Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Princip

Oleh

image-gnews
Iklan

Seratus tahun yang lalu, seorang pemuda berumur 19 tahun menembakkan pistol semi-otomatisnya ke sepasang suami-istri di sebuah sudut jalan di Sarajevo.

Yang dibunuh Franz Ferdinand, pewaris takhta Imperium Austro-Hungaria yang sedang berkunjung ke kota taklukannya itu; istrinya, Sophie, ikut tewas. Si pembunuh Gavrilo Princip, anggota gerakan nasionalis Serbia yang ingin mengenyahkan kekuasaan imperial itu di wilayahnya.

Kedua tokoh ini seakan-akan melambangkan sejarah yang sedang terjadi satu abad yang lalu. Franz Ferdinand, yang duduk di dalam mobil dengan pakaian kemaharajaan itu, bagian dari kekuasaan lama. Princip, yang berada di jalan di depan sebuah toko makanan dekat sebuah jembatan, adalah unsur kekuatan baru yang sedang menyeberang ke masa depan.

Pada akhirnya mereka salah sangka. Masa depan tak bisa ditebak. Penembakan 28 Juni 1914 itu disusul perubahan zaman dengan entakan-entakan besar yang tak lurus arahnya.

Ketika tembakan menembus nadi dekat lehernya, Franz Ferdinand tak tahu bahwa istrinya, yang perutnya ditembus peluru, tak ada harapan untuk hidup. "Sophie, Sophie, jangan mati!" katanya. "Bertahanlah, untuk anak-anak kita!"

Anak-anak mereka hidup selamat nun jauh di istana, di Wina. Tapi tak lama setelah Sophie dan suaminya mati, berpuluh ribu istri dan suami dan anak-anak juga mati. Sebuah perang besar meletus dan meluas. Orang Jerman menyebutnya Weltkrieg, dari mana kata "Perang Dunia" berasal, meskipun pada dasarnya konflik ini adalah sengketa negeri-negeri Eropa.

Perang Dunia I, dimulai dengan serbuan Austria ke Serbia, akhirnya melibatkan pasukan pelbagai negeri, terutama Jerman dan Prancis, sampai dengan Selandia Baru. Delapan juta prajurit mati dan sejarah pelbagai bangsa berubah: Mekah dan Madinah direbut dari Daulat Usmani oleh tentara Arab yang dibantu Inggris-dan kekuasaan Saudi bertahan hingga hari ini. Imperium Austro-Hungaria dipecah dan lahir negeri Cekoslovakia dan Yugoslavia. Di Rusia, pemerintahan berganti: 1917 Lenin menegakkan sebuah negeri sosialis pertama yang bertahan selama lebih dari 70 tahun dan ketakutan Amerika terhadapnya menyebabkan Perang Dingin berlarat-larat, dengan sisa yang masih hadir di abad ini.

Nothing comes from violence and nothing ever could.

Lirik Sting itu, sebagaimana umumnya puisi, bukanlah pernyataan yang berniat akurat; ia lebih merupakan cetusan empati. Sebab banyak hal lahir dari kekerasan-tak semuanya buruk. Tindakan Princip membunuh penerus kekuasaan Austro-Hungaria 100 tahun yang lalu itu terbukti mengubah sejarah-termasuk memerdekakan banyak bangsa di dunia. Di pengadilan, anak muda Serbia itu berkata, "Saya seorang nasionalis Yugoslavia, bertujuan menyatukan semua orang Yugoslav." Tujuannya tercapai. Sekitar empat tahun kemudian, Yugoslavia yang merdeka dimaklumkan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tapi sebagaimana kekuasaan imperium Austro-Hungaria salah sangka tentang masa depannya sendiri, juga Princip dan nasionalismenya. Austro-Hungaria roboh setelah Perang Dunia I; persatuan Yugoslavia berakhir sebelum abad ke-21 datang.

