Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Islam dan Energi Terbarukan

image-profil

image-gnews
Iklan

Fachruddin M. Mangunjaya
Ketua Pusat Pengajian Islam Universitas Nasional

Konferensi PPB untuk Perubahan Iklim (COP22) tahun ini berlangsung di Marrakesh, Maroko, November lalu. Bagi dunia Islam, setelah diumumkan Deklarasi Islam untuk Perubahan Iklim di Istanbul pada 2015, inisiatif gerakan iklim sewajarnya semakin masif dilakukan, termasuk kegiatan yang dilakukan di berbagai belahan dunia Islam.

Sebagai bagian dari penghuni planet bumi, umat Islam harus ambil bagian sebagai pemberi solusi, bukan sebaliknya. Karena itulah kita bergembira tahun ini. Ada komitmen penting negara muslim sebagai penanda tangan COP dan sangat penting ada aksi nyata yang ditunjukkan oleh umat Islam untuk perubahan iklim dengan basis keimanan.

Maroko, misalnya, telah memulai gerakan dengan menggunakan energi terbarukan yang memanfaatkan tenaga matahari. Negara ini mempunyai ambisi menjadi contoh sebagai negara Afrika yang menggunakan panel surya terbesar di daratan Afrika Utara. Baru-baru ini, mereka mengumumkan akan membantu pembangunan panel surya di 600 masjid untuk menurunkan dampak perubahan iklim pada 2019. Ada 100 masjid yang akan diselesaikan pada akhir tahun ini.

Pemerintah Maroko sudah memasang panel surya antara lain di masjid bersejarah Al Qotubiah di Marrakesh dengan papan pemantau emisi dan efisiensi energi. Tentu saja ini sebuah langkah awal yang besar dan pemerintah, melalui Kementerian Agama, akan menginisiasi 70 persen investasi dari kegi-atan tersebut, yang bergandengan tangan dengan para aktivis lingkungan serta dibantu oleh pemerintah Jerman. Hal yang sama juga telah dilakukan di 400 dari 6.300 masjid di Yordania tahun lalu.

Di sisi arena COP22, yang dilakukan oleh Global Muslim Climate Network (GMCN), Indonesia tidak ketinggalan mengumumkan sebuah aplikasi Green Hajj, sebuah petunjuk haji ramah lingkungan berbasis telepon pintar yang disumbangkan oleh dunia akademis dari Pusat Pengajian Islam Universitas Nasional. Sebelumnya, Indonesia juga sudah mencanangkan Program Ekomasjid (masjid ramah lingkungan) yang dipelopori oleh Pemuliaan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Majelis Ulama Indonesia. Kegiatan ini mengusung program penghematan air wudu dan penanaman pohon di berbagai masjid.

Di Pavilion Indonesia pada COP22, MUI juga mengumumkan kontribusinya atas pelarangan pembakaran hutan dan lahan, yakni berupa fatwa kebakaran hutan dan lahan. Kebakaran hutan dan lahan dan pembukaan lahan-lahan baru merupakan 80 persen kontribusi Indonesia dalam perubahan iklim. Jadi, dengan mencegah pembukaan lahan dan hutan yang efektif, Indonesia dapat berkontribusi  signifikan  untuk pengurangan (mitigasi) dalam mengatasi perubahan iklim.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Perubahan iklim memang tengah nyata terjadi. Tapi kita menyaksikan sesungguhnya selama bertahun-tahun sebuah paradoks juga berlangsung di dunia muslim. Di satu sisi, umat Islam, yang mewakili lebih dari seperlima populasi global, hidup di beberapa daerah yang paling terpengaruh oleh perubahan iklim, seperti Turki dan Timur Tengah dengan kekeringan yang semakin meningkat serta banjir tak berkesudahan di Bangladesh dan Indonesia yang kerap kita saksikan.

