Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ruwatan

Oleh

image-gnews
Iklan

Putu Setia

Mereka datang dengan seragam khas Jawa. Membawa kembang setaman, membawa dua ekor ayam: hitam dan putih. Di depan rumah Amien Rais di Condongcatur, Yogyakarta, mereka melaksanakan ruwatan. Mbah Sukir berdoa dalam bahasa Jawa, kurang-lebih artinya: "Semoga Bapak Amien Rais lepas dari sandikolo dan kembali bersih. Semoga bangsa ini terhindar dari bencana dan segala hal yang tidak baik. Semoga rakyat Indonesia bisa sejahtera."

Saya yang menonton lewat televisi sangat terharu. Apa yang dilakukan Paguyuban Masyarakat Tradisi (Pamatri) Yogyakarta ini sungguh mulia. Mendoakan seseorang kembali bersih dan mendoakan bangsa terhindar dari bencana. Tetapi kenapa ada polisi, kenapa tak ada Amien Rais, tokoh yang diruwat?

Dari pemberitaan media, saya akhirnya tahu ruwatan itu semacam "aksi demo" untuk Amien Rais. Tapi saya mengesampingkan hal itu. Bagi saya, yang sesekali melakukan ruwatan versi Bali, ritual itu adalah sakral. Apakah ada hal-hal yang sakral dijadikan guyonan?

Mendoakan Amien Rais kembali bersih dan lepas dari sandikolo tentu baik. Sandikolo aslinya dari bahasa Jawa Kuno: Sandyakala. Adalah waktu pergantian antara siang dan malam yang sering diganggu setan, karena itu wajib memanjatkan doa supaya selamat. Sebagai manusia yang masih bergerak di dunia dengan segala aktivitas, tentu kadang bisa "kotor", baik dalam berucap maupun bertingkah. Diruwat menjadi "kembali bersih" bukankah sesuatu yang agung?

Doa Mbah Sukir, "bangsa ini terhindar dari segala hal yang tidak baik", saya kira langsung disetujui Gusti Allah. Tak sampai 24 jam, presiden terpilih Joko Widodo bisa bertemu dengan calon presiden yang kalah, Prabowo Subianto. Prabowo menghormat secara militer, sesuai dengan latar belakang hidupnya. Jokowi membungkuk dengan tulus, teladan santun para leluhur. Mereka bersalaman, saling dukung, Prabowo memberi ucapan selamat, bahkan meminta pendukungnya untuk ikut mendukung Jokowi. Saya berpendapat kejadian ini termasuk hasil ruwatan Mbah Sukir-untuk yang berbeda pendapat silakan menertawakan saya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Saya sering merenung-terutama di kala baterai handphone lemah dan tak bisa nge-tweet-bangsa ini perlu melakukan ruwatan secara massal dan berjadwal. Katakanlah setahun sekali, pilih hari yang sudah disaktikan, semisal Hari Pahlawan, Hari Kemerdekaan, Hari Kebangkitan Nasional, atau memang diadakan Hari Ruwatan. (Ide terakhir itu mohon tak disebut sinting). Tentu ruwatan itu dicarikan esensinya, yakni merenungi kekotoran kita selama ini, misalnya, apakah benar kita memihak rakyat sementara kita berebut jabatan dengan mengorbankan hak rakyat. Apakah benar kita mendirikan partai yang modern, padahal yang jadi pengurus inti adalah anak-anak kita. Dan contohnya bisa banyak. Nah, kekotoran itu kita bersihkan dengan jalan ruwatan. Tak perlu ayam hitam dan ayam putih. Cukup duduk bersama dalam sebuah dialog yang tulus. Siapa tahu ruwatan bisa mempertemukan dua tokoh yang selama sepuluh tahun tak pernah ngobrol.

Gaya Jokowi adalah ciri khas "peruwat sejati". Dengan kebersihan hati, dia temui "lawan-lawannya" memakai baju putih, tanpa membawa ayam putih. Ternyata "setan-setan sandikolo" bisa kabur. Prabowo yang selama ini dikesankan kaku, marah melulu, tak menghormati tamu, ternyata lain. Jangan-jangan memang dari dulu kesantunan Prabowo ditutupi "setan sandikolo".

Besok Jokowi dilantik sebagai presiden. Mari momentum ini kita jadikan ruwatan massal, berpikir jernih hanya untuk kesejahteraan masyarakat, seperti doa Mbah Sukir di rumah Amien Rais. Amin.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


20 Tahun Pembunuhan Munir, Kronologi Kematian Aktivis HAM Akibat Racun Arsenik di Pesawat

7 menit lalu

Pengendara melintas di dekat mural tentang aktivis HAM Munir Said Thalib di Jakarta, Senin, 7 September 2020. Mural tersebut dibuat untuk mengenang mendiang pejuang kemanusiaan Munir Said Thalib yang meninggal dunia setelah diracun dalam penerbangan menuju Amsterdam, Belanda pada 7 September 2004, 16 tahun silam. ANTARA/Rivan Awal Lingga
20 Tahun Pembunuhan Munir, Kronologi Kematian Aktivis HAM Akibat Racun Arsenik di Pesawat

20 tahun sudah kematian Munir tidak kunjung menemukan titik terang mengungkap siapa dalang pembunuhan Munir sesungguhnya.


