Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Harapan

Oleh

image-gnews
Iklan

Putu Setia

Para menteri yang membantu Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla segera bekerja sesuai dengan namanya: Kabinet Kerja. Mereka bekerja bahkan sebelum serah-terima dengan menteri terdahulu. Orang-orang menyambutnya dengan sukacita. Sebuah harapan datang, harapan yang membawa kebaikan.

Itu bagi kaum optimistis. Di negeri ini, antara kaum optimistis dan pesimistis sama-sama lebay. Yang pesimistis menyebutkan Kabinet Kerja ini kabinet transaksional yang amburadul. Sekian menteri bermasalah, sekian menteri tak pantas dalam jabatannya, sekian menteri titipan. Sekian menteri baik, itu tak ada.

Susi Pudjiastuti, Menteri Kelautan dan Perikanan, jadi bintang dan dipuja. Hanya lulus sekolah menengah pertama, tapi gebrakannya langsung menohok. Berbagai rapat diadakan untuk menanggulangi pencurian ikan. Tapi yang mencela Susi banyak dikaitkan dengan ulahnya yang sepintas tampak eksentrik-meski itu pembawaan aslinya. Pakar kelautan di Institut Teknologi Bandung pun menyebut pemilihan Susi sangat ngawur. Dan Susi menantangnya dengan sesekali-bukan dengan maksud mengejek-memakai bahasa Inggris dengan fasih, siapa yang lebih paham tentang laut.

Saya teringat dongeng kebajikan ala India. Kisah seorang profesor yang bertahun-tahun meneliti soal gaya berenang dan menghasilkan buku yang sangat bagus. Ketika buku di-launching di tepi pantai dan ombak besar datang, profesor itu terseret nyaris tenggelam. Untung ia diselamatkan anak nelayan. Profesor hanya ahli berteori, tapi tak bisa berenang. Sementara anak nelayan tak paham teori, tapi bisa berenang.

Kita harus sabar menilai orang, jangan grasa-grusu nyinyir dengan melihat penampilan fisik dan pendidikan formalnya. Mari kita tunggu hasil kerjanya. Jika kerjanya buruk, kita koreksi. Jika tetap buruk, kita usulkan diganti. Menteri bukan jabatan yang sulit untuk diganti.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Yang sulit diganti adalah anggota DPR. Kalau partainya tidak mengganti, meski ulahnya menyebalkan atau rekam jejaknya distabilo merah oleh KPK (sayangnya KPK tak berani berbuat itu seperti kepada calon menteri), tetap saja mereka di Senayan. Apalagi pimpinan DPR. Sudah jelas memihak kelompoknya dalam memimpin sidang, mereka tetap tak peduli betapa pun meja-meja dirobohkan. Mereka tak lagi menjadi wakil rakyat, melainkan telah menjelma menjadi wakil partai.

Menariknya, kaum optimistis dan pesimistis seperti sepakat untuk tidak berbeda pandangan mengenai keadaan yang amburadul di parlemen. Mau bersikap rakus "sikat habis semua jabatan", mau bersikap "buat DPR tandingan", suka-suka merekalah. Rakyat sudah tak menaruh harapan apa-apa terhadap DPR periode ini: "DPR salah asuhan". Paling-paling disikapi sebagai lelucon dan mereka pun sepertinya tetap bangga sambil terus berkata: "kami berjuang untuk rakyat." Prettt.

Lalu, ke mana harapan tentang kebaikan bangsa secara keseluruhan? Di eksekutif, ada harapan betapa pun sebagian kecil masih ada yang sangsi. Tinggal menunggu hasil gebrakan kerja. Namun di parlemen, harapan itu sudah redup, entah kalau ada yang kembali menyalakannya dalam waktu dekat. Parlemen yang kini terbelah dan yang sepenuhnya mewakili kepentingan kelompok bisa menghambat pemerintah karena sebagian besar program pemerintah tergantung parlemen. Baik DPR Merah Putih maupun DPR Hebat-yang sudah punya pimpinan sementara-sama-sama buruk dan tak memberikan aura positif untuk pekerjaan yang dilakukan eksekutif.

Parlemen harus disembuhkan, jangan sampai terus-menerus jadi ejekan rakyat, karena parlemen adalah wakil-wakilnya rakyat.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Demi Konten, Turis di Cina Mempertaruhkan Nyawanya Bergelantungan di Tebing

1 detik lalu

Paiya Mountain, Cina (dpxq.gov.cn)
Demi Konten, Turis di Cina Mempertaruhkan Nyawanya Bergelantungan di Tebing

Warganet menyayangkan sikap turis di Cina tersebut karena tidak hanya membahayakan diri sendiri tetapi juga pihak lain.


Spesies Burung di Indonesia Bertambah Tahun Ini, Mengubah Status Keterancaman

43 detik lalu

Burung Kacamata Morotai. ebird.org
Spesies Burung di Indonesia Bertambah Tahun Ini, Mengubah Status Keterancaman

Bagaimana jumlah spesies burung di Indonesia bisa bertambah pada tahun ini? Simak penjelasan Burung Indonesia.


