Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Trump dan Dilema Jokowi

image-profil

image-gnews
Iklan

Vishnu Juwono
Dosen Fakultas Ilmu Administrasi UI

Dunia kembali dikejutkan oleh pesta demokrasi di Amerika Serikat yang puncaknya berlangsung pada pemilihan presiden pada 8 November 2016. Kandidat dari Partai Republik, Donald Trump, pengusaha properti dan bekas bintang reality show, terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat ke-45. Dengan sistem penghitungan electoral college, yang pemenangnya ditentukan oleh jumlah total negara bagian yang dimenangi, Trump memperoleh 279 electoral college, sedangkan pesaingnya, Hillary Clinton, 228. Trump menang, meskipun Hillary memenangi jumlah total suara pemilih (47,7%) dibanding Tump (47,4%). Ini gempa politik global dunia kedua setelah peristiwa Brexit, ketika melalui referendum rakyat Inggris di luar dugaan memutuskan keluar dari Uni Eropa pada Juni lalu.

Kemenangan Donald Trump ini unik. Sebagai jutawan dengan aset US$ 3,7 miliar (Forbes, 2016), ia mendapat banyak suara dari golongan menengah bawah kelas pekerja kulit putih dengan meraih kemenangan di beberapa negara bagian penting, seperti Michigan, Pennsylvania, dan Ohio. Akibatnya, di dalam segmen pemilih penting ini, Trump unggul telak dengan meraih suara sebanyak 67% dibanding Hillary (28%).

Fenomena ini didefinisikan sebagai "rich populism" oleh Ian Buruma (2016), yakni kelompok pengusaha kaya baru yang lihai berpolitik dengan memanfaatkan rasa frustrasi dari kaum pekerja terhadap kaum elite perkotaan yang dianggap memanipulasi pemerintah untuk memperkaya diri mereka. Akibatnya, selain Trump, di masa lalu terjadi pula fenomena berkuasanya Berlusconi di Italia atau Thaksin di Thailand. Pengalaman panjang Hillary Clinton di sektor publik, seperti menjadi menteri luar negeri, malah menjadi titik lemah bagi Hillary karena dianggap sebagai bagian dari kalangan elite tersebut.

Selain itu, sumber kemarahan lain dari golongan menengah bawah kulit putih tersebut adalah faktor ekonomi, dan Trump mengeksploitasi soal tingginya tingkat kemiskinan di masa Presiden Obama, yang mencapai puncaknya dengan 42,6 juta penduduk berada di bawah garis kemiskinan pada 2010. Untuk menarik simpati mereka, Trump mengecam kebijakan perdagangan bebas yang diakselerasi pada masa Presiden Bill Clinton era 1990-an. Kebijakan perdagangan bebas dengan 11 negara dalam Kemitraan Trans Pasifik (TPP) yang diadvokasi oleh Obama juga menjadi sasaran kritik Trump, yang disebutnya akan mengambil pekerjaan dari kelompok menengah bawah putih serta hanya menguntungkan korporasi dan negara asing.

Mengenai prospek hubungan bilateral Indonesia dengan Amerika Serikat, Kedutaan AS di Indonesia sepertinya harus bekerja keras dalam menjalankan fungsi diplomasi publik. Berdasarkan survei South China Morning Post pada 6 November lalu, hanya 10% warga Indonesia yang memilih Trump dibandingkan Hillary, dengan 90%. Ketidakpopuleran Trump di Indonesia terutama karena retorika anti-muslim Trump selama kampanye. Apalagi Indonesia adalah negara dengan mayoritas penduduk muslim.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam bidang ekonomi, Presiden Jokowi sepertinya harus mengurungkan niatnya agar Indonesia bergabung dalam TPP, karena bujukan Obama, mengingat Trump kemungkinan besar akan membatalkannya. Selain itu, program bantuan ke Indonesia, seperti Millennium Challenge Corporation (MCC) senilai US$ 600 juta, terutama komponen program lingkungan hidup, ada kemungkinan akan dikaji ulang oleh Trump, yang skeptis terhadap bahaya perubahan lingkungan dan berjanji akan membatalkan berbagai inisiatif lingkungan hidup Obama.

