Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Polisi

Oleh

image-gnews
Iklan

Di sebuah asteroid yang sangat-sangat kecil, ada seorang raja yang duduk di atas takhta tanpa didampingi siapa pun. Jubah besarnya berjela menutupi seluruh planet mini itu. Tak ada tempat bagi yang lain. Syahdan, dalam dongeng Pangeran Kecil Antoine de Saint-Exupery yang termasyhur ini, sang pangeran mengunjungi tempat raja yang kesepian itu. Melihat seorang tamu datang, raja itu pun gembira. "Nah, ini ada rakyat," ia berseru.

Tampak ia sangat merindukan "rakyat". Kita tak tahu sejak kapan. Yang kita jadi tahu dari kisah ini (yang mungkin sebuah amsal) adalah bahwa kekuasaan hanya bisa disebut demikian bila ada orang lain yang dikuasai. Bahkan lebih dari itu: seorang penguasa, mau tak mau, selalu harus memberi pembenaran otoritasnya di depan orang lain, juga bila orang lain itu berada dalam posisi hamba sahaya. Raja dalam cerita Saint-Exupery memerintah, tapi titahnya hanya terlaksana jika yang diperintah merasa cocok. "Otoritas diterima pertama-tama karena ia masuk akal," kata baginda. "Jika kita perintahkan orang membuang diri ke dalam laut, mereka akan membangkang dengan revolusi. Aku punya hak untuk dipatuhi karena titahku masuk akal."

Artinya, hak untuk dipatuhi tak datang dari takdir yang menentukan bahwa sang raja adalah manusia yang lebih utama, tapi justru karena ia pada dasarnya setara dengan mereka yang mematuhinya. Kedua pihak bertolak dari "masuk akal". Ada pengakuan bahwa sang hamba punya posisi yang juga menentukan apa arti "masuk akal".

"Ah! Voil un sujet," seru sang raja: kata sujet saya terjemahkan jadi "rakyat", tapi sebenarnya lebih tepat sujet adalah "sahaya". Kata "sahaya", yang dalam naskah lama Melayu umumnya mengacu ke arti oknum yang tunduk, kemudian berkembang jadi "saya", atau "aku", sebagaimana sang raja.

Demokrasi dimulai dengan dorongan menegaskan bahwa baik raja maupun rakyat masing-masing sebuah subyek, sebuah "saya". Kedua-duanya setara, baik yang berdaulat maupun yang tidak. Seperti telah dilihat Aristoteles di Yunani di abad ke-4 Sebelum Masehi, perjuangan ke arah demokrasi bergerak karena timbulnya kesadaran egaliter, karena keyakinan akan kesetaraan yang mendasar.

Saya kira pepatah lama Melayu "raja adil raja disembah, raja lalim raja disanggah" bermula dari pengalaman sejarah kita: posisi seorang raja adalah sesuatu yang serba mungkin, contingent. Tanpa dasar yang kekal, raja naik atau raja turun karena pergulatan yang tak jarang dibarengi kekerasan. Bahkan di Jepang. Maharaja Jepang, Tenn, yang bertakhta sampai hari ini, dikatakan sebagai keturunan dewi matahari Amaterasu. Tapi sejarah resmi juga mencatat kekuasaan dinasti ini bermula dengan Maharaja Jimmu pada 660 Sebelum Masehi. Kedaulatannya dikukuhkan dengan ekspedisi militer. Gambarnya menunjukkan sosok gagah yang membawa busur besar.

Dengan senjata, tanpa dewi matahari, tanpa sumber yang kekal buat siapa pun, siapa saja bisa berkuasa. Dari situlah demokrasi bangkit. Demokrasi, seperti dikatakan Ranciere dalam "10 Thesis tentang Politik", bukanlah sebuah sistem. Pada dasarnya ia perjuangan politik dari siapa saja yang ambil bagian untuk membangun suatu kehidupan yang bisa mereka terima dan sebab itu punya legitimasi kuat. "Siapa saja" itu berarti juga mereka yang semula "tak masuk hitungan"-seperti Kaum Kulit Hitam di Amerika Serikat yang berjuang menegaskan kesetaraan pada tahun 1960-an.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hasilnya tak bisa ditentukan dengan sebuah formula. Desain para ahli konstitusi atau pemegang doktrin tak selamanya terlaksana. Mereka ini, seperti halnya kaum elite yang terbentuk di suatu kurun waktu, justru yang perlu didobrak. Dalam sejarah, merekalah yang menghambat proses demokratisasi dengan memilah-milah siapa yang berhak jadi penggembala dan yang harus hanya jadi gembala. Politik lahir dari gerakan menggebrak pemilahan itu. Politik dalam hal ini sama dengan semangat demokrasi: sebuah "dissensus", bukan konsensus.

