Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Subsidi

Oleh

image-gnews
Iklan

Putu Setia

Inilah kisah sebuah negeri yang berputar-putar di lingkaran tanpa ujung. Perdebatan berulang-ulang tanpa ada keputusan yang pasti atau keputusannya diulur-ulur. Salah satunya adalah pro dan kontra pengurangan subsidi bahan bakar minyak.

Pemerintahan boleh berganti presiden dan menteri. Namun subsidi untuk minyak tetap tinggi. Tak sebanding dengan dana yang dikucurkan untuk menyejahterakan rakyat. Subsidi untuk minyak selama lima tahun terakhir mencapai Rp 1.300 triliun, sementara uang yang disalurkan untuk kesejahteraan rakyat tak sampai Rp 1.000 triliun.

Bagi pemerintah dan yang pro pada pengurangan subsidi, analisisnya sederhana. Kalau uang sebanyak itu terus-menerus untuk subsidi minyak, kapan pemerintah membangun jalan lebih banyak, memperbaiki irigasi, membantu petani dengan pupuk murah, memberikan pelayanan kesehatan, membangun sekolah, dan seterusnya. Rakyat di desa paling menghabiskan Premium 2 liter sehari untuk ke pasar atau ke kebun dengan sepeda motor. Sedangkan orang mampu di kota menghabiskan 20-an liter sehari dengan mobilnya. Subsidi lebih dinikmati oleh mereka yang kaya, bukan oleh rakyat desa.

Mereka yang menolak pengurangan subsidi alasannya juga sederhana. Kalau harga minyak naik, ongkos angkutan juga naik. Akibatnya, kebutuhan pokok pun naik. Rakyat semakin menjerit karena menanggung beban lebih banyak, sementara penghasilannya tak ikut naik. Wong cilik akan tambah sengsara, buruh-buruh tambah menderita. Lihat demonstrasi sudah meledak di mana-mana. Semuanya demi rakyat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Para pengamat yang menolak pengurangan subsidi-sambil menyebut demi wong cilik-meminta pemerintah mencari alternatif. Dari yang masuk akal tapi sulit sampai yang abstrak. Misalnya, dibuat aturan dengan memanfaatkan teknologi agar minyak untuk rakyat tetap murah tetapi minyak untuk yang kaya boleh tinggi. Yang abstrak, ambil uang negara yang ditilep para koruptor, baik koruptor yang sudah dihukum maupun yang masih dikejar. Lalu, cari energi alternatif. Apa misalnya? Ya, pemerintah harus berpikir, dong.

Perdebatan ini terus berulang setiap ada rencana pemerintah menaikkan harga minyak, siapa pun presidennya. Wartawan tinggal copy-paste berita-berita tahun lalu dengan hanya mengubah tanggal dan sedikit merevisi nama tokoh. Karena pasti ada tokoh baru yang muncul, misalnya, mereka yang ngebet jadi menteri tetapi nasib membuatnya di luar pemerintahan.

Lucunya, setiap perdebatan itu pasti panjang dan membuat pemerintah bimbang untuk mengambil keputusan yang cepat. Lagi pula wacana kenaikan harga minyak itu jauh-jauh hari dikumandangkan, mungkin maksudnya sosialisasi, tapi yang terjadi malah keriuhan pro-kontra. Yang diuntungkan adalah penimbun minyak, baik penimbun kelas jeriken di pedesaan maupun kelas drum di kota dan kelas tanker di laut. Yang dibuat sibuk adalah polisi, karena menjaga SPBU dari antrean panjang. Minyak langka. Rakyat yang jauh dari SPBU menderita, membeli seliter Premium Rp 20 ribu hanya untuk motor yang mengangkut hasil panen dari kebun. Dan mereka mengomel: "Kalo memang naik, ya, naikkan, dong, langka begini jatuhnya lebih mahal."

Tahun lalu, ketika Presiden SBY mau menaikkan harga minyak, yang menolak keras adalah PDI Perjuangan. Materi pro-kontra sama. Sekarang, di awal pemerintahan Presiden Joko Widodo, pro-kontra pun sama. Bedanya, yang menolak adalah Partai Gerindra dan sekutunya. Andai kenaikan harga sekarang batal dan dicoba lagi tahun depan, semuanya akan berulang. Termasuk tulisan ini, tinggal ganti beberapa kalimat saja. Duh, sebuah negeri yang tak pernah selesai.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


4 Tokoh Pendidikan Anak-anak Indonesia: Pak Kasur, Bu Kasur, Kak Seto, Suryadi alias Pak Raden

2 menit lalu

Pak Raden (Ist)
4 Tokoh Pendidikan Anak-anak Indonesia: Pak Kasur, Bu Kasur, Kak Seto, Suryadi alias Pak Raden

Pak Kasur, Bu Kasur, Kak Seto, Drs Suryadi alias Pak Raden merupakan tokoh-tokoh pendidikan anak-anak Indonesia. Berikut profilnya


Gara-Gara Doner Kebab, Turki dan Jerman Berseteru Sengit

3 menit lalu

Doner Keban di Berlin. aeti.edu.lk
Gara-Gara Doner Kebab, Turki dan Jerman Berseteru Sengit

Perselisihan sengit telah terjadi antara Turki dan Jerman mengenai apa yang dimaksud dengan doner kebab.