Presiden Jokowi saat ini memfokuskan hampir seluruh sumber daya pemerintahnya pada sektor ekonomi, terutama infrastruktur. Karakter "developmentalis" ini mengingatkan pada pemerintah Orde Baru masa Soeharto (Warburton, 2016). Dengan latar belakang yang sama, sebagai pengusaha, serta gaya kepemimpinan "developmentalis" Trump dan Jokowi yang mirip, mereka berpeluang menciptakan hubungan personal yang cocok jika diwujudkan dalam hubungan bilateral kedua negara dengan prioritas kerja sama di bidang ekonomi. Terlebih iklim politik AS mendukung Trump. Melalui pemilihan umum yang sama, menurut perkiraan CNN, Partai Republik juga menguasai parlemen dengan 238 kursi (Demokrat 193 kursi) dan senat dengan 51 kursi (Demokrat 48 kursi).

Fokus kerja sama di bidang ekonomi kemungkinan besar pada sektor infrastruktur, keuangan, teknologi informasi, dan energi dengan perusahaan multinasional AS memiliki keunggulan teknologi dan kapital. Hingga triwulan pertama 2016, jumlah modal asing dari AS, menurut data BKPM, ternyata masih kecil, hanya di urutan ke-20 dengan nilai investasi US$ 10,65 juta, walaupun volume perdagangan kedua negara cukup besar, senilai US$ 14 miliar atau 10% dari total ekspor Indonesia ke seluruh dunia.

Pada akhirnya, tantangan Jokowi ke depan adalah bagaimana mendatangkan investasi dan meningkatkan volume perdagangan dengan AS melalui diplomasi ekonomi yang intensif tanpa menimbulkan sentiment negatif dari masyarakat terhadap dirinya, khususnya dari kalangan muslim. Untuk itu, Jokowi mempunyai tugas tambahan yang berat, yaitu meyakinkan masyarakat bahwa hubungan bilateral dengan AS, yang dipimpin Trump, adalah semata-mata untuk memperjuangkan kepentingan negara dan demi manfaat bagi Indonesia.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mendag Zulkifli Hasan: Pulihkan Ekonomi, Tingkatkan Kerja Sama ASEAN-AS

24 Agustus 2023

Menteri Perdagangan RI, Zulkifli Hasan selaku AEM Chair memimpin Pertemuan Konsultasi AEM-Perwakilan Perdagangan Amerika Serikat (United States Trade Representative/USTR) di Semarang, Jawa Tengah, Senin 21 Agustus 2023.
Mendag Zulkifli Hasan: Pulihkan Ekonomi, Tingkatkan Kerja Sama ASEAN-AS

Pertemuan antara para Menteri Ekonomi ASEAN dan USTR bertujuan untuk mendiskusikan peningkatan kerja sama antara ASEAN dan Amerika Serikat


Mendag: Indonesia-AS Sepakat Gelar Pertemuan TIFA pada 2024

23 Agustus 2023

Mendag: Indonesia-AS Sepakat Gelar Pertemuan TIFA pada 2024

Amerika Serikat juga meminta dukungan dari Indonesia terkait perundingan Indo-Pacific Economic Framework (IPEF)


Bamsoet Terima Dominique Plewes, Dukung Peningkatan Kerja sama Indonesia - AS

2 September 2022

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo saat menerima Mrs. Dominique Plewes di Jakarta, Jumat (2/9/22).
Bamsoet Terima Dominique Plewes, Dukung Peningkatan Kerja sama Indonesia - AS

Del Mar Country Club telah memiliki sejarah panjang sebagai tempat berkumpulnya para tokoh bisnis, politik, militer, dan akademis yang berpengaruh di Amerika Serikat.