Tak mengherankan bila demokrasi mengundang para pembencinya. Ranciere mengingatkan hal itu dalam La haine de la democratie (versi Inggrisnya, Hatred of Democracy): kebencian kepada demokrasi tak akan berkesudahan. Di masa Yunani Kuno ia ditertawai, di abad ke-20 di zaman Fasisme ia dianggap "asing" atau "berbahaya", di Indonesia dulu dan kini ia dianggap "impor Barat" dan harus diwaspadai. Mendukung demokrasi yang menegaskan hak rakyat, kata pembenci demokrasi, sama halnya dengan mendukung suara yang bodoh atau kacau.

Dan itulah yang hari-hari ini terjadi: rakyat, yang dalam beberapa pemilihan selama hampir satu dasawarsa sanggup menunjukkan betapa pentingnya hak politik bagi mereka, dan sekaligus menunjukkan kesanggupan mereka mengelola konflik dan dissensus, oleh pendukung oligarki di parlemen disisihkan. Lembaga perwakilan rakyat berhenti mewakili kehendak rakyat. Representasi yang berasumsi akan mencerminkan secara sempurna apa yang direpresentasikannya ternyata cuma ilusi besar, dan kini jadi dusta.

Dengan demikian, politik dibekukan. Sebagai gantinya akan ditegakkan "Polisi", untuk mengikuti istilah Ranciere: pengaturan, pengendalian, dan penjagaan hidup orang banyak, melalui lembaga-lembaga yang didirikan. Polisi ini akhirnya hanya membuat posisi para penguasa lembaga kukuh, dengan alasan merekalah sang penjaga.

Tapi perlawanan akan terjadi. Dalam Pangeran Kecil, sang raja merumuskan hidupnya sebagai pemerintah dan pengatur. Dialah penegak Polisi. Ia minta tamunya jadi "menteri kehakiman" di asteroid yang praktis kosong itu. Tapi sang tamu sudah melihat betapa ganjilnya raja yang tanpa rakyat itu.

Dan ia pun menolak.

Goenawan Mohamad

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


PSN Rempang Eco City Tetap Lanjut, Walhi: Suara Rakyat Diabaikan

3 menit lalu

Warga Rempang bentangkan spanduk di atas kapal di laut Pulau Rempang, Kota Batam, Senin, 20 Mei 2024. TEMPO/Yogi Eka Sahputra
PSN Rempang Eco City Tetap Lanjut, Walhi: Suara Rakyat Diabaikan

Pemerintah memutuskan untuk tetap melanjutkan Proyek Strategis Nasional (PSN) Rempang Eco City. Walhi sebut pemerintah abaikan suara rakyat.


Segini Harta Kekayaan Hakim MA yang Perintahkan Rumah Istri Rafael Alun Dikembalikan

3 menit lalu

Terdakwa mantan pejabat eselon III kabag umum Kanwil Ditjen Pajak Jakarta Selatan II, Rafael Alun Trisambodo (tengah) berbincang dengan kuasa hukumnya saat mengikuti sidang pembacaan surat amar putusan, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Senin, 8 Januari 2024. Rafael menyatakan masih pikir-pikir soal kemungkinan mengajukan banding atas vonis 14 Tahun penjara dan denda Rp 500 juta yang dijatuhkan  Majelis Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi kepadanya. TEMPO/Imam Sukamto
Segini Harta Kekayaan Hakim MA yang Perintahkan Rumah Istri Rafael Alun Dikembalikan

Lewat putusan kasasi, hakim MA (Mahkamah Agung) memerintahkan harta istri Rafael Alun Trisambodo dikembalikan. Segini kekayaan hakim tersebut.


Kupas Tuntas Perpres Nomor 76 Tahun 2024 Soal IUP yang Baru Disahkan Presiden Jokowi

13 menit lalu

Presiden Jokowi memberikan keterangan usai meluncurkan golden visa Indonesia di hotel ritz carlton, Jakarta Selatan, Kamis,  25 Juli 2024. TEMPO/Daniel a. Fajri
Kupas Tuntas Perpres Nomor 76 Tahun 2024 Soal IUP yang Baru Disahkan Presiden Jokowi

Di dalam JDIH Kemensesneg di Jakarta telah memuat ketentuan distribusi IUP kepada kelompok masyarakat tercantum dalam Pasal 5A ayat (1).


Persiapan yang Harus Dilakukan Sekolah Saat Penghapusan Jurusan di SMA Dihapus

17 menit lalu

Siswa SMA melihat koleksi Museum Adityawarman di Ruangan Perhiasan pada 21 September 2023. (TEMPO/Fachri Hamzah)
Persiapan yang Harus Dilakukan Sekolah Saat Penghapusan Jurusan di SMA Dihapus

Kemendikbudristek mulai menerapkan penghapusan jurusan IPA, IPS, dan Bahasa di SMA pada tahun ajaran 2024/2025.