Sangat disayangkan, hari ini masih banyak negara berpenduduk mayoritas muslim terus berkontribusi terhadap perubahan iklim dengan menggunakan bahan bakar fosil, seperti batu bara, gas, dan minyak dalam jumlah berlebihan. Sekarang sudah saatnya umat Islam berkonsentrasi pada energi terbarukan, terutama di negara pengimpor minyak seperti Indonesia. Indonesia sudah seharusnya menggunakan potensi energi alternatif seperti geothermal yang ada di beberapa kawasan di Sumatera dan Jawa serta secara massif beralih ke energi surya.

Sangat disayangkan pula Indonesia telah memutuskan pembangunan energi tidak terbarukan selama 2014-2019—untuk menghasilkan listrik bertenaga 35 ribu megawatt—berbasis batu bara yang berdampak bukan saja pada kontribusi gas-gas rumah kaca, tapi juga pada lingkungan yang tercemar dan bumi yang berlubang. Ada dampak fatal lainnya yang dikaji oleh UNICEF pada 2016 bahwa batu bara adalah salah satu kontributor terbesar atas tiga juta kematian bayi prematur setiap tahun yang disebabkan  oleh penyakit terkait dengan polusi udara.

Jalan pembangunan yang kita tempuh, dengan energi berbasis batu bara, jelas bertentangan dengan maqasid syariah. Jika fakta terjadi demikian, sudah saatnya pemerintah dan lembaga keuangan Islam, seperti Bank Pembangunan Islam, berkontribusi dengan menggeser arus keuangan dari pembangkit listrik bersumber fosil ke investasi pada energi yang berkelanjutan dan bersih.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Gelombang Panas Ekstrem Melanda Eropa, Negara Mana Saja yang Suhunya Naik?

49 menit lalu

Warga menggunakan payung di bawah sengatan matahari di Tokyo, Jepang, 9 Juli 2024. Jepang diterjang gelombang panas dengan cakupan lebih luas yang belum pernah terjadi sebelumnya. Suhu mencapai rekor tertinggi mendekati 40 derajat celsius, terjadi pada Senin (8/7/2024), di Tokyo dan di wilayah selatan Wakayama. REUTERS/Issei Kato
Gelombang Panas Ekstrem Melanda Eropa, Negara Mana Saja yang Suhunya Naik?

Gelombang panas dengan suhu udara menembus 40 derajat Celcius melanda negara-negara Eropa


Puan Sebut Forum Kerja Sama Parlemen Indonesia-Pasifik Bahas Perubahan Iklim hingga Papua

1 hari lalu

Ketua DPR RI Puan Maharani menyampaikan sambutan dalam pembukaan Indonesia-Pacific Parliamentary Partnership (IPPP) di Jakarta, Kamis, 25 Juli 2024. Sidang Indonesia-Pacific Parliamentary Partnership (IPPP) ke-2 tersebut mengangkat tema Partnership for Prosperity: Fostering Regional Connectivity and Inclusive Development yang bertujuan untuk memperkuat diplomasi parlemen dalan membangun kerja sama dengan negara-negara Pasifik di bidang yang menjadi prioritas bersama, seperti maritim, ekopnomi biru, konektivitas dan pencapaian SDGs. TEMPO/M Taufan Rengganis
Puan Sebut Forum Kerja Sama Parlemen Indonesia-Pasifik Bahas Perubahan Iklim hingga Papua

Ketua DPR RI Puan Maharani menutup forum Kerja Sama Parlemen Indonesia-Pasifik atau Indonesia-Pacific Parliamentary Partnership (IPPP) pada Kamis, 25 Juli 2024.


Suhu Bumi Terus Meningkat dalam Satu Abad, Ini Tandanya

3 hari lalu

Manuel Flores berjalan di area kering yang menunjukkan penurunan permukaan Danau Titicaca, cekungan air tawar terbesar di Amerika Latin, mendekati rekor tingkat terendah, di Pulau Cojata, Bolivia 26 Oktober 2023. Cuaca ekstrem sering menjadi berita utama pada tahun 2023 dari kekeringan hingga badai mematikan menyapu bersih seluruh kota. REUTERS/Claudia Morales
Suhu Bumi Terus Meningkat dalam Satu Abad, Ini Tandanya

Rata-rata suhu bumi meningkat dari 25,4 pada masa 1900, menjadi 26,2 derajat Celsius pada masa kini.


