEMPO/ANWAR SISWADI
Garap Film Posesif, Sutradara Edwin: Tak Korbankan Idealisme

Menggarap film Posesif, menurut Edwin, sama sekali tidak mengorbankan idealismenya sebagai sutradara film selama ini.


Star Wars: The Last Jedi, Ungkap Siapa Jedi yang Terakhir

9 Oktober 2017

Figur dari film Star Wars dihadirkan dalam New York Comic Con di New York City, AS, 5 Oktober 2017. REUTERS
Star Wars: The Last Jedi, Ungkap Siapa Jedi yang Terakhir

Lucasfilm telah secara resmi mengumumkan bahwa trailer film Star Wars: The Last Jedi akan tayang pada hari Selasa, 10 Oktober 2017.


Di Pemutaran Film ini, Pria Kulit Putih Bayar Tiket Lebih Mahal

22 September 2017

Seorang pria melihat poster film lama di sebuah bioskop yang tidak terpakai di Al-Ahram, Tripoli, Lebanon, 5 Juli 2017. Kini Qassem Istanbouli mendapatkan dukungan finansial dari kementerian kebudayaan Lebanon, sebuah LSM Belanda dan Amerika Serikat untuk membangun mimpinya. REUTERS/Ali Hashisho
Di Pemutaran Film ini, Pria Kulit Putih Bayar Tiket Lebih Mahal

Shiraz Higgins ingin bicara soal adanya ketakadilan
pendapatan antara perempuan dan laki-laki di Kanada


Joko Anwar Gandeng Dua Seniman Main Film Pengabdi Setan  

22 September 2017

Poster film Pengabdi Setan. imdb.com
Joko Anwar Gandeng Dua Seniman Main Film Pengabdi Setan  

Di film Pengabdi Setan, Joko Anwar membutuhkan ada pemain
yang bisa menerjemahkan cerita melalui gestur. Ia melibatkan
dua seniman di Pengabdi Setan


Gerbang Neraka, Film Horor Dengan Format Berbeda

15 September 2017

Pemeran Film Gerbang Neraka Julie Estelle (kiri), Reza Rahadian (tengah) dan Dwi Sasono (kanan) berfoto bersama saat menghadiri peluncuran film Gerbang Neraka di Jakarta, 13 September 2017. Film Gerbang Neraka akan dirilis secara serentak di seluruh bioskop pada 20 September mendatang. ANTARA FOTO
Gerbang Neraka, Film Horor Dengan Format Berbeda

Film Gerbang Neraka digadang sebagai film horor yang dikemas
lain dari gaya film horor sebelumnya


Jay Subyakto Didemo Warga Keturunan Wandan Terkait Film Banda

31 Juli 2017

Ratusan warga keturunan asli Banda melakukan unjuk rasa, di halaman Gong Perdamaian Ambon, 31 Juli 2017. Aksi tersebut dilakukan menyusul pernyataan sutradara Film Banda The Dark Forgotten Trail, Jay Subiyakto yang dianggap menyudutkan warga asli Banda dalam promosi filmya. Foto: Rere Khairiyah
Jay Subyakto Didemo Warga Keturunan Wandan Terkait Film Banda

Ratusan warga mendesak DPRD untuk menunda penayangan film Banda yang disutradari Jay Subyakto.


Harry Styles dan Pangeran Harry Ramaikan Premier Film Dunkirk

15 Juli 2017

Harry Styles berakting di film Dunkirk. DAILYMAIL
Harry Styles dan Pangeran Harry Ramaikan Premier Film Dunkirk

Harry Styles mendampingi Pangeran Harry di karpet merah premier film Dunkrik karya Christopher Nolan.


Lebanon Akan Boikot Wonder Woman karena Diperankan Aktris Israel

31 Mei 2017

Aktris Gal Gadot memerankan perannya saat syuting film terbarunya, Wonder Woman. Film ini menceritakan sosok Diana, putri cantik asal Amazon yang dilatih guna menjadi ksatria tak terkalahkan, Wonder Woman. AP Photo
Lebanon Akan Boikot Wonder Woman karena Diperankan Aktris Israel

Aktris Israel, Gal Gadot yang jadi Wonder Woman disebut-sebut menjadi anggota militer Israel.