2 Pengajar Pondok Pesantren di Kabupaten Agam Diduga Sodomi 40 Santri Sejak 2022

30 menit lalu

ilustrasi
2 Pengajar Pondok Pesantren di Kabupaten Agam Diduga Sodomi 40 Santri Sejak 2022

2 pengajar salah satu pondok pesantren di Kecamatan Canduang, Kabupaten Agam, ditangkap Polresta Bukittinggi karena mencabuli 40 santri.


Kata Dasco Gerindra Soal Usul Pelaksanaan Pilpres dan Pileg Dipisah

30 menit lalu

Ketua Harian Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad saat ditemui usai menghadiri acara Silaturahmi dan Tasyakuran DPD Gerindra DKI Jakarta di Tavia Heritage Hotel, Jakarta Pusat pada Kamis, 9 Mei 2024. TEMPO/Adinda Jasmine
Kata Dasco Gerindra Soal Usul Pelaksanaan Pilpres dan Pileg Dipisah

Dasco menyatakan lebih setuju Pilpres dan Pileg dilaksanakan bersamaan.


Dekat Puncak Kemarau, BMKG Prediksi Hujan Tetap Guyur 19 Wilayah di Indonesia

33 menit lalu

Puluhan pengendara motor berteduh di bawah tiang pancang LRT saat hujan yang cukup lebat, di Jalan protokol Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Senin, 6 April 2020. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis peringatan dini cuaca ekstrem di Indonesia. TEMPO/Imam Sukamto
Dekat Puncak Kemarau, BMKG Prediksi Hujan Tetap Guyur 19 Wilayah di Indonesia

BMKG memperkirakan 19 wilayah di Indonesia bakal tetap dibasahi hujan intensitas sedang hingga lebat hingga awal Agustus 2024.


PPATK Ungkap Ada Masyarakat Berpenghasilan di Atas Rp 1 Miliar Main Judi Online dengan Deposit Rp 4,8 Miliar

33 menit lalu

Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Ivan Yustiavandana memberi laporan dalam acara Peringatan 22 Tahun Gerakan Nasional Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU PPT) di Istana Negara, Jakarta, Rabu 17 April 2024. Indonesia telah dinyatakan secara aklamasi diterima sebagai Anggota Financial Action Task Force on Money Laundering and Terrorism Financing (full membership). Keberhasilan tersebut diperoleh dalam FATF Plenary Meeting di Paris, Perancis yang dipimpin oleh Presiden FATF, MR. T. Raja Kumar pada Rabu, 25 Oktober 2023. TEMPO/Subekti.
PPATK Ungkap Ada Masyarakat Berpenghasilan di Atas Rp 1 Miliar Main Judi Online dengan Deposit Rp 4,8 Miliar

PPPATK ungkap sejumlah masyarakat berpenghasilan di atas Rp 1 miliar main judi online.


Jelang Laga Pertama Olimpiade Paris 2024, Apriyani / Fadia Sudah Intip Kekuatan Pasangan Jepang

52 menit lalu

Ekspresi pebulutangkis Ganda Putri Indonesia Apriyani Rahayu dan Siti Fadia Silva Ramadhanti saat berhadapan dengan pebulutangkis Ganda Putri Malaysia Pearly Tan dan Thinaah Muralitharan pada babak 16 besar Kapal Api Indonesia Open 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Kamis, 6 Juni 2024. Apriyani Rahayu dan Siti Fadia Silva Ramadhanti kalah dengan skor 18-21 dan 19-21 gagal melaju ke babak selanjutnya. TEMPO/M Taufan Rengganis
Jelang Laga Pertama Olimpiade Paris 2024, Apriyani / Fadia Sudah Intip Kekuatan Pasangan Jepang

Apriyani / Fadia memastikan persiapannya berjalan baik menjelang laga pertama di Olimpiade Paris 2024.


Timnas Indonesia U-19 vs Malaysia di Semifinal Piala AFF U-19 2024 Sabtu Malam Ini, Indra Sjafri: Laga Penuh Gengsi

58 menit lalu

Pelatih Timnas Indonesia U-19 Indra Sjafri. TEMPO/Randy
Timnas Indonesia U-19 vs Malaysia di Semifinal Piala AFF U-19 2024 Sabtu Malam Ini, Indra Sjafri: Laga Penuh Gengsi

Timnas Indonesia U-19 akan menghadapi Malaysia di semifinal Piala AFF U-19 2024 pada Sabtu malam, 27 Juli.