Persediaan Air Jakarta Jauh di Bawah Kebutuhan, BRIN: Bakal jadi Bom Waktu

3 hari lalu

Warga mencuci baju di pinggiran kali saluran irigasi terusan Kalimalang di Desa Karangasih, Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, Rabu 12 Juni 2024. Krisis air bersih membuat warga Desa Karangasih kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti memasak, mandi, hingga mencuci pakaian. TEMPO/Tony Hartawan
Persediaan Air Jakarta Jauh di Bawah Kebutuhan, BRIN: Bakal jadi Bom Waktu

Kebutuhan air di Jakarta setahun terakhir, lebih dari 30 ribu liter per detik, sementara ketersediaan hanya mampu untuk menyalurkan 18 ribu liter air per detik.


CekFakta #269 Di Balik Sikap Tidak Percaya Orang Indonesia Terhadap Perubahan Iklim

7 hari lalu

CekFakta #269 Di Balik Sikap Tidak Percaya Orang Indonesia Terhadap Perubahan Iklim

masih banyak orang yang belum sadar urgensi perubahan iklim


Mitigasi Perubahan Iklim Global, BMKG Resmikan Tower Pemantau Gas Rumah Kaca di Jambi

7 hari lalu

Petugas Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memeriksa alat Actinograph untuk mengukur intensitas radiasi matahari di Taman Alat Cuaca BMKG Jakarta, Rabu, 11 Oktober 2023. BMKG memprediksi musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia akan berlangsung hingga akhir Oktober dan awal musim hujan terjadi pada awal November 2023. Tempo/Tony Hartawan
Mitigasi Perubahan Iklim Global, BMKG Resmikan Tower Pemantau Gas Rumah Kaca di Jambi

BMKG membantu upaya menekan emisi gas rumah kaca guna menahan laju perubahan iklim global. Salah satunya dengan pembangunan tower GRK di Jambi.


Kemendagri Perkuat Sistem Pemetaan Data Wilayah Rawan Bencana

8 hari lalu

Sisifus. Ilustrasi TEMPO/Imam Yunianto
Kemendagri Perkuat Sistem Pemetaan Data Wilayah Rawan Bencana

Kemendagri tengah memperkuat dukungan data untuk program pembangunan lingkungan hidup, ketahanan bencana, dan perubahan iklim.


Sobat Bumi Unri Lakukan Penanaman Pohon Upaya Tekan Emisi Karbon

9 hari lalu

Tim Sobat Bumi Universitas Riau (UNRI) dan Pemerintah Kelurahan Batu Bersurat menggelar aksi penanaman pohon. Foto : UNRI
Sobat Bumi Unri Lakukan Penanaman Pohon Upaya Tekan Emisi Karbon

Tim Sobat Bumi Universitas Riau (Unri) dengan Pemerintah Kelurahan Batu Bersurat menggelar aksi penanaman pohon untuk upaya tekan emisi karbon.


Dikira Bakal Tenggelam, Pulau-pulau di Maladewa Malah Tambah Luas

9 hari lalu

Pulau Male di Republik Maladewa merupakan salah satu pulau yang terpadat. Dalam pulau kecil ini terdapat 133.000 warga yang tinggal di pulau yang juga dikenal sebagai tempat berbulan madu. dailymail.co.uk
Dikira Bakal Tenggelam, Pulau-pulau di Maladewa Malah Tambah Luas

Gelombang dan arus biasanya mengikis pantai dan menyebabkan luas daratan berkurang. Tapi di Maladewa berbeda.


Memahami Konsep Lazy Farming, Ini Maknanya yang Jelas Bukan Petani Malas

13 hari lalu

Ilustrasi - Agribisnis. Strategi Pengembangan Pertanian Agribisnis. dok/agribisnis.ac.id KOMUNIKA ONLINE
Memahami Konsep Lazy Farming, Ini Maknanya yang Jelas Bukan Petani Malas

Apa itu Lazy Farming? Berikut prinsip-prinsip dan manfaat lazy farming.