Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tangis

Oleh

image-gnews
Iklan

Siapa tahu matahari seorang yang buta?
Les Miserables

Matahari bisa begitu terang, tapi begitu jauh dan tak peduli kesengsaraan manusia. Les Miserables, yang terbit pertama kali 1 April 1862, ingin lebih dekat ke bumi dan peka kepada tangis Prancis. Satu baris kalimatnya yang termasyhur: "Siapa yang tak menangis, tak melihat."

Victor Hugo ingin mata kita basah dan melihat, dengan peka, ke sekitar. Pada umumnya ia berhasil, setidaknya di antara pembacanya 200 tahun yang lalu. Konon penerbitan pertama novel ini di Brussel tertunda karena para juru cetak terisak-isak waktu membaca manuskripnya.

Sang novelis tak ingin jadi pemikir besar. Ia tak mau menatap semesta dan melihat sejarah semata-mata sebagai survei wilayah. Ia tak mau sibuk dengan tata zodiak hingga ia tak melihat anak kecil yang mencucurkan air mata.

Tak mengherankan bila novel yang terdiri atas lima bagian panjang ini padat dengan tokoh kecil yang melata, kaya akan adegan yang menyayat hati dengan khazanah kata yang tak habis-habisnya. Paragraf demi paragraf bergerak antara renungan sang pengarang dan dialog para peransebagian besar les miserables, para nestapa. Fantine, gadis yang hamil, ditinggalkan pacar dan jadi pelacur; Cosette, yatim yang terdampar; Jean Valjean, lelaki yang dihukum keras karena mencuri sepotong roti.

Tapi tak hanya itu. Novel ini memang terkadang terasa seperti sebuah melodrama yang majemuk, tapi Les Miserables sesungguhnya sebuah novel politik. Melalui bab demi bab, kita berangsur-angsur masuk ke dalam latar Paris menjelang Revolusi 1830. Suara rakyat, khususnya kaum buruh, makin nyaring di depan umum, di kedai-kedai anggur dan di salon-salon pertemuan. "Demam revolusi berjangkit. Tak ada titik di Kota Paris atau di Prancis yang bebas darinya. Urat nadi berdenyut keras di mana-mana. Bagaikan membran yang tercipta dari inflamasi dan membentuk tubuh manusia, jaringan perkumpulan rahasia mulai menyebar ke seluruh negeri."

Dalam jaringan itu, di kamar-kamar belakang yang setengah tersembunyi, para buruh bersumpah akan segera turun ke jalan begitu tanda pertama dibunyikan. Dan barikade pun dibentuk. Aparat kekuasaan ditantang. Tembak-menembak terjadi. Darah tumpah dan asap memenuhi trotoar. Di celah-celah itu, tampak "mulut-mulut yang menyemburkan napas api", "wajah-wajah yang luar biasa".

Di adegan seperti itu kita lihat: politik adalah sebuah tiwikrama, ketika manusia bergulat untuk mengubah keadaan jadi sebuah dunia yang lebih baik. Politik mentransformasi manusia yang rutin, terbatas, dan terpisah-pisah, menjadi subyek yang menggerakkan dan digerakkan tuntutan yang melebihi keterbatasan dan kepentingan dirinya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di Indonesia kita telah menyaksikan transformasi itu dalam politik di awal abad ke-20 semasa pergerakan nasional dan ketika perang kemerdekaan meletus pada 1940-an: di saat seperti itu, politik tumbuh dari tuntutan dan empatidari "melihat" dan "menangis".

Menangis, dalam pengertian ala Hugo, adalah sebuah "pengalaman ethis". Kata ini saya pinjam dari Simon Critchley dalam Infinitely Demanding: sebuah pengalaman ketika datang tuntutan ethis dan "aku siap mengikatkan diriku kepadanya". Dengan itu aku bertekad penuhtak sekadar memenuhi akidah normatifkarena ada sesuatu yang keji yang terjadi.

Tuntutan itu datang dari diriku sendiri, tak diperintah. Tapi tak hanya itu. Jika ia disebut sebagai hasil nalar atau akal budi, akal budi itusebagaimana ditunjukkan Hegel dan Marxbersifat sosial, dari proses saling-asah-saling-asih-saling-asuh dalam sejarah. Ia bertolak dari sebuah situasi yang konkret dan terbatas, tapi menjangkau nilai yang universal. Itulah yang tumbuh dalam diri Jean Valjean: tuntutan ethis yang dalam, sejak ia diampuni sang padri yang ia curi perabot peraknya dan ia pukul kepalanya. Ia jadi seorang penolong yang tanpa pamrih, tanpa ingin diakui.

Bagaimana itu mungkin? Mungkin hati nurani. Tapi dalam kata yang ringkas itu terkandung cerita kemanusiaan yang seluruhnya terjelaskan. "Untuk menulis tentang hati nurani," kata Hugo, "andai kata pun tentang seorang manusia semata-mata, andai kata pun tentang orang yang paling dihujat, harus kita cernakan semua kisah epik yang definitif dan bernilai."

Kisah epik itu agaknya yang mengingatkan kita tentang tuntutan ethis yang dalam yang membuat Jean Valjean jadi orang baik, Revolusi 1830 tak hanya huru-hara dan politik tergerak menjangkau nilai yang universal. Saya kira Critchley benar: ethik tanpa politik itu kosong, politik tanpa ethik itu buta.