5 Drakor Dibintangi Son Na Eun Selain Romance in the House

8 menit lalu

Aktris Korea, Son Na Eun. Foto: Instagram.
5 Drakor Dibintangi Son Na Eun Selain Romance in the House

Aktris berbakat Korea, Son Nae Eun beradu akting dengan Choi Minho dalam drama Korea terbaru bertajuk Romance in the House.


Pendukung Gibran Rakabuming Laporkan Rocky Gerung, Polisi Belum Menemukan Adanya Pidana

8 menit lalu

Rocky Gerung menjadi pembicara dalam Panggung Mimbar Akademik dan Kerakyatan di Univeristas Widyagama, 12 Februari 2024. Tempo/Eko Widianto
Pendukung Gibran Rakabuming Laporkan Rocky Gerung, Polisi Belum Menemukan Adanya Pidana

Pendukung Gibran menuduh Rocky Gerung dalam sebuah acara di televisi telah menyebarkan berita bohong tentang Wali Kota Solo.


Dosen Hukum Pidana UGM Sanggah Nurul Ghufron yang Sebut Kaesang Tak Wajib Laporkan Terima Gratifikasi

23 menit lalu

Tangkapan layar dari video pendek yang menunjukkan momen Kaesang Pangarep dan Erina Gudono turun dari jet pribadi dan langsung berjalan menuju mobil yang telah menunggu di apron bandara. Petugas tampak membawa sejumlah tas-tas belanjaan mewah tanpa melewati pemeriksaan Bea Cukai. (Sumber: Twitter)
Dosen Hukum Pidana UGM Sanggah Nurul Ghufron yang Sebut Kaesang Tak Wajib Laporkan Terima Gratifikasi

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menyebut Kaesang tidak perlu melaporkan gratifikasi. Dosen Hukum Pidana UGM bilang tidak boleh dibebaskan kasusnya.


Misa di Papua Nugini, Paus Fransiskus: Tuhan Menyentuh Orang hingga Ujung Dunia

31 menit lalu

Paus Fransiskus bertemu dengan Gubernur Jenderal Papua Nugini, pejabat pemerintah, duta besar, kelompok sipil di Apec House, Papua Nugini, Sabtu, 7 September 2024. Foto: Biro Pers Vatikan.
Misa di Papua Nugini, Paus Fransiskus: Tuhan Menyentuh Orang hingga Ujung Dunia

Misa yang dipimpin oleh Paus Fransiskus di John Guise Stadium dihadiri sekitar 35 ribu umat.


Penyebab Paus Fransiskus Hanya Hidup dengan Satu Paru-paru

35 menit lalu

Paus Fransiskus disambut oleh Wakil Perdana Menteri Papua Nugini John Rosso setelah mendarat di Bandara Internasional Port Moresby Jackson, di Port Moresby, Papua Nugini, 6 September 2024. REUTERS/Guglielmo Mangiapan
Penyebab Paus Fransiskus Hanya Hidup dengan Satu Paru-paru

Meski hanya memiliki satu paru-paru, Paus Fransiskus sanggup melakukan perjalanan jauh ke berbagai penjuru dunia.


Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Langgar Kode Etik Soal Intervensi Mutasi ASN Kementan

43 menit lalu

Terperiksa Wakil Ketua KPK, Nurul Ghufron, mengikuti sidang pembacaan surat amar putusan pelanggaran etik, di gedung ACLC Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Jumat, 6 September 2024. TEMPO/Imam Sukamto
Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Langgar Kode Etik Soal Intervensi Mutasi ASN Kementan

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron terbukti melakukan pelanggaran kode etik soal penyalahgunaan pengaruh atau jabatan di balik mutasi ASN Kementan.


Profil Cak Lontong, Ketua Tim Pemenangan Pramono Anung-Rano Karno yang Disebut Good Looking

45 menit lalu

Cak Lontong. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Profil Cak Lontong, Ketua Tim Pemenangan Pramono Anung-Rano Karno yang Disebut Good Looking

Cak Lontong Ketua Tim Pemenangan Pramono Anung dan Rano Karno dalam Pilkada Jakarta 2024. Sebelumnya, Pramono sebut ketua timnya sosok good looking.


Tips Mendaki Bagi Pemula dan 5 Larangan saat Naik Gunung

50 menit lalu

Nadine Chandrawinata saat mendaki gunung Cartenz. FOTO/Instagram
Tips Mendaki Bagi Pemula dan 5 Larangan saat Naik Gunung

Ada sejumlah persiapan dan larangan saat naik gunung


Mahfud Md Pernah Menunjuk Faisal Basri Jadi Satgas TPPU, Bongkar Kasus Impor Emas Senilai Rp 189 Triliun

59 menit lalu

Mahfud Md Pernah Menunjuk Faisal Basri Jadi Satgas TPPU, Bongkar Kasus Impor Emas Senilai Rp 189 Triliun

Mahfud Md pernah menunjuk Faisal Basri jadi Satgas TPPU. Ini hasil temuan bersama timnya, termasuk bongkar kasus impor emas senilai Rp 189 triliun.