Princip akan menangis seandainya ia menyaksikan itu. Tapi ia mati di penjara karena tuberkulosis-dan mungkin tak menyadari bahwa kekerasan punya jejak yang panjang.

Tomorrow's rain will wash the stains away
but something in our minds will always stay

Ketika para pengawal bertanya kepada Franz Ferdinand yang tertembak itu apakah ia kesakitan, sang hertog menjawab, gagah: "Ini bukan apa-apa." Itu kata-katanya yang penghabisan. Kemudian, hanya beberapa jam setelah ia dan istrinya mati, penguasa Austria di Sarajevo membalas dendam kolektif. Mereka kobarkan bara permusuhan terhadap orang-orang Serbia di kota itu dan kemudian di kota-kota lain. Golongan Kroasia dan muslim Bosnia digalakkan menghantam tetangga mereka; sebuah militia yang umumnya terdiri atas orang muslim Bosnia dibentuk, disebut Schutzkorps, buat meneror. Sebagian orang Serbia dipenjarakan dan 460 dihukum mati.

Tak mengherankan ketika Yugoslavia ditegakkan dan dipimpin Tito, politik divide et impera penguasa Austria itu diganti dengan kampanye melawan "nasionalisme"-dalam arti "golonganisme". Kadang-kadang dengan tangan besi, yang pada gilirannya membuat perlawanan terhadap itu jadi terasa adil.

Memang "something in our minds will always stay", seperti nyanyi Sting dalam Fragile. Kekerasan membiakkan dendam, dan dendam dengan cepat berbaur kebencian, dan tanpa disadari, seseorang berubah ketika kebencian kian jadi bagian kejiwaannya.

Yugoslavia runtuh karena orang-orang yang semacam itu. Manusia runtuh bersamanya.

Goenawan Mohamad

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Jokowi Minta Menlu Persiapkan Negosiasi Ketahanan Pangan dengan Vietnam

2 menit lalu

Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kerja di Provinsi Sulawesi Barat pada Selasa, 23 April 2024. Mengawali kegiatannya, Presiden Jokowi meninjau Kantor Gubernur Sulawesi Barat yang sempat hancur saat terjadi gempa pada tahun 2021 lalu. Foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
Jokowi Minta Menlu Persiapkan Negosiasi Ketahanan Pangan dengan Vietnam

Presiden Jokowi menerima laporan hasil lawatan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi ke Vietnam beberapa hari lalu.


Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

4 menit lalu

Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menyerahkan penghargaan Satyalencana kepada Wali Kota Medan Bobby Nasution dalam acara Peringatan Hari Otonomi Daerah XXVIII  tahun 2024 di Surabaya, Jawa Timur Kamis 25 April 2024. Humas Pemkot Surabaya
Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

Wali Kota Medan Bobby Nasution boleh dibilang banjir penghargaan. Menantu Jokowi ini dapat penghargaan Satyalancana baru-baru ini.


Galih Loss Mengaku Buat Konten yang Diduga Menistakan Agama untuk Menghibur

6 menit lalu

Tersangka Galih Loss (tengah) dihadirkan saat keterangan pers pegungkapan kasus penistaan agama atau ujaran kebencian oleh konten kreator Galih Nova Aji di Direktorat Reserse Kriminal (Ditreskrimsus) Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat, 26 April 2024. Tersangka Galih Nova Aji atau pemilik akun sosial media Galih Loss ditahan karena kasus pendistribusian konten vidio yang menyinggung SARA dan menimbulkan rasa kebencian dengan ancaman hukuman 6 tahun penjara. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Galih Loss Mengaku Buat Konten yang Diduga Menistakan Agama untuk Menghibur

Niat itu kini berujung penahanan Galih Loss di Rumah Tahanan (Rutan) Polda Metro Jaya.