Goenawan Mohamad

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kominfo Gandeng Tony Blair Institute Antisipasi Kejahatan Artificial Intelligence

2 menit lalu

Mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair menemui Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis, 18 April 2024. Blair sebelumnya diminta Jokowi membantu mempromosikan IKN ke dunia internasional. Tony Blair menyebut pemerintah dapat melakukan promosi ke beberapa negara lain seperti pemerintah Persatuan Emirat Arab (PEA) dan Republik Rakyat Tiongkok (RRT), serta sejumlah perusahaan asing di kawasan Asia untuk berinvestasi di IKN. TEMPO/Subekti.
Kominfo Gandeng Tony Blair Institute Antisipasi Kejahatan Artificial Intelligence

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dan Tony Blair Institute for Global Change bekerja sama antisipasi kejahatan Artificial Intelligence.


Cak Imin Unggah Foto Bareng Sufmi Dasco Gerindra, Sinyal Gabung Kubu Prabowo?

4 menit lalu

Calon wakil presiden nomor urut 1 sekaligus Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa atau PKB, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin ditemui di Pameran Create Art Make Impact di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat pada Sabtu, 2 Maret 2023. Tempo/Yohanes Maharso Joharsoyo
Cak Imin Unggah Foto Bareng Sufmi Dasco Gerindra, Sinyal Gabung Kubu Prabowo?

Cak Imin membantah unggahan foto dirinya dengan Dasco adalah sinyal untuk bergabung ke pemerintahan Prabowo-Gibran mendatang.


Lestarikan Silek Galombang Duo Baleh Minangkabau, Mahasiswa ISI Padang Panjang Gelar Pertunjukan Seni

6 menit lalu

Silek Galombang Duo Baleh (Dok. ISI Padang Panjang)
Lestarikan Silek Galombang Duo Baleh Minangkabau, Mahasiswa ISI Padang Panjang Gelar Pertunjukan Seni

Silek Galombang Duo Baleh merupakan salah satu aliran atau cabang dari seni bela diri tradisional Minangkabau yang berkembang di Batipuh, Tanah Datar.


Konflik Iran-Israel, Ekonomi Indonesia Terancam Turun di Bawah 5 Persen

8 menit lalu

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara dalam konferensi pers ihwal antisipasi dampak konflik Iran-Israel di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta Pusat pada Kamis, 17 April 2024. TEMPO/Riani Sanusi Putri
Konflik Iran-Israel, Ekonomi Indonesia Terancam Turun di Bawah 5 Persen

Pertumbuhan ekonomi Indonesia terancam turun menjadi di bawah 5 persen karena dampak konflik Iran-Israel.


Panduan Makan Sehat setelah Lebaran agar Gula Darah Stabil

11 menit lalu

Ilustrasi kue kering. ANTARA/Feny Selly
Panduan Makan Sehat setelah Lebaran agar Gula Darah Stabil

Berikut panduan porsi makan yang sehat untuk menjaga gula darah tetap stabil seusai Lebaran dari dokter penyakit dalam.


Kontroversi Daud Kim Youtuber Korea Selatan

11 menit lalu

Youtuber Daud Kim. Instagram
Kontroversi Daud Kim Youtuber Korea Selatan

YouTuber Korea Selatan Daud Kim kembali disoroti warganet. Kenapa?


Korban Tewas di Gaza Akibat Serangan Israel Tembus 34 Ribu Orang

28 menit lalu

Warga Palestina mengendarai kereta yang ditarik hewan saat berusaha untuk kembali ke rumahnya di Gaza utara melalui pos pemeriksaan Israel, di tengah konflik antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza 15 April 2024. REUTERS/Ramadhan Abed
Korban Tewas di Gaza Akibat Serangan Israel Tembus 34 Ribu Orang

Jumlah korban tewas di Gaza terus bertambah akibat serangan Israel dalam enam bulan terakhir.


Alasan Mengapa Kebanyakan Pesawat Berwarna Putih

43 menit lalu

Ilustrasi pesawat parkir di bandara. REUTERS
Alasan Mengapa Kebanyakan Pesawat Berwarna Putih

Awalnya, pesawat tidak dicat, hanya menampilkan bodi aluminium yang dipoles. Namun, tren berubah sejak 1970-an.


Petasan Pernikahan Hancurkan Rumah Calon Pengantin di Madura, Seorang Kerabat Tewas

49 menit lalu

Rumah hancur akibat petasan di di Dusun Sembilangan Timur, Desa Sembilangan, Kecamatan Kota, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, Jumat, 19 April 2024. TEMPO/Musthofa Bisri
Petasan Pernikahan Hancurkan Rumah Calon Pengantin di Madura, Seorang Kerabat Tewas

Petasan yang hendak dibawa ke rumah calon mempelai wanita tersebut meledak hingga menghancurkan rumah dan menewaskan seorang kerabat.


Ketua KPU Dilaporkan untuk Dugaan Asusila, Berikut Sejumlah Kontroversi Hasyim Asy'ari

53 menit lalu

Ketua KPU Hasyim Asy'ari diduga tertidur saat mengikuti sidang perselisihan hasil Pilpres 2024 dengan pemohon capres dan cawapres nomor urut 01 Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar dan pemohon capres dan cawapres nomor urut 03 Ganjar Pranowo dan Mahfud MD di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Kamis, 4 April 2024. Adapun agenda sidang hari enam perkara PHPU Pilpres 2024 mendengarkan keterangan saksi dan ahli yang dihadirkan pihak terkait capres dan cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Pihak terkait menghadirkan 8 ahli dan 6 saksi pada sidang sengketa Pilpres 2024. TEMPO/Subekti.
Ketua KPU Dilaporkan untuk Dugaan Asusila, Berikut Sejumlah Kontroversi Hasyim Asy'ari

Kontroversi Ketua KPU Hasyim Asy'ari, dari pencalonan Gibran sebagai cawapres hingga skandal wanita emas. terakhir dugaan asusila terhadap PPLN