Terkini: Setelah 'Tuyul' dan Pertalite Dicampur Air Ada Apa Lagi di SPBU Pertamina?, KAI Operasikan KA Argo Bromo Anggrek New Generation

1 menit lalu

Ilustrasi SPBU Pertamina. ANTARA
Terkini: Setelah 'Tuyul' dan Pertalite Dicampur Air Ada Apa Lagi di SPBU Pertamina?, KAI Operasikan KA Argo Bromo Anggrek New Generation

Kecurangan di SPBU Pertamina kembali terungkap. Setelah switch dispenser untuk kurangi takaran yang disebut tuyul dan Pertalite dicampur air, kini....


Hasil Pungli di Rutan KPK Baru Dikembalikan Rp 270 Juta, Akan Disetor ke Kas Negara

1 menit lalu

KPK menetapkan 15 tersangka dan menahannya dalam kasus pungutan liar atau pungli di rumah tahanan KPK, Jumat, 15 Maret 2024. TEMPO/Bagus Pribadi
Hasil Pungli di Rutan KPK Baru Dikembalikan Rp 270 Juta, Akan Disetor ke Kas Negara

Ali Fikri mengatakan para tersangka pungli di rutan KPK sudah mengembalikan uang Rp 270 juta dari total Rp 6,3 miliar.


Live in Levi's 2024 Mengundang Para Penari untuk Film Pendek

2 menit lalu

Potongan adegan dalam kampanye terbaru Levi's, yakni Live in Levi's 2024.  Foto : Levi's
Live in Levi's 2024 Mengundang Para Penari untuk Film Pendek

Levi's meluncurkan kampanye terbaru Live in Levi's 2024 lewat film dan open casting #LevisOpenCall


UNICEF Minta Gencatan Senjata di Gaza Bukan Simbolik

19 menit lalu

Warga Palestina berkumpul untuk menerima makanan gratis saat penduduk Gaza menghadapi krisis kelaparan, selama bulan suci Ramadhan, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Jabalia di Jalur Gaza utara 19 Maret 2024. REUTERS/Mahmoud Issa
UNICEF Minta Gencatan Senjata di Gaza Bukan Simbolik

UNICEF memperingatkan gencatan senjata di Jalur Gaza harus bersifat substantif, bukan simbolik dan harus bisa mengakhiri bencana kemanusiaan


Cerita Enik Waldkonig Ihwal Ferienjob Sampai Diusut Polisi: Tak Ada Surat Panggilan Tiba-Tiba jadi Tersangka

20 menit lalu

Ferienjob. Istimewa
Cerita Enik Waldkonig Ihwal Ferienjob Sampai Diusut Polisi: Tak Ada Surat Panggilan Tiba-Tiba jadi Tersangka

Enik Waldkonig menjelaskan tidak pernah mendapat surat panggilan dari Bareskrim Polri soal ferienjob. Tiba-tiba tersangka.


Ajudan Abdul Gani Kasuba Bakal Kembali Jalani Pemeriksaan Setelah Coba Melukai Diri di Toilet KPK

29 menit lalu

Tersangka Abdul Gani Kasuba melambaikan tangannya saat memasuki ruang pemeriksaan di gedung KPK, Jakarta, Selasa, 23 Januari 2024. Gubernur nonaktif Maluku Utara itu diperiksa sebagai tersangka dalam tindak pidana korupsi berupa pemberian hadiah atau janji untuk proyek pengadaan barang dan jasa serta perijinan dilingkungan Pemerintah Provinsi Maluku Utara dengan barang bukti uang tunai Rp725 juta. TEMPO/Imam Sukamto
Ajudan Abdul Gani Kasuba Bakal Kembali Jalani Pemeriksaan Setelah Coba Melukai Diri di Toilet KPK

Ali Fikri mengatakan saat ini ajudan bekas Gubernur Maluku Utara, Abdul Gani Kasuba dalam kondisi sehat setelah sempat melukai diri di toilet KPK.


10 Film Indonesia Terlaris Sepanjang Masa, Terbaru Film Agak Laen

30 menit lalu

Poster film Agak Laen. Dok. Imajinari
10 Film Indonesia Terlaris Sepanjang Masa, Terbaru Film Agak Laen

Apa saja film Indonesia terlaris sepanjang masa? KKN di Desa Penari masih menjadi juaranya diikuti Agak Laen.


Ribuan Anak Afrika Terserang Sindrom Mengangguk, Gangguan Saraf yang Masih Misterius

31 menit lalu

Sejumlah anak-anak yang mengalami malnutrisi bermain di rumah sakit anak di Bangui, Republik Afrika Tengah, 11 Februari 2016. AP/Jerome Delay
Ribuan Anak Afrika Terserang Sindrom Mengangguk, Gangguan Saraf yang Masih Misterius

Sindrom mengangguk menyerang ribuan anak di Afrika. Gangguan saraf ini masih misterius dan belum diketahui pasti penyebabnya.