Novel Baswedan dan Eks Pegawai KPK Lainnya Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK soal Dugaan Pelanggaran Kode Etik

10 menit lalu

Eks Pegawai KPK yang tergabung dalam IM57+ Institute yang diwakili oleh Novel Baswedan, M Praswad Nugraha, dan Yudi Purnomo Harahap melaporkan ke Dewas KPK soal dugaan pelanggaran kode etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron atas pelaporannya terhadap Anggota Dewas KPK Albertina Ho, Jumat, 26 April 2024. Tempo/Bagus Pribadi
Novel Baswedan dan Eks Pegawai KPK Lainnya Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK soal Dugaan Pelanggaran Kode Etik

Novel Baswedan dkk melaporkan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron atas dugaan pelanggaran kode etik karena telah melaporkan Anggota Dewas KPK Albertina Ho.


Viral Kasus Bea Masuk Rp 31 Juta Satu Sepatu, Dirjen Bea Cukai: Itu Termasuk Denda Rp 24 Juta

14 menit lalu

Tangkapan layar dari video pendek pengguna TikTok @radhikaalthaf ketika curhat soal bea masuk Rp 31,8 juta yang harus dibayar atas sepatu sepak bola yang dibelinya dari luar negeri (Sumber: TikTok)
Viral Kasus Bea Masuk Rp 31 Juta Satu Sepatu, Dirjen Bea Cukai: Itu Termasuk Denda Rp 24 Juta

Direktur Jenderal Bea dan Cukai Askolani mengatakan kasus pengenaan bea masuk Rp 31 juta untuk satu sepatu sudah sesuai aturan.


Cerita Warga Depok Sering Lihat Pria Tak Dikenal Kunjungi Rumah Polisi Pesta Narkoba

16 menit lalu

Ilustrasi Narkoba atau methylamphetamine. Getty Images
Cerita Warga Depok Sering Lihat Pria Tak Dikenal Kunjungi Rumah Polisi Pesta Narkoba

Cerita penangkapan lima anggota polisi pesta narkoba mulai terendus warga Kampung Palsigunung, Depok, Jawa Barat.


Usai Tak Lagi Dianggap Kader PDIP, Gibran Bilang Belum Bergabung Kemana-Mana

20 menit lalu

Wapres Terpilih Gibran Rakabuming Raka masih hadir di kantor Wali Kota Solo di Balai Kota Solo, Jawa Tengah, Kamis, 24 April 2024, usai penetapan oleh KPU kemarin. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Usai Tak Lagi Dianggap Kader PDIP, Gibran Bilang Belum Bergabung Kemana-Mana

"Kami berteman dengan semua, semua partai kami anggap rumah ya," ujar Gibran.


Rekam Jejak NasDem di Pilpres 2024, Nyatakan Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

22 menit lalu

Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh memberikan keterangan pers di Kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara No. 4, Jakarta Selatan, Kamis, 25 April 2024. TEMPO/Defara
Rekam Jejak NasDem di Pilpres 2024, Nyatakan Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Partai NasDem menyatakan bakal menjadi bagian dari koalisi pemerintahan Prabowo dan Gibran. Begini jejak politik NasDem dalam Pilpres 2024.


Jadi Tersangka Penistaan Agama, Galih Loss Minta Maaf ke Umat Muslim

26 menit lalu

Tersangka Galih Loss (tengah) dihadirkan saat keterangan pers pegungkapan kasus penistaan agama atau ujaran kebencian oleh konten kreator Galih Nova Aji di Direktorat Reserse Kriminal (Ditreskrimsus) Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat, 26 April 2024. Tersangka Galih Nova Aji atau pemilik akun sosial media Galih Loss ditahan karena kasus pendistribusian konten vidio yang menyinggung SARA dan menimbulkan rasa kebencian dengan ancaman hukuman 6 tahun penjara. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Jadi Tersangka Penistaan Agama, Galih Loss Minta Maaf ke Umat Muslim

Konten kreator TikTok Galih Loss meminta maaf atas konten video tebak-tebakannya dengan seorang anak kecil yang dianggap menistakan agama.


Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

30 menit lalu

Ilustrasi mata uang Rupiah. Brent Lewin/Bloomberg via Getty Images
Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.