HUT Amerika Serikat ke-245: Ini Daftar Presiden yang Pernah ke Indonesia

4 Juli 2021

AS Barack Obama dan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Merdeka, Jakarta. AP Photo/Adi Weda
HUT Amerika Serikat ke-245: Ini Daftar Presiden yang Pernah ke Indonesia

Sejak Republik Indonesia merdeka enam presiden Amerika Serikat pernah berkunjung ke sini


Kunjungi Indonesia, Wakil Menlu AS Wendy Sherman Bahas Perpanjangan GSP

31 Mei 2021

Wendy Sherman tiba untuk pertemuan tentang Suriah di markas besar PBB Eropa di Jenewa 13 Februari 2014. [REUTERS/Denis Balibouse]
Kunjungi Indonesia, Wakil Menlu AS Wendy Sherman Bahas Perpanjangan GSP

RI optimistis AS akan memperpanjang Generalized System of Preferences atau GSP selama pertemuan dengan Wakil Menteri Luar Negeri AS Wendy Sherman.


Kontak Sri Mulyani, Menkeu Amerika Ingin Tingkatkan Kerja Sama

11 Maret 2021

Presiden Amerika Terpilih Joe Biden menunjuk Janet Yellen sebagai Menteri Keuangan Amerika yang baru (Sumber: Reuters)
Kontak Sri Mulyani, Menkeu Amerika Ingin Tingkatkan Kerja Sama

Menkeu Amerika Janet Yellen mengutarakan niat negaranya untuk meningkatkan kerja sama dengan Indonesia


RI Ucapkan Selamat Kepada Presiden Joe Biden dan Wapres Kamala Harris

21 Januari 2021

Presiden AS Joe Biden dan ibu negara Jill Biden menyaksikan kembang api dari Gedung Putih setelah dilantik sebagai Presiden Amerika Serikat ke-46  pada 20 Januari 2021. Saat pelantikan Joe Biden bersumpah untuk
RI Ucapkan Selamat Kepada Presiden Joe Biden dan Wapres Kamala Harris

Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno L.P. Marsudi, mengucapkan selamat kepada Presiden Joe Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris.


Perang Dagang, AS Ancam Cabut Tarif Bea Masuk Produk Indonesia

6 Juli 2018

Presiden Joko Widodo saat menjadi keynote speak dalam sebuah acara CEO di Jakarta, 24 November 2016. Dalam pidatonya Jokowi sebut Donald Trump seperti meniru Indonesia soal Tax Amnesty dan Infrastruktur. TEMPO/Subekti
Perang Dagang, AS Ancam Cabut Tarif Bea Masuk Produk Indonesia

Hal tersebut merupakan efek perang dagang antara AS dengan Cina.


Trump Puji Indonesia Berhasil Padukan Pertumbuhan dan Pemerataan

12 November 2017

Presiden AS Donald Trump dan istrinya Melania Trump berpose saat mengunjungi Istana Forbidden City, Cina, 8 November 2017. AP Photo/Andrew Harnik
Trump Puji Indonesia Berhasil Padukan Pertumbuhan dan Pemerataan

Donald Trump memuji keberhasilan Indonesia dalam memadukan pertumbuhan dan pemerataan ekonomi.


Begini Kronologi Jenderal Gatot Nurmantyo Ditolak Masuk AS

22 Oktober 2017

Kapuspen TNI Mayjen TNI Wuryanto saat memberikan keterangan pers terkait penolakan Panglima TNI memasuki wilayah Amerika Serikat di Kantor Panglima TNI, Jakarta, 22 Oktober 2017. Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo, gagal bepergian ke Amerika Serikat sesaat sebelum menumpang pesawat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta Cengkareng lantaran adanya penolakan dari pemerintah AS. TEMPO/Subekti.
Begini Kronologi Jenderal Gatot Nurmantyo Ditolak Masuk AS

Kapuspen TNI Mayjen Wuryanto menjelaskan kronologi penolakan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo ke AS.