Sebut Judi Online 6 Kali Lebih Bahaya dari Narkoba, Psikiater RSCM Sarankan Ini

3 menit lalu

Ilustrasi pemain judi online. Selain wartawan, Menkominfo Budi Arie mengungkapkan bahwa pegawai di Kementerian Komunikasi dan Informatika juga terlibat praktik judi online. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Sebut Judi Online 6 Kali Lebih Bahaya dari Narkoba, Psikiater RSCM Sarankan Ini

Psikiater menyebut judi online urgen dicegah. PPATK mencatat 197.054 anak 11-19 tahun sudah bermain judi online dengan deposit total Rp 293,4 miliar.


PBNU dan Muhammadiyah Akhirnya Putuskan Terima Izin Tambang Jokowi

3 menit lalu

Logo PBNU dan Muhammadiyah. Istimewa
PBNU dan Muhammadiyah Akhirnya Putuskan Terima Izin Tambang Jokowi

Dua ormas keagamaan besar, PBNU dan Muhammadiyah menerima tawaran izin tambang Jokowi


Punya Data Rekening Pengepul, Begini Cara PPATK Bongkar Transaksi Judi Online

3 menit lalu

Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Ivan Yustiavandana memberikan penjelasan dan pemaparan saat menghadiri rapat kerja Komisi III DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 21 Maret 2023. Rapat tersebut membahas transaksi mencurigakan di Kementerian Keuangan senilai Rp 349 triliun. TEMPO/M Taufan Rengganis
Punya Data Rekening Pengepul, Begini Cara PPATK Bongkar Transaksi Judi Online

PPATK mengungkapkan cara lembaganya untuk mengendus transaksi judi online.


Koperasi di Lereng Merapi Yogyakarta Siapkan Paket Eduwisata Belajar Seru Beternak Sapi

20 menit lalu

Suasana peternakan sapi di Koperasi Samesta yang berada di Kecamatan Cangkringan, lereng Gunung Merapi Sleman Yogyakarta. Tempo/Pribadi Wicaksono
Koperasi di Lereng Merapi Yogyakarta Siapkan Paket Eduwisata Belajar Seru Beternak Sapi

Untuk menuju lokasi, wisatawan nantinya bisa memanfaatkan paket dalam jip wisata lava tour Lereng Merapi Yogyakarta.


Prabowo Diminta Evaluasi Penghiliran Nikel

26 menit lalu

Ilustrasi  smelter nikel. REUTERS
Prabowo Diminta Evaluasi Penghiliran Nikel

Presiden terpilih Prabowo Subianto didesak untuk melakukan evaluasi program penghiliran nikel.


Survei Elektabilitas Ahok Kedua Teratas di Jakarta, PDIP: Semua Masih Dinamis

30 menit lalu

Ridwan Kamil, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), dan Anies Baswedan. TEMPO
Survei Elektabilitas Ahok Kedua Teratas di Jakarta, PDIP: Semua Masih Dinamis

Ahok memang menjadi salah satu nama calon potensial yang saat ini dimiliki PDIP.


Mengenang Pak Kasur: Tokoh Pendidikan Pernah Jadi Anggota Badan Sensor Film

31 menit lalu

Pak Kasur. kesekolah.com
Mengenang Pak Kasur: Tokoh Pendidikan Pernah Jadi Anggota Badan Sensor Film

Pak Kasur menjadi salah seorang tokoh pendidikan di negeri ini. Ini perjalanan hidupnya, dan khususnya dedikasinya pada pendidikan anak-anak.


Kapal Penumpang di Anambas Tenggelam, Tiga 3 Orang Meninggal

35 menit lalu

Ilustrasi kapal tenggelam. AFP/Pedro Pardo
Kapal Penumpang di Anambas Tenggelam, Tiga 3 Orang Meninggal

Kapal penumpang KM Samarinda rute Tarempa - Matak, Kabupaten Anambas, tenggelam, Jumat 26 Juli 2024. Setidaknya tiga orang meninggal.